Perancangan ulang signage system Museum Konperensi Asia-Afrika

(1)

Nama Fakultas Jurusan NIM Tempat Jenis ke Alamat No. Telp Email Website Agama Ayah Ibu Alamat s

, Tanggal La elamin

p

e

Orang Tua

: G : D : D : 5 ahir : B

: L : K K K : 0

0 : m : w : I : A : Y : K K K Riway Gugum Gum Desain Desain Kom 51908053 Bandung, 26 Laki-laki Kp. Cipicun Kel. Ciumbu Kota Bandu 0812 2182 1 0813 2185 0 milar@mila www.milari Islam Asep Kurnia Yuhanah Kp. Cipicun Kel. Ciumbu Kota Bandu

yat Hidup P

milar

munikasi Vis

6 Maret 198

ng Girang RT uleuit, Kec. ung 40142 1111 0000 arian.com ian.com awan

ng Girang RT uleuit, Kec. ung 40142 Penulis sual 9 T.06/RW.10 Cidadap T.06/RW.10 Cidadap

0 No. 578 Pu

0 No. 578 Pu unclut


(2)

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Gugum Gumilar

NIM : 51908053

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari hasil karya orang lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Juli 2012

Gugum Gumilar


(3)

Laporan PERANC ASIA-AF

DK 38315 Semester

Oleh :

Gugum G 51908053 Program

FAKUL

UNIVER

BANDU

2012

Pengantar CANGAN U FRIKA

5 Tugas Ak II/2011-20

Gumilar

Studi Desa

LTAS DES

RSITAS K

UNG

Tugas Akh ULANG SIG

khir 012

ain Komun

SAIN

KOMPUT

hir

IGNAGE SY

nikasi Visua

TER IND

YSTEM M

al

DONESIA

MUSEUM K

A


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberi kelancaran pada penulis dalam mengerjakan Tugas akhir. Laporan Pengantar Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Desain pada Fakultas Desain Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia. Laporan Pengantar Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Ulang Signage System Museum Konperensi Asia-Afrika” merupakan judul yang dipilih karena tugas akhir ini memuat pembahasan tentang hasil penelitian mengenai kebutuhan akan signage system di Museum Konperensi Asia-Afrika.

Penulis menyadari bahwa dalam membuat laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi materi maupun sistematika penulisan dan pembahasannya. Keterbatasan waktu, pengetahuan, pengalaman, serta kesempatan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaannya sangat diharapkan. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Bandung, Juli 2012


(5)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

KOSAKATA ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Identifikasi Masalah ... 5

I.3. Fokus Permasalahan ... 6

I.4. Tujuan Perancangan ... 6

BAB II MEDIA INFORMASI SIGNAGE SYSTEM MUSEUM KONPERENSI ASIA-AFRIKA ... 7

II.1. Media Informasi ... 7

II.1.1. Definisi Media Informasi ... 7

II.1.2. Jenis-Jenis Media Informasi... 8

II.2. Signage System ... 9

II.2.1. Pengertian Signage System ... 9

II.2.2. Jenis-Jenis Signage System ... 10

II.2.3. Kriteria Signage System ... 11

II.2.4. Pertimbangan dalam Pembuatan Sign ... 11

II.2.5. Jarak Pandang dan Ukuran Huruf ... 13

II.3. Museum Konperensi Asia-Afrika ... 14

II.3.1. Sejarah Museum Konperensi Asia-Afrika ... 14

II.3.2. Profil Museum Konperensi Asia-Afrika ... 16


(6)

v

II.3.4. Fasilitas ... 18

II.3.5. Aktivitas ... 19

II.3.6. Jumlah Pengunjung ... 20

II.4. Art Deco ... 21

II.4.1. Sejarah Art Deco ... 21

II.4.2. Art Deco di Indonesia ... 22

II.4.3. Gaya Art Deco ... 22

II.5. Analisis ... 25

II.5.1. Analisis 5W + 1H ... 25

II.5.2. Kesimpulan Analisis 5W + 1H ... 26

II.6. Segmentasi Target Sasaran ... 26

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 27

III.1. Strategi Perancangan ... 27

III.2. Strategi Komunikasi ... 28

III.2.1. Tujuan Komunikasi ... 29

III.2.2. Pesan Utama ... 29

III.2.3. Materi Pesan ... 29

III.3. Strategi Kreatif ... 29

III.3.1. Pendekatan Kreatif ... 30

III.4. Strategi Media ... 30

III.4.1. Pemilihan Media ... 31

III.4.2. Media Utama ... 31

III.4.3. Media Pendukung ... 38

III.5. Konsep Visual ... 39

III.5.1. Format Desain ... 41

III.5.2. Tata Letak ... 41

III.5.3. Ilustrasi ... 43

III.5.4. Tipografi ... 45

III.5.5. Warna ... 49

BAB IV TEKNIS MEDIA PRODUKSI ... 54

IV.1. Teknis Media ... 54


(7)

vi

IV.1.2. Aplikasi Pada Lokasi ... 63

IV.1.3. Simbol ... 66

IV.1.4. Infotainment Map ... 76

IV.2. Kesimpulan ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(8)

79

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Akademik

Fajar, Diky. (2011). Perancangan Signage system Gang Ciroyom. Tugas Akhir – Jurusan Desain Komunikasi Visual. Bandung: Unikom.

Kurnia, Yoga Prayoga. (2011). Perancangan Signage system TK Negeri Pembina.

Tugas Akhir – Jurusan Desain Komunikasi Visual. Bandung: Unikom. Lubis, Hary. (2008). Risalah Akademik: Pedoman Penulisan dan Penyusunan.

Bandung: Unikom.

Pangara, Gusnun. (2010). Perancangan Buku Visual Museum Kereta Api Ambarawa. Tugas Akhir - Jurusan Desain Produk Industri. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Prayogi, Rully. (2011). Perancangan Signage system Pasar Baru Trade Center Bandung. Tugas Akhir - Jurusan Desain Komunikasi Visual. Bandung: Unikom.

Buku

__________. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi Keempat). Jakarta: Balai Pustaka.

Badudu, J.S. (2005). Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Bandung: CV Nawaputra.

Kusrianto, Adi. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Mumpuniarti. (2012). Optimalisasi Museum Pendidikan Indonesia sebagai Sumber Widya-Wisata di Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Supriyono, Rakhmat. (2010). Desain Komunikasi Visual, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI.


(9)

80

Buku Elektronik

________. (2009). Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor: 19 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya. Bandung: Sekretaris Daerah Kota Bandung.

Haryono, Daniel. (2011). Museum Ullen Sentalu: Penerapan Museologi Baru. Jakarta: Departemen Arkeologi Universitas Indonesia.

Murtomo, B. Adji. (2007). Penataan Papan Reklame Pada Penggal Jalan Hayam Wuruk Semarang. Semarang: Enclosure Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman

Perdana, Andini. (2011). Museum dan Identitas: Museum La Galigo sebagai Media Komunikasi Identitas Budaya Sulawesi Selatan. Jakarta. Departemen Arkeologi Universitas Indonesia.

Prasetyo, Yuri Hermawan. (2004). Pedoman Perancangan Rambu-Rambu di Dalam Bangunan. Bandung: Panitia Teknik Standarisasi Bidang Konstruksi dan Bangunan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman.

Supriyanto, Budi. (2011). Museum Negeri Provinsi Lampung sebagai Institusi Pendidikan Informal Pendukung Pembelajaran IPS Tingkat SMP. Jakarta: Departemen Arkeologi Universitas Indonesia.

Tjahjono, Baskoro Daru. (2006). Memimpikan Museum yang Menarik Pengunjung. Medan: Balai Arkeologi Medan.

Laman Web

Ahira, Anne. (2009). Membedah Pengertian Media Komunikasi. Diakses pada 27 April 2012. W.W.W: anneahira.com/pengertian-media-komunikasi.htm BKHH. (2010). Cinta Museum, Karena Museum Di Hatiku. Diakses pada 23

April 2012. W.W.W: batan.go.id/bkhh/index.php/component/content/article/ 5-berita/85-bkhh.html

Heriyanto, Retno. (2011). Keberadaan Museum Masih Kurang Familiar. Diakses pada 23 April 2012. W.W.W: pikiran-rakyat.com/node/143218

Ismail, M. (2009). Desain Cover Buku. Diakses pada 11 Juni 2012. W.W.W: belajar-desain-grafis.blogspot.com/2009/08/desain-cover-buku.html


(10)

81 Johana, Tanti. (2004). Arsitektur Art Deco. Diakses pada 19 Juli 2012. W.W.W:

arsitekturindis.com/?p=87

Pindell, Raffael. (2012). Art Deco Book. Diakses pada 11 Juni 2012. W.W.W: behance.net/gallery/Art-Deco/3219475

Putra, Indyana. (2010). Tentang Media. Diakses pada 23 Juli 2012. W.W.W: tombaksada.webs.com/tentangmedia.htm

Sari, Indah Novian. (2010). Digital Signage system. Diakses pada 11 Juni 2012.

W.W.W:http://indahnovianasari.blogspot.com/2010/06/digital-sign-system.html

Santoso, Urip. (2010). Arti Warna dalam Kehidupan Sehari-Hari. Diakses pada 11 Juni 2012. W.W.W: http://uripsantoso.wordpress.com/ 2011/10/21/arti-warna-dalam-kehidupan-sehari-hari/

Tanpa Penulis. (2008). Unsur, Definisi, Prinsip dan Istilah DKV. Diakses pada 20 April 2012. W.W.W: tiuhd3sain.blogspot.com/2008/07/unsur-definisi-prinsip-dan-istilah-dkv.html

Tanpa Penulis. (2011). Art deco color schemes, color combinations, color palettes. For print and graphic design, CMYK color values. Diakses pada 11 Juni 2012. W.W.W: creativecolorschemes.com/resources/art-deco-color-scheme.shtml

Tanpa Penulis. (2012). Sejarah Museum Konperensi Asia-Afrika. Diakses pada 20 April 2012. W.W.W: mkaa.or.id/sejarah%20museum%20konperensi%20 asia%20afrika.htm

Trisa. (2010). Signage System Museum Puspa IPTEK Kota Baru Parahyangan.

Diakses pada 10 Juni 2012. W.W.W: http://trisakumon.wordpress.com /2010/12/


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Menurut International Council of Museum (ICOM) museum adalah suatu lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, terbuka untuk umum, mengumpulkan, merawat, mengkomunikasikan dan memamerkan benda-benda pembuktian material manusia dan langkahnya, untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. Museum Konperensi Asia-Afrika adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan berbagai benda bukti keberhasilan sebuah perjalanan kehidupan manusia dalam membangun kegemilangan yang layak mendapatkan perhatian dari khalayak umum. Keberhasilan dalam menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi antar negara-negara Asia dan Afrika, yaitu Konperensi Asia-Afrika yang dilaksanakan di Gedung Merdeka Bandung pada tahun 1955 dan melahirkan piagam perdamaian yang disebut Dasa Sila Bandung. Dasa Sila Bandung yang prinsip dasar dalam upaya memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Peristiwa yang sangat bersejarah dalam politik luar negeri Indonesia dan peristiwa besar bagi bangsa Indonesia serta menjadi salah satu faktor penting yang menentukan sejarah dunia.

