Kebutuhan Sehari-hari Konsumsi Pendidikan Kesehatan Sosial dan Rohani Masalah Prioritas

3 dalam kurun waktu sehari penuh.Anak pertama dari Bapak Made Doble yakni I Wayan Yoga Adnyana menangung satu istri dan dua orang anak, anak beliau yang pertama berusia 14 tahun dan anak beliau yang kedua berumur 6 tahun.Anak I Made Doble yang kedua menangung 1 istri dan satu anak yang masih duduk dibangku playgrup. Penghasilan istri dari Bapak Made Doble sebagai buruh angkut tidaklah menentu, tetapi setidaknya tetap dapat membantu perekonomian keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya selain dari penghasilan yang didapatkan olehistri dan anak dari Made doble, beliau juga memanfaatkan beberapa ternak ayam, sapi dan babi yang dimilikinya untuk dijual, diambil telur dan dagingnya.

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Bapak I Made Dobletidak memiliki penghasilan perbulannya seluruh keperluan hidup Bapak I Made Doble di tanggung oleh istri serta anak-anaknya, Istri beliau bekerja sebagai buruh panggilan dan tidak memiliki penghasilan tetap, rata-rata pendapatan perbulannya Rp. 500.000,- kedua anak dari I Made Doble bekerja sebagai tukang ukir di rumahnya, ia tidak memiliki penghasilan tetap, rata-rata mendapatkan gaji perbulan sebesar Rp 1.500.000,- untuk masing-masing anaknya, sedangkan ia juga masih memiliki tanggungan keluarganya masing-masing.Bapak Made Doble memiliki warisan sawah seluas 6 are, namun sudah dibagi dan diberikan kepada kedua anak laki-lakinya masing-masing seluas 3 are, yang kini ditanami berbagai jenis sayuran dan umbi-umbian, penghasilan yang didapat dari hasil pertanian sebagian besar digunakan sendiri sebagai keperluan sehari-hari. Bapak Made Doble tidak memiliki tabungan berupa uang untuk masa depan namun beliau memiliki tabungan dalam bentuk ternak ayam, babi dan sapi yang dapat gunakan disaat keadaan mendesak. Dari penghasilan tersebut Bapak Made Doble dan keluarga menggunakannya untuk keperluan sehari-hari dan juga untuk keperluan adat istiadat ataupun keperluan sosial.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Pemenuhan kebutuhan dari Bapak I Made Doble terbatas hanya pada pemenuhan kebutuhan pokok seperti untuk konsumsi, kesehatan, sosial dan lain-lain.

a. Kebutuhan Sehari-hari Konsumsi

Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak I Made Doble dalam hitungan rata-rata sebulan adalah sebagai berikut: 4 Belanja per-hari : Rp 50.000 x 30 hari = Rp 1.500.000

b. Pendidikan

I Made Doble sedang tidak mengenyam pendidikan dan anak beliau telah bekerja. Sehingga I Made Doble tidak mengeluarkan biaya dalam bidang pendidikan

c. Kesehatan

Di bidang kesehatan pengeluaran Bapak I Made Doblewalaupun sudah dibantu oleh pemerintah berupa Jaminan Kesehatan Bali Mandara JKBM Program bantuan pemerintah dari dinas kesehatan tersebut namun kesehatan I Made Doble juga cukup menghabiskan banyak biaya dalam proses penyembuhan kelumpuhan kaki yang dialami I Made Doble, sudah sejak tahun 1982 kaki beliau sudah tidak berfungsi dengan baik lagi, sudah di konsultasikan dan diobati dengan berbagai obat namun tidak dapat disembuhkan kembali, pada akhirnya kini kaki beliau keduanya lumpuh dan memerlukan bantuan tongkat untuk beliau bisa berjalan. Hal inilah yang dari dulunya sangat menghabiskan banyak biaya dalam kesembuhan beliau secara medis maupun non medis.

d. Sosial dan Rohani

Kegiatan sosial yang ada di Desa Selanbawak juga merupakan salah satu pendorong pengeluaran bagi keluarga Bapak I Made Doble. Mengenai biaya sosial, keluarga Bapak I Made Doble tidak menganggarkan dana secara khusus. Keperluan-keperluan sosial yang diperlukan, seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki duka sakit, kematian, ngaben.Mengenai biaya kerohanian upacara di rumah, kegiatan keagamaan sehari-hari, keluarga Bapak I Made Doble juga tidak menganggarkan untuk pengeluaran tersebut. 5 BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Berdasarkan hasil pendampingan serta pendekatan yang telah dilakukan selama 5 minggu penuh melalui pendekatan secara langsung, yaitu melalui kunjungan-kunjungan kerumah Bapak I Made Doble, permasalahan yang dihadapi oleh keluarga adalah permasalahan perekonomian dan permasalahan kesehatan serta permasalahan kebersihan lingkungan.

