38 hasil analisis data melaporkan bahwa kenaikan tersebut tidak signifikan
baik dibandingkan dengan pemeriksaan I maupun II Tabel 12. Hal ini disebabkan oleh respon hewan uji yang tidak seragam Lampiran 2.
d. Kadar Kolesterol Total Hewan Uji pada Pemeriksaan IV
Kadar kolesterol total hewan uji pada pemeriksaan IV menunjukkan kecenderungan penurunan pada semua kelompok Gambar 9. Setelah
dianalisis dengan metode independent-T test, didapatkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 pada kelompok normal, negatif, perlakuan A, perlakuan B,
dan perlakuan C bila dibandingkan dengan pemeriksaan I Tabel 12. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa kadar kolesterol total hewan uji telah
normal kembali. Terjadinya keadaan tersebut pada kelompok normal kemungkinan disebabkan oleh faktor psikis hewan uji, sedangkan pada
kelompok negatif disebabkan oleh terjadinya kesetimbangan kadar kolesterol dalam makanan dengan kolesterol jaringan Murray, 2006: 243.
Namun kelompok kontrol positif menunjukkan hasil yang berbeda. Meskipun pada gambar 9 menunjukkan kecenderungan penurunan, namun
penurunan tersebut sangat sedikit sekali. Hal ini mungkin tidak dianjurkannya penggunaan simvastatin untuk hewan uji yang tergolong
muda karena belum diketahui secara pasti aktivitasnya Saputra, 2002: 895. Selain itu, simvastatin juga memiliki efek samping psikis seperti
gelisah dan depresi Saputra, 2002: 895 yang dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular hewan uji Brannon et al., 2014: 221. Selain itu, terdapat
indikasi dalam simvastatin bahwa obat ini dapat digunakan apabila respon
39 terhadap diet dengan membatasi kolesterol dan lemak jenuh dan cara
farmakologi lain tidak memadai Saputra, 2002: 944. Penurunan yang terjadi pada perlakuan A, B, dan C menunjukkan efek
farmakologi dari obat uji sebagai antihiperkolesterol. Hal tersebut dapat diamati dari hasil analisis data metode independent-T test pada
pemeriksaan II dan IV Tabel 12 yang menunjukkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 pada perlakuan A dan B. Namun nilai signifikansi
tersebut tidak menunjukkan adanya korelasi dengan peningkatan dosis. Hal ini juga didukung dengan hasil analisis metode one way ANOVA
dimana hasil uji post hoc pada pemeriksaan IV Tabel 11 hanya menunjukkan beda yang signifikan pada kelompok perlakuan A dengan
kontrol positif saja. Hal ini berarti variasi dosis temulawak instan tidak berhubungan dengan kadar kolesterol total hewan uji. Tidak adanya tikus
yang mati pada perlakuan obat uji menandakan bahwa obat uji tidak termasuk obat yang sangat toksik. Efek antihiperkolesterol obat uji secara
grafik Gambar 9 terjadi pada pemeriksaan III ke pemeriksaan IV. Presentase penurunan yang didapat Tabel 8 menunjukkan bahwa dosis
50 mgkgBB merupakan presentase yang terbesar dibandingkan dengan obat dosis yang lain. Hasil uji analisis presentase penurunan kadar
kolesterol total hewan uji menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 Tabel 13 yang berarti tidak adanya penurunan kadar kolesterol total
hewan uji yang signifikan.