Lingkungan fisik PERKEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN BALAI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN PABELAN (MENUJU PESANTREN MODERN).

24 BAB II GAMBARAN UMUM BALAI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN PABELAN

A. Lingkungan fisik

1. Letak dan Luas wilayah Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan merupakan lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan Yayasan Wakaf Pondok Pabelan. Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan yang didirikan oleh K.H. Hamam Dja’far pada tanggal 28 Agustus 1965 terletak di desa Pabelan atau sering juga disebut dengan mbelan, kecamatan Mungkid, kabupaten Magelang dan terletak diantara jalan yang menghubungkan jalur lalu lintas pariwisata dari Yogyakarta ke Borobudur dengan jarak antara Pabelan dengan Borobudur yaitu sekitar 9 Km. Jarak desa ini dengan ibukota kecamatan sekitar 2 Km dan dengan ibukota Kabupaten adalah 6 Km Secara geografis, luas wilayah desa Pabelan adalah 314. 736 Ha. Batas wilayah desa Pabelan yaitu: a. Timur : Desa Menayu Kecamatan Muntilan b. Barat : Desa Ngrajek c. Utara : Desa Bojong d. Selatan : Desa Paremono Desa Pabelan dilewati oleh Sungai Pabelan yang bersumber dari lereng gunung merapi dan bermuara di sungai Progo. Desa Pabelan 25 memiliki struktur tanah yang berpasir karena dekat dengan sungai namun juga cukup subur karena berdekatan dengan Gunung Merapi yang sering meletus serta mengakibatkan sering terjadi hujan abu yang dapat menjadi pupuk yang sangat menunjang kesuburan tanah untuk bercocok tanam aneka jenis tumbuhan diantaranya, padi, palawija, sayuran, serta berbagai macam tanaman keras seperti mangga, rambutan, dan lainnya. Keberadaannya yang selain dekat dengan merapi juga terletak di lembah antara gunung merapi, gunung Sumbing dan pegunungan Menoreh juga menunjang kesuburan tanah di wilayah ini.

2. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Sekitar Balai Pendidikan Pondok

Pesantren Pabelan Masyarakat desa Pabelan sebagian besar adalah petani, hal itu didukung oleh keadaan alam yang sangat menunjang pertanian. Selain petani terdapat pula wiraswasta pengusaha, pegawai TNI dan pekerjaan lain. Dengan kondisi ekonomi yang seperti itu maka penduduk setempat mengalami kesulitan untuk mengenyam pendidikan yang tinggi, rata-rata orang tua yang mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi adalah para intelektual desa yang memiliki semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu pengetahuan. Dalam sektor ekonomi desa Pabelan relatif kurang mampu, namun desa tersebut memiliki kekayaan dalam kebudayaan yang lebih dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Di desa Pabelan terdapat berbagai upacara adat atau tradisional yang tetap terjaga kelestariannya 26 dalam masyarakat. Basis kultural dalam masyarakat adalah kelompok Sholawat, Kobrosiswo, Dayaan, dan jamaah-jamaah pengajian yang selain berfungsi sebagai basis kultural juga berfungsi untuk menjaga kebersamaan dan menjaga silaturrahim di antara warga desa. Mayoritas penduduk Pabelan beragama Islam 98,79, dan selebihnya Kristen atau Katholik. Tingkat pendidikan penduduk di desa Pabelan relatif rendah karena sebanyak 43,5 yang tidak bersekolah pada tahun 1979 dan berkurang menjadi 28,45 pada tahun 2004 Profil 40 tahun Pondok Pesantren Pabelan 1965-2005:7.

3. Lingkungan

Kompleks Pesantren Pabelan terletak dilingkungan yang masih asri dan alami dengan dinaungi pohon-pohon langka dan berukuran besar, sepi dari suara kendaraan bermotor yang lalu-lalang karena terletak sekitar 1,5 Km dari jalan raya Jogja Semarang dan 1 Km dari jalan raya Muntilan Borobudur. Suasana tenang juga ditunjang dengan alat transportasi yang melewati pondok tersebut hanya delman dokar, ojek sepeda motor dan mobil angkutan pedesaan yang jumlahnya hanya sedikit. Pada saat menuju ke lingkungan pondok Pesantren, kita akan disuguhi oleh pemandangan alam yang mempesona, yaitu hamparan sawah sejauh mata memandang dan juga pegunungan yang seolah menjadi benteng pelindung disekitar desa yang juga diiringi oleh suara gemercik air yang mengalir dari sungai irigasi yang masih jernih. 27 Sebagian masyarakat Pabelan memilih untuk menggunakan sepeda atau berjalan kaki menuju ke jalan raya dan kemudian baru naik angkutan umum menuju pusat kota sehingga lebih mengesankan kehidupan yang tenang dan damai serta mencerminkan kesederhanaan, meskipun tidak sedikit penduduk yang memiliki kendaraan pribadi seperi sepeda motor atau mobil. Penduduk disekitar pesantren dapat dengan leluasa hilir mudik melewati kawasan pesantren untuk menuju ke sawah, anak-anak kecil desa setempat bisa dengan bebas bermain di areal pondok pesantren karena memang kawasan Pesantren tidak diberi pagar pembatas agar tidak terkesan menutup diri dari masyarakat dan karena Pesantren merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Pabelan.

B. Profil Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan secara