Kajian Pustaka KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

KONSEP PENELITIAN, DAN MODEL PENELITIAN Pada bab ini dibahas mengenai kajian pustaka yang merupakan penelitian sejenis berupa tesis ataupun jurnal penelitian terkait dengan penelitian yang dilakukan. Konsep penelitian dijabarkan agar persepsi antara peneliti dan pembaca menjadi sejalan. Selain dari pada itu dibahas juga mengenai landasan teori yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian serta model penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka akan menjelaskan mengenai hasil penelitian sejenis yang terdahulu. Kajian pustaka ini digunakan untuk menghindari terjadinya duplikasi penelitian ganda tentang topik suatu penelitian. Selain dari pada itu juga sebagai dasar atau pedoman untuk melakukan penelitian selanjutnya. Hasil-hasil penelitian yang digunakan adalah penelitian yang terkait dengan Perkembangan Tata Ruang Permukiman Nelayan di Dusun Ujung Pesisi Desa Tumbu Karangasem secara umum. 7

A. Konsep Penataan Kawasan Permukiman Nelayan Ngemplakrejo

Sebagai Dampak Pengembangan Kota Pasuruan Penelitian yang pertama dilakukan oleh Dwi Walojo, Johan Silas, Haryo Sulistiyarso 2010 dengan judul ”Konsep Penataan Kawasan Permukiman Nelayan Ngemplakrejo sebagai Dampak Pengembangan Kota Pasuruan ” Hasil analisis memperlihatkan kondisi sosial dan ekonomi nelayan Ngemplakrejo masih mengalami ketertinggalan, serta terdapat kendala permodalan, pengolahan dan pemasaran ikan yang mengindikasikan pengaruh positif kekuatan-kekuatan dinamis Kota Pasuruan tidak maksimal di kawasan ini. Konsep penataan yang perlu dilakukan adalah melalui revitalisasi usaha perikanan sebagai pengembangan ekonomi mandiri dan penataan prasarana dan sarana dasar permukiman. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dengan model rasionalistik yang memadukan metoda kualitatif dan kuantitatif. Sebagai populasi adalah 415 KK penduduk Kelurahan Ngemplakrejo yang berprofesi sebagai nelayan dan sampel sebanyak 90 orang. Temuan dari penelitian ini adalah terdapat aspek sosial dan ekonomi yang menjadi indikator kekuatan-kekuatan dinamis kota Pasuruan belum sepenuhnya mampu memberi pengaruh positif yang maksimal pada kawasan permukiman nelayan Ngemplakrejo antara lain : a pekerjaan, sebagian besar nelayan pekerja yang merupakan nelayan; b penghasilan, sebagian besar berpendapatan di bawah UMK Pasuruan 2009; c modal kerja, lebih banyak yang memanfaatkan pinjaman dari tengkulak dari pada kredit bank, d pemasaran hasil, sebagian besar menjual langsung kepada tengkulak; e pengobatan, di puskesmas pembantu dan bidan desakelurahan; f tempat belanja kebutuhan kerja, di lingkungan Kelurahan Ngemplakrejo dan mendapatkan harga dan kualitas barang yang tidak bersaing; dan g pendidikan, di lingkungan Kelurahan Ngemplakrejo yang merupakan pendidikan rendah SD dan SMP.

