13
setiap orang. Sehingga korelasi dengan tema sentral dalam tulisan ini adalah menunjukkan bahwa perlindungan dan pemberdayaan Petani.
Bila merujuk pada Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah jo Undang-Undang No. 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 2014, Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan demikian secara yuridis diberikan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan untuk mengambil kebijakan dalam
rangka perlindungan, pemenuhan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Konsekuensi negara hukum yang dijamin secara konstitusional,
menekankan eksistensi negara adalah untuk menghomati, melindungi dan memenuhi hak asasi manusia HAM setiap warga nya. Dalam hal ini perlu
adanya Perlindungan dan pemberdayaan Petani.
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dilakukan identifikasi masalah, yakni bahwa perlindungan dan pemberdayaan petani merupakan
suatu hal yang mendapat perhatian sehingga perlu dilakukan pengaturan, oleh karena itu perlu Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan
tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Berdasarkan pada identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan 3 tiga pokok masalah, yaitu
sebagai berikut:
14
1. Urgensi pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
Tabanan tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani?. 2.
Apakah yang menjadi pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
Tabanan tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani?. 3.
Apakah sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dalam Rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten Tabanan tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani?.
1.3. TUJUAN DAN KEGUNAAN KEGIATAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK
Sesuai dengan ruang lingkup identifikasi masalah yang dikemukakan di atas,
tujuan penyusunan Naskah Akademik dirumuskan sebagai berikut: 1.
Merumuskan permasalahan hukum yang dihadapi sebagai alasan pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan
tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. 2.
Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan
tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. 3.
Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dalam Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Adapun kegunaan penyusunan Naskah Akademik adalah sebagai acuan
penyusunan dan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
1.4. METODE PENELITIAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK
Penyusunan Naskah Akademik ini yang pada dasarnya merupakan suatu kegiatan penelitian penyusunan Naskah Akademik - digunakan metode
yang berbasiskan metode penelitian hukum. Metode penelitian hukum yang digunakan dalam penelitian penyusunan Naskah Akademik ini melalui cara-
cara sebagai berikut:
15
1. Melakukan studi tekstual, yakni menganalisis teks hukum yaitu pasal-
pasal dalam peraturan perundang-undangan dan kebijakan publik kebijakan negara secara kritikal dan dijelaskan makna dan
implikasinya terhadap subjek hukum terutama dalam hal ini adalah perempuan dan anak korban kekerasan.
2. Melakukan studi kontekstual, yakni mengaitkan dengan konteks saat
peraturan perundang-undangan itu dibuat ataupun ditafsirkan dalam rangka pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Intinya, metode penelitian hukum yang digunakan dalam penelitian penyusunan Naskah Akademik ini berada dalam paradigma interpretivisme
terkait dengan hermeneutika hukum. Hermeneutika hukum pada intinya adalah metode interpretasi atas teks hukum, yang menampilkan segi tersurat
yakni bunyi teks hukum dan segi tersirat yang merupakan gagasan yang ada di belakang teks hukum itu. Oleh karena itu untuk mendapatkan pemahaman
yang utuh tentang makna teks hukum itu perlu memahami gagasan yang melatari pembentukan teks hukum dan wawasan konteks kekinian saat teks
hukum itu diterapkan atau ditafsirkan. Kebenaran dalam ilmu hukum merupakan kebenaran intersubjektivitas, oleh karena itu penting melakukan
konfirmasi dan konfrontasi dengan teori, konsep, serta pemikiran para sarjana yang mempunyai otoritas di bidang keilmuannya berkenaan dengan tematik
penelitian penyusunan Naskah Akademik ini
2
.
2
Diadaptasi dari Gede Marhaendra Wija Atmaja, “Politik Pluralisme Hukum dalam Pengakuan Kesatuan Masyarakat Hukum Adat dengan Peraturan Daerah”, Disertasi Doktor,
Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, 2012, hlm. 17- 18
16
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS