Tinjauan Atas Teknis Pengelolaan Barang Investarist Milik Daerah Pada Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Dalam peraturan pemerintah No.24 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintah mendefinisikan aset sebagai sumber daya ekonomi yg dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau social di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yg dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

Dari itu maka perlindungan dan perhitungan asset yang dimiliki suatu pemerintah begitu berharga untuk masa depan suatu pemerintahan dimana asset yang dimiliki tidak bisa diakui oleh pemerintahan lain dalam kepemilikan asset.Perhitungan asset yang dimiliki sangat bermanfaat dimana pada saat masa akan datang dapat dihitung kekayaan suatu pemerintahan/Negara. Dinas/badan pemerintah memiliki kepemilikan asset masing-masing dimana setiap asset tersebut dilakukan pencatatan dan pelaporan akuntansi atas pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap asset tetap yang sikuasai/digunakan satuan kerja

Setiap satuan kerja memiliki kelompok asset tetap di antaranya adalah tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi,


(2)

jaringan, dan asset tetap lainnya. Maka dari itulah pentingnya pencatatan barang milik daerah bagi pemerintah/satuan kerja. Dan disinilah penulis di kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Daerah Provinsi Jawa Barat akan melihat bagaimana prosedur pencatatan barang inventaris milik daerah yang dimiliki satuan kerja/pemerintah, apa saja barang-barang yang dimilki oleh satuan kerja tersebut. Untuk menghindari penyelewengan-penyelewengan dalam pencatatan dan pelaporan barang inventaris milik daerah di satuan kerja pemerintah/ di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Daerah Provinsi Jawa Barat , maka diperlukan pencatatan persediaan yang tepat dan baik. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul : Tinjauan Atas Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Subbidang Kepegawaian Umum pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Maksud dari penulisan laporan Kuliah Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Tinjauan Atas Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Subbidang Kepegawaian Umum pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

.

Adapun tujuan yang dicapai dari hasil pelaporan adalah Kuliah Kerja Praktek ini adalah :


(3)

A. Untuk mengetahui pelaksanaan Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

B. Untuk mengetahui pelaksanaan pencatatan Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Hasil yang diharapkan dari Kuliah Kerja Praktek ini dapat memberi manfaat bagi penulis, Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Daerah Provinsi Jawa Barat maupun pihak lain yang membutuhkan. Adapun manfaat yang diperoleh yaitu :

a. Bagi Penulis

Penulis dapat mengetahui bagaimana tata cara pengelolaan, teknis kegiatan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, terhadap barang inventarist milik daerah di satuan kerja pemerintah.

b. Bagi Perusahaan

1. Membantu memeriksa pencatatan dan pelaporan barang inventarist milik daerah di satuan kerja pemerintah

2. Membantu transaksi penambahan dan pengurangan barang inventarist milik daerah

3. Membantu mengklasifikasikan barang inventarist milik daerah. 4. Membantu mengenty, mencetak dan mengarsipkan kode

rekening terkait. c. Bagi UNIKOM


(4)

1. Kuliah Kerja Praktek yang dilakukan penulis memiliki keterkaitan dengan mata kuliah yang ada pada Prodi Akuntansi yaitu Akuntansi Sektor Publik.

2. Dapat menjadi masukan dalam mengembangkan kurikulum yang ada sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja serta sebagai bahan evaluasi bagi kurikulum yang ada di Fakultas Ekonomi.

1.4 Metode Kerja Praktek

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis menggunakan metode Block Release, yaitu suatu penelitian yang dilaksanakan dalam suatu periode selama satu periode tertentu. Penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek ini tentunya memerlukan pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

Merupakan suatu metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk memperoleh data secara teoritis dengan mempelajari buku akuntansi keuangan dan buku metodologi penelitian.

2. Studi Lapangan

Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan cara sebagai berikut :

a. Observasi

Yaitu suatu cara untuk mendapatkan data-data yang diperlukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan


(5)

langsung di bagian kepegawaian umum pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Daerah Provinsi Jawa Barat.

b. Wawancara

Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara lisan terhadap bagian-bagian tertentu yang dianggap oleh penulis terdapat relevansinya dengan materi penyusunan laporan kerja praktek ini. Dan dalam hal ini penulis mengadakan Tanya Jawab secara langsung kepada Kepala bagian Kepegawaian Umum tentang Teknis Pengelolaan Barang Inventaris Milik Daerah. Berpedoman pada daftar pertanyaan maupun secara bebas sesuai dengan masukan yang diberikan. c. Dokumentasi

Yaitu mengadakan pencatatan dan pengumpulan data yang diidentifikasi dari dokumentasi yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas dalam Laporan Kerja Praktek

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Dalam melaksanakan Kerja Praktek penulis melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek. Dengan lokasi dan waktu kerja praktek sebagai berikut :

A. Lokasi Kerja Praktek

Dalam Penyusunan laporan ini penulis mengadakan Kerja Praktek pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Daerah Provinsi Jawa Barat yang beralamat Jl.Windu No.26


(6)

Adapun waktu pelaksanaan kerja praktek adalah mulai dari tanggal 1 july 2010 sampai dengan tanggal 4 agustus 2010

Tabel 1.1

Aktivitas Kantor dan Kerja Praktek

Hari Waktu Keterangan

Senin - Kamis 07.30 - 15.30 WIB Aktivitas Kerja

12.00 - 13.00 WIB Isirahat

Jumat 07.30 - 15.30 WIB Aktivitas Kerja

11.30 - 12.30 WIB Isirahat


(7)

7

Gambaran Umum Perusahaan

2.1Sejarah singkat Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat

Badan diklat daerah provinsi jawa barat merupakan kelembagaan dari pemerintah provinsi jawa barat dalam bidang pendidikan dan latihan buat para aparatur lembaga pemerintahan diseluruh jawa barat dibentuk pada tahun 1986 Badan diklat daerah provinsi jawa barat telah telah mengalami 6 kali pergantian nama dari pertama kali berdiri sampai sekarang dari pergantian nama tersebut pun karena sesuai dengan adanya

keputusan_keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah maupun keputusan gubernur sendiri dan seperti ini lah perjalanan tersebut.

Tahun1968 pertama kali dengan nama pusat pendidikan dan latihan pemerintah daerah tingkat I jawa barat(non structural), berdasarkan sk. Gubernur provinsi daerah tingkat I jawa barat no. 11-68/a/I/pend/sk tanggal 30 september 1968. Selanjutnya ditetapkan SOTK diklat Provinsi Jawa Barat berdasarkan keputusan menteri dalam negeri No. 64 tahun 1984.

Dan Pada tahun 1986 berdasarkan keputusan menteri dalam negeri no. 64 tahun 1984, diterbitkan keputusan gubernur KDH Tingkat I jawa barat No. 601/kep.86-huk/1986 tanggal 23 juni 1986 tentang sotk pendidikan dan latihan Provinsi Jawa Barat(Diklat Provinsi Jawa Barat).Berlanjut pada tahun 1994 untuk menguatkan kedudukan Diklat Provinsi Jawa Barat dikeluarkan Perda Provinsi DT I Jawa Barat no.18 tahun 1994 tentang organisasi dan tata kerja pendidikan dan latihan provinsi daerah tingkat I jawa barat dengan tupoksi berdasarkan kepgub KDH-Tk I Jabar no.48. Dengan seiringnya berjalannya waktu pada tahun 2000


(8)

ditetapkan Perda Provinsi Jawa Barat No.16 tahun 2000 tentang lembaga Teknis Daerah. Diklat Provinsi Jawa Barat ditetapkan menjadi badan pendidikan dan pelatihan daerah provinsi jawa barat dengan tupoksi berdasarkan kepgub jawa barat no.16 tahun 2001.

