Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan Hak Pakai

32 Hak milik ini terjadi karena undang-undanglah yang menciptakanya, sebagaimana yang diatur dalam Pasal I, Pasal II, dan Pasal VII ayat 1 ketentuan konversi UUPA. Konversi adalah perubahan hak atas tanah sehubungan dengan berlakunya UUPA Urip Santoso 2007 : 95. Hak-hak atas tanah yang ada sebelum berlakunya UPPA diubah menjadi hak-hak atas tanah yang ditetapkan dalam UUPA.

2.3.2. Hak Guna Usaha

Ketentuan mengenai hak guna usaha disebutkan dalam Pasal 16 ayat 1 huruf b UUPA. Secara khusus diatur dalam Pasal 28 sampai Pasal 34 UUPA. Pengertian hak guna usaha menurut Pasal 28 ayat 1 UUPA yang dimaksud dengan hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara, dalam jangka waktu sebagaimana tersebut dalam Pasal 29 UUPA, yaitu dalam jangka waktu paling lama 25 tahun dan untuk perusahaan yang memerlukan waktu yang lebih lama dapat diberikan jangka waktu selama 35 tahun dan dapat diperpanjang dengan jangka waktu 25 tahun. Luas tanah hak guna usaha adalah untuk perseorangan luas minimalnya 5 hektar dan luas, maksimalnya 25 hektar. Sedangkan untuk badan hukum luas minimalnya 5 hektar dan luas maksimalnya ditetapkan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Pasal 28 ayat 2 UUPA jo Pasal 5 PP No.40 Tahun 1996.

2.3.3. Hak Guna Bangunan

Ketentuan mengenai hak guna bangunan diatur secara khusus dalam Pasal 35 sampai dengan Pasal 40 UUPA. Ketentuan lebih lanjut diatur dengan peraturan 33 perundangan. Peraturan perundangan yang dimaksud disini adalah PP No. 40 Tahun 1996, secara khusus diatur dalam Pasal 19 sampai dengan Pasal 38. Hak guna bangunan menurut Pasal 35 UUPA adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 20 tahun.

2.3.4. Hak Pakai

Pengetian hak pakai menurut Pasal 41 ayat 1 UUPA adalah sebagai berikut : “Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang dikusai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan sewa-menyewa atau perjanjian pengelolaan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan undang-undang ini”

2.3.5. Hak Sewa Pengertian hak sewa menurut Pasal 44 ayat 1 UUPA adalah seseorang atau