Mengenal Museum Konperensi Asia Afrika

  TRI HAYU PURNAMI l 52108048

MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA

   Museum Konperensi Asia Afrika merupakan salah satu bangunan yang memiliki arti penting bagi sejarah Kota Bandung karena memiliki nilai estetis dan menunjukan kejayaan kota pada masa lampau, berdiri pada tahun 1985 sebagai tempat perkumpulan orang-orang Eropa yang bernama Gedung Societeit Concordia. Menjelang Konperensi Asia Afrika tahun 1955, gedung itu mengalami perbaikan dan diubah namanya oleh Presiden Republik Indonesia, Soekarno, menjadi Gedung Merdeka.

   event

  Museum Konperensi Asia Afrika selalu mengadakan sebagai metode pembelajaran, misalnya menonton film dokumenter, klab bahasa perancis dan inggris, tadarusan buku, pameran-pameran dan masih banyak lagi acara yang telah diselenggarakan disana. Museum Konperensi Asia Afrika cukup diminati untuk dikunjungi, hal ini dibuktikan dengan data pengunjung pada tahun 2010 yaitu mencapai 168354 pengunjung.

   Namun kondisi saat ini, terdapat penurunan pengunjung pada tahun 2011 selain hal itu kurang dari 30% pelajar SMP dan SMA di sekitar wilayah Bandung yang mengunjungi Museum Konperensi Asia Afrika dan sisanya berasal dari luar kota. Kondisi ini diperburuk dengan banyak yang tidak mengetahui jika masuk ke dalam Museum Konperensi Asia Afrika tidak dipungut biaya sama sekali, akibatnya adalah pengunjung yang belum pernah ke museum beranggapan bahwa museum kurang terawat, tidak modern dan membosankan. pemahaman tersebut dikarenakan kurangnya informasi mengenai kondisi dan keberadaan di Museum Konperensi Asia Afrika. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei terhadap 100 pelajar SMP dan SMA di Bandung. Kondisi ideal dari Museum Konperensi Asia Afrika adalah museum tersebut harus ramai dikunjungi terutama oleh pengunjung di wilayah Bandung, serta bisa menarik perhatian agar mau mengenal sejarah dan memiliki rasa bangga terhadap sejarah konperensi Asia Afrika sebagai metode pembelajaran terutama di kalangan pelajar SMP dan SMA yang terkait mata pelajaran sejarah.

   Mencermati permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan upaya untuk menginformasikan Museum Konperensi Asia Afrika terutama kepada pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung, agar persepsi masyarakat tentang museum, khususnya penilaian terhadap Museum Konperensi Asia Afrika menjadi lebih baik. Pengkajian ini perlu dilakukan agar menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah Konperensi Asia Afrika.

PENURUNAN PENGUNJUNG PADA BULAN APRIL

  27000 26000 25000 24000 23000 26061 22000 21000

  22027 20000 2010

  2011

HASIL SURVEI PENGUNJUNG

  80% 70% 60% 50% 40%

  70% 30% 20% 30% 10% 0%

  PENGUNJUNG WILAYAH PENGUNJUNG DILUAR BANDUNG BANDUNG Fokus masalah ini adalah masih dirasakan

kurangnya upaya untuk menginformasikan

Museum Konperensi Asia Afrika kepada

masyarakat khususnya untuk pelajar SMP

dan SMA di wilayah Bandung, sehingga

pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung

yang justru hanya sedikit yang berkunjung

ke Museum Konperensi Asia Afrika.

   Menginformasikan Museum Konperensi Asia Afrika, supaya masyarakat lebih mengenal museum tersebut.

   Mengarahkan untuk target audience mengunjungi Museum Konperensi Asia Afrika.

   Meningkatkan pengunjung Museum Konperensi Asia Afrika khususnya pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung.

  adalah suatu kegiatan Perancangan mengatur atau menata sesuatu berdasarkan konsep.

  

Perancangan sangat penting dalam dunia

desain, agar karya yang akan diciptakan lebih kreatif dan memiliki acuan untuk berkarya.

  

Promosi adalah suatu usaha dalam

menginformasikan dan mempengaruhi konsumen

sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau

pertukaran produk barang atau jasa yang

dipasarkannya. Philip Kotler (2002) menjelaskan

"

  

Promotion encompasses all the tools in the

marketing mix whose mayor is persuasive

"(h.9). Promosi meliputi semua alat- communication

alat dalam kombinasi pemasaran yang peranan

utamanya adalah untuk mengadakan komunikasi

yang sifatnya membujuk.

