Objek Pajak Penghasilan Orang Pribadi Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Wajib Pajak Menyelenggarakan Pembukuan

menetap di Indonesia, maka untuk tahun pajak 2010 dianggap SPOPDN. Begitu pula halnya dengan Mr. Smith, warga negara Belanda yang selama setahun berada di Indonesia lebih dari 183 hari walaupun sering pulang pergi ke negaranya.

1.2 Subyek Pajak Orang Pribadi Luar Negeri SPOPLN

Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, tapi memperoleh penghasilan dari Indonesia.Contoh: Mr. Jeung Sik tinggal di Korea membeli saham PT. XYZ di Kalimantan. Bila PT. XYZ membagi deviden kepadanya, deviden tersebut akan tetap dipotong pajak PPh Pasal 26.

2. Objek Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Obyek PPh Orang Pribadi adalah Penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Orang Pribadi, baik yang berasal dari Indonesia atau dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dalam bentuk apapun.

3. Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Tarif Pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak PKP bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Sampai dengan Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah 5 lima persen Diatas Rp. 50.000.000,00 sd Rp. 250.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan dua ratus lima puluh juta rupiah 15 lima belas persen Diatas Rp. 250.000.000,00 sd Rp. 500.000.000,00 dua ratus lima puluh juta rupiah sampai dengan lima ratus juta rupiah 25 dua puluh lima persen Di atas Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah 30 tiga puluh persen Sumber : Pasal 17 Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

4. Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Untuk menghitung PPh Pajak Penghasilan Orang Pribadi ada 3 tiga macam : 1. Wajib Pajak menyelenggarakan pembukuan. 2. Wajib Pajak tidak menyelenggarakan pembukuan. 3. Wajib Pajak berstatus sebagai karyawan. Universitas Sumatera Utara

