APLIKASI REAL COUNT PEMILIHAN KEPALA DAE

APLIKASI REAL COUNT PEMILIHAN KEPALA DAERAH
SEBAGAI ALAT UKUR PEMETAAN POLITIK PARTAI
STUDI KASUS TAPANULI UTARA
Yoshida Sary, S.Kom, M.Kom Dosen STMIK TIME MEDAN

Yochie56@yahoo.com
Abstract
Pemilihan Kepala Daerah atau disingkat PILKADA pada kenyataan di lapangan banyak terjadi kecurangan pada
saat pelaporan hasil peroleh suara. Indikasi kecurangan pun tidak hanya terjadi pada tingkat TPS saja namun juga
bisa terjadi di tingkat Desa, kelurahan, kecamatan atau tempat lainnya. Hasil akhir perolehan suara pun jika
menunggu pengumuman resmi yang dikeluarkan KPU akan memakan waktu yang lama. Pada masa ini pula
kecurangan atau kesalahan juga bisa saja terjadi. Sehingga kandidat maupun partai politik penggusung tidak
mengetahui adanya kecurangan atau kesalahan tersebut. Kandidat tidak dapat segera langsung mengetahui hasil
perolehan suara diseluruh TPS. Sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat mengetahui secara cepat hasil
perhitungan perolehan suara per TPS. Kecepatan dan ketepatan data perolehan suara dibutuhkan agar Dewan
Pimpinan Pusat Partai Politik tersebut juga bisa segera mengetahui perkembangan jumlah suara pada saat
berlangsungnya perhitungan suara di seluruh TPS. Aplikasi Real Count Pilkada berfungsi untuk membantu
perhitungan suara secara real dan hasilnya dapat diketahui secara langsung dalam sebuah aplikasi web.
Kata kunci: real count, pilkada, web

1.


Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah
Perhitungan Cepat atau biasa disebut quick count pada
pemilihan kepala daerah (Pilkada) yaitu sistem hitung
cepat hasil perolehan suara dengan mengambil
beberapa sampel TPS saja. Hasil cepat pun bisa didapat
hanya berselang beberapa jam saja sejak penutupan
pencoblosan suara. Namun hasil perolehan suara sering
kali tidak akurat dan berbeda bahkan dibeberapa
pilkada, hasil quick count meleset. Hal ini disebabkan
ada margin error 3-5%. Penyelenggara quick count
hanya melaporkan data total, tetapi tidak menampilkan
data detail per TPS. Quick count biasanya lebih cocok
dipakai untuk media massa seperti TV, Koran atau
media portal berita di internet.
Salah satu partai politik penggusung calon kepala
daerah ingin mengetahui lebih detail berapa jumlah
perolehan suara di tiap TPS dari tingkat desa/kelurahan

sampai kota/kabupaten. Sehingga partai tersebut
memiliki data akurat yang nanti nya dapat dijadikan
acuan perbandingan jumlah suara yang dihitung oleh
KPU.
Makalah ini mencoba mengangkat topik tersebut
dengan mencoba membuat perancangan aplikasi yang

paling tepat untuk mengakomodasi kebutuhan data
perolehan jumlah suara diseluruh TPS secara akurat.
Data perolehan jumlah suara tidak hanya penting untuk
diketahui oleh kandidat, namun partai politik
penggusung calon kepala daerah sampai ke tingkat
dewan pimpinan pusat juga ingin mengetahui data
pasti secara online. Untuk itu peneliti tertarik dengan
mengambil judul “Aplikasi Real Count pemilihan
Kepala Daerah Studi Kasus Kabupaten Tapanuli
Utara”.

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah:

a. Membantu kandidat dan partai penggusung calon
kepala daerah untuk mengetahui hasil
perhitungan suara diseluruh TPS secara akurat.
b. Mengetahui perbandingan perhitungan suara
versi KPU jika terjadi perbedaan hasil
perhitungan suara.
c. Sebagai acuan untuk pengawasan perhitungan di
semua TPS.
d. Mengetahui kekuatan politik partai disetiap
daerah dari tingkat kabupaten sampai ke
kelurahan.
e. Mengantisipasi penggelembungan suara di TPS
oleh kandidat lain.

Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Partai politik dan kandidat mendapatkan hasil
pemetaan suara untuk kebutuhan penyusunan
strategi apabila terjadi pilkada putaran kedua.
b. Dapat digunakan sebagai acuan dalam keperluan
pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan

pemilihan gubernur di masa yang akan datang.

dan tidak menanyakan pada pemilih siapa dan
bagaimana mereka memilih, melainkan berdasarkan
fakta karena data diambil langsung TPS sehingga
datanya pun lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Metode pengumpulan data secara komprehensif (data
dari semua TPS) dengan menggunakan relawanrelawan dari kandidat masing-masing.
2.2. Situs Web

1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
a. Bagaimana merancang tampilan antar muka hasil
real count pilkada agar bisa disaksikan melalui
layar televisi di Media center pemenangan
kandidat.
 
b. Bagaimana membangun aplikasi back-end untuk
penginputan hasil perhitungan suara per TPS.
 



 
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini adalah:
a. Pengumpulan data hasil perolehan perhitungan suara
dilakukan menggunakan media komunikasi melalui
telepon bukan sms.
b. Aplikasi
dibangun
menggunakan
bahasa
pemrograman berbasis web yaitu php dan sebagai
tempat untuk basis data digunakan MySQL.

2. Landasan Teori
2.1

Defenisi Real Count.
Perhitungan Suara Cepat Secara Riil (Real

Count) atau juga dikenal sebagai Tabulasi Suara
Paralel (Parallel Vote Tabulation) merupakan salah
satu metode yang berguna untuk memantau proses
pemungutan suara. Real Count merupakan sebuah
proses pengumpulan informasi oleh ratusan relawan
melalui pemantauan langsung saat pemungutan dan
perhitungan suara di seluruh tempat pemungutan suara
(TPS) yang yang ada. Pemantau mencatat informasi,
termasuk hasil perhitungan suara yang ada, dan
melaporkan hasil tersebut ke pusat pengumpulan data
(Server) melalui telepon.

Real count atau hitung nyata merupakan suatu sistem
yang menampilkan hasil perolehan suara (voting)
dalam suatu pemilihan umum (pemilu). Artinya real
count merupakan perhitungan untuk memperoleh hasil
pemilihan yang nyata tanpa perwakilan sebagai
sampel.
Real Count tidaklah sama dengan penelitian opini
publik maupun exit polling. Real Count bukan opini


Situs web atau sering disingkat dengan istilah
situs adalah sejumlah halaman web yang memiliki
topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan
berkas-berkas gambar, video, atau jenis-jenis berkas
lainnya. Sebuah situs web biasanya ditempatkan
setidaknya pada sebuah server web yang dapat diakses
melalui jaringan seperti internet, ataupun jaringan
wilayah lokal (LAN) melalui alamat internet yang
dikenal sebagai URL. Gabungan atas semua situs yang
dapat diakses publik di internet disebut pula sebagai
World Wide Web (WWW).
Sebuah situs web secara umum digunakan
untuk menyebar luaskan informasi dalam berbagai
bentuk dan tujuan, dan/atau memberikan layanan
secara terhubung (online). Layanan dalam situs web
sangat beragam dan belum dapat secara pasti
dibatasi/dikategorikan, karena perkembangan teknologi
yang kerkaitan dengan internet terus berkembang.
Tujuan penggunaannya pun sangat beragam, ada yang

menjadi portal berita, media jejaring social, email,
multimedia, perorangan (blog), komersial, maupun
kepemerintahan.
2.3. Modul yang ada pada aplikasi real count.
1. Perhitungan Suara secara riil akan lebih akurat,
dengan menggunakan sistem komputerisasi pada
saat pelaksanaan Pilkada.
2. Proses penginputan suara di pusat pengolahan data
(scanner) langsung dari TPS melalui media
komunikasi langsung ke relawan dan diproses ke
Media Center secara realtime sehingga menit per
menit rekapitulasi perolehan suara dapat diketahui
dan Maksimal 24 jam rekapitulasi perhitungan
seluruh TPS dapat diselesaikan .
3. Aplikasi Real Count dikembangkan dengan
berbasis web agar dapat diakses dari masa saja.
Aplikasi dirancang khusus untuk perhitungan
suara secara riil/detail dan bukan menggunakan
metode statistik.
4. Aplikasi real count dapat dilihat secara langsung

proses perhitungan suara dari awal hingga akhir
melalui Layar lebar (Screen LCD).

5.

6.

Hasil Rekapitulasi Suara Aplikasi Real Count
dapat dijadikan sebagai data pembanding dengan
hasil Rekapitulasi suara KPU.
Hasil Lengkap aplikasi Real Count dapat diperoleh
dalam bentuk print out.