   Awareness : menumbuhkan kesadaran keberadaan sebuah produk dan layanan baru

   Knowledge: memberikan informasi yang dibutuhkan atas penggunaan sebuah produk dan layanan

   Likeability: menumbuhkan kesukaan terhadap penampilan pesan  Motivation: mengajak konsumen untuk melakukan apa yang diinginkan oleh iklan atau produk dan layanan yang disampaikan

   Believing: menumbuhkan kepercayaan terhadap kelebihan produk dan layanan yang di sampaikan

   Image: memperkuat kredibilitas perusahaan atau produk dan layanan jasa

  

Remembering: mengingatkan kembali tentang keberadaan produk

   Loyalty: mengajak konsumen untuk tetap menggunakan produk dan layanan yang dipublikasikan.

  

Gedung Merdeka atau Museum Konperensi Asia Afrika

adalah tempat bersejarah berlangsungnya Konperensi Asia

Afrika yang dihadiri oleh 29 Negara yang mempromosikan

perdamaian dunia dan kerja sama Internasional.

  

Museum menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun

1995 Pasal 1 ayat (1) adalah lembaga, tempat

penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan

benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta

alam dan lingkungannya guna menunjang upaya

perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.

  

Sebagian masyarakat belum mengenal Museum Konperensi Asia

Afrika dikarenakan usaha mempromosikannya masih dianggap

kurang.

  

Hasil Persentase Survei

100%

  87% 90% 80% 70%

  61% 60% 50% 40%

  34% 30% 20%

  8% 10% 0% Belum Cukup Cukup Melakukan Mengetahui Event Tidak Mengetahui

  Promosi Promosi di MKAA Event yang digelar

  Strength (Kekuatan):  Mempunyai sejarah yang dikenal oleh dunia  Memiliki fasilitas yang modern

  Kondisi museum terawat dengan baik 

  Gratis untuk biaya masuk 

   (Kelemahan): Weakness

 Kurangnya komunikasi mengenai informasi Museum Konperensi Asia Afrika kepada

masyarakat

Penyebaran media informasi kurang merata, sehingga banyak yang tidak tahu

   mengenai keberadaan Museum Konperensi Asia Afrika Opportunities (Peluang):

   Meningkatkan jumlah pengunjung Museum Konperensi Asia Afrika

   Menjadikan Museum Konperensi Asia Afrika objek wisata yang menarik Lebih banyak dikenal oleh masyarakat terutama pelajar di Bandung

   Threat (Ancaman): Sebagian masyarakat belum mengenal Museum Konperensi Asia Afrika sehingga

   dinilai kurang terawat, tidak modern dan membosankan

   Pelajar SMP dan SMA di Bandung yang justru sedikit pengunjungnya

  Demografis (jenis / tipe orang)  Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan 

  Pekerjaan : pelajar SMP dan SMA dan tertuju untuk para sahabat MKAA yang terdiri dari Mahasiswa 

  Usia : 12-25 tahun  Kelas sosial : Menengah ke atas

  Geografis (berdasarkan lokasi) Daerah sekitar Bandung Psikografis (karakter / sifat) Tertarik untuk mengetahui sejarah Konperensi Asia Afrika, suka travelling , menyukai fotografi.

  ) Behavioral (prilaku Pelajar yang suka berfoto-foto dan menyukai bangunan-bangunan bersejarah

   Memberikan pengetahuan mengenai sejarah Museum beserta peristiwa mengenai KAA

  

 Menjadi referensi untuk menghargai perdamaian, agar

membentuk pribadi yang lebih baik. Sebagai contohnya, tidak tawuran ataupun terlibat dalam gank motor yang mempunyai efek buruk dan merugikan banyak pihak

   Memiliki komunitas Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika yang memiliki keuntungan untuk kursus bahasa inggris, bahasa perancis gratis, pelatihan menjadi pemandu wisata dan akan dilibatkan secara langsung dalam yang di selenggarakan. Terdapat klab film, event buku, nulis yang memiliki kegiatan positif untuk para pelajar yang berkunjung dan bergabung.

  Strategi perancangannya adalah membuat

media promosi untuk Museum Konperensi

Asia Afrika yaitu melalui yang

event menggelar lomba fotografi.