Pada tahun 2008 untuk memenuhi amanat PP No. 41 tahun 2007, Badan pendidikan dan pelatihan daerah provinsi jawa barat ditetapkan berdasarkan perda provinsi jawa barat no. 22 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja inspektorat, badan perencanaan

pembangunan daerah, lembaga teknis daerah dan satuan polisi pamong praja. Dan ini lah sejarah Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat yang telah banyak mengalami perubahan selama awal berdirinya satker ini.

A. Visi Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat

Adapun Visi dari Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat adalah: “Unggul dan Profesional di Bidang Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Teknologi Informasi Tahun 2013”

B. Misi Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat

Adapun Misi dari Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat adalah:

1) Meningkatkan penyelenggaraan manajemen diklat yang professional 2) Meningkatkan kompetensi SDM Badiklatda di bidang manajemen diklat 3) Mengembangkan infrastruktur Diklat berbasis Teknologi Informasi 4) Mengoptimalkan jejaring kerja secara proposional dengan seluruh


(9)

2.2Struktur organisasi Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat

struktur yang ada dilaksanakan dalam badan diklat daerah provinsi jawa barat berdasarkan peraturan daerah nomor 22 tahun 2008 dimana struktur organisasi meliputi kepala badiklatda provinsi jawa barat,sekertaris, subbagian perencanaan dan program, subbagian keuangan, subbagian kepegawaian umum, bidang pengembangan diklat, bidang diklat kepemimpinan dan fungsional, bidang diklat teknis dan subbidang lainnya beserta kelompok jabatan fungsional

Struktur Organisasi

Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat (perda nomor 22 tahun 2008)

Gambar 2.1 Kepala Badiklatda Provinsi Jawa Barat Bidang Pengembangan Diklat Subbidang Analisis Kebutuhan Diklat Subbagian Pengkajian Diklat Bidang Diklat Kepemimpinan dan Fungsional Subbidang Diklat Kepemimpinan Subbidang Diklat Fungsional Bidang Diklat Teknis Subbidang Teknis Umum Subbidang Teknis Substantif Kelompok Jabatan Fungsional Sekretaris Subbagian Perencanaan dan Program Subbagian Keuangan Subbagian Kepegawaian dan Umum


(10)

Struktur Organisasi

Pada Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat

Adapun struktur organisasi Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut: 1) Kepala BADIKLATDA Provinsi Jawa Barat

2) Sekretarist

3) Subbagian Perencanaan dan Program 4) Subbagian Keuangan

5) Subbagian Kepegawaian dan Umum 6) Bidang Pengembangan Diklat

7) Bidang Diklat Kepemimpinan dan Fungsional 8) Bidang Diklat Teknis

9) Subbagian Analisi Kebutuhan Diklat 10)Subbagian Pengkajian Diklat

11)Subbagian Diklat Kepemimpinan 12)Subbagian Diklat Fungsional 13)Subbagian Diklat Teknis Umum 14)Subbagian Diklat Teknis Substantif 15)Kelompok Jabatan Fungsional

2.3Uraian Tugas dan Jabatan

Adapun tugas pokok dan deskripsi jabatan masing-masing unsure adalah 1) Kepala BADIKLATDA Provinsi Jawa Barat


(11)

Mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan dan menetapkan, memimpin, mengkordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok Badan serta mengkoordinasikan dan membina UPTB

Dalam menyelenggarakan tugas pokok Kepala Badan mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan perumussan, penetapan, pengaturan dan koordinasi

pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang pengembangan diklat, diklat kepemimpinan dan fungsional, serta diklat teknis;

b. Penyelenggaraan perumusan dan menetapkan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah bidang pendidikan dan pelatihan; c. Penyelenggaraan fasilitasi dan pengendalian pelaksanaan tugas-tugas bidang

pendidikan dan pelatihan;

d. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka tugas pokok dan fungsi badan.

e. Penyelenggaraan pengkoordinasian dan pembinaan UPTB. 2) Sekretariat

Mempunyai tugas pokok penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program badan, pengkajian perencanaan dan program, pengelolaan keuangan, kepegawaian dan umum.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, secretariat mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan pengkoordinasian perencanaan dan program badan; b. Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan; c. Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum.


(12)

a. Subbagian perencanaan dan program, b. Subbagian keuangan

c. Subbagian kepegawaian dan umum 3) Subbagian Perencanaan dan Program

Mempunyai tugas pokok melaksanakan pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan program.

Dalam menyelenggaraka tugas pokok, subbagian perencanaan dan program mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan bahan perencanaan dan program secretariat;

b. Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program badan yang meliputi pengembangan diklat, diklat

kepemimpinan/structural dan fungsional serta diklat teknis;

c. Pelaksanaan penyusunan bahan hasil koordinasi perencanaan dan program badan yang meliputi pengembangan diklat, diklat kepemimpinan/struktur dan fungsional serta diklat

4) Subbagian Keuangan

Mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan di lingkungan badan.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, subbagian keuangan mempunyai fungsi: a. Melaksanakan penyusunan bahan rencana anggaran belanja langsung dan

tidak langsung badan;

b. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan teknis administrasi keuangan badan; c. Pelaksanaan koordinasi pengelolaan keuangan pada UPTB.


(13)

5) Subbagian Kepegawaian dan Umum

Mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, kelembagaan, ketatalaksanaan, umum dan perlengkapan.

Dalam menyelenggarakan tugas pokk, subbagian kepegawaian dan umum mempunai fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan mutasi, pengembangan karir, kesejahteraan dan disiplin pegawai, dan pengelolaan administrasi

kepegawaian lainnya;

b. Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan rumah tangga;

c. Pelaksanaan administrasi, dokumentasi peraturan perundang-undangan, kearsipan dan perpustakaan;

d. Pelaksanaan tugas kehumasan badan;

e. Pelaksanaan pengelolaan perlengkapan badan. 6) Bidang Pengembangan Diklat

Mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan dan menyelenggarakan kegiatan analisis kebutuhan diklat dan pengkajian sistem diklat. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, bidang pengembangan diklat mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan rancangan umum analisis kebutuhan kediklatan di daerah


(14)

c. Penyelenggaraan pengkajian bahan rancangan umun kebijakan pengembangan pengkajian program diklat

d. Penyelenggaraan evaluasi diklat(evaluasi proses,pasca dan dampak diklat) e. Penyelenggaraan pengkajian bahan rancangan kediklatan.

Bidang Pengembangan Diklat membawahkan:

a. Subbidang analisis kebutuhan diklat; b. Subbidang pengkajian diklat.