Tujuan Aplikasi Real Count
1. Untuk Membantu Calon di Pilkada dalam
perhitungan suara diseluruh TPS.
2. Membandingkan Perhitungan suara KPU dengan
Perhitungan suara yang dilakukan oleh Kandidat
Pilkada melalui Aplikasi Real Count
3. Sebagai Alat Pengontrolan Perhitungan disemua

TPS
4. Memperoleh Informasi perolehan suara secara real
time
5. Menjaga hasil perhitungan suara dari manipulasi
politik.
6. Menjaga Pilkada Jurdil karena input suara
langsung dari TPS
Metode pengembangan perangkat lunak.
Metode yang digunakan dalam proses pengembangan
perangkat lunak berbasis web
1. Web Rapid Application Development (Web RAD)
2. Waterfall Model (Model Rekayasa Web Air
Terjun)
3. Modified Waterfall Model (Variasi Rekayasa Web
variasi Model Air Terjun)
Web Rapid Application Development (Web RAD)
• Adalah proses pembuatan situs web dimana
desainer tidak memerlukan banyak diskusi
dengan pihak pengguna sehubungan dengan
desain situs web yang ditampilkan.

• Metode ini dapat mempercepat proses pembuatan
web, tapi mengakibatkan banyak kekurangan
yang terjadi.
• Metode ini tidak disarankan untuk pembuatan
aplikasi web berskala besar.
Waterfall Model (Model Rekayasa Web Air Terjun)
• Adalah proses pembuatan situs web secara
terstruktur dan berurutan dimulai dari penentuan
masalah, analisa kebutuhan, perancangan
implementasi, integrasi, uji coba sistem,
penempatan situs web dan pemeliharaan.
• Metode ini cocok untuk pembuatan situs web
berskala besar.
• Penentuan Masalah ; Pada tahap ini dilakukan
diskusi antara pihak pengembang dan pengguna
mengenai apa tujuan pembuatan situs web bagi
pengguna dan apa saja keuntungan yang













diperoleh pengguna dari pembuatan situs web
tersebut.
Analisa Kebutuhan ; pada tahap ini dilakukan
analisa kebutuhan dan spesifikasi lengkap tentang
isi, jenis skrip yang digunakan, menentukan web
statis atau dinamis, penggunaan multimedia dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya. Pada tahap ini
harus menerangkan sejelas-jelasnya terhadap situs
web yang akan dibangun
Perancangan ; pada tahap ini kelompok web
desainer dan kelompok web programmer
berkolaborasi dalam menentukan rancangan situs
web sesuai dengan spesifikasi yang diberikan.
Kelompok web desainer membuat rancangan
tampilan visual sedangkan web programer
menentukan rancangan program yang dibutuhkan
dalam pembuatan fasilitas-fasilitas yang ada pada
situs web
Implementasi ; pada tahap ini dilakukan proses
implementasi terhadap seluruh situs web sesuai
dengan tugas masing-masing kelompok. Pada
tahap ini dilakukan proses uji coba masingmasing unit, sehingga dapat diketahui bagian
mana yang masih harus diperbaiki.
Integrasi ; adalah tahapan yang dilakukan
penggabungan dari semua komponen penyusun
situs web, sehingga menjadi situs web yang solid
dan sesuai dengan spesifikasi yang ada.
Uji coba sistem ; pada tahap ini dilakukan proses
uji coba terhadap sistem yang dibangun termasuk
di dalamnya sistem navigasi, fasilitas situs web
seperti buku tamu, counter, login pengguna dan
fasilitas lainnya diuji kinerjanya, sehingga dapat
diketahui bagian-bagian mana yang belum
berfungsi dengan baik.
Penempatan dan pemeliharaan situs web ; pada
tahap ini situs web siap untuk dipublikasikan di
internet. Pada proses ini selain pemeliharaan
hosting yang baik juga perlu diperhitungkan
pemeliharaan situs web tersebut. Seperti isinya
perlu diganti atau diperbaiki yang pada dasarnya
adalah menjadi tugas web administrator.

Modified Waterfall Model (Variasi Rekayasa Web
variasi Model Air Terjun)
• Pada dasarnya metode ini adalah penyempurnaan
dari metode air terjun (waterfall mode). Hal ini
disebabkan karena adanya kelemahan yang sangat
mendasar dari waterfall model. Yaitu pada tahap
penentuan masalah dan analisa kebutuhan
menjadi tulang punggung keberhasilan proyek
pembuatan situs web.