  

John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara (2009)

menjelaskan “tujuan komunikasi secara umum adalah untuk

mencapai sejumlah perubahan yaitu perubahan pengetahuan

( knowledge change ), perubahan perilaku ( behaviour change ),

perubahan sikap ( ),perubahan masyarakat ( attitude change social change )”

  

Maka dari itu, diperlukan suatu program dan media yang dapat

mendukung promosi untuk memperkenalkan Museum Konperensi

Asia Afrika kepada masyarakat sebagai solusi untuk merubah citra museum ke arah yang lebih baik. Strategi media dibutuhkan karena dalam menyampaikan sebuah informasi ataupun pesan ke target audience

dibutuhkan sebuah media. Pemilihan media ini

bertujuan agar pesan yang disampaikan bisa diterima

dan menarik perhatian . Penggunaan

target audience

media untuk ini menggunakan media lini bawah

event ( ). below the line

  Buku

  

Diberikan setelah mendaftarkan lomba, buku bisa didapat di gerai cinderamata MKAA dan

koperasi sekolah SMP dan SMA Goody bag

  

Sebagai tempat buku dan souvenir. Diberikan bersama buku setelah mendaftarkan lomba

Frame

  

 Sebagai gimmick untuk peserta lomba, diberikan bersama buku dan dikemas dalam goody bag

Pin

   Diberikan sebagai tanda peserta lomba setelah mendaftar Stiker

   Disebar sebagai media pengingat dan persuasif Poster X banner

   Di letakan di depan gerai cinderamata MKAA Poster

  

Poster ditempel di mading atau papan informasi sekolah SMP dan SMA di wilayah Bandung

Flyer

   Dibagikan kepada pelajar SMP dan SMA melalui perantara Guru

  Buku

Specifikasi ukuran 18 cm x 18 cm

   Goody Bag

Specifikasi ukuran 25 cm x 30 cm

   Frame

Specifikasi ukuran 9 cm x 11 cm

   Pin

Specifikasi ukuran diameter 4.5 cm

  

Stiiker

  

X-Banner

  

Specifiikasi ukuran 60 cm x 160 cm

   Poster

Specifikasi ukuran A3

   Flyer

Specifikasi ukuran 9cm x 11cm

  Laporan Pengantar Tugas Akhir Laporan Pengan Laporan Pengan Tugas Akhir Tugas Akhir

MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA

  DK 26313/Tugas Akhir DK 26313/Tugas Akhir DK 26313/Tugas Akhir DK 26313/Tugas Akhir Semester I Semester I Semester I 2011/2012

12 Oleh: Oleh: Tri Hayu Purnami Tri Hayu Purnami Tri Hayu Purnami

  NIM: NIM:

  52108048 521080 Program Studi Program Studi Program Studi Desain Grafis Desain Grafis FAKULTAS DESAIN FAKULTAS DESAIN FAKULTAS DESAIN FAKULTAS DESAIN UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG BANDUNG BANDUNG 20 2012

  

ABSTRAK

Museum Konperensi Asia Afrika adalah tempat media pembelajaran

memperkenalkan sejarah peristiwa Konperensi Asia Afrika secara langsung

kepada masyarakat. Memiliki fasilitas modern dan memiliki komunitas yang

disebut dengan Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika. Komunitas

tersebut memiliki sejumlah program publik yang positif.

   Namun, kurang dari 30% pelajar SMP dan SMA di sekitar wilayah

Bandung yang mengunjungi Museum Konperensi Asia Afrika, sisanya 70%

berasal dari luar kota. Kondisi ini diperburuk dengan banyak yang tidak

mengetahui jika tiket masuknya gratis, akibatnya pengunjung beranggapan

bahwa museum kurang terawat, tidak modern dan membosankan.

  

Pemahaman tersebut dikarenakan kurangnya promosi mengenai kondisi dan

keberadaan di Museum Konperensi Asia Afrika serta dari segi perancangan

promosi untuk pelajar SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik

perhatian mereka.

  Oleh karena itu, maka perlu dilakukan upaya untuk mempromosikan

Museum Konperensi Asia Afrika kepada pelajar SMP dan SMA di wilayah

Bandung dengan membuat media promosi untuk event “ Museum

Konperensi Asia Afrika Photo Contest 2012 ” dengan perancangan yang

menarik perhatian mereka yaitu baik dari gaya visualisasi dan pemilihan

warna yang sesuai dengan anak remaja, agar persepsi tentang museum,

khususnya penilaian terhadap Museum Konperensi Asia Afrika menjadi lebih

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya, segala kemudahan dan kesehatan yang telah dilimpahkan oleh-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas Akhir dengan judul Mengenal Museum Konperensi Asia Afrika dengan baik.

  Dalam pembuatan laporan ini, penulis juga tidak terlepas dari berbagai kendala dan hambatan yang dihadapi. Namun penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan ini. Ini semua dapat dilakukan berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak.

  Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini, Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih banyak kekurangannya baik dari segi materi serta visual yang ditampilkan, oleh sebab itu penulis mengharapkan koreksi, masukan, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya dan kesempurnaan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak- pihak yang memerlukannya, khususnya bagi penulis.

  Bandung, 10 Januari 2012 Penulis

  

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

  BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

  1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

  1.2. Identifikasi Masalah .......................................................................... 4

  1.3. Fokus masalah ................................................................................ 4

  1.4. Tujuan Perancangan ........................................................................ 5

  BAB II PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA ..... 6

  2.1. Definisi Perancangan ....................................................................... 6

  2.2. Definisi Promosi ............................................................................... 6

  2.3. Tujuan Promosi ................................................................................ 7

  2.4. Museum Konperensi Asia Afrika ...................................................... 7

  2.4.1. Sejarah Museum Konperensi Asia Afrika .......................... 8

  2.4.2. Ruang Pameran Tetap Museum Konperensi Asia Afrika 12

  2.4.3. Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika ........................... 12

  2.4.4. Ruang Pameran Temporer ................................................ 16

  2.4.5. Ruang Perpustakaan ......................................................... 16

  2.4.6. Ruang Audio Visual ........................................................... 17

  2.5. Analisa Masalah ............................................................................... 18

  2.6. Analisa SWOT .................................................................................. 19

  2.7. Target Audience ............................................................................... 20

  2.8. Manfaat Berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika ............... 21

  BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ............................... 22

  3.1. Strategi Perancangan ....................................................................... 22

  3.2. Strategi Komunikasi ......................................................................... 22

  3.2.1. Pendekatan Verbal ................................................................ 23

  3.2.2. Pendekatan Visual ................................................................. 24

  3.3. Strategi Kreatif .................................................................................. 24

  3.4. Strategi Media .................................................................................. 25

  3.5. Strategi Distribusi ............................................................................. 27

  3.6. Konsep Visual ................................................................................... 28

  3.6.1. Logo Promo ............................................................................ 28

  3.6.2. Tipografi .................................................................................. 29

  3.6.3. Ilustrasi ................................................................................... 31

  3.6.4. Warna ..................................................................................... 33

  BAB IV TEKNIS PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA ...................... .................................................................................. 35

  4.1. Media Utama ................................................................................... 35

  4.1.1 Buku ....................................................................................... 35

  4.2. Media Pendukung ........................................................................... 36

  4.2.1. Goody Bag ............................................................................ 37

  4.2.2. Frame .................................................................................... 37

  4.2.3. Pin ......................................................................................... 38

  4.2.4. Stiker ..................................................................................... 39

  4.2.5. Poster .................................................................................... 39

  4.2.6. Flyer ....................................................................................... 40

  4.2.7. X-Banner ............................................................................... 41

  4.2.8. Blog ....................................................................................... 42

  DAFTAR PUSTAKA ... .................................................................................. 43

LAMPIRAN........................ ............................................................................ 44

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar II.1. Gedung Societeit Concordia, 1895 ...................................... 8 Gambar II.2. Gedung Societeit Concordia, 1921 ...................................... 9 Gambar II.3. Gedung Societeit Concordia, 1949 ...................................... 10 Gambar II.4. Gedung Merdeka, 1955 ....................................................... 11 Gambar II.5. Peresmian MKAA oleh Presiden Soeharto, 1980 ................ 11 Gambar II.6. Denah Ruang Pameran Tetap Museum KAA ...................... 12 Gambar II.7. Ruang Diorama .................................................................... 13 Gambar II.8. Kamera, Mesin Tik, Mesin Teleks yang digunakan saat KAA berlangsung .......................................................................... 13 Gambar II.9. Kursi Rotan yang digunakan Saat KAA ............................... 14 Gambar II.10. Koleksi Perangko ................................................................. 14 Gambar II.11. Koleksi Surat ........................................................................ 14 Gambar II.12. Koleksi Foto ......................................................................... 15 Gambar II.13. Ruang Pameran Temporer digunakan untuk event yang diselengggarakan ................................................................. 16 Gambar II.14. Ruang Perpustakaan ........................................................... 17 Gambar II.15. Ruang Audio Visual .............................................................. 17 Gambar II.16. Grafik Analisa Masalah ........................................................ 18 Gambar III.1. Logo .................................................................................... 28 Gambar III.2. Aplikasi Huruf Tahoma ........................................................ 29 Gambar III.3. Aplikasi Huruf Target Practice ............................................ 30 Gambar III.4. Aplikasi Huruf Doctor Soos Bold ......................................... 30

