31
c. Terapi Operasi
Terapi operasi untuk memperbaiki kapasitas kandung kemih pada pasien dewasa dengan kelainan berkemih neurogenik terkadang diperlukan walaupun jarang dilakukan.
Pada umumnya indikasi operasi adalah DH berat, compliance kandung kemih yang buruk atau berlanjutnya deteriorasi traktus urinarius bagian atas walaupun sudah
diberikan terapi farmakologis dan lainnya.
Salah satu teknik yang sering dipakai untuk meningkatkan kapasitas dan tekanan kandung kemih adalah intravesikal augmetation cystoplasty, yaitu pengangkatan
sebagian kandung kemih dan dilekatkannya sebuah segmen usus di kandung kemih yang tersisa. Mast dan rekannya mencatat bahwa dari 28 pasien yang menjalani
tindakan ini karena refrakter terhadap terapi konservatif, 70 berhasil menghentikan inkontinensia dengan rata-rata follow-up 1,5 tahun. Keberhasilan ini meningkat
menjadi 85 dengan penambahan artificial sfingter pada pasien dengan tahanan sfingter yang rendah. Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi infeksi traktus
urinarius yang rekuren 59, pembentukan batu 22. Komplikasi yang menyebabkan diperlukannya lagi tindakan operasi lebih lanjut 44. Pasien perlu
dimotivasi secara baik dan memahami bahwa pengosongan kandung kemih yang tidak efisien dapat terjadi setelah operasi, sehingga diperlukan clean intermittent
catheterization
CIC jangka panjang. Juga terjadi peningkatan mukus di urin karena adanya segmen usus; hal ini yang terkadang mengganggu pasien. Konsekuensi jangka
panjang dari perlekatan usus ini tidak diketahui. Beberapa penelitian melaporkan timbulnya adenocarcinoma di kandung kemih setelah 10 tahun augmetation cystoplasty.
Metode operasi lain dengan “mengganggu” invervasi kandung kemih. Hal ini dapat dilakukan secara sentral contoh subarachnoid block, cordectomy, perifer contoh
anterior atau anteroposterior rhizotomy atau perivesical contoh mobilisasi kandung kemihi secara luas. Walaupun terdapat keberhasilan untuk jangka pendek, penurunan
compliance atau DH dapat terjadi kembali. Hal ini disebabkan karena peningkatan
sensitifitas reseptor setelah desentralisasi. Impotensi juga biasa terjadi setelah prosedur ini.
Penggunaan neurostimulasi masih merupakan penelitian, tetapi penggunaannya dapat dilakukan untuk menurunkan kontraksi kandung kemih yang tidak diinhibisi.
Ohlsson dan rekannya melaporkan rata-rata 49 kenaikan kapasitas kandung kemih dengan stimulasi syaraf pudendal dengan anal dan vaginal electrode plugs. Tanago
melaporkan keberhasilan stimulasi akar syaraf sakral yang selektif untuk meningkatkan tonus sfingter yang kemudian akan menekan aktivitas detrusor
6,8
.
d. Terapi Penyokong