Use-Case
Use case merupakan teknik berdasarkan skenario yang
mendeskripsikan model sistem berorientasi objek, yang
mengidentifikasikan aktor yang terlibat dalam interaksi
dan nama dari tipe interaksi tersebut.



Perencanaan persiapan dalam pembuatan proyek
website adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Pembuatan Situs Web
• Mengapa pengguna memerlukan situs web ?
• Mengapa situs web yang dibangun
memerlukan teknologi canggih ?
• Mengapa situs memerlukan komponen
mulitmedia?



2.

Menentukan Siapa pengunjung Situs Web
• Jangan terlalu fokus pada jangkauan situs
web.
• Range usia.
• Latar belakang target pengunjung utama.
• Akses situs web

3.

Analisa Kebutuhan dan Spesifikasi Situs Web.
• Menentukan apakah situs web yang dibangun
bersifat dinamis atau statis.
• Situs web statis adalah situs yang dalam
menampilkan informasinya tidak memisahkan
antara isi dan presentasi atau secara singkat
isinya tetap.
• Situs dinamis adalah situs web yang dalam
menampilkan informasinya memisahkan
antara isi dan presentasi, dan isinya bersifat
dinamis atau dapat diubah setiap saat tanpa
mengubah seluruh dokumen HTML.
• Memilih jenis situs web yang akan dibangun
berdasarkan jenis isi dan keinginan pengguna.
• Memilih database server.
• Membuat skema database.
• Menentukan requirement dari sistem yang
digunakan pengguna.
• Menentukan kebutuhan isi situs web.
• Menentukan kebutuhan fungsional situs web.
• Menentukan kebutuhan sistem situs web.
Tahapan dalam pengerjaan proyek aplikasi web
1. Desain
2. Implementasi
3. Integrasi Sistem
4. Penempatan Situs Web
5. Pemeliharaan Situs Web.

1. Desain
Tahapan desain ini pun terdapat beberapa tahapan
sebagai berikut :







Desain visual ; adalah web desainer menentukan
tampilan halaman web, seperti letak banner,
navigasi, logo untuk situs web.
Desain teknologi ; adalah pendefinisian prosedurprosedur yang diperlukan dan antar muka antara
prosedur tersebut (bila situs web bersifat dinamis)
Desain struktur informasi ; web desainer
menentukan bagaimana isi situs (informasi) bisa
dicocokkan dengan halaman web. Dijelaskan
secara singkat bagaimana sumber informasi pada
isi situs dipecah-pecah sesuai dengan struktur dari
situs web dan dihubungkan dengan link-link.
Pembuatan Storyboard yaitu digunakan untuk
mengemukakan bagaimana layout dan navigasi
situs web yang berguna agar klien dapat
mengetahui bagaimana situs web yang dibangun
bekerja. Bila pengguna sudah setuju, maka dapat
dilanjutkan dengan proses pembuatan prototipe.
Pembuatan prototipe: Pada tahap ini dibuat
beberapa desain halaman depan situs web. Hal ini
dilakukan karena seluruh desain halam situs web
akan mengacu pada desain halaman depan ini.

2. Implementasi
Pada tahapan ini merupakan tugas dari web desainer
yaitu :
• Membuat image-image pada halaman situs web.
• Menata ulang letak banner, link dan animasi
sesuai masukan dari klien terhadap prototipe yang
dibuat.
• Mengatur isi situs pada setiap halaman sesuai
pembagian kategori isi.
• Membangun situs web mulai halaman depan
sampai halaman akhir dengan aplikasi web editor
sesuai dengan struktur web yang dipilih.
• Melakukan uji coba setiap halaman situs web
yang akan dibangun untuk menekan tingkat
kesalahan situs web secara keseluruhan.
• Selalu memperhatikan prinsip-prinsip desain web.
• Menggunakan bahasa pemrograman yang telah
disepakati pada tahap analisis kebutuhan sistem.
• Membagi tugas pemrograman dengan memecahmecah setiap unit pemrograman yang besar
menjadi unit yang kebih kecil.
• Melakukan pengkodean terhadap setiap unitunit kecil tersebut.
• Pada pembuatan fasilitas yang berhubungan
dengan database, web programer mebuat
script untuk mengakses database sesuai
dengan MDL (model data logika) yang telah
dibuat selanjutnya mengimplementasikan
dalam pemrograman.