Museum Konperensi Asia-Afrika kemudian sepenuhnya dibuka setiap hari untuk kunjungan umum, yang membuat menarik minat kunjungan masyarakat terhadap museum Konperensi Asia-Afrika meningkat. Setiap tahun tercatat kunjungan terhadap Museum Konperensi Asia-Afrika mengalami peningkatan dan masyarakat terutama kalangan pelajar tidak segan lagi untuk datang ke Museum Konperensi Asia-Afrika. Dari data yang diperoleh, peningkatan kunjungan terhadap Museum Konperensi Asia-Afrika didominasi oleh pelajar dan wisatawan nusantara. Pelajar yang mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika merupakan pelajar dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Menengah Atas dan kebanyakan dari pelajar tersebut berasal dari luar kota Bandung. Sedangkan untuk pelajar dari tingkat Perguruan Tinggi tingkat


(12)

2 kunjungannya tidak begitu besar. Jumlah kunjungan dari kalangan pelajar pada tahun 2010 yang mencapai 111.803 orang sedangkan tahun 2011 mencapai 108.548 orang. Kunjungan pelajar lebih kepada kunjungan pendidikan atau penelitian, sedangkan untuk wisatawan nusantara sebagi kunjungan biasa atau rekreasi.

Sirkulasi pengujung perorangan pada hari kunjungan biasa, bebas melihat tanpa ada arah dari pemandu dan hanya mengandalkan panduan dari petunjuk arah dan keterangan yang ada pada artefak. Meskipun disediakan pemandu tetapi pengunjung perorangan sampai tiga orang, lebih memilih berjalan dan melihat sendiri, tanpa menggunakan pemandu terkecuali untuk pengujung dari luar negeri. Sedangkan untuk pengunjung dalam jumlah banyak atau rombongan biasanya diarahkan oleh pemandu. Selain diharuskan untuk melakukan reservasi terlebih dahulu sebelum melakukan kunjungan. Pengunjung perorangan yang jarang menggunakan arahan dari pemandu, akan sedikit kebingungan ke mana arah kunjungan yang pertama kali harus dilihat dan seterusnya. Hal tersebut tidak akan menjadi masalah jika ada media informasi atau petunjuk arah mengenai sirkulasi atau arah kunjungan bagi pengunjung perorangan yang tidak menggunakan jasa pemandu. Pada hari kunjungan biasa pintu utama berada di bagian depan yang langsung menuju ruang pameran. Namun pintu utama tersebut selain sebagai pintu masuk juga digunakan sebagi pintu keluar. Padahal ada pintu khusus yang dibuka berada di samping namun tidak digunakan sebagai pintu masuk ataupun pintu keluar bagi pengunjung. Petunjuk arah mengenai pintu utama sebagai pintu masuk kurang jelas, sehingga pengunjung perorangan yang pertama kali berkunjung akan mencari pintu masuk dan biasanya tertuju ke pintu khusus yang berada di samping gedung museum.


(13)

Sumber: h Da 50 Tahun pameran M mengalam pusat perh tertata da bahasa Ind koleksi, p Namun pe dengan ya dengan su

Gambar I.1 G http://baladasi

alam rangka n Konperen

Museum Ko mi perbaikan hatian. Di n tersusun donesia dan perbaikan te etunjuk ara ang baru da uasana ruang Gambar pintu minyun.blogs as a Konferensi nsi Asia-Af onperensi A n dan penata ruang terse

rapi denga n bahasa In ersebut juga ah dan tand

an hanya d g pamer yan

masuk utama spot.com/2011

sia.html (19 Ju

i Tingkat T frika 1955, Asia-Afrika

aan ulang k ebut benda an disertai nggris. Sela a menamba da larangan dicetak pada ng bagus.

a Museum Kon 1/08/jarambah uni 2012) Tinggi Asia-pada tang direnovasi. oleksi menj a-benda kol penjelasan ain melakuk ah petunjuk n yang bera

a selembar

nperensi Asia-h-bandung-mu

Afrika 2005 gal 22-24 A

Ruang pam jadi area uta leksi atau n dalam du kan perbaika

k arah dan ada di ruan

kertas berb a-Afrika useum-konfere

5 dan perin April 2005 meran yang

ama dan me artefak mu ua bahasa, kan dan pen

tanda lara ng utama di rbanding ter 3 ensi-ngatan , tata telah enjadi useum yaitu nataan angan. iganti rbalik


(14)

Sel ruang yan tersebut d petunjuk a gedung te yang mem benda kol mana, di dilakukan mengetahu Gambar I.2 lain petunju ng ada di mu ditempatkan arah, tanda ersebut yan miliki bany leksi. Medi mana dan . Meskipun ui sedang b

Gambar petu Sumber: D

uk arah dan useum. Mes n di area be larangan da ng memilik yak ruangan

a informasi ke arah m n tanpa bant

erada di rua

unjuk arah di M Dokumen Priba

tanda laran skipun dena elakang ged an denah di ki banyak r

n, yang di i memberik mana serta tuan peman ang mana se

Museum Konp adi (19 April 2

ngan, tidak ah gedung s dung. Sebu

sebuah ged ruangan. M igunakan u kan informa hal apa ya ndu pengunj

erta menget

perensi Asia-A 2012)

ada denah m sebenarnya

ah media i dung menjad Museum mer untuk meny

asi kepada p ang boleh

ung tidak a ahui akan m

Afrika

mengenai ru ada tetapi d informasi se di penting k rupakan ge yimpan ber

pengunjung dan tidak akan tersesa menuju ke m

4 uang-denah eperti ketika edung rbagai g dari boleh at dan mana.


(15)

I.2. Ide Ber permasala -Gambar I.3 entifikasi M

rdasarkan l ahan sebaga Minat mas peningkata Jumlah ku Sirkulasi a Museum K yang meng Pengunjun Pintu utam Pintu masu Benda kole Tidak ada bagian bel Gambar dena Sumber: D Masalah latar belaka i berikut: syarakat terh

an dengan k njungan leb atau arah ku

Konperensi ggunakan pe ng peroranga ma dijadikan

uk utama la eksi tertata denah gedu akang.

ah ruangan di M Dokumen Priba ang masalah hadap Muse kenaikan ku bih didomin unjung peng Asia-Afrik emandu. an jarang m n pintu masu angsung men rapi namun ung dan me

Museum Kon adi (19 April 2

h di atas da

eum Konper unjungan set nasi oleh kal gunjung beb

ka hanya un

menggunaka uk dan pintu nuju ruang p n terasa tidak eskipun ada perensi Asia-A 2012) apat diident rensi Asia-A tiap tahunny langan pelaj as atau acak ntuk penguj

an jasa pema u keluar. pamer muse k mengalir. lokasi disim Afrika tifikasi beb Afrika meng ya. ajar. k. jung rombo andu. eum. . mpannya ja 5 berapa galami ongan auh di


(16)

6 - Media informasi mengenai petunjuk arah dan tanda larangan tidak

sesuai dengan lingkungan museum.

- Tanda petunjuk masuk pintu utama kurang jelas.

I.3. Fokus Permasalahan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat dikemukakan fokus permasalahan, yaitu diperlukannya media informasi mengenai petunjuk arah, tanda larangan dan denah di Museum Konperensi Asia-Afrika.

I.4. Tujuan Perancangan

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan, maka tujuan dari perancangan adalah untuk:

- Menyampaikan informasi secara jelas dan efektif kepada pengunjung mengenai petunjuk arah, tanda larangan dan denah Museum Konperensi Asia-Afrika. Sehingga pengunjung memberikan respon dengan melakukan tindakan yang benar.

- Membuat signage system Museum Konperensi Asia-Afrika dengan konsep atau falsafah yang terkandung dalam visi dan misi Museum Konperensi Asia-Afrika.


(17)

7

BAB II

MEDIA INFORMASI SIGNAGE SYSTEM MUSEUM KONPERENSI

ASIA-AFRIKA

II.1. Media Informasi

Media adalah wadah untuk menempatkan sesuatu. Dalam bidang komunikasi, media berarti sebuah alat yang menjadi perantara dalam menyampaikan sebuah komunikasi atau informasi. Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna dan memiliki nilai yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi khalayak sebagai penerima informasi. Media informasi terus berkembang dan sangat diperlukan setiap saat karena melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi yang sedang berkembang. Melalui media informasi juga sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat kepada sasaran dan informasi yang disampaikan bermanfaat bagi pembuat dan target.

II.1.1.Definisi Media Informasi

Menurut Sobur (seperti dikutip pada Kurnia, 2011) media informasi adalah alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual. Melalui media informasi sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat kepada sasaran dan informasi yang disampaikan bermanfaat. Dengan kata lain media informasi adalah suatu alat untuk memberi informasi kepada orang lain agar orang tersebut mengerti arah dan tujuan yang akan disampaikan. Media informasi sangat penting sekali di jaman modern sekarang ini. Melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi dan dapat bertukar pikiran serta berinteraksi satu sama lain. Maka pengertian dari media informasi dapat disimpulkan sebagai alat untuk mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi.


(18)

8

II.1.2.Jenis-Jenis Media Informasi

Media informasi sebagai alat yang menyampaikan suatu informasi harus tepat sasaran agar dapat tersampaikan dengan baik pada target sasaran sehingga dapat bermanfaat bagi pembuat dan penerima informasi, media informasi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu :

a. Media Cetak

Media cetak adalah media yang penayangannya melalui proses cetak serta biasanya diterbitkan secara berkala. Media cetak merupakan media tertua yang ada di muka bumi. Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta Diurna dan Acta Senatus di Kerajaan Romawi, kemudian berkembang pesat setelah Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak, hingga kini sudah beragam bentuknya, sepeti surat kabar (koran), tabloid, dan majalah. Sekarang ini media cetak dapat pula berupa brosur, poster, pamflet, flyer, spanduk, signage system dan lain-lain.

b. Media Elektronik

Disebut media elektronik karena penayangannya dibantu dengan perangkat elektronik, seperti radio dan televisi. Perkembangan teknologi modern berhasil memadukan konsep media cetak berupa penulisan naskah dengan suara (radio) yang kemudian lebih berkembang lagi dengan ditemukannya televisi. Jadi yang kemudian disebut dengan media elektronik adalah radio dan televisi bahkan telepon genggam.

c. Media Maya (Cyber)

Media maya hadir karena bantuan dari jaringan internet/maya. Media maya merupakan perkembangan baru dari teknologi informasi saat ini. Sepintas mirip dengan media elektronik. Namun para pakar memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Karena dengan media ini seseorang dapat berhubungan dengan komunikasi personal yang terkesan perorangan. Media maya selalu berhubungan dengan internet karena internet merupakan perantara media maya dalam berinteraksi dengan pengguna.


(19)

9

II.2. Signage System

Signage system merupakan sistem informasi visual yang berorientasi, terdiri dari tanda-tanda, peta, panah, sistem kode warna, piktogram dan unsur-unsur tipografi yang berbeda. Signage system berbeda dari metode penyampaian informasi yang lain karena biasanya digunakan untuk membimbing orang perjalanan melalui dunia fisik; tanda-tanda jalan di jalan raya, tanda identifikasi di stasiun dan tanda menggantung di bandara adalah contoh umum signage system. Menurut Sanoof (seperti dikutip pada Murtomo, 2007) yang menyatakan bahwa

signage seperti dalam penggunaan sign, keberadaannya memberikan informasi kepada masyarakat yang sedang melintas, berjalan atau berkendaraan.

II.2.1.Pengertian Signage System

Pengertian signage system adalah kumpulan dari tanda-tanda individual yang telah didesain untuk mengidentifikasikan atau mengarahkan lalu lintas dan atau sebuah bangunan yang kompleks atau berkelompok. Menyangkut tanda sebagai sebuah sistem harus berdasarkan elemen-elemen desain lainnya. Menurut

C. S. Peirce (seperti dikutip pada Septianto dalam Fajar, 2011) menyatakan bahwa

sign adalah tanda berbentuk simbol yang dapat mengartikan suatu pesan atau istilah, sign dibuat untuk menjadi pembeda atau pembanding dengan tanda-tanda yang lain.

Menurut Tinarbuko (seperti dikutip pada Kurnia, 2011) signage system

adalah rangkaian representasi visual dan simbol grafik yang bertujuan sebagai media interaksi manusia dengan ruang publik. Ruang publik berperan penting dalam penyebaran signage system yang akan dibuat. Signage system harus tepat sasaran agar dapat terlihat dan terbaca sehingga memberikan respon atau timbal balik dengan melakukan tindakan oleh target. Pengertian ruang publik secara umum adalah ruang yang fungsi dan manfaatnya digunakan sepenuhnya untuk kepentingan publik atau masyarakat (bukan untuk kepentingan seseorang ataupun kelompok tertentu).


(20)

10 Jenis komunikasi yang digunakan pada signage system adalah komunikasi visual. Komunikasi visual merupakan komunikasi yang menggunakan bahasa visual di mana visual sendiri bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata. Maka komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan gambar dengan makna dan maksud tujuan untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga dapat terbaca atau terlihat oleh suatu target sasaran dan direspon dengan suatu tindakan. Komunikasi kreatif secara visual dilakukan dengan cara mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna, layout (tata letak) serta pengaplikasiannya melalui berbagai media untuk menyampaikan suatu pesan dan gagasan.

II.2.2.Jenis-Jenis Signage System

Signage system dalam sistem komunikasi visual tanda mengalami perkembangan dan terdapat lima macam dasar dari jenis-jenis tanda (sign type) yang mudah diingat. Kelima jenis tersebut antara lain:

1. Tanda Petunjuk dan Informasi

Tanda ini berupa tanda yang berguna untuk mengarahkan suatu objek sasaran dengan menginformasikan di mana suatu lokasi atau benda tersebut berada.

2. Tanda Petunjuk Arah (Direction)

Tanda petunjuk arah adalah tanda-tanda yang mencakup arah panah yang mampu mengarahkan objek sasaran menuju suatu tempat, seperti ruangan, jalan ataupun fasilitas lainnya.

3. Tanda Pengenal (Identification)

Tanda pengenal adalah tanda yang digunakan untuk membedakan antara suatu objek dengan objek lainnya, seperti identitas kantor, gedung, perusahaan atau produk.


(21)

11 4. Tanda Larangan dan Peringatan (Regulation)

Tanda ini bertujuan untuk menginformasikan mengenai apa yang tidak boleh dikerjakan atau dilarang. Selain itu, tanda ini juga menginformasi agar audien berhati-hati.

5. Tanda Pemberitahuan Resmi

Tanda ini menunjukkan informasi tentang pemberitahuan resmi dan agar tidak dikacaukan dengan tanda – tanda petunjuk.

II.2.3.Kriteria Signage System

Menurut Julianto (seperti dikutip dalam Fajar, 2011) dalam pembuatan

signage system yang baik harus memenuhi empat kriteria berikut:

a. Mudah Dilihat

Penempatan signage system juga harus dipikirkan secara tepat, dan penempatan signage system yang baik yaitu di tempat yang mudah diakses orang.

b. Mudah Dibaca

Bentuk huruf atau tipografi yang digunakan dalam signage system

Sebisa mungkin dapat terbaca baik siang maupun malam.

c. Mudah Dimengerti

Bentuk penulisan yang tertera pada signage system harus mudah untuk dipahami. Oleh semua kalangan dari semua usia, bentuk tulisan juga sebisa mungkin dibuat singkat dan padat.

d. Dapat Dipercaya

Kebenaran informasi yang ada dapat dipercaya tidak menyesatkan.

II.2.4.Pertimbangan dalam Pembuatan Sign

Ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan sign, untuk digunakan pada bagian interior maupun eksterior. Seperti dikutip pada John Follis dan Dave Hammer (dalam Prayogi, 2011) dalam membuat sign interior perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:


(22)

12 a. Karakteristik Arsitektur Ruangan.

Tempat parkir misalnya, biasanya hanya terdapat sangat sedikit tembok, karena itu perlu dipertimbangkan pemakaian sign dengan cara menggantungnya di langit-langit atau mengecatnya pada tiang yang rendah atau bahkan menggunakan tiang sebagai media tambahan.

b. Fungsi Ruangan.

Di dalam lorong-lorong yang ramai seperti di rumah sakit, museum, pusat perbelanjaan misalnya, sign biasanya akan berfungsi maksimal bila diletakkan secara menggantung pada langit-langit atau ditempelkan dengan sudut pandang yang tepat di dinding dengan ketinggian yang lebih tinggi dari kepala.

c. Halangan dan Rintangan.

Pertama halangan arsitektural yang biasanya dapat dilihat melalui gambar perencanaan arsitektural, diantaranya berupa dinding, tiang, tangga, dan lainnya yang mungkin dapat menghalangi pandangan terhadap sign. Kedua halangan non-arsitektural berupa benda yang dapat dipindahkan yang biasanya tidak ada pada gambar perencanaan arsitektural, berupa pot tanaman, perabotan, dan lainnya.

d. Sudut Pandang.

Sign yang baik harus dapat dibaca dari beberapa sudut pandang sekaligus. Jangan sampai sebuah sign menjadi tidak terlihat bila dilihat dari sudut pandang tertentu.

Sedangkan dalam membuat sign eksterior perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:

a. Ukuran

Ukuran dari sign eksterior berkaitan erat dengan ukuran huruf yang ditampilkan. Hal mendasar yang harus diperhatikan adalah seberapa panjang pesan yang dicantumkan dan seberapa jauh pesan tersebut harus dapat terbaca.


(23)

13 b. Alur Pergerakan

Pergerakan serta alur kendaraan dan pejalan kaki dalam lokasi penempatan sign juga perlu diperhatikan agar sign dapat diletakkan pada lokasi yang memberikan efisiensi maksimum terhadap alur lalu lintas dari khalayak sasaran.

c. Penempatan

Sign harus ditempatkan lebih tinggi daripada objek-objek penghalang pandangan yang bersifat sementara seperti pejalan kaki atau kendaraan yang melintas dan pagar. Untuk sign yang terletak di trotoar umum, ketinggian rata-rata yang banyak dipakai adalah 2,4 meter.

II.2.5.Jarak Pandang dan Ukuran Huruf

Perbandingan ukuran tinggi huruf untuk sign yang dilihat oleh pengamat yang tidak bergerak, ditentukan berdasarkan jarak pengamat terhadap sign. Adapun perbandingan tinggi huruf dengan jarak pengamat seperti pada tabel berikut:

Jarak Baca (senti meter - cm)

Tinggi Huruf Minimum

(milimeter - mm) (poin - pt)

640 80 227 580 65 185 460 55 156

Tabel II.1 Perbandingan jarak baca dengan ukuran huruf Sumber: Prasetyo (2004)

Sedangkan untuk ukuran besar simbol atau ikon, dapat berlaku aturan berikut:

Jarak Pandang (senti meter - cm)

Ukuran Simbol (milimeter - mm)

640 70 580 90 460 105

Tabel II.2 Perbandingan jarak pandang dengan ukuran simbol Sumber: Prasetyo (2004)


(24)

II.3. Mu II.3.1.Sej Mu gedung be Asia-Afrik memamerk yang meru meter per merupakan dengan na oleh Presi tahun Ko merupakan yang pada Sumber: http:/ useum Kon jarah Muse useum Konp ersejarah yan ka tahun 1 kan berbaga upakan cika rsegi pada n tempat pe ama “Societ

iden Soehar onperensi A

n gagasan d a waktu men

G //ilmailmicomat

nperensi As eum Konpe

perensi Asi ng pernah di 1955. Kini ai benda kol al bakal Ger tahun 1895 ertemuan da

eit Concord

rto pada ta Asia-Afrika dan prakars njabat sebag

Gambar II.1 Ga te.blogspot.com/ sia-Afrika erensi Asia ia-Afrika ya igunakan se gedung in leksi dan fo rakan Non-B 5 silam han an perkumpu

dia”. Museu anggal 24 A a. Pendirian sa Prof. Dr gai Menteri ambar Gedung m/2012/02/sejarah a-Afrika ang berada ebagai tempa ni digunak to dokumen Blok. Museu nya berupa ulan orang-um Konpere April 1980, n Museum . Mochtar K

Luar Neger

g Merdeka, ta h-museum-konf di Gedung at Konferens kan sebagai ntasi Konper um dengan bangunan orang Belan ensi Asia-A pada punca m Konpere Kusumaatm ri Republik ahun 1955 ferensi-asia-afrik Merdeka a si Tingkat T i museum rensi Asia-A

luas tanah sederhana nda yang di Afrika diresm

ak peringat ensi Asia-A maja, SH., L

k Indonesia.

ka.html (19 Apri

14 adalah Tinggi yang Afrika 7.500 yang ikenal mikan an 25 Afrika LL.M. il 2012)


(25)

Ter 1955 yang di mana j bumi Asia untuk me adalah bag Mu lima Hote gedung be yang men mula gedu Asia-Afrik diperguna Guru Bes sekarang, C rilhami ole g merupakan iwa, seman a-Afrika, ser engunjungi

gian dari Ge

Gamba

useum Konp el Grand P ersejarah ya njadi landm

ung tersebu ka hingga a akan sebaga

sar pada Te

C.P. Wolff S

eh kehendak n tonggak t ngat, dan pe

rta terdoron Kota Band edung Merd

ar II.2 Gamba Sumber: D

perensi Asi Preanger da ang bertaraf

ark kota B ut dibangun, akhirnya se ai museum.

echnische H

Schoemaker

k untuk m terbesar keb engaruhnya ng oleh kein dung. Mus deka.

ar Gedung Mu Dokumen Prib

ia-Afrika be an Hotel Sa f internasion Bandung. H

, menjadi te ebagian dar

Dirancang

Hogeschool

r dan Van G

mengabadika berhasilan p a menyebar nginan sejum seum Konp useum Asia-A badi (26 Juli 2

erada berde avoy Homa nal selain G

al itu tidak empat disel ri Gedung

oleh dua ar

l (Sekolah Galen Last, y

an Konpere olitik luar n ke seluruh mlah pemim perensi Asia frika sekarang 012) ekatan deng ann, merup edung Sate k terlepas d

lenggarakan Merdeka d rsitektur Be

Teknik Tin yang pada m

ensi Asia-A negeri Indon h dunia teru mpin Asia-A a-Afrika se

g

gan hotel bi pakan salah dan Jalan B dari sejarah nnya Konpe diresmikan u

elanda yang nggi), yaitu masa itu terke

15 Afrika nesia, utama Afrika endiri ntang h satu Braga awal erensi untuk g juga u ITB enal


(26)

kental den menerbitk Bangunan berisi daft Gedung M Cagar Bud landmark II.3.2.Pro

-ngan gaya a

kan Perda n Cagar Bud tar 100 bang Merdeka / M

daya yang h Kota Bandu ofil Museum Nama Lokasi Telepon Faksimile Laman we Logo Ga

art deco. Pa No. 19 ta daya di Kot gunan cagar Museum As harus dilesta ung. m Konpere : Museu : Gedun Jl. Asi : (022) : (022) eb : mkaa.

:

ambar II.3 Lo Sumber: M

ada tahun 20 ahun 2009 ta Bandung r budaya di sia-Afrika m arikan dan m

ensi Asia-A

um Konpere ng Merdeka

ia-Afrika N 4233 564 / 4238 031 or.id

ogo Museum K Museum Konp

009 Pemeri tentang p . Peraturan kota Bandu masuk ke d

menjadi bag

Afrika

ensi Asia-A a

No. 65 Band 4238 031 Konperensi A perensi Asia-A intah Daerah pengelolaan Daerah ter ung yang ha dalam daftar gian dari id

Afrika

ung 40111

sia-Afrika Afrika

ah Kota Ban n Kawasan rsebut antar arus dilestar ar 100 Bang dentitas fisik 16 ndung n dan a lain rikan. gunan k atau


(27)

-G II.3.3.Tu a. b. c. Denah

Gambar II.4 D

ujuan Menyajika Konperen Konferensi khususnya Mengump kabar, nas informasi dan negara dunia serta Melakuka negara-neg penelitian Indonesia : Denah Gedung Sumbe an peningga si Asia-Af i tersebut, so a bangsa Indo

pulkan,meng skah, dokum mengenai k a-negara be a tentang so

an penelitia gara berkem

ilmiah di k serta ban

g Merdeka dan er: Museum K

alan-peningg frika, term

osial budaya onesia dalam

golah, dan men, dan pe kegiatan da erkembang d osial budaya

an tentang mbang guna

kalangan pe ngsa-bangsa

n Museum Ko Konperensi As

galan, inform masuk latar a, dan peran m percaturan menyajikan nerbitan lai an peranan dalam perca a negara-ne g masalah-a menunjmasalah-an elajar, mah a Asia-Afr onperensi Asia sia-Afrika

masi yang b belakang, n bangsa-ban n politik dan

n buku-buku nnya yang b bangsa-ban aturan politik

gara tersebu

masalah A ng kegiatan asiswa, dos rika pada a-Afrika berkaitan de , perkemba ngsa Asia-A kehidupan d u, majalah, berisi uraia ngsa Asia-A ik dan kehid

ut;

Asia-Afrika n pendidikan

sen, dan pe umumnya, 17 engan angan Afrika, dunia; surat an dan Afrika dupan dan n dan muda dan


(28)

18 memberi masukan bagi kebijakan pemerintah dalam kegiatan politik luar negeri;

d. Menunjang upaya-upaya dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional, pendidikan generasi muda, dan peningkatan kepariwisataan;

e. Menunjang upaya-upaya untuk mendapatkan saling pengertian dan kesatuan pendapat serta meningkatkan volume kerja sama di antara bangsa-bangsa Asia-Afrika dan bangsa-bangsa lainnya di dunia.

II.3.4.Fasilitas

a. Ruang Pameran Tetap

Museum Konperensi Asia-Afrika memiliki ruang pameran tetap yang memamerkan sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konperensi Asia-Afrika tahun 1955. Selain itu dipamerkan juga foto-foto mengenai:

- Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Konperensi Asia-Afrika; - Dampak Konperensi Asia-Afrika bagi dunia internasional;

- Gedung Merdeka dari masa ke masa;

- Profil negara-negara peserta Konperensi Asia-Afrika yang dimuat dalam multimedia

b. Diorama Pembukaan Konperensi Asia-Afrika, 1955

Dalam rangka menyambut kunjungan Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi X Gerakan Nonblok tahun 1992, di mana Indonesia terpilih sebagai tempat konferensi tersebut dan menjadi Ketua Gerakan Nonblok, dibuatlah diorama yang menggambarkan situasi pembukaan Konperensi Asia-Afrika tahun 1955.

c. Perpustakaan

Untuk menunjang kegiatan Museum Konperensi Asia-Afrika, pada 1985 Abdullah Kamil (pada waktu itu Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London) memprakarsai dibuatnya sebuah perpustakaan.


(29)

19 Perpustakaan ini memiliki sejumlah buku mengenai sejarah, sosial dan budaya negara-negara Asia-Afrika, dan negara-negara lainnya; dokumen-dokumen mengenai Konferensi Asia Afrika dan surat kabar yang bersumber dari sumbangan/hibah dan pembelian.

d. Audio Visual

Bersamaan dengan berdirinya perpustakaan, disiapkan pula ruang audio visual pada tahun 1985. Ruang tersebut juga diprakarsai oleh Abdullah Kamil. Ruangan ini menjadi sarana untuk penayangan film-film dokumenter mengenai kondisi dunia hingga tahun 1950, Konperensi Asia-Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya, serta film-film mengenai kebudayaan dari negara-negara Asia dan Afrika.

II.3.5.Aktivitas

Museum Konperensi Asia-Afrika meningkatkan berbagai studi mengenai Asia-Afrika dan luar negeri serta memfasilitasi penelitian-penelitian dalam dan luar negeri yang dilakukan oleh para peneliti dan mahasiswa. Museum Konperensi Asia-Afrika juga menyelenggarakan kegiatan:

a. Pemanduan dilakukan kepada pengunjung baik kunjungan resmi tamu pemerintah maupun kunjungan kelompok / umum.

b. Museum Konperensi Asia-Afrika menyelenggarakan pameran tidak tetap dalam upaya mengedukasi publik berkaitan dengan pelaksanaan politik luar negeri dan sejarah diplomasi Indonesia. Pameran tidak tetap juga dilakukan di lokasi-lokasi di luar Museum Konperensi Asia-Afrika.

c. Di dalam Museum Konperensi Asia-Afrika terdapat komunitas masyarakat yang dibentuk atau didukung oleh Museum Konperensi Asia-Afrika. Museum Konperensi Asia-Afrika membentuk berbagai komunitas masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengetahuan mengenai sejarah, politik internasional, wawasan kebangsaan mengingat tantangan yang dihadapi dalam politik luar negeri Indonesia di masa yang akan datang, dalam diplomasi publik maupun diplomasi


(30)

20 antarwarga (citizen diplomacy). Beberapa kegiatan yang diselenggarakan bekerjasama dengan komunitas di antaranya:

- Diskusi Buku,

- Pemutaran Film Festival, - Klub Bahasa,

- Pameran.

II.3.6.Jumlah Pengunjung

Berikut merupakan tabel perbandingan jumlah pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika dari mulai tahun 2007 sampai tahun 2011. Data pengunjung tersebut berdasarkan data resmi yang dikeluarkan oleh Museum Konperensi Asia-Afrika.

Tahun

Pengunjung 2007 2008 2009 2010 2011

TK / Play Group 0 0 0 721 656

SD / MI 13.168 10.987 12.807 20.942 21.185

SMP / MTs 52.778 49.865 46.063 65.837 64.242

SMA / SMK / MA 29.237 19.646 21.659 25.024 23.121 Perguruan Tinggi 1.391 2.711 2.954 3.423 5.212

Peneliti 48 159 257 86 0

Wartawan 21 54 104 117 63

Organisasi / Instansi

Asing 1.263 857 1.545 1.218 777

Organisasi / Instansi

Non-Asing 4.201 5.009 6.715 9.829 6.293

Wisatawan Nusantara 2.874 4.580 18.180 35.886 59.291 Wisatawan

Mancanegara 3.594 2.883 3.524 5.190 5.203

Tamu Negara 157 273 157 81 142

Jumlah (orang) 108.732 109.971 113.956 168.354 186.200

Tabel II.3 Data pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika Sumber: Dokumen Data Pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika


(31)

21 II.4. Art Deco

Art deco merupakan gerakan desain internasional yang populer dari tahun 1920 hingga tahun 1939. Setelah perang dunia pertama, orang-orang menginginkan modernisasi, gaya yang fungsional untuk furnitur, perhiasan dan objek-objek dekoratif mereka, seperti arsitektur, desain interior, dan desain industri, maupun seni visual seperti fashion, lukisan, grafik seni dan film. Gerakan

art deco dapat diartikan juga sebagai gerakan dari berbagai gaya. Meskipun banyak gerakan desain mempunyai akar politik atau filosofis atau tujuan, art deco

adalah seni dekoratif murni.

II.4.1.Sejarah Art Deco

Kata art deco termasuk terminologi yang baru pada saat itu, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam sebuah katalog yang diterbitkan oleh Musée des Arts Decoratifs di Paris yang pada saat itu sedang mengadakan pameran dengan tema “Les Années 25”. Pameran itu bertujuan meninjau kembali pameran internasional “l’Expositioan Internationale des Arts Décoratifs et Industriels Modernes” yang diselenggarakan pada tahun 1925 di Paris. Sejak saat itu nama art deco dipakai untuk menamai seni yang saat itu sedang populer dan modern. Munculnya terminologi itu pada beberapa artikel semakin membuat nama art deco eksis. Art deco

semakin mendapat tempat dalam dunia seni dengan dipublikasikannya buku “Art Deco” karangan Bevis Hillier di Amerika pada tahun 1969.

Arsitektur art deco selain menerima ornamen-ornamen historis, langgam ini juga menerima pengaruh aliran arsitektur yang sedang berkembang saat itu. Gerakan arsitektur modern yang sedang berkembang pada saat itu Bauhaus, De Stijl, Dutch Expressionism, International Style, Rationalism, Scandinavian Romanticism dan Neoclassicism, Arts and Crafts Movement, Art Nouveau, Jugendstil dan Viennese Secession. Mereka ikut mempengaruhi bentukan-bentukan arsitektur art deco serta memberikan sentuhan-sentuhan modern. Modern pada saat itu diartikan dengan “berani tampil beda dan baru, tampil lebih menarik dari yang lain dan tidak kuno” kesemuanya itu dimanifestasikan dengan pemilihan warna yang mencolok, proporsi yang tidak biasa, material yang baru dan dekorasi.


(32)

22

II.4.2.Art Deco di Indonesia

Pengaruh art deco di Indonesia dibawa oleh arsitek-arsitek Belanda, salah satu diantara mereka adalah C.P. Wolff Schoemaker dan A.F. Aalbers. Hotel Preanger Bandung rancangan Schoemaker merupakan arsitektur berlanggam art deco dengan ciri khasnya elemen dekoratif geometris pada dinding eksteriornya. Selanjutnya perkembangan arsitektur art deco di Indonesia tampil lebih sederhana, mereka lebih mengutamakan pola garis-garis lengkung dan bentuk silinder, contoh konkret dari konsep ini adalah Vila Isola Bandung (sekarang gedung UPI), juga rancangan Schoemaker. Kesederhanaan bentuk belumlah mewakili semua konsep arsitektur art deco ini karena kedinamisan ruang interior dapat dilihat dalam tata letak bangunannya. Arsitektur memang menggambarkan kehidupan jaman itu. Pengaruh aliran De Stijl dari Belanda yang menyuguhkan konsep arsitektural “kembali ke bentuk yang sederhana” dan pengkomposisian bentuk-bentuk sederhana menghasilkan pencahayaan dan bayangan yang menarik Aliran ini pula yang banyak mempengaruhi penganut arsitektur art deco di Indonesia.

Perkembangan art deco akhir di Indonesia mengacu pada kedinamisan dan bentuk plastis yang kelenturan fasade-nya merupakan pengejawantahan dari kemodernan teknologi arsitektural. Contoh fasade yang dinamis salah satunya adalah fasade hotel Savoy Homann Bandung yang dirancang oleh A.F. Aalbers. Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan rasa optimisme. Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan “Ocean Liner Style” hal ini mengacu pada bentuk kapal pesiar yang pada saat itu merupakan karya manusia yang patut dibanggakan, jadi bentukan kapal, bentuk lengkung dijadikan sebagai ekspresi kemodernan.

II.4.3.Gaya Art Deco

Art deco adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, perhiasan dan lain-lain. Karya-karya mereka memakai warna-warna yang kuat serta bentuk-bentuk abstrak dan geometris misalnya bentuk tangga, segitiga dan lingkaran terbuka,


(33)

tetapi mer motif-mot elemen-ele Sumber: h Sumber: h Me ornamen-o yang baru dengan te material, s reka kadang tif tersebut emennya m http://udangm Gam http://udangm eskipun pad ornamen tra u, keterbuka eknik yang sehingga ha

g masih men cenderung mayoritas da

Gamb mabok.wordpre

mbar II.6 Con mabok.wordpre

da awalnya adisional at aan ini terc baru, tak asil karya m

nggunakan mempunya alam format

ar II.5 Motif-m ess.com/2009/

ntoh aplikasi m ess.com/2009/

a art deco

tau historik cermin dala jarang pu mereka hamp

motif-motif ai bentuk y yang seder

motif art deco /02/26/art-dec

motif dan warn /02/26/art-dec

merupakan kal, tetapi i am pemakai ula mereka

pir selalu in

f tumbuhan yang geome

hana.

o

co/ (Diakses p

na art deco co/ (Diakses p

n gaya yan a terbuka t ian materia melakukan novatif dan

n dan figur, etris. Komp

pada 19 Juli 20

pada 19 Juli 20

ng menggun terhadap se al yang baru

n penggabu eksperimen 23 tetapi posisi 012) 012) nakan esuatu u dan ungan ntatif.


(34)

Perkemba pada saat oleh adan Karakter-k dalam des

Sumber: h

Sumber: h

angan art de

di Eropa s nya penem karakter te sain dalam b

http://udangm

http://udangm

eco tidak le sedang berl muan-penem knologi ya bentuk garis

Gamba mabok.wordpre

Gambar II.8 mabok.wordpre

epas dari pe langsung re muan dan t ang mengg s-garis lengk

ar II.7 Contoh ess.com/2009/

Contoh poste ess.com/2009/

engaruh situ evolusi indu teknologi y gambarkan

kung dan zi

grafis art dec /02/26/art-dec

r dan warna a /02/26/art-dec

uasi dan ko ustri, masya yang maju

kecepatan ig-zag.

co

co/ (Diakses p

art deco co/ (Diakses p

ondisi jama arakat terpe u dengan p diwujudka

pada 19 Juli 20

pada 19 Juli 20

24 annya, esona pesat. an ke

012)


(35)

25

II.5. Analisis

II.5.1.Analisis 5W + 1H

Analisis ini digunakan untuk mengetahui lebih jelas ke mana arah media informasi ini ditujukan. Analisis bersifat subjektif berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Analisis yang dilakukan yaitu :

- What

Museum Konperensi Asia-Afrika yang berada di Gedung Merdeka Jl. Asia-Afrika No. 65 Bandung.

- Who

Target dikhususkan untuk pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika dari kalangan umum atau pelajar yang tidak disertai atau menggunakan jasa pemandu.

- Why

Media informasi pada area Museum Konperensi Asia-Afrika dibuat sebagai sistem tanda atau petunjuk arah yang memberikan informasi bagi pengunjung mengenai dari mana, di mana dan ke arah mana serta hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

- Where

Media informasi ditempatkan di area strategis Museum Konperensi Asia-Afrika yang mudah dijangkau oleh penglihatan pengunjung.

- When

Media informasi ditempatkan dan digunakan setiap hari kunjungan museum di area Museum Konperensi Asia-Afrika.

- How

Media Informasi dirancang sebagai media yang memberikan informasi yang jelas mengenai lokasi, petunjuk arah serta larangan bagi pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika.


(36)

26

II.5.2.Kesimpulan Analisis 5W + 1H

Kesimpulan dari analisa 5W + 1H adalah sebuah media informasi yang memberikan informasi mengenai petunjuk arah dan tanda larangan di area Museum Konperensi Asia-Afrika yang ditujukan untuk pengunjung.

II.6. Segmentasi Target Sasaran

Target sasaran dari perancangan media informasi yaitu :

- Demografis

Laki-laki dan perempuan pengunjung museum yang berada direntang usia 20 s.d. 25 tahun.

- Geografis

Pengunjung yang berada di Museum Konperensi Asia-Afrika. Terutama pengunjung baru Museum Konperensi Asia-Afrika yang tidak menggunakan jasa pemandu.

- Sosial Ekonomi

Untuk semua kalangan karena sesuai dengan pengertian museum, bahwa museum terbuka untuk umum.

- Psikografis

Target merupakan kalangan yang di mana dalam melakukan kunjungan ke Museum Konperensi Asia-Afrika sebagai perorangan atau tidak lebih dari lima orang dan tidak menggunakan jasa pemandu.


(37)

27

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

I.1. Strategi Perancangan

Permasalahan yang ditemukan setelah melakukan penelitian di Museum Konperensi Asia-Afrika adalah kurangnya media informasi di mana dalam penyampaiannya suatu informasi atau menunjukkan suatu tempat sudah menggunakan gambar dan tulisan. Namun dalam kajian visual kurang menarik dan tidak tepat sasaran dan media aplikasi yang digunakan belum juga belum tepat, bahkan ada yang hanya menggunakan selembar kertas. Dalam pemecahan masalah akan dirancang media informasi yang sesuai dengan target sasaran yang telah ditentukan. Mencari bagian dari Museum Konperensi Asia-Afrika yang menjadi ciri khas dan kemudian menjadikannya sebagai identitas yang mewakili Museum Konperensi Asia-Afrika namun tetap sesuai dengan karakter dari target sasaran yang telah ditentukan. Memberikan daya tarik kepada pengunjung yang datang ke Museum Konperensi Asia-Afrika sehingga informasi yang disampaikan dapat dilihat dengan dan dipahami dengan jelas. Dengan cara memberikan respons dengan melakukan tindakan yang tepat sesuai dengan informasi yang disampaikan.

Kajian visual yang menjadi latar belakang perancangan signage system

didasarkan pada visi dan misi Museum Konperensi Asia-Afrika.

- Visi Museum Konperensi Asia-Afrika tahun 2012

Museum Konperensi Asia-Afrika sebagai museum yang bertaraf

internasional dengan pengelolaan yang profesional.

- Misi Museum Konperensi Asia-Afrika

1. Mendorong kerjasama antar bangsa Asia-Afrika melalui pilar

people-to-people contact.


(38)

28 3. Media penelitian dan pengkajian Asia-Afrika.

4. Menjadikan Museum Konperensi Asia-Afrika sebagai ikon guna mempromosikan predikat Bandung sebagai ibukota Asia-Afrika.

Selain didasarkan kepada visi dan misi museum, dalam perancangan

signage system Museum Konperensi Asia-Afrika juga ditambahkan dengan mencari bagian dari museum yang mewakili identitas dari Museum Konperensi Asia-Afrika, yaitu dengan ciri khas bangunannya yang bergaya art deco. Karakter gaya art deco nantinya akan ditampil melalui bagian gedung yang mewakilinya. Selain dengan menggunakan bagian gedung juga akan digunakan warna-warna yang kental dengan gaya art deco.

I.2. Strategi Komunikasi

Setelah menentukan target sasaran dan melihat dari berbagai sisi juga karakter dari target sasaran. Maka strategi komunikasi yang dibuat menggunakan karakter gambar dan simbolisasi sederhana disesuaikan dengan keadaan ruangan pamer museum juga dengan karakter dari target sasaran. Namun mampu menyampaikan pesan atau informasi dengan baik tepat, cepat dan sederhana. Meskipun informasi yang ingin disampaikan cukup kompleks. Namun selain disesuaikan dengan karakter dari target sasaran juga tetap mempertimbangkan karakter yang dimiliki Museum Konperensi Asia-Afrika, misal mengikuti aturan

brand atau identitas dari logo, warna, tipografi, tata letak dan lain sebagainya. Agar pesan yang disampaikan pada sasaran dapat mencapai tujuan yang diinginkan, perancangan dapat ditentukan strategi komunikasi yang tepat untuk khayalak sasaranyang dituju sebagai berikut:

a. Informatif

Dalam hal ini pesan yang disampaikan melalui signage system dalam bahasa yang mudah dipahami oleh pengunjung yang baru mengunjungi atau wisatawan mancanegara, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional. Agar pengunjung dapat dengan cepat memahami informasi tersebut.


