Taksonomi Tanaman Temulawak Temulawak Curcuma Xanthorriza Roxb
9 penekan syaraf pusat, diuretik, hipolipidemik, hipotermik, insektisida, dan
koleretik Nurmalina Valley, 2012: 335-340. Efek terapi dari rimpang temulawak diduga karena adanya dua zat aktif utama yang terkandung
berupa kurkumin dan xanthorrhizol yang kadarnya dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan tumbuh tanaman Nurcholis dkk, 2012: 153-159.
Kurkumin Gambar 2 merupakan senyawa kimia yang memiliki aroma khas, berasa sedikit pahit, dan memberikan warna kuning atau
jingga dalam suasana asam dan merah dalam suasana basa. Senyawa ini memiliki berbagai efek terapi seperti antiseptik, analgesik, antiinflamasi,
antikanker, dan antioksidan. Senyawa ini berpotensi mengobati berbagai penyakit seperti menurunkan kadar kolesterol dalam serum, menghambat
oksidasi LDL, menekan diabetes, merangsang regenerasi otot, melindungi dari penyakit radang usus, dan melindungi dari pankreatitis Aggarwal et
al., 2007: 2-12.
Gambar 2. Struktur kimia kurkumin
Senyawa kimia aktif lainnya yaitu xanthorrizhol Gambar 3. Hasil penelitian dari Korea menunjukkan bahwa pemberian xanthorrhizol 10
atau 25 mgKghari mampu menurunkan kadar kolesterol total, LDL, dan
10 HDL, dan secara signifikan mengurangi kadar gula darah mencit yang
diinduksi diet lemak tinggi dan menurunkan kadar insulin, glukosa, asam lemak bebas, dan trigliserida dalam serum Kim et al., 2014. Penelitian
lain yang telah dilakukan di Bandung menunjukkan bahwa xanthorrhizol yang terkandung dalam minyak atsiri yang diisolasi dari rimpang
temulawak memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara YMB-1 Udin, 2013.
Gambar 3. Struktur kimia xanthorrhizol