H. Teknisi
Seseorang yang memperbaiki seluruh area. I.
Cleaning servis Seseorang yang bertugas untuk membersihkan seluruh area lapangan.
2.2 Pengertian Retail
Pengertian Retail Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu Retailer yang
berarti Memotong menjadi kecil kecil Risch, 1991 . Menurut Pintel dan Diamond 1971, Retail dapat di klasifikasikan dalam
banyak cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan barang berdasarkan sbb :
a.
Retail Kecil Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di
bawah 500 pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen. Biasanya kebanyakan pemilik toko
pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu Individual Proprietorship b.
Retail Besar Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, yang meliputi
Departemen Store, Chain organization organisasi berantai, Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online Store Toko Online Departemen Store
merupakan salah satu dari retailer besar dimana menawarkan berbagai macam
jenis produk barang, tingkat harga dan kenyamanan dalam berbelanja. Produk yang ditawarkan bisa meliputi :
- Perlengkapan Sepatu dan Accesories Shoes World - Perlengkapan Olahraga Alat Musik Sport Center
- Perlengkapan perangkat keras Rumah tangga Hardware - Perlengkapan Kosmetik
- Dan sebagainya.
2.3 Pengertian Stock
Stock adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak
memiliki stock, perusahaan dagang hanya memiliki stock barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis stock yaitu stock bahan baku, stock barang
dalam proses dan stock barang jadi siap untuk dijual. Dalam laporan keuangan, stock merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan RugiLaba maupun
Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai stock. Kesalahan dalam penilaian stock akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan RugiLaba
maupun neraca. Dalam perhitungan RugiLaba nilai stock awal akhir mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan HPP.
HPP = STOCK AWAL+PEMBELIAN BERSIH– STOCK AKHIR Untuk mencatat taransaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai stock, terdapat 2
metode sebagai berikut : 1. Metode PisikPeriodik PeriodikPhisical Inventory System
Dalam metode ini pencatatan stock hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian. Transaksi yang mempengaruhi
stock, dicatat masing-masing dalam perkiraan tersendiri sebagai berikut: Pembelian , Retur pembelian , Penjualan dan Retur penjualan. Untuk
mendapatkan nilai stock secara periodik dilakukan perhitungan fisik Stock Opname. Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak
mendukung integrasi system dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai posisi stock. Hal ini menyebabkan data bagian
akuntansi kurang mendukung operasional. Laporan neraca dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai stock diketahui.
2. Metode Perpetual Continual Inventory System Dalam metode ini pencatatan stock dilakukan setiap terjadi transaksi yang
mempengaruhi stock. Saldo perkiraan stock akan menunjukan saldo stock yang sebenarnya. Dengan demikian pada saat penyusunan laporan keuangan
tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian. Pencatatan transaksi kedalam perkiraan stock, adalah berdasarkan harga pokok produksi, baik transaksi
pembelian maupun penjualan. Metode ini akan menampilkan laporan neraca Walaupun system perpetual menyediakan data stock secara terus menerus
namun tetap diperlukan perhitungan fisik yang berfugnsi untuk mencocokan fisik dengan catatan buku.
Masalah-masalah yang timbul dalam penilaian stock dalam satu periode adalah :
• Menetapkan jumlah dan nilai stock yang sudah terjual sudah menjadi
biaya. •
Menentukan jumlah dan nilai stock yang belum terjual yang harus dilaporkan dineraca
• Harga Pokok Cost dalam stock adalah semua pengeluaran-pengeluaran
langsungtidak langsung yang timbul untuk perolehan penyiapan dan penempatan agar stock tersebut dapat dijual.
Dalam perusahaan industri maupun perusahaan dagang, transaksi menyangkut stock adalah hal pokok yang menyangkut sebagian besar system
akuntansi. Untuk itu perlu dibedakan dengan jelas sehingga dapat dipahami bahwa subs system Inventory hanyalah bagian tertentu dari stock
Subs system yang secara langsung berkaitan dengan stock adalah Accounts Payable, Accounts Receivable sedangkan Kas yang telah kita bahas dapat
berhubungan secara langsung dan dapat pula tidak. Subs System Inventory, Purchase dan Invoice biasa merupakan subs system
khusus mengolah data operasional yang menghasilkan output sebagai bukti transasksi yang digunakan sebagai dasar pecatatan ke buku besar buku jurnal.