  Gambar III.5. Aplikasi Huruf Tafelschrift ................................................... 31 Gambar III.6. Digitalisasi Sketsa Logo ...................................................... 31 Gambar III.7. Digitalisasi Sketsa Goody Bag ............................................ 32 Gambar III.8. Ilustrasi Background............................................................ 33 Gambar III.9. Warna Umum Pada Visual .................................................. 34 Gambar IV.1. Buku .................................................................................... 35 Gambar IV.2. Layout Buku ........................................................................ 36 Gambar IV.3. Goody Bag .......................................................................... 37 Gambar IV.4. Frame .................................................................................. 38 Gambar IV.5. Aplikasi Frame .................................................................... 38 Gambar IV.6. Pin ....................................................................................... 39 Gambar IV.7. Stiker ................................................................................... 39 Gambar IV.8. Poster .................................................................................. 40 Gambar IV.9. Flyer .................................................................................... 41 Gambar IV.10. X-Banner ............................................................................ 41 Gambar IV.11. Blog .................................................................................... 42

  DAFTAR TABEL

  Tabel III.1. Strategi Media..............................................................................25 Tabel III.2. Strategi Distribusi.........................................................................27

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Sejarah adalah suatu hal yang sangat penting untuk diabadikan, dipelajari, dan dilestarikan yang bertujuan untuk menghargai kekayaan budaya bangsa. Sejarah berfungsi memberikan media pembelajaran untuk dijadikan pedoman hidup ataupun sebagai motivasi dan sejarah sebagai referensinya. Salah satu lembaga tempat penyimpanan sejarah adalah museum. Museum berfungsi sebagai suatu tempat media pembelajaran memperkenalkan sejarah secara langsung kapada masyarakat.

  Menurut sumber dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Konperensi Asia Afrika diselenggarakan pada tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955 untuk mempromosikan perdamaian dunia, jiwa dan semangat Konperensi Asia Afrika menjadi salah satu faktor penting menentukan jalannya sejarah dunia. Dalam rangka membina dan melestarikan hal tersebut, Konperensi Asia Afrika beserta peristiwa, masalah, dan pengaruh yang mengitarinya diabadikan dalam sebuah museum di tempat konperensi itu berlangsung, letak museumnya di Gedung Merdeka Jalan Asia Afrika No.

  65 Bandung.

  Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan oleh Presiden RI Soeharto pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25 tahun Konperensi Asia Afrika. Menyambut Konperensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005 serta peringatan 50 tahun Konperensi Asia Afrika, penataan Museum Konperensi Asia Afrika direnovasi dengan fasilitas-fasilitas yang modern. Dalam ruang pameran tetap terdapat multimedia yang menampilkan sejarah Konperensi Asia Afrika, dan memiliki koleksi tiga dimensi, foto, serta tata ruang yang ditata dengan konsep modern. Selain itu terdapat fasilitas ruang audio visual untuk menayangkan film dokumenter mengenai kondisi Konperensi Asia Afrika, dan fasilitas dalam perpustakaan diantaranya adalah Braille corner, zona wifi, bookshop café, digital library, dan visual library.

  Museum Konperensi Asia Afrika juga memiliki komunitas yang disebut dengan Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi program-program komunitas dalam mewujudkan solidaritas masyarakat Asia Afrika. Komunitas tersebut memiliki sejumlah program publik diantaranya adalah Klab Bahasa yang mengajarkan Bahasa Inggris dan Perancis gratis, Klab Film yang bekerjasama dengan layarkita yang membahas dan memutarkan film-film dokumenter, Klab Buku, Klab Nulis, dan Korps Relawan yang selalu mengadakan pelatihan dan pemanduan untuk menjadi tour guide.

  Namun dari segala fasilitas yang ditawarkan di Museum Konperensi Asia Afrika, kondisi saat ini kurang dari 30% pelajar SMP dan SMA di sekitar wilayah Bandung yang mengunjungi Museum Konperensi Asia Afrika dan sisanya yaitu 70% berasal dari luar kota. Kondisi ini diperburuk dengan banyak yang tidak mengetahui jika masuk ke dalam Museum Konperensi Asia Afrika tidak dipungut biaya sama sekali, akibatnya adalah pengunjung yang belum pernah ke museum beranggapan bahwa museum kurang terawat, tidak modern dan membosankan. pemahaman tersebut dikarenakan kurangnya promosi mengenai kondisi dan keberadaan di Museum Konperensi Asia Afrika serta dari segi perancangan promosi untuk pelajar SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik perhatian mereka. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei terhadap 100 pelajar SMP dan SMA di Bandung.