Melakukan uji coba kinerja program pada setiap
unit pemrograman, sehingga kinerja web
programer lebih efektif dan efisien.

3. Integrasi Sistem
• Web desainer menggabungkan semua halaman
situs dan memastikan tidak ada kesalahan link
(broken link).
• Web desainer membuang semua tag-tag HTML
yang tidak berguna yang biasanya dibuat oleh
program aplikasi editor web.
• Web programer menggabungkan unti-unti
pemrograman dan memastikan tidak ada
kesalahan dalam pemrograman (error free)
• Web
desainer
dan
web
programer
menggabungkan semua komponen-komponen
situs web (image, isi, link, animasi, buku tamu,
login pengguna, dll)
• Melakukan uji coba terhadap kinerja situs web
secara keseluruhan.
4. Penempatan Situs Web
• Memastikan tidak ada masalah pada situs web
yang dibangun.
• Memiliki web hosting.
• Mendaftar ke ISP.
• Mengupload file-file ke server.
5. Pemeliharaan Situs Web
• Update isi, keterangan, artikel, dll.
• Mengganti image, gambar dan elemen grafis
lainnya.
• Menambahkan atau mengurangi halaman,
• Manupilasi image dan penambahan image
berdasarkan usulan klien.
• Newsletter dan pemeliharaan daftar e-mail.
• Update keranjang belanja.
• Pembuatan dokumen pdf dan uploading.
• Mendesain ulang (bila diperlukan).

3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Studi Data
Mengumpulkan data-data mengenai real count,
metode real count, data TPS dari tingkat desa,
kecamatan, kabupaten/kota dan sebagainya.
b. Observasi
Metode observasi dilakukan dengan cara
pengamatan secara langsung ke partai politik
penggusung kandidat bagaimana kebutuhan partai
akan kebenaran data yang diperoleh, cara

c.

d.

menyampaikan data hasil perhitungan suara dan
lain-lain.
Studi Literatur
Studi literature dilakukan dengan mencari bahanbahan artikel yang ada di Internet, buku-buku,
jurnal dan penelitian yang berkaitan dengan
pilkada dan metode real count.
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tim pemenangan
partai dan kandidat. Wawancara ditujuan untuk
mendapat masukan data apa saja yang dibutuhkan
oleh partai, bagaimana menampilkan hasil
perolehan suara baik melalui media website atau
ditampilkan di media televisi agar bisa disaksikan
bersama di media center tim pemenangan.

4. Analisa dan Pembahasan
4.1 Analisa sistem
Proses pengembangan aplikasi real count pilkada
kandidat berbasis web adalah sebagai berikut:
1. Melakukan survei untuk mendapatkan gambaran
mengenai proyek yang akan dikerjakan. Survei
pendahuluan dapat langsung berupa pengambilan
data dari partai politik penggusung kandidat,
penggalian data apa saja dibutuhkan, output yang
ingin ditampilkan dari aplikasi, data kecamatana,
kelurahan, desa, TPS dan lain sebagainya.
2. Proses analisis dan desain sistem. Analisis dan
desain sistem berguna untuk mengetahui dan
memberikan gambaran aplikasi baik secara detail
dan menyeluruh, mengidentifikasi permasalahan
kebutuhan dan melakukan perencanaan terhadap
sistem. Desain sistem meliputi perancangan
pembuatan basis data untuk memudahkan
implementasi pembuatan program aplikasi.
3. Programming. Programming merupakan proses inti
dalam pengerjaan aplikasi real count. Dalam proses
ini memuat permintaan kandidat akan suatu
aplikasi, yang akan membantu memecahkan
permasalahan partai politik penggusung kandidat.
Programming merupakan proses pembuatan
aplikasi sesuai dengan permintaan kandidat.
Masing-masing modul yang dibuat ditunjukkan
kepada kandidat atau tim media center pemenangan
untuk disesuaikan dengan permintaan dan
kebutuhan.
4. Testing atau Uji Coba. Testing adalah tahapan
dimana aplikasi mulai diuji coba oleh operator
aplikasi yang merupakan tim dari media center

pemenangan kandidat apakah aplikasi mudah
digunakan, semua modul bisa berjalan dengan baik,
dan output yang dihasilkan apakah sudah sesuai
dengan kebutuhan. Selama masa testing akan ada
terjadi perbaikan dan penambahan modul agar
aplikasi dapat berfungsi secara maksimal pada saat
pilkada berlangsung.
5. Uploading. Tahapan ini adalah dimana website siap
untuk dionlinekan di server web. Sebelumnya harus
mendaftarkan nama domain dan memiliki web
hosting terlebih dahulu. Pada tahapan ini
programming juga melakukan testing di server web
apakah aplikasi sudah berjalan dengan baik.
6. Implementasi. Adalah tahapan dimana aplikasi
sudah dapat dan siap untuk digunakan pada hari
pemilihan.