7) Bidang Diklat Kepemimpinan dan Fungsional

Mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan menyelenggarakan kegiatan diklat kepemimpinan/structural dan diklat fungsional. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, bidang diklat kepemimpinan dan fungsional mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis diklat kepemimpinan/structural dan fungsional

b. Penyelenggaraan pengkajian program kerja, penyelenggaraan diklat kepemimpinan/ structural dan fungsional

c. Penyelenggaraan diklat kepemimpinan/structural dan fungsional d. Penyelenggaraan fasilitasi kegiatan diklat kepemimpinan/structural dan

fungsional kepada pemerintah kabupaten/kota dan lembaga/instansi vertical lainnya


(15)

a. Subbidang diklat structural b. Subbidang diklat fungsional

8) Bidang Diklat Teknis

Mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan menyelenggarakan diklat teknis umum dan teknis substantif

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, bidang diklat teknis mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis diklat teknis umum dan

substantif

b. Penyelenggaraan pengkajian program kerja, penyelenggaraan diklat teknis umum dan substantive

c. Penyelenggaraan diklat teknis umum dan substantive

d. Penyelenggaraan fasilitas kegiatan diklat teknis umum dan substantive kepada pemerintah kabupaten/kota dan lembaga/instansi vertical lainnya

Bidang diklat kepemimpinan dan fungsional membawahkan:

a. Subbidang diklat teknis umum b. Subbidang diklat teknis substantif

9) Subbagian Analisis Kebutuhan Diklat

Mempunyai tugas pokok melaksanakan analisis kebutuhan diklat pada organisasi perangkat daerah pemerintah daerah dan memfasilitasi kegiatan analisis kebutuhan diklat kabupaten/kota.


(16)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, subbidang analisis kebutuhan diklat mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan bahan rencana analisis kebutuhan diklat untuk penyusunan kebijakan analisis kebutuhan diklat pada organisasi perangkat daerah

b. Pelaksanaan penyusunan data dan informasi untuk bahan perencanaan analisis kebutuhan diklat pada organisasi perangkat daerah

c. Pelaksanaan kegiatan analisis kebutuhan diklat pada organisasi perangkat daerah

d. Pelaksanaan fasilitas analisis kebutuhan daerah kabupaten/kota e. Pelaksanaan uji coba(try out) hasil analisis kebutuhan diklat

10)Subbagian Pengkajian Diklat

Mempunyai tugas pokok melaksanakan pengkajian pendidikan dan pelatihan Dalam menyelenggarakan tugas pokok, subbidang pengkajian diklat mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis pengkajian diklat b. Pelaksanaan analisis dan mengevaluasi bahan kajian diklat dalam upaya

pengembangan program kediklatan

c. Pelaksanaan penyusunan bahan rencana tindak lanjut pengembangan program kediklatan


(17)

d. Pelaksanaan fasilitas evaluasi kediklatan pada organisasi perangkat daerah, balai-balai diklat pemerintah daerah, lembaga diklat kabupaten/kota dan lembaga/instansi vertical lainnya

e. Pelaksanaan penyusunan bahan kelembagaan diklat kabupaten/kota

11)Subbagian Diklat Struktural

Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan melaksanakan diklat struktural

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, subbidang diklat struktural mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan diklat kepemimpinan/structural b. Pelaksanaan diklat kepemimpinan/structural

c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan diklat kepemimpinan/structural

12)Subbagian Diklat Fungsional

Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan melaksanakan diklat fungsional

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, subbidang diklat fungsional mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan diklat fungsional b. Pelaksanaan diklat fungsional


(18)

13)Subbagian Diklat Teknis Umum

Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan melaksanakan diklat teknis umum

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, subbidang diklat teknis umum mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan diklat teknis umum b. Pelaksanaan diklat teknis umum

c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan diklat teknis umum

14)Subbagian Diklat Teknis Substantif

Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan melaksanakan diklat teknis substantif

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, subbidang diklat teknis substantif mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan diklat teknis substantif b. Pelaksanaan diklat teknis substantif

c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan diklat teknis substantif

15)Kelompok Jabatan Fungsional

1. Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan


(19)

2. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jumlah tenaga fungsional yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

3. Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk

4. Jenis dan jenjang jabatan fungsional ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

5. Jumlah tenaga jabatan fungsional ditetapkan berdasarkan beban kerja

6. Rincian tugas kelompok jabatan fungsional ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

Kelompok jabatan fungsional pada badiklatda provinsi jawa barat, terdiri dari

a. Jabatan fungsional widyaiswara b. Jabatan fungsional perencana

2.4Aspek Kegiatan

maksud didirikannya badiklatda provinsi jawa barat antara lain marupakan bagian integral dari manajemen diklat dan langkah awal dari system kediklatan. Dari kegiatan AKD akan menghasilkan kompetensi, kurikulum, pedoman penyelenggaraan diklat dan modul diklat teknis substantif.

Manfaat AKD :


(20)

2. Rancangan diklat yang berbasis kompetensi actual akan menjaga, memelihara dan menguatkan motivasi belajar peserta diklat

3. Penggunaan biaya diklat akan lebih efketif dan efisien

AKD yang telah dilaksanakan :

1. Dinas peternakan (modul sudah tersusun) 2. Dinas perikanan (modul sudah tersusun) 3. Dinas perkebunan (modul sudah tersusun) 4. Dinas kehutanan (modul sudah tersusun)

5. Dinas pertanian tanaman pangan (modul sudah tersusun) 6. Dinas pariwisata (modul sudah tersusun)

7. Dinas pendapatan (modul sudah tersusun)

8. Badan pengelolaan lingkungan hidup (modul sudah tersusun) 9. Dinas social (modul sudah tersusun)

10.Badan pemberdayaan perempuan dan KB 11.Dinas koperasi dan UKM

12.Dinas perindustrian dan perdagangan 13.Dinas satpol PP

14.Dinas perhubungan

15.Badan pemberdayaan masyarakat daerah 16.Rekapitulasi produk AKD

Dalam bandiklatda provinsi jawa barat terdapat pula implementasi jejaring kerja


(21)

Pengembangan Sistem diklat dilaksanakan sebagai upaya untuk senantiasa mensinkronkan program diklat dengan kebutuhan pengembangan kompetensi aparatur. Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain :

a. Pengembangan kurikulum diklat teknis manajemen SLB b. Orientasi pengajar diklat teknis

c. Uji coba diklat teknis

d. Pengembangan kurikulum diklat teknis e. Pengembangan kompetensi widyaiswara

f. Implementasi kurikulum diklat teknis pemberdayaan desa dan diklat teknis kepala desa/ ketua BPD

g. Pengembangan sumber pembelajaran

h. Monitoring pendayagunaan alumni diklat teknis i. Evaluasi pasca diklat

j. Evaluasi dampak diklat

k. Bimbingan lanjutan bagi alumni peserta diklat

2. Pengembangan SIM diklat :

Dalam mewujudkan profesionalisme penyelenggaraan diklat, dukungan fasilitas berbasis teknologi informasi menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindarkan. Kegiatan pengembangan SIM diklat yang telah dilaksanakan adalah :

a. Website bandiklatda provinsi jawa barat (Bandiklatda.jabarprov.go.id) b. Hot spot seluruh area


(22)

d. CCTV pada ruang kelas e. Area internet publik


(23)

23

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan dibagian subbagian kepegawaian umum yang berada dibawah tanggung jawab sekretarist badan diklat daerah provinsi jawa barat. Pelaksanaan kerja praktek dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas atau kegiatan dalam Tinjauan Atas Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Subbidang Kepegawaian Umum pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

3.1.1 Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Subbidang Kepegawaian Umum pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Pengelolaan barang milik daerah sebagai bagian dari pengelolaan keuangan daerah yang dilaksanakan secara terpisah dari pengelolaan barang milik Negara oleh karena itu teknis dalam pengelolaan barang milik daerah itu sangat penting dalam menilai jumlah asset yang dimiliki suatu daerah

Menurut Stoner dalam Sudjana (2000:17) memberi arti pengelolaanmsebagai berikut

Management as working with and through individuals and groups to accomplish organizational goals” (pengelolaan merupakan kegiatan yang

dilakukan bersama dan melalui orang-orang sertakelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi).