  Kondisi ideal dari Museum Konperensi Asia Afrika adalah museum tersebut dijadikan sebagai media pembelajaran dan pengetahuan oleh pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung, agar mereka mengenal sejarah dan memiliki rasa bangga terhadap sejarah konperensi Asia Afrika sebagai metode pembelajaran terutama di kalangan pelajar SMP dan SMA yang terkait mata pelajaran sejarah. Selain itu juga diharapkan Sejarah Konperensi Asia Afrika dapat menjadi referensi serta motivasi untuk menghargai perdamaian dan tidak terlibat dalam tawuran ataupun pertikaian lainnya.

  Mencermati permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan upaya untuk mempromosikan Museum Konperensi Asia Afrika kepada pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung dengan perancangan yang menarik perhatian mereka yaitu baik dari gaya visualisasi dan pemilihan warna yang sesuai dengan anak remaja, agar persepsi tentang museum, khususnya penilaian terhadap Museum Konperensi Asia Afrika menjadi lebih baik.

  1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka telah teridentifikasi masalah sebagai berikut : Sebagian pelajar SMP dan SMA belum mengenal Museum Konperensi Asia Afrika sehingga dinilai kurang terawat, tidak modern dan membosankan Kurangnya promosi mengenai kondisi dan keberadaan di Museum Konperensi Asia Afrika serta dari segi perancangan promosi untuk pelajar SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik perhatian mereka Pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung yang justru hanya sedikit yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika

  1.3 Fokus Permasalahan

  Fokus masalah ini adalah masih dirasakan kurangnya upaya untuk mempromosikan Museum Konperensi Asia Afrika kepada pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung serta dari segi perancangan promosi untuk pelajar SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik perhatian mereka, sehingga pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung yang justru hanya sedikit yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika.

1.4 Tujuan Perancangan

  Dari Fokus Permasalahan di atas maka dapat disimpulkan tujuan dari perancangan adalah: Mempromosikan Museum Konperensi Asia Afrika dengan perancangan yang menarik perhatian mereka yaitu dari gaya visualisasi dan pemilihan warna yang disesuaikan dengan anak remaja, supaya pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung lebih mengenal museum tersebut. Mengarahkan target audience yaitu pelajar SMP dan SMA untuk mengunjungi Museum Konperensi Asia Afrika.

  Meningkatkan pengunjung Museum Konperensi Asia Afrika khususnya pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung.

BAB II PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA

  2.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah suatu kegiatan mengatur atau menata sesuatu

berdasarkan konsep. Konsep menurut KBBI Online (Kamus Besar Bahasa

  

Indonesia Online terbitan Diknas) adalah ide atau pengertian yang

diabstrakkan dari peristiwa konkret. Perancangan sangat penting dalam

dunia desain, agar karya yang akan diciptakan lebih kreatif dan memiliki

acuan untuk berkarya.

  2.2 Definisi Promosi Promosi adalah suatu usaha dalam menginformasikan dan

mempengaruhi konsumen sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau

pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Philip Kotler (2002)

menjelaskan "Promotion encompasses all the tools in the marketing mix

whose mayor is persuasive communication"(h.9). Promosi meliputi semua

alat-alat dalam kombinasi pemasaran yang peranan utamanya adalah untuk

mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk.

  Promosi dilakukan agar konsumen tertarik dan membeli atau mencoba untuk menggunakan produk barang atau jasa yang ditawarkan.

  2.3. Tujuan Promosi John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara (2009) menulis :

  

Awareness: menumbuhkan kesadaran keberadaan sebuah produk

dan layanan baru  Knowledge: memberikan informasi yang dibutuhkan atas penggunaan sebuah produk dan layanan Likeability: menumbuhkan kesukaan terhadap penampilan pesan Motivation: mengajak konsumen untuk melakukan apa yang

diinginkan oleh iklan atau produk dan layanan yang disampaikan

Believing: menumbuhkan kepercayaan terhadap kelebihan produk

dan layanan yang di sampaikan Image: memperkuat kredibilitas perusahaan atau produk dan layanan jasa

Remembering: mengingatkan kembali tentang keberadaan produk

Loyalty: mengajak konsumen untuk tetap menggunakan produk dan

layanan yang dipublikasikan. (h.119)

  2.4. Museum Konperensi Asia Afrika Gedung Merdeka atau Museum Konperensi Asia Afrika adalah tempat

bersejarah berlangsungnya Konperensi Asia Afrika yang dihadiri oleh 29

  

Negara yang mempromosikan perdamaian dunia dan kerja sama

Internasional.