4.2. Pembahasan
Pada saat pilkada berlangsung dan tahapan
pencoblosan surat suara telah selesai maka kemudian
tahapan selanjutnya adalah penghitungan surat suara.
Relawan setiap TPS akan menunggu sampai proses
a.
perhitungan selesai. Kemudian relawan merekap secara
manual hasil perhitungan suara didalam satu formulir
yang telah disiapkan dari Media center pemenangan
kandidat. Setelah selesai merekap kemudian relawan
mulai melakukan komunikasi secara langsung ke
operator aplikasi real count yang telah ditunjuk sesuai
dengan kecamatannya.
Selanjutnya data tersebut akan disimpan dalam sebuah
database (DB) yang berhubungan langsung dengan
sebuah aplikasi web untuk menampilkan secara realtime hasil perhitungan suara yang diperoleh, yang
kemudian akan disajikan dalam 2 bentuk, yaitu dalam b.
bentuk grafik dan teks. Aplikasi web ini dikelola oleh c.
seorang administrator, yang bertugas mengontrol kerja
aplikasi. Proses kerja aplikasi real count ini dapat
digambarkan seperti pada gambar 1 berikut ini:

Gambar 1. Deskripsi Umum Aplikasi Real Count
1. Karakteristik Pengguna
Karakteristik dari pengguna Aplikasi real count
Pilkada terbagi atas 2, seperti yang terlihat pada tabel
karakteristik pengguna berikut ini:
Aktor Pengelola web
Nama Aktor
Administrator

Petugas/operator
desk pilkada

Defenisi
Administrator bertugas untuk
mengontrol jalannya aplikasi
web
Petugas yang mempunyai hak
akses untuk mengirim hasil
perhitungan suara

Tabel 1. Tabel aktor pengelola web
Aktor Pengguna web
Nama Aktor
Eksternal (Peneliti,
Politisi, LSM,
Masyarakat Umum
dan pihak-pihak lain

Defenisi
Aktor yang
mendapatkan layanan
untuk melihat hasil
perhitungan suara.

Tabel 2. Tabel aktor pengguna web

2. Kebutuhan Antarmuka Eksternal
Antarmuka Pemakai
Aplikasi real count pilkada menggunakan antar muka
berbasis web. Pengguna dapat mengoperasikan website
menggunakan pirarti input-an, keyboard dan mouse

yang dilengkapi dengan sistem operasi Windows atau
Linux atau mac os.

Tidak ada batasan performasi, karena kemampuan
perangkat-keras yang digunakan telah memadai.

Antarmuka Perangkat-Keras
Aplikasi real count berjalan di server hosting yang
disewa pertahun. Sehingga tidak dibutuhkan
penyediaan perangkat keras berupa server. Untuk
petugas/operator dan pengguna dapat menggunakan
perangkat keras Personal Computer (PC) dengan
spesifikasi minimum Processor core duo, Memory
RAM 1G, Harddisk 40G, dan sistem operasi.
Handphone yang digunakan untuk komunikasi relawan
dengan petugas desk pilkada. TV LCD dengan ukuran
yang besar untuk para pendukung kandidat yang ingin
menyaksikan berlangsungnya perhitungan secara riil di
media center.

Batasan Memori
Besarnya memory yang dibutuhkan untuk menjalankan
perangkat lunak aplikasi minimal 512 MB.

