dilakukannya transaksi di dunia maya, karena dalam sistem hukum acara perdata Indonesia yang bersumber pada HIRRBg, pembuktian itu baru sah bila didasarkan
pada bukti-bukti yang sudah diatur dalam undang-undang hukum acara perdata. Secara yuridis formal, alat bukti elektronik belum dimasukkan diatur dalam undang-
undang hukum acara perdata sebagai alat bukti yang dapat digunakan dalam penyelesaian perkara secara litigasi, sementara dalam praktik sudah banyak
digunakan. Keadaan demikian akan menimbulkan ketidakpastian hukum yang merupakan
salah satu unsur dalam penegkan hukum bagi pencari keadilan. Dalam menegakan hukum ada 3 unsur yang selalu harus diperhatikan, yaitu: kepastian hukum
Rechtssicherheit, kemanfaatan Zweckmassigkeit, dan keadilan Gerechtigkeit.
7
Kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiabel terhadap tindakan
sewenang-wenang, yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu. Kemanfaatan, masyarakat mengharapkan
manfaat dalam pelaksanaan atau penegakan hukum; Hukum adalah untuk manusia, maka pelaksanaan hukum atau penegakan hukum harus memberi manfaat atau
kegunaan bagi masyarakat. Keadilan, dalam pelaksanaan atau penegakan hukum harus adil. Dalam menegakkan hukum harus ada kompromi antara ketiga unsur
tersebut.
D. Metode Penelitian
Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif, yaitu suatu metode yang menitikberatkan penelitian pada data kepustakaan, atau data sekunder melalui
asas-asas hukum dan perbandingan hukum.
8
Pendekatan melalui asas-asas hukum
7
Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo, Bab-bab Tentang Penemuan Hukum, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1993, hlm.1. Mohon dilihat juga Gustav Radburch yang mengatakan bahwa hukum mengandung beberapa tuntutan dasar, yaitu: keadilan, kepastian hukum dan finalitas hukum hak asasi
manusia yang tidak boleh dilanggar harus diakui, dalam Theo Huijbers OSC, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah,
Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1982, hlm. 165.
8
Ronny Hanityo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1980, hlm.1.
adalah penelitian terhadap norma-norma hukum yang merupakan patokan-patokan untuk bertingkahlaku yang pantas.
9
Sesuai dengan metode pendekatan yang digunakan, maka kajian dilakukan terhadap norma-norma dan asas-asas yang terdapat dalam data sekunder, yang
tersebar dalam bahan hukum primer, sekunder maupun tersier. Hal ini meliputi
kajian terhadap perundang-undangan tentang acara perdata khususnya hukum pembuktian perdata, buku-buku yang memuat tentang acara perdata dan hukum
pembuktian serta tentang sistem hukum dan perkembangannya, artikel-artikel dalam jurnal-jurnal yang mengupas tentang alat bukti elektronik, sistem pembuktian ,
hukum acara perdata, dan hukum pembuktian. Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu dengan cara
memberikan data atau gambaran seteliti mungkin mengenai objek permasalahan.
Gambaran tersebut berupa kedudukan alat bukti elektronik dalam pembuktian perdata di Pengadilan dan bagaimana pengaruhnya terhadap sistem pembuktian perdata.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan, yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan dalam rangka memperoleh
data sekunder berupa bahan-bahan hukum yang terdiri dari: 1.
Bahan hukum primer, antara lain
Undang-Undang Dasar 1945, KUHPerdata, HIRRBg, RV, dan peraturan perundang-undangan lainnya
dalam bidang hukum perdata dan acara perdata yang terkait dengan objek permasalahan;
2. Bahan hukum sekunder, berupa buku-buku yang berhubungan dengan
objek permasalahan; 3.
Bahan hukum tersier berupa jurnal, majalah, surat kabar, kamus hukum,
ensiklopedi, kamus
bahasa yang
ada kaitannya
dengan objek
permasalahan, serta internet.. Penelitian lapangan dilakukan untuk mendapatkan bahan-bahan hukum primer,
sekunder dan tersier sebagai penunjang data sekunder, yang dilakukan melalui studi lapangan dengan cara mengumpulkan, menyeleksi, mengklasifikasikan, dan
9
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, PT.Radja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm.19.
meneliti data penelitian melalui wawancara lepas tetapi terarah dengan para nara sumber berpedoman pada pedoman wawancara.
Nara sumber yang digunakan terdiri dari hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
hakim Pengadilan
Negeri Bandung, hakim Pengadilan Niaga Jakarta, hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, hakim Mahkamah Agung; Pakar hukum
acara perdata di Indonesia Sudikno Mertokusumo; Pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian, serta Instansi Departemen terkait dengan objek penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan studi dokumen dan
wawancara. Studi dokumen dilakukan terhadap data sekunder untuk mendapatkan landasan teoritis berupa bahan-bahan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder dan bahan hukm tersier. Di samping itu teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data primer melalui wawancara yang dilakukan
dengan tanya jawab langsung pada nara sumber dengan menggunakan pedoman wawancara.
Untuk melakukan analisis data dan menarik simpulan-simpulan dari hasil penelitian, maka data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder dan bahan hukum tersier akan dianalisis secara kualitatif, kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif .
Penelitian akan dilakukan di Bandung, Jakarta, Surabaya, Semarang, Leiden dan Den Haag – Belanda, serta Singapura. Data sekunder diperoleh dari Perpustakaan
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Perpustakaan Fakultas Hukum Unversitas Gajah Mada, Perpustakaan Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Perpustakaan
Pascasarjana Universitas Indonesia, Pengadilan Negeri Bandung, Pengadilan Agama Bandung, Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat, Pengadilan Niaga Jakarta, Mahkamah Agung, serta Instansi atau Departemen lainnya yang terkait dengan objek penelitian.
E. Hasil dan Pembahasan 1. Perkembangan