(39)

29 b. Komunikatif

Pesan yang disampaikan kepada komunikan memberi kesan dan pemahaman makna yang sama dengan makna pesan yang disampaikan komunikan.

I.2.1. Tujuan Komunikasi

Dalam perancangan media informasi di Museum Konperensi Asia-Afrika bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi pada target sasaran mengenai hal yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan di Museum Konperensi Asia-Afrika. Sebagai contoh seperti penanda lokasi toilet, arah atau alur kunjungan, petunjuk arah ke sebuah ruangan, dan lain-lain.

I.2.2. Pesan Utama

Memberikan informasi dalam sebuah media informasi yang menarik secara visual dalam sebuah komunikasi visual. Membantu mengarahkan pengunjung dalam melakukan kegiatan kunjungan di Museum Konperensi Asia-Afrika.

I.2.3. Materi Pesan

Tujuan perancangan media informasi ini ditujukan pada target sasaran dengan segmentasi yang telah dikelompokkan yaitu pengunjung umum Museum Konperensi Asia-Afrika perseorangan dan tidak menggunakan jasa pemandu. Materi pesan yang akan disampaikan mengenai simbol, petunjuk, dan tanda untuk menjelaskan keterangan sebuah tempat, petunjuk arah dan peringatan atau himbauan di area Museum Konperensi Asia-Afrika.

I.3. Strategi Kreatif

Perancangan media informasi agar mencapai tujuan yang diharapkan harus memiliki konsep visual yang tepat dengan target sasaran sehingga diharapkan dapat disampaikan dan dipahami dengan mudah.


(40)

30

I.3.1. Pendekatan Kreatif

Perancangan media informasi agar dapat tersampaikan dengan baik, maka dilihat faktor dari area Museum Konperensi Asia-Afrika dan target sasaran yang telah ditentukan di mana informasi harus dapat menarik perhatian sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami oleh target sasaran dengan baik. untuk melakukan dengan tindakan. Penggunaan warna, bentuk, tata letak, ikon, tipografi juga harus dipertimbangkan yang meliputi keseluruhan media informasi yang akan dibuat. Bahkan untuk media aplikasi yang digunakan dipertimbangkan pula jenis bahan dan lain-lain. Penggunaan warna diutamakan mengikuti sistem identitas yang sudah ada dari Museum Konperensi Asia-Afrika. Warna senada dengan area ruangan namun menggunakan latar yang cukup kontras, supaya dapat menarik perhatian.

Elemen gambar dan bentuk yang digunakan dalam media informasi mengikuti pertimbangan, namun dengan dilakukan penyederhanaan bentuk terutama untuk penggunaannya sebagai ikon. Sehingga penyampaian informasi dapat dipahami dan dimengerti dengan melakukan tindakan sebagai responnya.

I.4. Strategi Media

Penyampaian informasi dibutuhkan sebuah media, di mana media adalah alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan sebuah informasi sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik dan melakukan tindakan yang bermanfaat bagi penerima dan penyampai informasi.

Dalam Perancangan media informasi yang ada di Museum Konperensi Asia-Afrika, jenis media berupa signage system, dalam rangka mencapai tujuan perancangan. di mana sign tersebut akan berperan sebagai petunjuk arah untuk mengakses ke semua area yang ada di Museum Konperensi Asia-Afrika. Terutama untuk pengunjung yang baru pertama kali serta tidak menggunakan jasa pemandu.


(41)

31

I.4.1. Pemilihan Media

Pemilihan media informasi disesuaikan dengan kebutuhan keadaan Museum Konperensi Asia-Afrika dan efektivitas dari media informasi, yang dibuat agar mudah dipahami pengunjung.

I.4.2. Media Utama

Media utama yang dipakai dalam perancangan media informasi ini disesuaikan dengan kebutuhan utama informasi di Museum Konperensi Asia-Afrika.

- Signage system

Seperi yang telah dijelaskan oleh Tinarbuko (seperti dikutip pada Kurnia, 2011) sebagai media interaksi manusia dengan publik yaitu lingkungan sekitar. Dalam hal ini area publik atau lingkungan sekitar tersebut adalah Museum Konperensi Asia-Afrika. Sehingga setelah diaplikasikan signage system ini menjadi media informasi yang berguna sebagai petunjuk arah, penanda lokasi dan tanda larangan bagi pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika yang sedang melakukan kunjungan.

a. Tanda pengenal (Identification)

Signage system ini selain digunakan sebagi penanda juga diperlukan agar pengunjung yang akan mengunjungi atau memasuki ke dalam Museum Konperensi Asia-Afrika dapat mengetahui dari arah atau pintu mana mereka masuk, karena sebelumnya pintu masuk ke Museum Asia-Afrika berbeda dengan keadaan ketika penulis melakukan penelitian. Tanda Pengenal juga digunakan di area dalam museum untuk menandai nama atau kegunaan suatu ruangan.


(42)

`

Gambar

Gamba Sumber

Gambar III.2 Sumber

III.3 Tanda ru Sumber

ar III.1 Tanda r: Dokumen P

Tanda ruang r: Dokumen P

uang toilet wa r: Dokumen P

keluar Pribadi

toilet wanita Pribadi

anita dan toko Pribadi

suvenir


(43)

G

G

Gambar III.4 T Sumber

Gambar III.5 T Sumber

Gambar III. Sumber

Tanda ruang t r: Dokumen P

Tanda ruang t r: Dokumen P

6 Tanda ruang r: Dokumen P

oilet laki-laki Pribadi

oilet laki-laki Pribadi

g musholla Pribadi


(44)

b. Tanda

Signag

akan m

G

Petunjuk A

ge system in menuju ke s

Gambar III.7 Sumber

Gambar III.8 Sumber

Arah (Direct

ni diperluka suatu ruanga

Tanda ruang p r: Dokumen P

Tanda ruang r: Dokumen P

tion) an untuk me an atau men

perpustakaan Pribadi

audio visual Pribadi

embantu pe ncari ruanga

engunjung k an tertentu.

34 ketika


(45)

Gambar III

Gamb

I.9 Tanda peng Sumber

Gambar III.1 Sumber

bar III.11 Tand Sumber

genal museum r: Dokumen P

10 Tanda mas r: Dokumen P

da petunjuk ar r: Dokumen P

m sekaligus tan Pribadi

uk museum Pribadi

rah ke ruang t Pribadi

nda masuk

toilet


(46)

c. Tanda

Signag

menge ruang

Larangan d

ge system in enai suatu

pameran da

Gambar III.1 Sumber

Gambar III. Sumber

dan Peringat ni diperluka larangan/hi an ruang pam

12 Tanda kelu r: Dokumen P

.13 Tanda pet r: Dokumen P

tan (Regula

an untuk are mbauan. D meran seme

uar museum Pribadi

unjuk arah Pribadi

ation) ea yang me Digunakan t

entara.

emiliki kepe terutama di

36

erluan i area


(47)

Gambar I Sumber

Gambar I Sumber

Gambar I Sumber

III.14 Tanda l r: Dokumen P

II.15 Tanda h r: Dokumen P

III.16 Tanda l r: Dokumen P

larangan Pribadi

imbauan Pribadi

larangan Pribadi


(48)

I.4.3. Me

-edia Pendu Peta Krea

Media in keadaan d Gedung M

ukung atif (Infotai ni digunaka dari area M Merdeka.

Gambar I Sumber

Gambar I Sumber

inment Map an sebagai Museum Kon

II.17 Tanda h r: Dokumen P

III.18 Tanda l r: Dokumen P

p)

i panduan nperensi As

imbauan Pribadi

larangan Pribadi

untuk me sia-Afrika b

engetahui d beserta area

38 denah a dari


(49)

I.5. Ko

Per memiliki k di area M yang ada sebuah be telah ditet yang kuat sasaran ya dengan me onsep Visua

rancangan m konsep yan Museum Ko dalam siste entuk yang tapkan. Kar dari karakt ang dipilih. elakukan tin al media infor ng dapat me onperensi A m identitas

dijadikan a rakter dari ter Museum Menarik p ndakan yang Gambar II Sumbe Gambar II Sumber

rmasi di M ewakili dek Asia-Afrika

s dari Museu aplikasi pad bentuk sert m Konperens perhatian ta g tepat. II.20 Gambar er: www.goog

II.19 Infotainm r: Dokumen P

Museum Kon kat dengan t

dan tetap um Konper da ikon ses ta ikon ters si Asia-Afri arget sasara referensi ben gle.com/image ment map Pribadi nperensi A target sasar mempertim rensi Asia-A uai dengan ebut merup ika serta kar n dan mem

dera es

Asia-Afrika ran serta su mbangkan a

Afrika. Mem n ketentuan

pakan penci arakter dari t mberikan re 39 harus asana aturan mbuat yang itraan target spons


(50)

Ko Merdeka s sebuah el bentuk da juga di gu Asia-Afrik

Ga

Ga

onsep peran sebagai tem

emen yang sar signage

unakan elem ka.

ambar III.21 G Sum

ambar III.22 G Sumb

ncangan m mpat Museum

g mewakili

e system. Se men lain yan

Gambar refere umber: Dokum

Gambar refere ber: www.ant

menggunaka m Konperen

Gedung M elain elemen ng berhubun

ensi Gedung M men Pribadi

ensi Gedung M aranews.com

an referens nsi Asia-Afr Museum Ko

n dari gedun ngan dengan

Merdeka 1

Merdeka 2

i landscap

frika berada onperensi A

ng yang dia n logo Mus

pe dari Ge a. Dibuat me Asia-Afrika anggap mew seum Konpe

40 edung enjadi pada wakili erensi


(51)

41

I.5.1. Format Desain

Format desain yang digunakan dalam perancangan signage system

Museum Konperensi Asia-Afrika dibuat sederhana dengan menonjolkan isi dari informasi dari Museum Konperensi Asia-Afrika. Dengan tujuan mempertegas isi pesan dari signage system yang dibuat dengan beberapa format tampilan, yaitu:

- Format tampilan landscape (tidur/memanjang) - Format tampilan portrait (tegak/berdiri)

I.5.2. Tata Letak

Tata letak adalah penataan unsur-unsur desain grafis dalam sebuah media sehingga secara keseluruhan menjadi tampil lebih menarik dengan komposisi yang seimbang. Tata letak akan membentuk karakter dari media yang diwakilinya sehingga pesan yang dimaksud dapat tersampaikan. Sama seperti media cetak,

signage system juga memiliki tata letak. Tata letak media utama dibuat sederhana namun tetap menarik serta harus dapat menyampaikan informasi mengenai keterangan tempat, petunjuk arah, peringatan atau himbauan dan anjuran dengan jelas dan tepat serta memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Penggunaan tata letak disesuaikan dengan penggunaan tata letak yang digunakan pada media pengikat yang digunakan untuk mewakili identitas Museum Konperensi Asia-Afrika. Meskipun signage system menampilkan elemen yang mewakili Museum Konperensi Asia-Afrika, penggunaan tata letak dimaksudkan agar pengguna informasi dapat fokus terhadap informasi yang disampaikan.