B. Pengembangan Infrastruktur Kampung Nelayan Malabero di Kawasan

Wisata Pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu Penelitian kedua dilakukan oleh Mas Syabirin Thaher 2010 dengan judul “Pengembangan Infrastruktur Kampung Nelayan Malabero di Kawasan Wisata Pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu” Kampung nelayan Malabero Kota Bengkulu di hadapkan pada permasalahan rendahnya kualitas fisik lingkungan, salah satunya adalah belum optimalnya kualitas infrastruktur. Hal ini dapat dilihat dari minimnya ketersediaan infrastruktur dasar permukiman yang meliputi; jalan, air bersih, drainase, air limbah, dan persampahan. Sebagai kawasan permukiman yang berada di kawasan wisata pantai, diupayakan jaringan infrastruktur yang ada dipermukiman ini teritegrasi dengan kawasan wisata di sekitarnya. Oleh sebab itu diperlukan suatu arahan pengembangan dalam peningkatan kualitas infrastruktur di kampung nelayan Malabero agar dapat mendukung keberlangsungan kegiatan penduduk kampung nelayan Malabero sekaligus menjadi kawasan permukiman yang menunjang keberadaan wisata pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan arahan pengembangan infrastruktur di kampung nelayan Malabero agar dapat mendukung keberadaan wisata pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa infrastruktur di kampung nelayan Malabero belum dapat dikatakan mendukung keberlangsungan kegiatan penduduk secara optimal dan menunjang keberadaan wisata pantai yang ada disekitar permukiman mereka, untuk mewujudkannya diperlukan suatu arahan pengembangan infrastruktur yang mencakup kriteria yang harus dicapai. Adapun arahan pengembangannya meliputi pengembangan infrastruktur jalan, air bersih, drainase, air limbah, dan persampahan. Kondisi yang diharapkan dari permukiman nelayan ini yaitu lingkungan hunian masyarakat nelayan yang mandiri dan berkualitas, infrastruktur permukiman yang memadai sekaligus mempunyai nilai- nilai estetika dan ciri khas lokal sehingga mendukung keberadaan pengembangan kawasan wisata pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka untuk mencapai tujuan penelitian dan studi ini diperlukan pendekatan kajian secara garis besar dengan metoda deskriptif. Sebelum hasil survey dianalisis harus dimasukkan dalam suatu kerangka tabel yang akan diolah, kemudian dibuat pengkodean hasil survey berdasarkan masalah-masalah yang dilihat.

C. Identifikasi Pengembangan Permukiman Nelayan Oleh Neighborhood

Upgrading And Shelter Sector Project NUSSP Penelitian ketiga dilakukan oleh Marly Valenti Patandianan Zenaide Toban 2011 dengan judul “Identifikasi Pengembangan Permukiman Nelayan Oleh Neighborhood Upgrading And Shelter Sector Project NUSSP ” Sebagian besar rumah dan permukiman nelayan di Indonesia dibangun dan dikembangkan secara swadaya. Pembangunan dan pengembangan permukiman secara swadaya yang tidak direncanakan dengan baik dapat menimbulkan kekumuhan. Di tahun 2010, pemerintah melakukan program pembangunan dan pengembangan permukiman desa dan kampung termasuk permukiman nelayan Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project –NUSSP. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan rumah, prasarana dan sarana permukiman nelayan di Permukiman Nelayan Sicini yang dilakukan oleh NUSSP. Simpulannya bahwa pengembangan permukiman nelayan oleh NUSSP telah berhasil membuat permukiman yang lebih layak huni dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai. Namun keberhasilan ini tidak disertai dengan sosialisasi ataupun pendekatan kepada masyarakat untuk menjelaskan pentingnya pemeliharaan prasarana dan sarana yang telah ada. Prasarana yang dibangun oleh NUSSP cukup lengkap, yang belum tersedia hanyalah tambatan perahu, pemecah gelombang dan drainase. Sarana yang berhubungan dengan kegiatan utama nelayan seperti sarana perdagangan dan pabrik es juga belum ada. Sebagian besar sarana yang telah tersedia telah memenuhi standar permukiman nelayan yaitu sarana kesehatan, pendidikan, sarana sosial dan tempat penjemuran ikan. Prasarana dan sarana yang telah ada perlu dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya untuk mendukung kegiatan nelayan, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara pihak NUSSP, pemerintah dan masyarakat dalam menjaga dan memelihara prasarana dan sarana yang telah ada.