(24)

Dan menurut Sumijo dan soebedjo dalam Sudjana (2000:17) mengemukakan bahwa :

”Management is the process of planning, organizing, leading and controlling the efforts of organizing members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals” Kalau kita kaji dari kedua pengertian tersebut di atas, ternyata implementasi dari pengertian tersebut adalah :

manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan , mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan secara inovatif terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam Pengertian di atas pengelolaan selalu disamakan dengan manajemen.

Menurut Permendagri Nomor 17 tahun 2007 menyatakan :

“Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik daerah.”

Pengertian Barang Milik Daerah menurut Permendagri Nomor 17 tahun 2007 adalah

“Barang milik daerah adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang


(25)

dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuhtumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya.”

A. Pejabat Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Subbidang Kepegawaian Umum pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna barang milik daerah,berwenang dan bertanggung jawab:

a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah melalui pengelola;

b. mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan dan penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah kepada Kepala Daerah melalui pengelola;

c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

d. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

e. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;


(26)

f. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan kepada Kepala Daerah melalui pengelola;

g. menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah melalui pengelola;

h. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan i. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna

Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) yang berada dalam penguasaannya kepada pengelola. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku kuasa pengguna barang milik daerah,berwenang dan bertanggung jawab:

a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi unit kerja yang dipimpinnya kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan;

b. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;


(27)

c. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi unit kerja yang dipimpinnya;

d. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

e. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan

f. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran(LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) yang berada dalam penguasaannya kepada kepala satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan.

Penyimpan barang bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan barang yang berada pada pengguna/kuasa pengguna; dan Pengurus barang bertugas mengurus barang milik daerah dalam pemakaian pada masing-masing pengguna/kuasa pengguna.

B. Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Subbidang Kepegawaian Umum pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Sesuai dengan maksud dan tujuan penyusunan Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah ini, maka dalam penyusunannya digunakan sistimatika sebagai berikut:


(28)

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, landasan dan siklus pengelolaan barang milik daerah.

b. Pejabat Pengelola Barang Milik Daerah

Dalam bab ini menetapkan tugas dan fungsi Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan, Sekretaris Daerah selaku pengelola barang, dan Kepala SKPD selaku pengguna barang/kuasa pengguna barang yang berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan barang.

c. Perencanaan Kebutuhan Dan Penganggaran

Dalam bab ini mengatur mengenai rencana kebutuhan barang, rencana pemeliharaan barang, standarisasi sarana dan prasarana kerja Pemerintahan Daerah dan standarisasi harga.

d. Pengadaan

Dalam Bab ini mengatur mengenai pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (AP BD) dan penerimaan

barang yang berasal dari sumbangan dan/atau kewajiban dari pihak ketiga. e. Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran

Dalam bab ini mengatur mengenai penerimaan, penyimpanan dan penyaluran,

tugas dan tanggung jawab penyimpan barang serta administrasi penyimpanan barang.


(29)

Dalam Bab ini mengatur mengenai status penggunaan barang milik daerah baik untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah

maupun dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas pokok dan fungsi

g. Penatausahaan

Dalam Bab ini mengatur mengenai kewajiban dan tanggungjawab Pengelola dan Kepala SKPD sebagai Pengguna dalam pelaksanaan pendaftaran, pencatatan, pembukuan, inventarisasi dengan cara sensus barang daerah, cara pembuatan Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris dan pembuatan Kartu Inventaris Ruangan dan Kartu Inventaris Barang serta sistem pelaporan.

h. Pemanfaatan

Dalam Bab ini mengatur mengenai pemanfaatan barang daerah melalui pinjam pakai, penyewaan, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna.

i. Pengamanan Dan Pemeliharaan

Dalam Bab ini mengatur mengenai pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah meliputi pengamanan administrasi, fisik dan hukum serta tertib administrasi pemeliharaan barang.


(30)

Dalam Bab ini mengatur mengenai penilaian barang milik daerah baik dilakukan oleh Tim maupun oleh lembaga independent bersertifikat dibidang penilaian aset.

k. Penghapusan

Dalam Bab ini mengatur mengenai penghapusan dari daftar barang pengguna dan kuasa pengguna barang serta dari daftar barang milik daerah.

I. Pemindahtanganan

Dalam ini mengatur mengenai pemindahtanganan sebagai tindak lanjut penghapusan meliputi penjualan, tukar menukar, hibah dan penyertaan modal.

m. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian

Dalam Bab ini mengatur mengenai pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah.

n. Pembiayaan

Dalam Bab ini mengatur mengenai biaya pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah dan tunjangan/insentif untuk penyimpan/pengurus barang.

o. Tuntutan Ganti Rugi

Dalam Bab ini diuraikan mengenai penyelesaian kerugian daerah melalui Majelis Pertimbangan Tuntutan Ganti. Rugi.

3.1.2 Dokumen Barang Inventarist Milik Daerah Subbidang Kepegawaian Umum pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

a. format Surat Keputusan Pembentukan Panitia Pemeriksaan Barang/Jasa b. Berita Acara Pemeriksaan Barang


(31)

d. Buku Penerimaan Barang e. Buku Pengeluaran Barang f. Buku Barang Inventaris g. Buku Barang Pakai Habis h. Kartu Barang

i. Kartu Persediaan Barang

j. Laporan Semester tentang Penerimaan dan Pengeluaran Barang Inventaris k. Laporan Semester tentang Penerimaan dan Pengeluaran Barang Pakai Habis l. Bukti Pengambilan Barang dari Gudang (Lampiran 16); m. Berita Acara Serah Terima Gudang

m. Berita Acara Serah Terima Terdapat Selisih n. Berita acara serah terima selisih

o. Surat Pernyataan Penggantian Penyimpan Barang Sementara p. Berita Acara Pemeriksaan Barang Yang Berubah Keadaan

q. Berita Acara Pemeriksaan Barang karena Bencana Alam, Dicuri,Kebakaran dan

r. Surat Perintah Pengeluaran/Penyaluran Barang


(32)

Dalam melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Daerah Provinsi Jawa Barat subbagian kepegawaian dan umum, penulis melakukan berbagai kegiatan dalam perusahaanyang bersangkutan dengan diantaranya:

1. Pembukuan

a. Pengguna/kuasa pengguna barang wajib melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP).

b. Pengguna/kuasa pengguna barang dalam melakukan pendaftaran dan pencatatan sesual format:

1) Kartu Inventaris Barang (KIB) A Tanah

2) Kartu Inventaris Barang (KIB) B Peralatan dan Mesin 3) Kartu Inventaris Barang (KIB) C Gedung dan Bangunan 4) Kartu Inventaris Barang (KIB) D Jalan, Irigasi dan Jaringan 5) Kartu Inventaris Barang (KIB) E Aset Tetap Lainnya

6) Kartu Inventaris Barang (KIB) F Konstruksi dalam Pengerjaan dan 7) Kartu Inventaris Ruangan (KIR)

c. Pembantu pengelola melakukan koordinasi dalam pencatatan dan pendaftaran barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada huruf b ke dalam Daftar Barang Milik Daerah (DBMD).

2. Inventarisasi

Agar Buku Inventaris dimaksud dapat digunakan sesuai fungsi dan peranannya, maka pelaksanaannya harus tertib, teratur dan berkelanjutan, berdasarkan data


(33)

yang benar, lengkap dan akurat sehingga dapat memberikan informasi yang tepat dalam:

1) perencanaan kebutuhan dan pengangaran; 2) pengadaan.