(52)

G

Gambar III Sum

Gambar III.24 G Sum

I.23 Gambar l umber: Dokum

Gambar aplik umber: Dokum

layout media u men Pribadi

kasi layout me men Pribadi

utama

dia utama


(53)

I.5.3. Ilu Ilu komunika universal. informasi disesuaika itu, Ilustra

deco yan Konperen dengan m yang dibu

ustrasi

strasi meru asi dari seb

Dalam per yang dib an dengan k asi yang dig ng dikombi si Asia-Afr enggunakan at tetap dap

Sumber: ht

upakan salah buah signag

ancangan in berikan. G kebutuhan ta

gunakan pad inasikan de rika berupa n teknik vek pat diterima

Gambar II

ttp://www.art-Ga

h satu hal y

ge system

ni ilustrasi d Gaya pengg

arget audie

da signage s

engan gay a ikon atau ktor. Meski dan dimeng

II.25 Referens -deco-style.co

ambar III.26 S

yang paling sekaligus digunakan s gambaran

ence agar m

system ini d ya modern

u simbol te ipun ilustras gerti.

si ilustrasi art om/art-deco-gr

Sketsa awal

g penting da sebagai sal sebagai pele dibuat sed udah mema diambil dari yang mew empat sesua

si dibuat se

deco

raphic-design

dalam meme alah satu b

engkap teks derhana k ahaminya. U i bentuk gay wakili Mu ai kebutuha ederhana, el n.html 43 egang ahasa s atau karena Untuk ya art

useum annya lemen


(54)

Me desain ag referensi G Asia-Afrik untuk men menjadika

edia pengik ar terjaga k Gedung Me ka. Kemud njadi sebua an gambar g

Gambar

kat merupak kesatuanny erdeka seba dian dilakuk h karakter y gedung seba

Gambar II

III.27 Penyed

akan penyei ya. Bentuk agai elemen kan penyed yang dekat agai siluet.

II.29 Pembuat

derhanaan ske

mbang seba dasar sistem n yang mew derhanaan p dan mengg

tan media peng tsa

agai elemen m informas wakili Muse pada ilustr gambarkan

gikat

n pengikat si menggun eum Konpe rasi yang d keadaan de

44 suatu nakan erensi dibuat engan


(55)

I.5.4. Tip Tip Tipografi sebuah ka mengguna Tipografi -Pem konsep da harus dipe Adapun je Gambar I pografi pografi mer adalah sal arya desain. akan tipogra pada peranc Informati informasi

Mudah d

dan nyama

milihan jen ari apa yang erhatikan k enis huruf y

III.28 Gambar

rupakan sal lah satu ele

Tidak jaran afi yang bai

cangan pros

if. Tipogra yang jelas b

dibaca. Mem an ketika di

nis huruf sa g sudah ditu

karakter pro yang diguna

r aplikasi med

lah satu as emen yang ang, desain y ik tanpa me ses system i

afi yang d bagi pengun mperhatikan ibaca atau d

angat mene ulisnya. Mes oduk yang akan dalam

dia pengikat p

pek dalam menyampa yang efekti enggunakan informasi in digunakan njung. n tingkat ke dilihat.

entukan sua ski begitu d

akan diton m media info

ada media uta

desain kom aikan isi d

f adalah de n elemen vis ni memiliki harus dap eterbacaan atu karakter alam pemil njolkan seb ormasi ini y

ama

munikasi v dan maksud esain yang h

sual sama s kriteria yai

pat membe

huruf yang

r atau mew lihan huruf bagai daya yaitu huruf 45 visual. d dari hanya ekali. itu: erikan g baik wakili (font) tarik. f yang


(56)

mempuny tingkat ke tipis dan b dengan kri

art deco. bergaya c

meskipun garis huru biasa digu

yai gaya art

eterbacaan y bergaya co

iteria tersebu Kebanyaka

condensed a tingkat ket uf regular a unakan dalam

Gambar S

Gambar S

deco namun yang tinggi

ndensed ata ut. Namun je an jenis hur atau narrow

tebalan hur atau book ya

m menulis b

r III.30 Contoh Sumber: http:/

r III.31 Contoh Sumber: http:/

un tetap mem serta mem au narrow. enis sans-se

ruf yang di

w seperti ya ruf bisa san ang biasa d buku.

h huruf sans-s //www.fontsca

h huruf sans-s //www.fontsca

miliki kesan miliki keteba Jenis sans erif yang dig gunakan ya ang penulis ngat tebal, digunakan u

serif gaya art ape.com/explo

serif gaya art ape.com/explo

n modern, se alan garis y

s-serif dipili unakan haru ang mewaki s dapatkan tapi dipilih ntuk teks y

deco: ITC Ann ore?5BX

deco: ITC Ann ore?5BX

ederhana de yang tidak te lih karena s us memiliki ili gaya art

dalam refe h yang kete yang banyak na na 46 engan erlalu sesuai gaya t deco rensi, ebalan k atau


(57)

G

Gambar III.32 C S

Gambar I Sumbe

Gamba S

Gambar III Sumbe

Contoh huruf Sumber: http:/

III.33 Contoh er: http://www

ar III.34 Conto Sumber: http:/

I.35 Contoh ap er: http://www

fsans-serif gay //www.fontsca

h aplikasi huru w.art-deco-sty

toh huruf sans //www.fontsca

aplikasi huruf s w.art-deco-sty

ya art deco: C ape.com/explo

uf sans-serif ga le.com/art-dec

s-serif gaya ar ape.com/explo

sans-serif gay le.com/art-dec

Carlos Light C ore?5BX

aya art deco: M co-poster.htm

rt deco: Futura ore?5BX

ya art deco: Fu co-poster.htm

Condensed

Mo ml

a

Futura ml


(58)

Sed Konperen contoh se pertimban

dangkan un si Asia-Afr ebelumnya, ngan tingkat

Gambar III.3

Gamba

ntuk aplika rika diguna , namun t t keterbacaa

36 Huruf Goth

ar III.37 Cont

asi pada m akan jenis

tetap mem annya yang

ham Narrow y

toh pangram h

media utama huruf yang miliki gaya

tinggi.

yang digunaka

huruf Gotham

a signage s

g berbeda a art deco

an pada media

Narrow Book

system Mu dengan co o serta de

a utama

k

48 useum


(59)

G

I.5.5. Wa

Wa warna dala pada info perancang warna-war referensi w

Gambar III.38

arna

arna merup am peranca ormasi yan gan media rna yang d warna-warn

Contoh aplika

pakan salah angan media ng disampa informasi M digunakan p na yang digu

asi huruf Goth

h satu unsu a informasi aikan. Ada Museum K pada gaya unakan pada

ham Narrow B

ur desain y ini berfung apun warna Konperensi

visual art

a gaya visua

Book pada med

yang memp gsi untuk me

a yang di Asia-Afrik

deco men al art deco b

dia utama

pengaruhi p emberikan k igunakan d ka menggun ngikuti beb

berikut:

49 pesan, kesan dalam nakan berapa


(60)

Sum

Sum

mber: http://ww

Gam mber: http://ww

Gambar III.3 ww.creativeco

mbar III.40 Co ww.creativeco

39 Contoh w olorschemes.co

ontoh kombin olorschemes.co

arna-warna ar om/resources/

asi warna-war om/resources/

rt deco /free-color-sch

rna art deco /free-color-sch

hemes.shtml

hemes.shtml


(61)

Da macam ko yang baik hanya digu

Gam Sumb

Gambar III Sumb

ari begitu ba ombinasiny

pada kondi unakan dua

G

mbar III.41 Co ber: http://www

.42 Contoh ap ber: http://www

anyak warn ya. Dengan

isi cahaya d a warna saja

Gambar III.43 W

ontoh aplikasi w.art-deco-sty

plikasi warna-w.art-deco-sty

na-warna ar

pertimban di ruangan M a yaitu seper

Warna yang d

i warna-warna yle.com/art-de

-warna serta m yle.com/art-de

rt deco yan ngan teknis

Museum Ko rti dibawah

digunakan dan

a art deco 1 eco-style.html

motif-motif art eco-style.html

ng digunaka untuk ting onperensi A

ini:

n kodenya l

t deco l

an serta ber gkat keterli Asia-Afrika,

51 rbagai ihatan maka


(62)

-G

Biru

Warna bi persahabat loyalitas, menekanka Obyek dan yang ding langit dan tak berbata

Gambar III.44

iru sendiri tan, perlindu

kepercayaan an keinginan n gambar b in dan tena

laut yang m as.

4 Aplikasi war

i memiliki ungan, keam n diri. Wa

n. Biru tidak biru pada d ang. Dua w

mempunyai

rna pada medi

i makna manan, tekn arna ini m k meminta m dasarnya da warna biru y

i makna tin

ia utama

komunikas nologi, dina memberi ke mata untuk apat menci yang diguna nggi dan dal

si, keperca amis, kedam esan tenang

memperhat iptakan per akan bisa b lam yang se

52 ayaan, maian, g dan

tikan. asaan berarti eperti


(63)

53 - Putih

Warna putih digunakan untuk menciptakan suatu kesan yang tulus dan bersih menjadikan warna utama lebih muncul. Dalam logo Museum Konperensi Asia-Afrika, warna putih berarti kesucian, perdamaian, kemerdekaan, cita-cita tinggi. Warna putih juga bisa berarti langit yang mempunyai makna luas, sangat luas hingga seperti tidak berujung.

Pemilihan warna biru didasarkan pada keadaan lingkungan di area museum serta pengaruh pengaturan tata cahaya ruangan yang menampilkan warna kuning kemerahan. Sehingga warna biru akan tetap kontras dan terlihat jelas pada kondisi cahaya tersebut. Pemilihan warna juga dilakukan dengan tetap mengutamakan tingkat kekontrasan untuk tingkat keterbacaan yang nyaman dalam menampilkan informasi yang disampaikan. Serta tetap mengacu pada warna gaya grafis art deco, karena warna yang digunakan dipilih dari contoh warna-warna art deco.


(64)

BAB IV TEKNIS I.1. Tek Da harus terd yang disa menyampa informasi yang men media yan a. MEDIA PR knis Media alam peranc dapat beber ampaikan d aikan pesan

dibuat berd njadi sebua ng dibuat me

Sketsa Aw Sketsa dib dijadikan akan digu kunci ya penyampa RODUKSI a cangan med rapa hal. Sa

apat menar n yang dima

dasarkan pe ah konsep d

elalui beber

wal

buat untuk m sebagai be unakan. Sket ang telah aian informa I dia informas alah satuny rik dan inf aksud deng ermasalahan dalam pera rapa proses, mencari seb entuk dasar

tsa dibuat m ditentukan asi.

si di Museu ya agar des formatif me gan jelas dan

n yang ada ancangan v

, yaitu:

buah bentuk r untuk seb mengacu pa n, sehingga

um Konpere ain dari ko eskipun sed n tepat. Per serta sumb visual. Dala

k visual yan buah media

ada target sa a dapat m

ensi Asia-A omunikasi v derhana. M

rancangan m ber dan refe am hal pro

ng nantinya informasi asaran serta mewakili u

54 Afrika visual ampu media erensi oduksi a akan yang a kata untuk


(65)

b. Eksekusi V Eksekusi dimengert disederhan mencermi

Ga

Visual visual dila ti dan dipah nakan men

nkan pesan

Gam

ambar IV.1 Sk

akukan unt hami oleh ta njadi sebu n yang akan

mbar IV.2 Eks

ketsa awal

tuk menjad arget sasaran uah karakt

disampaika

sekusi visual

dikan sketsa n, dalam ek

er sebagai an pada targ

a menjadi ksekusi ini s i simbol get sasaran.

