Teknik Pengumpulan Data BENTUK PERTUNJUKAN DAN NILAI ESTETIS MANDELING DI DESA ASEMPAPAN KECAMATAN TRANGKIL KABUPATEN PATI.

32 gambaran umum lokasi kesenian Mandeling di Desa Asempapan. Wawancara dengan bapak Zaeni selaku tokoh masyarakat Desa Asempapan tentang nilai estetis kesenian Mandeling bagi masyarakat Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi yang akan diuraikan sebagai berikut : 1. Teknik Observasi Observasi adalah suatu penyelidikan secara sistematis menggunakan kemampuan indera manusia Endraswara 2003: 208. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data tentang bentuk pertunjukan dan nilai estetis kesenian Mandeling di Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati. Pengamatan dilakukan pada tanggal 7 Agustus 2009 pada saat pementasan kesenian Mandeling di Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, dalam rangka memperingati hari ulang tahun Kabupaten Pati yang ke 686, dengan melakukan pencatatan secara sistematis tentang bentuk pertunjukan kesenian Mandeling yang meliputi : urutan sajian, dan faktor pendukung pertunjukan kesenian Mandeling antara lain ; gerak, iringan, tata rias, tata busana, tata panggung, tata lampu, sound system dan property, dan dengan bantuan handycam untuk mengambil gambar dan merekam seluruh rangkaian pertunjukan. 33 Pengamatan pada tanggal 7 Agustus 2009 juga untuk mengetahui keanggotaan dan organisasi serta fungsi dan nilai estetis pada kesenian Mandeling. Pengamatan pada tanggal 25 Agustus dan 6 September 2009 untuk mengetahui kondisi daerah sebagai lokasi keberadaan kesenian Mandeling. Hasil rekaman berupa data digital yang tersimpan dalam CD, digunakan sebagai bukti otentik terhadap suatu adegan-adegan yang dilakukan oleh para pemain, beserta semua pendukung pertunjukan kesenian Mandeling. Dengan demikian hasil pengamatan tetap terjaga validitasnya. 2. Teknik Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu antara si penanya dan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan paduan wawancara Moleong 1999: 135. Metode wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan informasi atau data-data tentang bentuk pertunjukan kesenian Mandeling yang meliputi urutan sajian dan faktor pendukung pertunjukan kesenian Mandeling antara lain ; gerak, iringan, tata rias, tata busana, tata panggung, tata lampu, sound system dan property, untuk mengetahui sejarah perkembangan, serta nilai estetis kesenian Mandeling di Desa Asempapan, Kecamatan trangkil, Kabupaten Pati. Dalam melaksanakan metode wawancara peneliti menggunakan alat Bantu yaitu pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan secara garis besar untuk memperoleh informasi atau data-data melalui wawancara yang dilakukan pada tanggal 7 Agustus dan 25 Agustus 2009 dengan ketua grup kesenian Mandeling yang bernama Soeka Pranata siswa Mohlan sebagai 34 pencipta tari, tentang latar belakang terbentuknya grup kesenian Mandeling dan bapak Kasim selaku pemain kesenian Mandeling tentang sejarah perkembangan kesenian Mandeling di Desa Asempapan. Wawancara dengan bapak Waluyo selaku sekretaris dalam grup kesenian Mandeling, tentang urutan sajian serta faktor pendukung pertunjukan yang meliputi gerak, iringan, tata rias, tata busana, tata panggung, tata lampu, sound system dan property. Wawancara dengan kepala Desa Asempapan tentang gambaran umum lokasi kesenian Mandeling di Desa Asempapan. Wawancara dengan bapak Zaeni selaku tokoh masyarakat Desa Asempapan tentang nilai estetis kesenian Mandeling bagi masyarakat Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati. Pertanyaan-pertanyaan disusun secara terstruktur dengan menggunakan format “protokol wawancara” yaitu format wawancara yang berbentuk terbuka dan pertanyaan-pertanyaan disusun sebelumnya berdasarkan atas masalah dalam desain penelitian. Fokus wawancara dalam penelitian ini adalah tentang kehidupan masyarakat Desa Asempapan, tentang sejarah perkembangan kesenian Mandeling di Desa Asempapan, tentang bentuk pertunjukan kesenian Mandeling desa Asempapan, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati yang meliputi : urutan sajian dan faktor pendukung berupa gerak, iringan, tata rias, tata busana, tata panggung, tata lampu, sound system dan property, dan tentang nilai estetis kesenian Mandeling Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati. 3. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data atau mengumpulkan data dengan cara menelaah bahan, 35 kemudian dipilih dan diseleksi sesuai dengan permasalahan yang dikaji Arikunto 1992: 131. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang bentuk pertunjukan dan nilai estetis kesenian Mandeling di Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati. Data tersebut digunakan sebagai salah satu komponen bahan pertimbangan dalam membuat analisis data yang akan dipadukan dengan hasil pengamatan di lapangan dan komponen-komponen lainnya. Data dokumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini meliputi monografi tentang keadaan penduduk dan lokasi Desa Asempapan, dan foto-foto tentang pertunjukan kesenian Mandeling, yang diperoleh dengan cara mengcopy data-data dari kantor Desa Asempapan, dan mengcopy foto tentang pertunjukan kesenian Mandeling yang ada di kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Pati. Dokumen digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang melengkapi dan mendukung data primer hasil wawancara dan pengamatan atau observasi.

F. Teknik Analisis Data