3) penerimaan, penyimpanan dan penyaluran; 4) penggunaan.

5) penatausahaan; 6) pemanfaatan.

7) pengamanan dan pemeliharaan; 8) penilaian;

9) penghapusan;

10) pemindahtanganan;

11) pembinaan, pengawasan dan Pengendalian 12) pembiayaan; dan

13) tuntutan ganti rugi.

3. Pelaporan

Buku Induk Inventaris sebagaimana dimaksud merupakan saldo awal pada daftar mutasi barang tahun berikutnya, selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya pengguna/kuasa pengguna dan pengelola hanya membuat Daftar

Mutasi Barang (bertambah dan/atau berkurang) dalam bentuk rekapitulasi barang milik daerah.


(34)

Mutasi barang bertambah dan/atau berkurang pada masing-masing SKPD setiap semester, dicatat secara tertib pada :

1) Laporan Mutasi Barang; dan 2) Daftar Mutasi Barang.

Laporan mutasi barang merupakan pencatatan barang bertambah dan/atau berkurang selama 6 (enam) bulan untuk dilaporkan kepada Kepala Daerah melalui pengelola. Laporan Mutasi Barang semester I dan semester II digabungkan menjadi Daftar Mutasi Barang selama 1 (satu) tahun, dan masingmasing dibuatkan Daftar Rekapitulasinya (Daftar Rekapitulasi Mutasi Barang).

Daftar mutasi barang selama 1 (satu) tahun tersebut disimpan di Pembantu Pengelola. Rekapitulasi seluruh barang milik daerah (daftar mutasi) sebagaimana dimaksud, disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri.

Laporan inventarisasi barang (mutasi bertambah dan/atau berkurang) selain mencantumkan jenis, merek, type, dan lain sebagainya juga harus mencantumkan nilai barang.

Format Laporan Pengurus Barang : 1) Buku Inventaris

2) Rekap Buku Inventaris 3) Laporan Mutasi Barang 4) Daftar Mutasi Barang

5) Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang

6) Daftar Usulan Barang yang Akan Dihapus


(35)

3.2.1 Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Subbidang Kepegawaian Umum pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

A. Teknis Penerimaan Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Subbidang Kepegawaian Umum pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

a. Semua barang bergerak penerimaannya dilakukan oleh penyimpan barang/pengurus barang, untuk itu penerimaan barang oleh penyimpanan barang/pengurus barang dilaksanakan di gudang penyimpanan.

b. Pelaksanaan penerimaan barang tersebut anatara lain:

1) dasar penerimaan barang ialah surat perintah kerja/surat perjanjian/kontrak pengadaan barang yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang;

2) barang yang akan diterima harus disertai dokumen yang jelas menyatakan macam/jenis, banyak, harganya dan spesifikasi barang;

3) barang diterima apabila hasil penelitian barang oleh panitia pemeriksa barang oleh panitia pemeriksa barang sesuai dengan isi dokumen tersebut pada angka 2) di atas; 4) Pernyataan penerimaan barang dinyatakan sah apabila berita acara pemeriksaan barang telah ditandatangani oleh Panitia Pemeriksa Barang Daerah, penyimpan/ pengurus barang dan penyedia barang/jasa;

5) apabila berdasarkan penelitian ternyata ada kekurangan atau syarat-syarat yang belum terpenuhi, maka penerimaan barang dilakukan dengan membuat tanda penerimaan sementara barang yang dengan tegas membuat sebab-sebab daripada penerimaan sementara barang;


(36)

6) apabila kekurangan dan syarat-syarat tersebut pada angka 5) sudah terpenuhi sesuai dengan ketentuan pada angka 3), maka dapat dilaksanakan penerimaan barang sesuai ketentuan pada angka 4);

7) apabila barang telah diterima akan tetapi belum sempat diperiksa, maka penerimaan barang dilaksanakan dengan membuat tanda penerimaan barang sementara, dengan diberi catatan barang belum diteliti oleh Panitia Pemeriksa Barang Daerah;

c. Panitia Pemeriksa Barang Daerah.

1) Panitia Pemeriksa Barang Daerah (PPBD) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah dengan susunan personalia melibatkan unsur teknis terkait;

2) Kepala Daerah dapat melimpahkan kewenangan pembentukan Panitia Pemeriksa Barang Daerah kepada Kepala SKPD dengan Keputusan Kepala Daerah;

3) Tugas Panitia Pemeriksa Barang.

Panitia Pemeriksa Barang Daerah setelah melaksanakan pekerjaannya membuat Berita Acara hasil pemeriksaan barang, jika ternyata bahwa barang yang diperiksa tersebut tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana tertera dalam surat Perjanjian dan/atau dokumen penyerahan lainnya, maka Berita Acara Pemeriksaan Barang segera diberitahukan kepada Panitia/Pejabat Pengadaan yang melaksanakan pengadaan. Berdasarkan Berita Acara pemeriksaan barang tersebut, Panitia/Pejabat Pengadaan harus segera mengambil tindakan penyelesaian, jika pelaksanaan penyelesaian barang dimaksud memerlukan waktu yang lama, maka barang tersebut dapat diserahkan kepada penyimpan barang /pengurus barang untuk disimpan sebagai barang titipan.

Dalam hal ini harus dibuat Berita Acara sementara yang memuat semua data/keterangan yang diperlukan sehubungan dengan kekurangan-kekurangan barang dimaksud.


(37)

B. Teknis Penyimpanan Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Subbidang Kepegawaian Umum pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

a. Penyimpanan barang daerah dilaksanakan dalam rangka pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam gudang/ruang penyimpanan sehingga dalam pengurusan barang persediaan agar setiap waktu diperlukan dapat dilayani dengan cepat dan tepat.

b. Kegiatan penyimpanan barang milik daerah yaitu;

1) menerima, menyimpan,mengatur, merawat dan menjaga keutuhan barang dalam gudang/ruang penyimpanan agar dapat dipergunakan sesuai dengan rencana secara tertib, rapi dan aman;

2) menyelenggarakan administrasi penyimpanan/pergudangan atas semua barang yang ada dalam gudang;

3) melakukan stock opname secara berkala ataupun insidentil terhadap barang persediaan yang ada didalam gudang agar persediaan selalu dapat memenuhi kebutuhan;

4) membuat laporan secara berkala atas persediaan barang yang ada di gudang. c. Penyimpan.

Penyimpan/pengurus barang adalah pegawai yang ditugaskan untuk menerima,menyimpan dan mengeluarkan barang milik daerah yang diangkat oleh pengelola untuk masa 1 (satu) tahun anggaran dan bertanggungjawab kepada pengelola melalui atasan langsung nya.

Penyimpan barang dapat diangkat kembali pada tahun anggaran berikutnya dengan memperhatikan ketentuan jabatan, dimana jabatan penyimpan barang tersebut dapat


(38)

dirangkap dengan pengurus barang sepanjang beban tugas/volume kegiatan tidak terlalu besar.