2.1.1 Permasalahan Ekonomi

Jika dilihat dari segi ekonomi, Bapak I Made Doble sudah tidak berpenghasilan lagi, seluruh kebutuhan harian keluarga beliauditanggung oleh istri beliau dan dibantu juga oleh anak beliau. Keterbatasan fisik yang membatasi segala kegiatan keseharian I Made Doble.Sulitnya lapangan pekerjaan yang membuat kedua anak beliau memilih untuk bekerja sebagai tukang ukir yang bekerja dirumah, beruntung anak-anak beliau memiliki keahlian mengukir walau dengan alat seadanya, anak-anak I Made Doble belajar secara otodidak untuk mengukir pintu dan jendela ukiran bali. Istri beliau Ni Wayan Murda juga memilih bekerja sebagai buruh serabutan dikarenakan beliau hanya tamat Sekolah Dasar yang tidak memiliki banyak keahlian apapun, pekerjaan apapun dilakukan oleh Ni Wayan Murda untuk keperluan beliau bersama sang suami, beliau juga tidak ingin selalu merepotkan anak-anaknya karena anak-anaknya juga memiliki tanggungan untuk istri dan anaknya masing- masing.

2.1.2 Permasalahan Kesehatan

Permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh Bapak I Made Doble yaitu sejak tahun 1982 beliau mengalami keganjilan pada kaki beliau yang tiba-tiba membengkak dan sulit untuk digerakan, dari tahun itulah berbagai cara pengobatan dilakukan oleh keluarga I Made Doble untuk kesembuhan beliau, namun hingga saat ini penyakit yang menyerang kaki beliau hingga lumpuh masih tidak kunjung sembuh, secara medis beliau dikatakan terkena penyakit yang berhubungan dengan saraf yang ada dikaki beliau dan menyebabkan kaki beliau salah satunya bengkak serta mengharuskan beliau memakai tongkat sebagai alat bantu beliau ketika berjalan, pada saat itu beliau belum memiliki kartu jaminan kesehatan dari pemerintahan yang 6 mengharuskan beliau membayar segala keperluan medis dengan uang pribadinya, hari berganti hari namun penyakit beliau tidak kunjung sembuh hingga tabungan beliau pada saat itu menipis, dan akhirnya beliau memasrahkan segala keadaannya, hingga saat ini beliau masih sering meminum obat-obatan guna penahan rasa sakit yang dikarenakan rasa sakit kaki beliau sesekali kambuh.

2.2.3 Kebersihan Lingkungan

Kebersihan lingkungan sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup termasuk juga manusia. Dalam pekarangan rumah Bapak I Made Doble, beliau memiliki banyak hewan ternak yang beliau rawat sudah seperti keluarga sendiri, namun tempat atau kandangternak beliau sangat dekat dengan tempat tinggal beliau, sehingga menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan keluarga, serta kurangnya kebersihan kandang atau tempat tinggal ternak menyembabkan aroma tidak sedap yang tercium dari tempat tinggal beliau karena kebersihan fisik seseorang juga bergantung pada pola hidup bersih dan sehat di rumah.

2.2 Masalah Prioritas

Prioritas masalah yang terdapat pada keluarga dampingan diperoleh setelahmelakukan beberapa kali kunjungan dan wawancara. Kunjungan dilakukan hampir setiap hari pada jam tertentu yaitu pada pagi sebelum keluarga Bapak Made Doble berangkat bekerja dan juga di sore hari ketika keluarga Bapak Made Doblekembali berkumpul dari aktifitas kesehariannya. Penulis melakukan pendekatan secara bertahap yaitu secara tidak langsung menanyakan masalah yang ada dan secara langsung tetapi secara bertahap menanyakan masalah yang terdapat dalam keluarga. Hal ini dilakukan agar keluarga dampingan tidak terkejut karena penulis menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi dan intern. Dari hasil pendampingan tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan permasalahan yang menjadi prioritas yang dihadapi Bapak Nyoman yaitu yang pertama tentang perekonomian dari keluarga Bapak Made Doble, sebab pendapatan yang diterima sering kali masih kurang untukmenutupi kebutuhan, permasalahan kedua yang penulis dapatkan yaitu tentang kesehatan dari penyakit saraf kaki bapak Made Doble yang hingga saat ini tidak kunjung sembuh, permasalahan ketiga yang dapat penulis ungkapkan yaitu kebersihan lingkungan yang sangat perlu dijaga guna keberlangsungan hidup sehat dan bersih. 7 BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

3.1 Program