  Museum menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 Pasal 1

ayat (1) adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan,

dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta

alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan

pelestarian kekayaan budaya bangsa.

  Konperensi Asia Afrika menurut Presiden Ir. Soekarno menyatakan

bahwa kita, anggota Konperensi, berasal dari negara yang berbeda, latar

belakang sosial dan budaya yang berbeda sejarah, agama yang berbeda,

politik yang berbeda, dan warna kulit bahkan berbeda, meskipun begitu, kita

bisa bersatu, dipersatukan oleh pengalaman pahit penjajahan dan keinginan

yang sama dan berjuang dalam mempromosikan perdamaian dunia.

2.4.1. Sejarah Museum Konperensi Asia Afrika

  Gedung merdeka memiliki sejarah struktur bangunan dari masa ke masa. Gedung Merdeka pertama dibangun pada tahun 1895, hanyalah berupa bangunan yang sederhana. Bangunan yang wilayahnya 7500 m² menjadi tempat berkumpulnya Societeit Concordia yaitu orang-orang Eropa terutama Belanda yang tinggal di Bandung dan sekitarnya.

  Gedung Societeit Concordia dibangun kembali pada tahun 1921

dengan gaya arsiektur modern (Art Deco) yang fungsional dan lebih

menonjolkan struktur oleh perancang C.p. Wolff Schoemaker. Gedung

ini berubah wajah menjadi pertemuan “super club “ yang paling mewah,

lengkap, eksklusif, dan modern di Nusantara.

  Gambar II.2. Gedung Societeit Concordia,1921 Sumber :Museum Konperensi Asia Afrika

  Gedung Concordia kembali mengalami perombakan pada tahun

1940 dengan gaya arsitektur International Style dengan bantuan arsitek

A.F. Aalbers. Pada masa pendudukan tentara Jepang (1942-1945),

Gedung Societeit Concordia berganti nama menjadi Dai Toa Kaikan

dan difungsikan sebagai pusat kebudayaan. Setelah proklamasi

kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,

gedung tersebut dijadikan markas para pemuda Indonesia guna

menghadapi tentara Jepang yang tidak bersedia menyerahkan

kekuasaannya. Sekitar tahun 1949, Gedung Societeit Concordia

diperbaiki dan difungsikan kembali sebagai Societeit Concordia, tempat

  

pertemuan orang-orang Eropa (termasuk juga beberapa orang

Indonesia).

  Gambar II.3. Gedung Societeit Concordia,1949 Sumber :Museum Konperensi Asia Afrika

  Sehubungan dengan keputusan pemerintah Indonesia (1954)

yang menetapkan Bandung sebagai tempat Konperensi Asia Afrika,

maka Gedung Societeit Concordia terpilih sebagai tempat

berlangsungnya konperensi. Hal ini disebabkan gedung tersebut adalah

gedung tempat pertemuan umum yang paling besar dan paling megah

di Bandung. Selain itu lokasinya berada di tengah-tengah kota yang

berdekatan dengan hotel terbaik yaitu Hotel Savoy Homann dan

Preanger. Sejak awal tahun 1955, Gedung Societeit Concordia mulai di

pugar untuk disesuaikan kegunaanya sebagai tempat penyelenggaraan

konperensi bertaraf internasional. Pemugaran gedung ditangani oleh

Jawatan Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Barat yang dipimpin oleh Ir.

R. Srigati Santoso. Menjelang konperensi (7 April 1955), gedung ini

diganti namanya oleh Presiden Soekarno menjadi Gedung Merdeka.

  Gambar II.4. Gedung Merdeka,1955 Sumber :Museum Konperensi Asia Afrika

  Pendirian Museum Konperensi Asia Afrika diwujudkan oleh Joop

Ave sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konperensi

Asia Afrika dan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen

Luar Negeri, bekerja sama dengan Departemen Penerangan,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah daerah Tingkat I

Propinsi Jawa Barat, dan Universitas Padjadjaran. Perencanaan dan

pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh PT. Decenta, Bandung.

Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan berdirinya oleh Presiden RI

Soeharto pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25

tahun Konperensi Asia Afrika.

  Gambar II.5. Peresmian MKAA oleh Presiden Soeharto,1980

2.4.2. Ruang Pameran Tetap Museum Konperensi Asia Afrika

  Museum Konperensi Asia Afrika memiliki ruang pameran tetap

yang memamerkan sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga

dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu,

Konperensi Kolombo, Konperensi Bogor, dan Konperensi Asia Afrika

tahun 1955. Berikut denah ruang pameran tetap di Museum

Konperensi Asia Afrika.