Setiap tahun pengelola menunjuk/menetapkan kembali penyimpan barang dalam lingkungan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut: 1) diusulkan oleh Kepala SKPD yang bersangkutan;

2) serendah-rendahnya menduduki golongan II dan setinggi tingginya golongan III, mengacu kepada Undang-undang kepegawaian;

3) minimal mempunyai pengalaman dalam pengurusan barang/telah mengikuti kursus penyimpan barang;

4) mempunyai sifat dan akhlak yang baik, antara lain jujur, teliti, dan dapat dipercaya. Dalam keputusan penunjukan/penetapan kembali penyimpan barang oleh pengelola sekaligus ditunjuk atasan langsung nya yang antara lain berkewajiban memberikan persetujuan atas setiap pengeluaran barang dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaannya, serta ditetapkan pula jumlah atau besarnya insentif bagi penyimpan barang dimaksud.

Tugas dan tanggungjawab penyimpan/pengurus barang:

1) menerima, menyimpan dan menyerahkan barang milik daerah ke unit pemakai;

2) mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang, pengeluaran barang dan keadaan persediaan barang ke dalam buku/kartu barang menurut jenisnya terdiri dari:

a) Buku barang inventaris; b) Buku barang pakai habis; c) Buku hasil pengadaan; d) Kartu barang;


(39)

e) Kartu persediaan barang.

3) menghimpun seluruh tanda bukti penerimaan barang dan pengeluaran/ penyerahan secara tertib dan teratur sehingga memudahkan mencarinya apabila diperlukan sewaktu-waktu terutama dalam hubungan dengan pengawasan barang;

4) membuat laporan mengenai barang yang diurusnya berdasarkan Kartu Persediaan Barang apabila diminta dengan sepengetahuan atasan langsungnya;

5) membuat laporan, baik secara periodik maupun secara insidentil mengenai pengurusan barang yang menjadi tanggungjawabnya kepada pengelola melalui atasan langsungnya; 6) membuat perhitungan/pertanggung jawaban atas barang yang diurusnya;

7) bertanggungjawab kepada pengelola melalui atasan langsung mengenai barangbarang yang diurusnya dari kerugian, hilang, rusak atau dicuri dan sebab lainnya;

8) melakukan perhitungan barang (stock opname) sedikitnya setiap 6 (enam) bulan sekali, yang menyebutkan dengan jelas jenis jumlah dan keterangan lain yang diperlukan, untuk selanjutnya dibuatkan Berita Acara perhitungan barang yang ditandatangani oleh penyimpan barang.

9) Dalam hal penyimpan barang karena sesuatu hal tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka untuk menjaga kelangsungan tugas/ pekerjaan penyimpan barang tersebut, dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

a) Penyimpan barang yang tidak mampu melaksanakan tugasnya, ditunjuk seorang pegawai lainnya sebagai penyimpan barang pengganti. Penunjukan pegawai lainnya dilakukan oleh Pengelola Barang atas usul Kepala SKPD.

Penyerahan tugas tersebut harus dibuat berita acara pemeriksaan gudang oleh atasan langsung dan dibuat berita acara pemeriksaan serta dilaporkan kepada Pengelola.


(40)

b) Penyimpan/pengurus barang yang akan meninggalkan tugas sementara, dapat ditunjuk seorang pegawai lainnya untuk melakukan tugas sementara penyimpan/pengurus barang. Penyerahan tugas tersebut harus dibuat berita acara pemeriksaan gudang oleh atasan langsung dan dibuat berita acara pemeriksaan serta dilaporkan kepada Pengelola, apabila Penyimpan Barang yang bersangkutan kembali melakukan tugasnya, maka penunjukan pengganti sementara tersebut harus dicabut dan penyerahannya dibuat berita acara dan harus dilaporkan kepada Pengelola.

d. Kewajiban Atasan Langsung Penyimpan.

1) Atasan langsung penyimpan/pengurus barang wajib secara berkala 6 (enam) bulan sekali mengadakan pemeriksaan atas penyelenggaraan tugas penyimpan barang, yaitu pemeriksaan pembukuan/pencatatan dan pemeriksaan gudang.

Hasil pemeriksaan harus dibuat dalam berita acara pemeriksaan dan dicatat dalam buku pemeriksaan penyimpan barang yang bersangkutan.

Hasil pemeriksaan dimaksud dikirim kepada Pengelola dan tembusannya masing-masing untuk Kepala SKPD yang bersangkutan, Pembantu Pengelola dan Pengawas Fungsional Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota.

Dalam hal atasan langsung penyimpan barang berhalangan maka Pengelola atau pejabat yang berwenang menunjuk pejabat lain sebagai atasan langsung penyimpan/pengurus barang.

2) Dalam hal terjadi kerugian akibat kelalaian penyimpan barang, atasan langsung turut bertanggungjawab atas kerugian yang terjadi.


(41)

C. Teknis Penyaluran Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Subbidang Kepegawaian Umum pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Penyaluran merupakan kegiatan untuk melakukan pengiriman barang dari gudang ke unit kerja.

Fungsi penyaluran adalah menyelenggarakan pengurusan pembagian/pelayanan barang secara tepat, cepat dan teratur sesuai dengan kebutuhan.

Kegiatan Penyaluran yaitu :

a. Menyelenggarakan penyaluran barang kepada unit kerja;

b. Menyelenggarakan adminstrasi penyaluran dengan tertib dan rapi;dan c. Membuat laporan realisasi penyaluran barang milik daerah.

3.2.2 Teknis Pengelolaan Brang Inventaris Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Pelaksanaan Inventarisasi

1) Pelaksanaan inventarisasi dibagi dalam dua kegiatan yakni: a) Pelaksanaan pencatatan.

b) Pelaksanaan pelaporan.

2) Dalam pencatatan dimaksud dipergunakan buku dan kartu sebagai berikut: a) Kartu Inventaris Barang (KIB A,B, C, 0, Edan F);

b) Kartu Inventaris Ruangan; c) Buku Inventaris;

d) Buku Induk Inventaris.


(42)

a) Buku Inventaris dan Rekap. b) Daftar Mutasi Barang dan Rekap.

4) Fungsi dari buku dan kartu inventaris baik untuk kegiatan pencatatan maupun untuk kegiatan pelaporan sebagaimana dikemukakan di bawah ini :

a) Buku Induk Inventaris (BIl) merupakan gabungan/kompilasi buku inventaris sedangkan buku inventraris adalah himpunan catatan data teknis dan administratif yang diperoleh dari catatan kartu barang inventaris sebagai hasil sensus ditiap-tiap SKPD yang dilaksanakan secara serentak pada waktu tertentu.Pembantu Pengelola mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang daerah.Untuk mendapatkan data barang dan pembuatan buku inventaris yang benar, dapat dipertanggungjawabkan dan akurat (up to date) maka dilakukan melalui Sensus Barang Daerah setiap 5 (lima) tahun sekali.

Prosedur pengisian Buku Induk Inventaris, adalah sebagai berikut : 1) Pengguna melaksanakan inventarisasi barang yang dicatat di dalam

Kartu Inventaris Barang (KlB A, B, C, D, E, dan F dan Kartu Inventaris Ruangan (KIR) secara kolektif atau secara tersendiri per jenis barang rangkap 2 (dua).

2) Pengguna barang bertanggung-jawab dan menghimpun KIB dan KIR dan mencatatnya dalam Buku Inventaris yang datanya dari KIB A, B,C, D, Edan F serta membuat KIR dimasing-masing ruangan.

3) Pembantu pengelola barang mengkompilasi Buku Inventaris menjadi Buku Induk Inventaris

4) Rekapitulasi Buku Induk Inventaris ditanda-tangani oleh pengelola atau pembantu pengelola.