Stock dicatat melalui jurnal Pembelian dan jurnal penjualan sesuai dengan pilihan metode yang dipilih. Pada aplikasi ini adalah system perpetual Inventory. Proses
menyusun jurnal transaksi dilakukan oleh aplikasi dari file transaksi sehingga pemakai hanya mencatat transaksi pada formulir elektronik yang
disediaakan selanjutnya adalah tugasnya komputer.
Stock terdiri dari :
•
Stock alat – alat kantor, adalah stock yang diperlukan dalam menjalankan fungsi organisasi dan tidak menjadi bagian dari produk akhir. Misal alat
tulis,kertas, tinta printer.
•
Stock bahan baku, adalah item yang dibeli dari para Supplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini yang akan
diproses atau dioleh sehingga menjadi produk barang jadi. misalnya untuk industri mebel membutuhkan stock bahan baku berupa kayu jati dan rotan.
•
Stock barang dalam proses, adalah bagian dari produk akhir tetapi masih dalam proses pengerjaan karena masih menunggu item yang lain untuk
diproses. Misalnya dalam industri makanan roti stock dalam proses berupa adonan roti dari beberapa bahan yang nantinya siap dimasak untuk
menjadi roti.
•
Stock barang jadi, adalah stock produk akhir yang siap untuk dijual, didistribusikan atau disimpan yang menjadi inti proses dari perusahaan.
Misalnya dalam industri mobil itu meliputi mobil itu sendiri.
Manajemen Stock atau inventory management merupakan salah satu aset penting dalam perusahaan. Perencanaan dan pengendalian stock merupakan suatu
kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan. Karena pemborosan terjadi didalam stock. Namun jika tidak dipenuhi maka bisa
menghambat produksi barang atau jasa. Mengendalikan stock atau inventory management yang tepat bukanlah hal yang mudah. Apabila jumlah stock terlalu
besar mengakibatkan timbulnya dana yang dikeluarkan terlalu besar, meningkatnya biaya penyimpanan seperti biaya pegawai, Biaya operasional
pabrik, biaya gedung, dll dan resiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun
bila stock terlalu sedikit mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan stock stock out
karena seringkali barang stock tidak dapat didatangkan secara mendadak yang menyatakan terhentinya proses produksi, tertundanya keuntungan, bahkan
hilangnya pelanggan.
Mengapa kita mengadakan stock barang mulai dari bentuk bahan mentah sampai barang jadi adalah
1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang – barang atau bahan – bahan yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko dan material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.
3. Menumpuk bahan – bahan yang dihasilkan secara musiman, sehingga dapat digunakan bila bahan tidak ada di pasaran.
4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin lancarnya arus produksi.
5. Penggunaan mesin yang optimal. 6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana
keinginan perlanggan disuatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan tetap tersedianya barang yang dibutuhkan pelanggan.
7. Membuat pengadaan atau produksi tidak sesuai dengan penggunaan atau penjualnya.
Untuk manajemen persedian sekarang ini sudah harus terintegrasi dengan pemasaran dan dengan top manajemen. Istilah Just In time dalam Manajemen
perusahaan bukan berarti mentiadakan stock atau inventory namun Stock tersebut
dibuat seminimal mungkin sehingga tidak ada pemborosan pemborosan yang ada disitu. Yang harus diperhatikan dalam manajemen stock adalah
1. waktu kedatangan barang yang akan dipesan kembali. Jika barang waktu yang dipesan cukup lama pada periode tertentu maka stock barang tersebut harus
disesuaikan hingga barang tersebut ada setiap saat hingga barang yang dipesan selanjutnya ada.
2. Berapa kuantitas jumlah barang yang akan disimpan. Jumlah kuantitas barang yang dipesan harus disesuaikan karena jika terlalu banyak akan terjadi
pemborosan namun jika terlalu sedikit akan menimbullkan terhenti proses produksi.
3. Perhatikan juga safety stock atau stock pengamanan. yaitu stock buat jaga jaga buffer jika terjadi sesuatu hal yang menghambat terjadinya waktu pembeliaan
sehingga stock barang stock masih ada untuk beberapa waktu ke depan.
2.4 Sistem Informasi