D. Perencanaan Permukiman Nelayan di Pantai Timur Surabaya

Penelitian keempat dilakukan oleh Ratna Darmiwati 2001 dengan judul “Perencanaan Permukiman Nelayan di Pantai Timur Surabaya” Dengan fungsi kota Surabaya sebagai pusat pengembangan di dalam lingkup nasional, maupun regional Jawa Timur, menuntut Kota Surabaya menyiapkan berbagai sarana dan fasilitas penunjang ke arah kota metropolitan. Akan tetapi, disisi lain kondisi alam kota masih bersifat natural. Sejauh ini kondisi kota, khususnya pola perumahan di wilayah pantai Timur adalah bersifat rural, dan umumnya mempunyai kegiatan tambaknelayan. Dengan mengetahui kondisi ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi Surabaya menuju kota metropolitan sesuai dengan fungsi dan perannya. Ruang lingkup ini mengidentifi kasikan permukiman nelayan Kalisari, yang meliputi lokasi kawasan studi, kedudukan kawasan studi terhadap struktur tata ruang kota, dan intensitasnya serta prasarana dan sarana lingkungan. Karakteristik kependudukan, meliputi demografi, tingkat perekonomian, dan kondisi sosial ekonominya. Tahap analisis meliputi analisis kondisi penggunaan lahan, analisis kependudukan, analisis kondisi bangunan, serta analisis aspek pembiayaannya.

E. Penataan Permukiman Nelayan di Kawasan Pasar Sentral Raha

Studi Kasus : Permukiman Nelayan Laino Pantai,Laiworu Kab.Muna Penelitian kelima dilakukan oleh Shamsul Bahri 2010 dengan judul “Penataan Permukiman Nelayan di Kawasan Pasar Sentral Raha Studi Kasus : Permukiman Nelayan Laino Pantai, Laiworu Kab.Muna: 1 menemukan arahan penataan sekitar kawasan Pasar Sentral Raha, khususnya di Permukiman Nelayan Laino Pantai, sesuai dengan Misi KSNPP dengan pendekatan perlindungan dan perbaikan kualitas dan keseimbangan linkungan permukiman di Kota Raha; 2 mengidentifikasi potensi yang dapat dikembangkan di Permukiman NelayanL.P; dan 3 menemukan Arahan Pengembangan Potensi Permukiman Nelayan L.P. NO PENELITI WAKTU JUDUL PENELITIAN METODE PENELITIAN HASIL DAN RELEVANSI 1 Dwi Walojo, Johan Silas, Haryo Sulistiyarso 2010 Konsep Penataan Kawasan Permukiman Nelayan Ngemplakrejo Sebagai Dampak Pengembangan Kota Pasuruan Rasionalistik Hasil: terdapat aspek sosial dan ekonomi yang menjadi indikator kekuatan-keuatan dinamis Kota Pasuruan belum sepenuhnya mampu memberi pengaruh positif yang maksimal pada kawasan permukiman nelayan Ngemplakrejo Relevansi: Penataan kawasan permukiman 2 Mas Syabirin Thaher 2010 Pengembangan Infrastruktur Kampung Nelayan Malabero di Kawasan Wisata Pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu Deskriptif Hasil: mencapai tujuan penelitian dan studi ini diperlukan pendekatan kajian secara garis besar Relevansi: pengembangan infrastruktur kampung nelayan 3 Marly Valenti Patandianan Zenaide Toban 2011 Identifikasi Pengembangan Permukiman Nelayan Oleh Neighborhood Upgrading And Shelter Sector Project NUSSP Kualitatif Hasil: melahirkan perubahan sudut dan cara pandang, peningkatan ekonomi, perbaikan perumahan dan hunian berikut lingkungannya. Relevansi: pengembangan permukiman nelayan 4 Ratna Darmiwati 2001 Perencanaan Permukiman Nelayan di Pantai Timur Surabaya Kualitatif Hasil: mengetahui kondisi ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi Surabaya menuju kota metropolitan sesuai dengan fungsi dan perannya. Relevansi:perencanaan permukiman nelayan 5 Shamsul Bahri 2010 Penataan Permukiman Nelayandi Kawasan Pasar Sentral RahaStudi Kasus : Permukiman Nelayan Laino Pantai, Laiworu Kab.Muna Kualitatif Hasil: menemukan arahan penataan sekitar kawasan Pasar Sentral Raha, khususnya di Permukiman Nelayan Laino Pantai, sesuai dengan Misi KSNPP dengan pendekatan perlindungan dan perbaikan kualitas dan keseimbangan lingkungan permukiman di Kota Raha. Relevansi: penataan permukiman nelayan Tabel 2.1 Kajian Pustaka Sumber: Studi Literatur, 2015

2.2 Landasan Teori