55 lebih sketsa yang


(66)

c. Tahapan P Tahapan utama de kesatuan, informasi, kepada pe yang sede yang tepat

Gamb

Perancangan perancanga engan med dalam hal , tata letak enerima pes

erhana nam t dan mudah

bar IV.3 Peran

Gambar n

an, yaitu m dia penduk al ini tahap

k dengan i san dengan m mun inform

h dimengert

ncangan bentu

IV.4 Layout d

mempersiapk kung yang

pan pembu si informas menggunak matif dan te

ti.

uk dasar dan m

dan isi inform

kan dan m menjadika uatan bentu si yang ak kan gambar etap membe

media pengikat

masi

merancang m an sebuah uk dasar s kan disamp ikon dan tu erikan info

t

56 media satu sistem paikan ulisan rmasi


(67)

I.1.1. Sig Sig perancang karena pen pemandu, diharapkan memanfaa kunjungan penanda r penanda t pendukung keadaan m Ga berada di memiliki serta filoso gnage system gnage syst gan media ngunjung d untuk mem n bagi pen atkan atau n. Selain se

ruangan ya tempat, ara g dari sign

mengenai M

ambar di at Museum K identitas vi ofi yang dal

m

tem merup informasi d di Museum

mandu alur ngunjung y

menggun ebagai pem ang lebih je

ah alur kun

nage system

Museum Kon

Gambar IV

tas merupa Konperensi isual yang d

lam mengen pakan med di Museum Konperensi r kunjungan yang tidak nakan sign

mandu alur elas. Signag

njungan ju

m. Signage

nperensi As

V.5 Media utam

akan contoh Asia-Afrika dalam terha nai Konpere dia utama m Konperen i Asia-Afrik n. Dengan k mengguna nage system kunjungan

ge system-n uga infotain

e system ya ia-Afrika.

ma signage sy

h media ut a. Menggun adap Museu ensi Asia-A

yang dig nsi Asia-Af

ka tidak me adanya sig

akan jasa

m ini seb sebagai pe nya berupa nment map ang dibuat

ystem

tama signag

nakan medi um Konpere Afrika.

gunakan d frika. Alasa emanfaatkan gnage syste pemandu bagai pem etunjuk arah a petunjuk p sebagai m

memuat s

age system ia pengikat ensi Asia-A 57 dalam annya n jasa

m ini dapat mandu h dan arah, media semua yang yang Afrika


(68)

a. Tanda pe

1. Tanda Ukura Bahan Teknik

2. Nama Ukura Bahan Teknik

engenal (Ide a Masuk an: Tinggi: 1 n: Akrilik, C

k Produksi:

Gambar IV

Ruangan an: Panjang: n: Akrilik, C

k Produksi:

entification

100 cm, Leb

Cutting Stick Sticker Cut

V.6 Signage sy

: 100 cm, Le

Cutting Stick Sticker Cut n)

bar: 50 cm

ker / Scotlig tting

ystem tanda m

ebar: 50 cm

ker / Scotlig tting

ght

masuk

m

ght, Kayu daan Rantai


(69)

b. Tanda Pe

Ukuran: P Bahan: Ak Teknik Pr

Gambar IV

etunjuk Ara

Panjang: 100 krilik, Cutti

oduksi: Stic

V.7 Signage sy

ah (Directio 0 cm, Lebar

ing Sticker / cker Cutting

stem nama rua

on)

r: 50 cm

/ Scotlight, R

g

angan

Rantai


(70)

(71)

c. Tanda La

Ukuran: P Bahan: Ak Teknik Pr

Gamba

arangan da

Panjang: 30 krilik, Cutti

oduksi: Stic

ar IV.8 Tanda

an Peringat

cm, Lebar:

ing Sticker / cker Cutting

a petunjuk arah

tan (Regula 15 cm

/ Scotlight g

h

ation)


(72)

Ukuran: P Bahan: Ak Teknik Pr

Gambar IV.9

Panjang: 29, krilik, Cutti

oduksi: Stic

Gamb

9 Tanda perin

,7 cm, Leba

ing Sticker / cker Cutting

bar IV.10 Tan

ngatan dan him

ar: 42 cm

/ Scotlight g

nda larangan d mbauan

an peringatann


(73)

I.1.2. Ap a.

plikasi Pada Tanda pe

1. Tanda Diletak Konpe lokasi

2. Nama Diletak

a Lokasi engenal (Ide

Masuk kkan di ar

rensi Asia tanda sebelu

Gambar IV.1

Ruangan kkan di dind

entification

rea depan a-Afrika. P

umnya.

1 Lokasi pene

ding depan n)

sebelum p Peletakkan

empatan tanda

ruangan yan

pintu masu dan lokas

a masuk

ng sesuai.

uk ke Mu sinya meng

63 useum gikuti


(74)

b.

G

Tanda Pe

Diletakkan atas langi menggantu

Gambar IV.12

etunjuk Ara

n di bawah t-langit me ungnya.

2 Lokasi penem

ah (Directio langit-lang enggunakan

mpatan tanda

on)

it dengan ca media pen

ruangan

ara digantun ngait dan ju

ng / dikaitk uga kawat u

64 kan ke untuk


(75)

c.

Gam

Tanda La

Lokasi pe dan peta atau ditam

mbar IV.13 Lo

arangan da

enempatan t kreatif sert mpilkan.

okasi penemp

an Peringat

tanda larang ta di area t

patan tanda pe

tan (Regula gan berada tempat bend

tunjuk arah

ation)

di area dek da-benda ko

ekat pintu m koleksi di p

65 masuk pajang


(76)

I.1.3. Sim

Da berarti tan sifat realit mengimbu

G

mbol

alam semiot nda yang m

tasnya. Sep uh panah,

Gambar IV.14

tik kita men mengandung perti rupa r gelombang

4 Lokasi penem

ngenal kata g kemiripan rambu-ramb g, jalan ber

mpatan tanda

a ikon, sim n (similarit

bu lalu lint rcabang ata

larangan

mbol dan ind

ty) dengan tas atau de au jembatan

ndeks. Ikon bentuknya enah lokasi

n yang sep

66 yang a atau

yang padan


(77)

dengan ke yang peng bahasa ora antara iko api, ada led logis antar kita berak menggerak merupakan digunakan mengacu p Sumber: D enyataannya ertiannya da al, bahasa lat n dan simbo dakan berart ra A dan B ksi, seperti m

kkan hati n tahapan y n untuk seb

pada gambar

Ga okumen Priba

a dalam uns apat diperole teral atau ba ol sering ka ti ada bom, a B (contiguity

menoleh, te kita untuk yang mengi

uah signag

r referensi ya

ambar IV.15 R adi & http://ww

sur fotonya eh melalui k ahasa tubuh ali berlangsu

ada tembaka

y). Di mana erkejut, terg k membuat ikuti gestur

ge system. D

ang disesuai

Referensi serta ww.freeicons

a. Sedangka kesepakatan . Meski ikon ung proses an berarti ad a kemuncul guncang, ter t kemaraha

re manusia Dasar dari

ikan dengan

a sketsa pemb download.com

an simbol y bersama, sep n merupakan

indeks, sepe da peluru. Jad lan tanda te rsentuh, terl an. Proses

dan kebut pembuatan n kebutuhan. uatan ikon m/Free_Down yakni, kode-eperti kode m

n isyarat pri erti ada asa adi ada keterk

ersebut mem lukai atau m pembuatan tuhan yang

ikon itu s . nloads.asp?id= 67 -kode morse, imitif, ap ada kaitan mbuat malah ikon akan endiri =1274


(1)

Gambar IV

G

Ga

G

.33 Proses kre

Gambar IV.34

ambar IV.35 P

Gambar IV.36

easi ikon dilar

Proses kreasi

Proses kreasi i

6 Proses kreas

rang membaw

i ikon area pin

kon pintu kelu

si ikon meja in

wa hewan pelih

ntu keluar

uar darurat

nformasi

haraan


(2)

G

Gambar IV

Gam

Ga

Gambar IV.37

V.38 Proses k

mbar IV.39 Pro

ambar IV.40 P

Proses kreasi

kreasi ikon dila

oses kreasi iko

Proses kreasi

ikon dilarang

arang menyen

on dilarang me

ikon dilarang

g merokok

ntuh benda kol

encoret-coret

memotret leksi


(3)

Gambar IV.41 P

Gamb

Proses kreasi

bar IV.42 Pro

Gambar IV.4

ikon dilarang

oses kreasi iko

43 Proses krea

memotret me

on dilarang me

asi ikon dilaran

enggunakan la

erekam video

ng naik

ampu kilat


(4)

I.1.4. Inf Info Infotainme lokasi, den Afrika. M dan memp yang indah Uk Bah Tek fotainment fotainment m ent map be nah, alur ku Melalui peng

punyai kem h.

kuran: A1 / 8 han: Kertas

knik Produk

Gambar Sum

Map

map digunak ertujuan un unjungan, l golah visual mampuan un

84,1 x 59,4

s Luster den ksi: Digital

IV.44 Hasil a umber: Dokum

akan sebagi ntuk memb lokasi-lokas l yang infor ntuk membe

cm

ngan lamina

Printing

akhir desain ik men Pribadi

media pend berikan tam si ruang di rmatif, sede erikan infor

asi, bahan pe

kon

dukung dari mpilan infor Museum K rhana namu rmasi denga

endukung M

i signage sy

rmatif men Konperensi un tetap me an metode v

Multiblock 76 ystem. ngenai Asia-enarik visual


(5)

Gamb

Gamba

bar IV.45 Info

ar IV.46 Aplik

tainment map

kasi peta kreat

p

if


(6)

78

I.2. Kesimpulan

Informasi merupakan proses penyampaian data yang telah diolah untuk kemudian disampaikan kembali kepada penerima informasi dan informasi tersebut dapat dimengerti oleh penerima informasi dengan memberikan respon atau timbal balik. Perancangan media informasi ini bertujuan untuk membenahi dan memperbaiki sistem informasi yang berada di area Museum Konperensi Asia-Afrika dengan menggunakan tinjauan Desain Komunikasi Visual.