(43)

5) Buku Induk Inventaris berlaku untuk 5 (ima) tahun, yang selanjutnya dibuat kembali dengan tata-cara sebagaimana telah diuraikan di atas(Sensus Barang).

b) Kartu Inventaris Barang ( KIB )

Kartu Inventaris Barang (KIB) adalah Kartu untuk mencatat barangbarang Inventaris secara tersendiri atau kumpulan/kolektip dilengkapi data asal, volume, kapasitas, merk, type, nilai/harga dan data lain mengenai barang tersebut, yang diperlukan untuk inventarisasi maupun tujuan lain dan dipergunakan selama barang itu belum dihapuskan. KIB terdiri dari :

(1) Kartu Inventaris Barang (Tanah);

(2) Kartu Inventaris Barang (Mesin dan Peralatan); (3) Kartu Inventaris Barang (Gedung dan Bangunan); (4) Kartu Inventaris Barang (Jalan, Irigasi dan Jaringan); (5) Kartu Inventaris Barang (Aset Tetap Lainnya); (6) Kartu Inventaris Konstruksi dalam Pengerjaan c) Kartu Inventaris Ruangan (KIR).

Kartu Inventaris Ruangan adalah kartu untuk mencatat barang- barang inventaris yang ada dalam ruangan kerja. Kartu Inventaris Ruangan ini harus dipasang di setiap ruangan kerja, pemasangan maupun pencatatan inventaris ruangan menjadi tanggung jawab pengurus barang dan Kepala Ruangan disetiap SKPD.

d) Daftar Rekapitulasi Inventaris.

Daftar Rekapitulasi Inventaris disusun oleh pengelola/pembantu pengelola dengan mempergunakan bahan dari rekapitulasi Inventaris barang yang disampaikan oleh pengguna.


(44)

e) Daftar Mutasi Barang.

Daftar mutasi barang memuat data barang yang berkurang dan/atau yang bertambah dalam suatu jangka waktu tertentu (1 semester dan 1 tahun).

Mutasi barang terjadi karena : a) Bertambah, disebabkan:

(1) Pengadaan baru karena pembelian. (2) Sumbangan atau hibah.

(3) Tukar-menukar.

(4) Perubahan peningkatan kualitas (guna susun). b) Berkurang, disebabkan :

(1) Dijual/dihapuskan. (2) Musnah/Hilang/Mati. (3) Dihibahkan/disumbangkan.

(4) Tukar menukar/ruilslag /tukar guling/dilepaskan dengan ganti rugi.

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

Selama pelaksanaan kerja praktek penulis melakukan penelitian yang berhubungan dengan teknis pengelolaan barang inventarist milik daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Data yang diperoleh meliputi daftar hasil pengadaan barang, laporan realisasi, dan kartu inventaris ruangan.


(45)

3.3.1 Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Dalam teknis pengelolaan ini penulis berdasarkan pada data RKPBMD yang didapatkan bahwa daftar-daftar barang yang akan dilakukan pengadaan itu bersumber kepada anggaran RKPBMD yang telah dilakukan sebelumnya dalam pelaporan daftar hasil pengadaan barang dilakukan per triwulan sekali dimana setiap triwulannya terdapat pengadaan yang dilakukan secara bertahap.

Akan dilihat dimana contoh format laporan hasil pengadaan barang yang dilakukan per triwulan(lampiran 1)

A. Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Dalam pengadaan barang ada beberapa hal yang mesti dilihat dalam melakukan pengadaan barang

1.pengelola BMD melakukan reviu pada RKPBMD yang telah dilakukan tahun sebelum untuk menjadi anggaran tetap satuan kerja.

2.melakukan penilaian dimana pengadaan akan dilakukan apakah akan dilelang atau dilakukan penunjukan langsung. Dalam penunjukkan langsung dimana pengadaan barang milik daerah harus berada dibawah nilai Rp 100.000.000,- . tapi jika melebihi nilai tersebut maka dalam pengadaan mesti dilakukan pelelangan dalam pengadaan barang 3.setelah itu terjadi transaksi dalam penunjukan langsung tersebut dan langsung dimasukkan pada daftar hasil pengadaan barang pada tanggal transaksi pada triwulan tersebut.

Berdasarkan hasil kegiatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengadaan barang dalam suatu satuan kerja harus sesuai dengan anggaran yang telah dilakukan tetapi jika ada penambahn dalam pengadaan barang harus dilakukan pelaporan terlebih dahulu.


(46)

B. Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Disini akan menjelaskan bagaimana pembagian pengadaan barang yang sebelumnya telah dilakukan pembagiannya pun sesuai dengan kebutuhan tiap ruangan yang mana telah dianggarkan sebelumnya

1.Dari beberapa barang yang telah dilakukan pengadaan ada beberapa bagian masih berada ditempat pengelola pengadaan.contoh seperti alat tulis kantor, yang mana dapat terkendalinya pemakaian dalam alat tulis kantor tersebut.

Barang-barang yang lain seperti kursi, meja, computer, printer dan lain-lain dibagikan kepada pengguna.

2.dilakukan serah terima barang dari pengelola kepada pengguna dimana sebagai bukti pengelola bahwa barang yang dilakukan pengadaan telah sampai kepada pengguna

3.pengelola selanjutnya melakukan pengisian terhadap kartu inventarist ruangan jika adanya penambahan ataupun pengurangan barang inventarist tersebut 3.3.2 Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan

Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan laporan pengadaan dan laporan inventaris barang maka akan dilakukan pencatatan dalam laporan2an tersebut

A. Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Dalam pengadaan barang ada beberapa hal yang mesti dilihat dalam melakukan pengadaan barang


(47)

1.Pengelola BMD melakukan revie pada RKPBMD yang telah dilakukan tahun sebelum untuk mendjadi anggaran tetap satuan kerja.

2.Melakukan penilaian dimana pengadaan akan dilakukan apakah akan dilelang atau dilakukan penunjukan langsung. Dalam penunjukkan langsung dimana pengadaan barang milik daerah harus berada dibawah nilai Rp 100.000.000,- . tapi jika melebihi milai tersebut maka dalam pengadaan mesti dilakukan pelelangan dalam pengadaan barang. Dalam pengadaan tersebut terdapat nomor surat perjanjian atau nomor kontrak kerja tersebut seperti ini 102-SPK/PjPK.Sekre/Bandiklatda nomor ini adalah kontrak pengadaan barang pada triwulan pertama pengadaan

3.Setelah itu terjadi transaksi dalam penunjukan langsung tersebut dan langsung dimasukkan pada daftar hasil pengadaan barang pada tanggal transaksi pada triwulan tersebut.

Berdasarkan hasil kegiatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengadaan barang dalam suatu satuan kerja harus sesuai dengan anggaran yang telah dilakukan tetapi jika ada penambahn dalam pengadaan barang harus dilakukan pelaporan terlebih dahulu. B. Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan

Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Disini akan menjelaskan bagaimana pembagian pengadaan barang yang sebelumnya telah dilakukan pembagiannya pun sesuai dengan kebutuhan tiap ruangan yang mana telah dianggarkan sebelumnya

1.Dari beberapa barang yang telah dilakukan pengadaan ada beberapa bagian masih berada ditempat pengelola pengadaan.contoh seperti alat tulis kantor, yang mana dapat terkendalinya pemakaian dalam alat tulis kantor tersebut.


(48)

Barang-barang yang lain seperti kursi, meja, computer, printer dan lain-lain dibagikan kepada pengguna.