1. Wajib Pajak Menyelenggarakan Pembukuan

Untuk menghitung penghasilan neto-nya, atas penghasilan bruto yang diterima WP yang menyelenggarakan pembukuan, dapat dikurangkan dari biaya yang dapat dikurangkan sesuai dengan UU PPh Pasal 6 ayat A. Biaya yang bersifat bukan pengurang UU PPh pasal 9 ayat 1 , biaya-biaya yang terkait dengan penghasilan bukan obyek pajak UU PPh pasal 4 ayat 3 dan biaya yang terkait dengan obyek pajak yang dikenakan PPh final, tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Dengan rincian: - Omzet setahun lebih besar atau sama dengan Rp. 4,8 Milliar. - Penghasilan Bruto – Biaya-biaya deductible = Penghasilan netto. - Biaya deductible = iuran dana pensiun ; kerugian karena penjualan pengalihan harta ; kerugian selisih kurs ; biaya litbang ; beasiswa, magang, pelatihan ; piutang tak tertagih ; kompensasi kerugian selama 5 lima tahun ; Pendapatan Tidak Kena Pajak khusus Orang Pribadi. 2. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menyelenggarakan pembukuan Mempunyai kewajiban menyelenggarakan pencatatan. Untuk menghitung penghasilan nettonya dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto NPPN sesuai dengan pasal 14 Undang - Undang Pajak Penghasilan. Dengan rincian sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara - Omzet setahun dan besarnya persentase NPPN ditetapkan dengan KMK Keputusan Menteri Keuangan. Penetapannya ditetapkan lebih lanjut dengan keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-536PJ.2000. - Penghasilan bruto x Presentase NPPN = Penghasilan netto 3 . Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus sebagai karyawan Berhak atas penghasilannya yaitu gaji berupa biaya jabatan atau biaya pensiun yang diberikan kepada pegawai tetap atau pensiunan, untuk dijadikan sebagai pengurang dari penghasilan bruto berupa gaji, tunjangan, uang lembur, premi asuransi JPK, JKK, JKM, bonus dan lain-lain, yang diterima pegawai tetap. Jika karyawan membayar premi Jaminan Hari Tua JHT juga dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto untuk penghitungan Pajak Penghasilannya. Kepada Orang Pribadi sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri diberikan pengurangan berupa PTKP Pendapatan Tidak Kena Pajak yang besarnya PTKP ditentukan keadaan pada awal tahun takwim. Untuk penghasilan istri digabung, tambahan seorang istri hanya seorang istri dilakukan dalam hal istri: - Bukan karyawati tetapi memiliki penghasilan dari pekerjaan bebas yang tidak berkaitan dengan usaha atau pekerjaan bebas suami - Bekerja sebagai karyawati pada lebih dari satu pemberi kerja Universitas Sumatera Utara - Bagi masing-masing suami istri yang telah hidup berpisah untuk diri masing-masing maka PTKP diperlakukan seperti PTKP WP Tidak Kawin. Sedangkan tanggungan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. - PTKP untuk Wajib Pajak yang melakukan pisah harta adalah sebesar PTKP masing- masing. Namun status kawin dan tanggungan disertakan pada suami. Untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak PKP dari Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, penghasilan netonya dikurangi dengan jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP. Besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP Keterangan Jumlah PTKP Per 1 Januari 2009 s.d. 31 Desember 2012 Jumlah PTKP Mulai 1 Januari 2013 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162PMK.0112012 Untuk diri WP Orang Pribadi Rp.15.840.000,00 Rp. 24.300.000,00 Tambahan untuk WP kawin Rp. 1.320.000,00 Rp. 2.025.000,00 Tambahan untuk isteri yang penghasilannya di gabung Rp.15.840.000,00 Rp. 24.300.000,00 Universitas Sumatera Utara Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya maks. 3 orang Masing masing Rp.1.320.000,00 Masing-masing Rp. 2.025.000,00 CONTOH PERHITUNGAN 1. Bambang adalah seorang pegawai tetap pada PT. indobuana, telah menikah namun belum mempunyai anak. Memperoleh gaji sebulan sebesar Rp.2.000.000,00. PT. Indobuana mengikuti program Jamsostek. Jaminan Kematian JK dan Jaminan Kecelakaan Kerja JKK dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing- masing 0,30 dan 0,50 dari gaji. Sedangkan Bambang membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00 dari gaji setiap bulan. Bambang membayar iuran pensiun pada PT. Indobuana yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan setiap bulan sebesar Rp.50.000,00. Pertanyaan : Berapakah PPh terutang Bambang yang harus dibayar setiap bulannya pada Tahun 2010? Universitas Sumatera Utara Penghitungan PPh Pasal 21 bagi pegawai tetap Gaji sebulan Rp.2.000.000,- Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp. 10.000,- Premi Jaminan Kematian Rp. 6.000,- Penghasilan Bruto Rp. 2.016.000,- 1. Biaya jabatan 5 x Rp.2.016.000 = Rp. 100.800,- Pengurangan 2. iuran Pensiun Rp. 50.000,- 3. iuran Jaminan Hari Tua Rp. 40.000,- Rp. 190.800,- Penghasilan neto sebulan Rp. 1.825.200,- Penghasilan neto setahun Rp.1.825.200; x 12 bulan = Rp.21.092.400,- PTKP - Untuk WP Orang Pribadi Rp.15.480.000,- - tambahan untuk WP Kawin Rp. 1.320.000,- Rp. 17. 160.000,- Penghasilan Kena Pajak Setahun PKP Rp. 4.742.400,- Pembulatan Rp. 4.740.000,- PPh Pasal 21 Terutang 5 x Rp. 4.740.000,- = Rp. 237.100,- dibagi 12 PPh Pasal 21 per bulan = Rp.19.758,- Universitas Sumatera Utara 2. Neill McLearry adalah seorang karyawan memperoleh gaji pada bulan Januari 2013 dalam mata uang asing sebesar US 2.000 sebulan. Kurs yang berlaku untuk bulan Januari 2013 berdasarkan Keputusan Menteri keuangan adalah Rp. 11.250,00 per US 1.00 . Neill Mclearry berstatus menikah dengan 1 anak. Berapa PPh Pasal 21 terutang atas penghasilannya di Tahun 2013? PPh Pasal 21 atas Penghasilan yang sebagian atau seluruhnya diperoleh dalam mata uang asing. Gaji sebulan US 2000 x Rp.11.250,- = Rp.22.500.000,- Pengurangan: Biaya Jabatan: 5 x Rp.22.500.000,- = Rp.1.125.000,- Maksimum diperkenankan Rp . 500.000, Penghasilan Neto sebulan Rp. 22.000.000,- Penghasilan Neto setahun 12 x Rp. 22.000.000,- Rp.264.000.000,- PTKP berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162PMK.0112012 - untuk WP Pribadi Rp. 24.300.000,- - untuk WP Kawin Rp. 2.025.000,- - untuk 1 anak Rp. 2.025.000,- Rp. 28.350.000,- Penghasilan Kena Pajak PKP Setahun Rp. 235.650.000,- Universitas Sumatera Utara PPh Pasal 21 Terutang 5 x Rp. 50.000.000,- = Rp. 2.500.000,- 15 x Rp.185.650.000,- = Rp. 27.847.500,- Rp. 30.347.500,- PPh Pasal 21 Terutang sebulan Rp. 30.347.500,- dibagi 12 = Rp. 2.528.958,-

5. Pendaftaran dan Penilaian