Tanah-Tanah yang Dibagikan Pembagian Tanah dan Syaratnya

34

2.3.6. Hak Atas Tanah yang Bersifat Sementara

Hak-hak atas tanah yang bersifat sementara disebutkan dalam Pasal 16 ayat 1 Huruf h UUPA. Macam-macam haknya disebutkan dalam Pasal 53 UUPA, yang meliputi hak gadai gadai tanah, hak usaha bagi hasil perjanjian bagi hasil, menumpang, dan hak sewa atas tanah pertanian. Hak-hak atas tanah ini diatur dalam UUPA dan diberi sifat sementara, dalam waktu yang singkat diusahakan akan dihapus dikarenakan mengandung sifat-sifat pemerasan dan bertentangan dengan jiwa UUPA. Kenyataannya sampai saat ini tidak dapat dihapuskan dan yang dapat dilakukan adalah mengurangi sifat-sifat pemerasannya.

2.4. Tinjauan Tentang PP No. 224 Tahun 1961

2.4.1. Tanah-Tanah yang Dibagikan

Berdasarkan Pasal 1 dalam peraturan ini, tanah-tanah yang akan dibagikan dalam pelaksanaan redistribusi tanah yaitu : a Tanah-tanah selebihnya dari batas maksimum sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-undang No. 56 Prp tahun 1960 dan tanah-tanah yang jatuh pada negara, karena pemiliknya melanggar ketentuan-ketentuan Undang-Undang tersebut. b Tanah-tanah yang diambil oleh pemerintah karena pemiliknya bertempat tinggal di luar daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 yaitu tanah absentee. c Tanah-tanah swapraja dan bekas swapraja yang telah beralih kepada negara, sebagaimana yang dimaksudkan dalam Diktum Keempat huruf A Undang-undang Pokok Agraria. 35 d Tanah-tanah lain yang dikuasai langsung oleh negara tanah-tanah lain, yang akan ditegaskan lebih lanjut oleh Menteri Agraria sekarang Kepala Badan Pertanahan Nasional.

2.4.2. Pembagian Tanah dan Syaratnya

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mereka yang akan menerima redistribusi tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 peraturan ini yaitu : 1 Syarat umum Petani yang menggarap atau buruh tani tetap yang berkewarganegaraan Indonesia, bertempat tinggal di kecamatan letak tanah yang bersangkutan dan kuat kerja dalam pertanian Pasal 9 a PP No.224 Tahun 1961. Menurut Boedi Harsono 2005:300, mengingat rationya maka syarat tentang tempat tinggal itu masih diperlunak sesuai dengan ketentuan tanah absentee yaitu tidak ada keberatan jika petani penggarap berbatasan dengan tempat letak tanahnya, asal jarak antara tempat tinggal penggarap dan tanah yang bersangkutan masih memungkinkan mengerjakan tanah terebut secara efisien. 2 Syarat Khusus Syarat khusus menurut prioritas sebagai berikut : a. Penggarap yang mengerjakan tanah yang bersangkutan. b. Buruh tani tetap pada bekas pemilik, yang mengerjakan tanah yang bersangkutan. 36 c. Penggarap yang belum 3 tahun mengerjakan tanah yang bersangkutan. d. Penggarap yang mengerjakan tanah hak milik. e. Penggarap tanah-tanah yang oleh pemerintah diberi peruntukan lain. f. Penggarap yang tanah garapannya kurang dari 0,5 hektar. g. Pemilik yang luas tanahnya kurang dari 0,5 hektar. h. Petani atau buruh tani yang lain.

2.4.3. Kerangka Berfikir