  Gambar II.6. Denah Ruang Pameran Tetap Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :Museum Konperensi Asia Afrika

  Museum ini terbuka untuk korps diplomatik dan organisasi

internasional untuk melakukan diskusi, seminar, workshop, pameran,

dan program lainnya.

2.4.3. Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika

  Museum Konperensi Asia Afrika memamerkan sejumlah koleksi

berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa

pertemuan Tugu, Konperensi Kolombo, Konperensi Bogor, dan

Konperensi asia Afrika tahun 1955. Saat masuk pintu utama di selatan

Gedung Merdeka, pengunjung akan melihat Ruang Diorama yaitu Soekarno Hatta beserta rekan-rekannya dalam rangka pembukaan Konperensi Asia Afrika pada 18 April 1955.

  Gambar II.7. Ruang Diorama Sumber :pribadi

  Koleksi tiga dimensi lainnya adalah kamera, mesin tik, mesin

teleks yang digunakan saat Konperensi Asia Afrika berlangsung.

  Gambar II.8. Kamera, Mesin Tik, Mesin Teleks yang digunakan saat Konperensi Asia Afrika berlangsung

  Sumber :pribadi

  Kursi rotan set yang digunakan oleh para delegasi ketika mereka mengadakan pertemuan informal Konperensi Asia Afrika di Gambar II.9. Kursi Rotan yang digunakan saat Konperensi Asia Afrika Sumber :pribadi

  Koleksi yang juga dipamerkan di ruang pameran tetap adalah

perangko dan surat yang diterbitkan sehubungan dengan Asia Afrika.

  Gambar II.10. Gambar II.11.

  Sumber :pribadi Dipamerkan juga foto-foto mengenai:

 Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Konperensi Asia Afrika;

 Dampak Konperensi Asia Afrika bagi dunia internasional;  Gedung Merdeka dari masa ke masa;

 Profil negara-negara peserta Konperensi Asia Afrika yang dimuat

dalam multimedia.

  Gambar II.12. Koleksi Foto Sumber :Museum Konperensi Asia Afrika

  

selain itu, museum ini juga dilengkapi dengan beberapa

multimedia seperti :

1. Tiga unit komputer berisi informasi tentang :

  • Sejarah Gedung Merdeka, KAA, dan Museum KAA
  • Profil dari negara-negara Asia Afrika dan biografi delegasi
  • Dampak dari Konperensi Asia Afrika 2.

  Satu unit tv plasma yang memutar film dokumenter berjudul "Kelahiran Semangat Bandung"

  

3. Suatu peralatan audio melakukan suara asli dari bahasa indonesia

oleh Presiden Soekarno yang berunding pidatonya di sesi

  2.4.4. Ruang Pameran Temporer Museum Konperensi Asia Afrika memiliki ruang pameran

temporer yang berfungsi sebagai ruang pameran untuk event yang

diselenggarakan di Museum Konperensi Asia Afrika. Contohnya

adalah pameran batik, pameran arsitektur, pameran Gerakan Non

Blok, pameran kebudayaan Indonesia dan lain-lain.

  Gambar II.13. Ruang Pameran Temporer digunakan untuk event yang diselenggarakan Sumber :pribadi

  2.4.5. Ruang Perpustakaan Untuk menunjang kegiatan Museum Konperensi Asia Afrika,

pada 1985 Abdullah Kamil (pada waktu itu Kepala Perwakilan

Kedutaan Besar Republik Indonesia di London) memprakarsai

dibuatnya perpustakaan. Perpustakaan dikembangkan sebagai pusat

  

informasi utama yang menyediakan berbagai fasilitas seperti buku

braile, zona wifi, bookshop café, digital library, dan audio visual library.

  

Perpustakaan ini memiliki sejumlah buku mengenai sejarah, sosial,

politik, dan budaya Negara-negara Asia Afrika, dan negara-negara

lainnya; dokumen-dokumen mengenai Konperensi Asia Afrika dan

konferensi-konferensi lanjutannya; serta majalah dan surat kabar yang

bersumber dari sumbangan/hibah dan pembelian.

  Gambar II.14. Ruang Perpustakaan Sumber :pribadi

2.4.6. Ruang Audio Visual

  Seperti juga perpustakaan, ruang audio visual dibuat pada

1985. Keberadaan ruang ini juga diprakarsai oleh Abdullah Kamil.

  

Ruangan ini menjadi sarana untuk penayangan film-film dokumenter.

  Gambar II.15. Ruang Audio Visual Sumber :Museum Konperensi Asia Afrika

2.5. Analisa Masalah