Antarmuka Perangkat-Lunak
Aplikasi real count adalah program yang dibangun
dengan menggunakan bahasa pemograman PHP dan
database MySQL.
Kebutuhan Fungsional Deskripsi Proses
1. Proses penerimaan data suara di TPS dilakukan
dengan cara melakukan komunikasi melalui
telepon/handphone ke relawan yang berada di TPS.
2. Proses pada aplikasi web.
• Proses penginputan data suara ke TPS
• Proses menampilkan hasil kalkulasi suara
pilkada
Conceptual Data Model
Conceptual Data Model menunjukkan hubungan antar
entitas serta atribut-atribut dari masing-masing entitas
tersebut. CDM untuk aplikasi real count di gambarkan
pada gambar berikut ini:

Modus Operasi
Modus operasi perangkat lunak SI-Q-CUP ada dua,
yaitu sebagai berikut:
1. Level pengelola: dapat melihat sistem secara
keseluruhan dan melakukan perbaikan untuk
aplikasi web jika diperlukan.
2. Level pengguna: pada level ini, pengguna di bagi
menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
• Petugas desk pilkada: dapat melakukan
pengiriman hasil suara yang diperoleh oleh
masing-masing TPS
• Pengguna Eksternal: terdiri atas peneliti,
politisi, LSM, masyarakat, dan pihak lain
yang menggunakan system ini, yang mana
pengguna eksternal ini hanya dapat melihat
hasil perolehan suara dalam aplikasi web yang
tersaji dalam bentuk grafik dan teks.
Kebutuhan Adaptasi Lokasi
Aplikasi real count hanya dapat diaplikasikan dalam
lokasi yang memiliki jaringan terkoneksi ke internet.
Keandalan
Sistem disajikan dalam bentuk aplikasi web, yang
dapat diakses dengan protokol HTTP. Protokol HTTP
merupakan protokol yang umum digunakan dalam
aplikasi internet.
Ketersediaan
Aplikasi web dapat diakses selama 7 hari seminggu
dan 24 jam sehari, dalam jangka waktu tertentu selama
event pilkada berlangsung.
Keamanan
Aplikasi web diakses dengan menggunakan protokol
HTTPS. Protokol HTTPS merupakan protokol HTTP
yang dilapisi lapisan TLS Protocol Version 1.1 (RFC
4346) di atasnya. Protokol ini biasa disediakan oleh
server hosting yang disewa.

Gambar 2. Conceptual Data Model Aplikasi Real
Count
Kebutuhan Non-Fungsional Performasi

Use-Case
Untuk aplikasi real count pilkada, ada 3 aktor yang
terlibat dalam sistem, yaitu administrator, petugas TPS
dan masyarakat umum. Sedangkan use case yang
terjadi ada 4, yaitu yang mendaftarkan petugas
operator yang dilakukan oleh aktor administrator,
mengirimkan informasi jumlah suara yang dilakukan

relawan kepada aktor petugas TPS, sedangkan aktor
masyarakat umum hanya dapat melihat hasil pilkada.

yang cukup cepat agar proses penginputan data
suara dapat berjalan lancar.
2. Memberikan pelatihan yang cukup agar operator
atau petugas desk pilkada dapat melakukan
pemasukan data TPS dengan benar.

5. Daftar Pustaka
Fowler, Martin, UML Distilled 3th., Panduan singkat
bahasa pemodelan object standar, Andi offset, 2004.
Hoffer, Jeffrey A., Modern Database Management
eighth edition, Pearson Education, 2007.
Sommerville, Ian, Software Engineering ( Rekayasa
Perangkat Lunak ) Jilid 1, Erlangga, 2003.
Gambar 3. UML Aplikasi Real Count Pilkada
http://iridsindonesia.wordpress.com/smr-real-count/
diakses tanggal 2 November 2013.
Setelah operator desk pilkada memasukkan data suara
ke TPS, hasil sementara perolehan suara calon dapat
dilihat dihalaman antar muka untuk masyarakat
umumt. Berikut tampilan aplikasi web real count
pilkada yang dapat dilihat oleh masyarakat umum pada
gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Tampilan antar muka hasil perolehan
suara

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembuatan aplikasi real count
pilkada ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Aplikasi real count pilkada ini mempercepat hasil
perhitungan suara sehingga mengurangi terjadinya
kecurangan.
2. Hasil yang didapat dari real count pilkada ini
sudah akurat dan tepat waktu sesuai penerimaan
data hasil suara dari tiap-tiap TPS dari relawan.
Saran dari implementasi Aplikasi real count pilkada ini
adalah:
1. Pada saat implementasi dibutuhkan akses internet

http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_rep
ository&Itemid=34&task=detail&nim=611070042
diakses tanggal 2 November 2013.
elista.akprind.ac.id/upload/files/1515_tahapan_rek_we
b.ppt
diakses tanggal 2 November 2013.