2. Dasar penerimaan barang ialah surat perintah kerja/surat perjanjian/kontrak pengadaan barang yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang

3. Barang yang akan diterima harus disertai dokumen yang jelas menyatakan macam/jenis, banyak, harganya dan spesifikasi barang

4. Dilakukan serah terima barang dari pengelola kepada pengguna dimana sebagai bukti pengelola bahwa barang yang dilakukan pengadaan telah sampai kepada pengguna. dimasukkan kode lokasi kerja tersebut seperti ruangan kerja kepala subbagian kepegawaian dan umum koder lokasinya :11.10

3.pengelola selanjutnya melakukan pengisian terhadap kartu inventarist ruangan jika adanya penambahan ataupun pengurangan barang inventarist tersebut. Setelah itu dimasukkan pula nomor barang pada kartu inventarist yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti meja kerja mempunyai kode:


(49)

49

Kesimpulan dan saran

4.1 Kesimpulan

Setelah penulis meneliti dan menjelaskan pembahasan mengenai Tinjauan Atas Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Subbidang Kepegawaian Umum Pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. bahwa dalam melakukan teknis pengelolaan barang inventaris milik daerah ada pejabat yang bertanggung jawab dalam pengelolaan barang milik daerah tersebut dan pejabat pengelola harus bisa membedakan barang milik daerah dan barang milik Negara dalam pengelolaannya

2. dalam hal penerimaan pejabat pengelola harus mengetahui bahwa barang yang akan dicatat ini bersumber dari mana maka dari itu pejaba pengelola harus mempunyai juga rincian pengadaan barang tahun bersangkutan dalam suatu satuan kerja

3. berbeda lagi dalam hal penyimpanan pejabat pengelola juga harus mengetahui bagaimana pengelolaan dalam penyimpanan barang milik Negara sebelum digunakan atau sebelum disalurkan kepada pengguna dari barang milik daerah tersebut

4. dan yang terakhir dalam hal penyaluran pejabat pengelola harus mengenal bagaimana alur dari penyaluran barang milik daerah tersebut yang diman suatu saat barang milik daerah tersebut hilang atau akan diganti dengan barang baru yang mana pengguna pemanfaat barang milik daerah yang telah ditunjuk sebelumnya harus bertanggung jawab pada barang yang telah diamanatkan kepadanya.


(50)

4.2Saran

Disini penulis setelah meneliti dan menjelaskan pembahasan mengenai Tinjauan Atas Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah Subbidang Kepegawaian Umum Pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat menyarankan dimana setiap satuan kerja dalam hal pengelolaan barang milik daerah ini harus mempunyai kompetensi dalam hal pencatatan dan pertanggung jawaban pada tugasnya dimana suatu ketika adanya dari masyarakat atau pejabat pemerintah lain mengklaim barang yang ada dalam dikantor pemerintah adalah miliknya pribadi sendiri bukan milik daerah yang mana menjadi suatu kehilangan dalam penilaian barang milik daerah tersebut.

1. Pengelola mempunyai kompetensi dalam bidangnya

2. Pemberian label dsetiap barang milik daerah supaya tidak adanya pengakuan lagi secara pribadi


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, D. 2000. Strategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Nusantara Press.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERINOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH


(52)

51

Sudjana, D. 2000. Strategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Nusantara Press.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERINOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH


(53)

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Yudi kristianto

Tempat tanggal lahir : Bandung, 11 juni 1988

Agama : Kriten Protestan

Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat : Jl.Pratista Timur 2 no. 44 RT 06 RW 15 Pratista Antapani Kel. Antapani Kec. Antapani kidul

Bandung 40291

DATA PENDIDIKAN FORMAL

TK Santo Agustinus BANDUNG 1993-1994

SD santo agustinus BANDUNG 1994-1998

SDN CIUJUNG 3 BANDUNG 1998-2001

SMPN 45 BANDUNG 2001-2004

SMUN 23 BANDUNG 2004-2007

DATA KEORGANISASIAN

HIMPUNAN MAHASISWA AKUNTANSI 2008-2009 DIVISI SENI DAN WEBSITE


(54)

ii

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapai menyelesaikan Laporan kerja Praktek yang berjudul : “TINJAUAN ATAS TEKNIS PENGELOLAAN BARANG INVENTARIST MILIK PADA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

yang sesuai dengan tujuan dan tepat pada waktunya. Laporan ini merupakan salah satu syatat kelulusan mata kuliah kerja praktek.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Baik penyajian maupun isinya, hal ini disebabkan masih terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dalam penyusunan karya tulis lainnya penullis dapat menyusun dengsn lebih baik. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, Selaku Rektor Universutas Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Angadini, SE.M.Si, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia.

4. Ely Suhayati, SE.,M.Si, Selaku Dosen Wali Ak-1 membina dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai.


(55)

iii

berkenan memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai

6. Bapak Didik S.Yuwono, Selaku Deputi Manajer Akuntansi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

7. M. Hanafi, Selaku Pembimbing di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bantuan dan pengarahan kepada peenulis.

8. Bapak Suwardi, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan informasi dan penjelasan mengenai persediaan material kepada penulis.

9. Bapak Zeni, Bapak Deni, Pak Bilal, Ibu Tuti, Ibu Sutanti, Ibu Riska, dan seluruh staff di bagian akuntansi yang membimbing penulis dalam melakukan Kuliah kerja Praktek.

10. Ayah dan Ibu, orang tua tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan kepada penulis untuk keberhasilan penulis.

11. Kakak-kakak ku Andryanto Pratomo dan Agung Suryo Wirawanto 12. Staf Dosen dan Karyawan Universita Komputer Indonesia.

13. Ariska Damayanti Putri yang selalu memberi ku dukungan moril dalam membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan ini.

14. Sahabat-sahabat ku Revy, Dadan, Alfin, Ketut, Deby, Rika, Dini, Vita dan Ivan yang selalu memberi dukungan, bantuan dan selalu menghibur penulis.

15. Temen-teman di kelas 4Ak-1, yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.


(56)

iv

persatu. Yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik berupa doa, tenaga maupun pikiran dalam penulisan laporan ini.

Akhir kata, semoga budi baik semua pihak yang telah diberikan kapada penulis mendapatkan imbalan yang setimpal dari Tuhan YME dan penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca serta pihak - pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bandung, Desember 2010

Penulis


(57)

v

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 2

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 3

1.4 Metode Kerja Praktek ... 4

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 7

2.1 Sejarah Singkat Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat. 7 2.2 Struktur Organisasi Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat 9 2.3 Uraian Tugas dan Jabatan ... 10

2.4 Aspek Kegiatan 19 BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 23


(58)

vi

Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

3.1.2 Dokumen Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek……… 31

3.2.1 Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. 3.2.2 Teknis Pengelolaan Brang Inventaris Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat 3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek……… 44

3.3.1 Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. 3.3.2 Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………. 49

4.1 Kesimpulan……….. 49

4.2 Saran……… 50

Daftar Pustaka………. 51

Daftar Riwayat Hidup……… 52


(59)

vii


(60)

viii


(61)

DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Jenjang Strata I Program Studi Akuntansi

Oleh: Yudi Kristianto NIM: 21107013

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(62)

TINJAUAN ATAS TEKNIS PENGELOLAAN BARANG INVENTARIST MILIK DAERAH PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI

JAWA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Jenjang Strata I Program Studi Akuntansi

Oleh: Yudi Kristianto NIM: 21107013

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja Praktek Pada Tanggal

Bandung, Desember 2010 Menyetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Perusahaan

Inta Budi Setya Nusa, SE.,M. Ak Atang Suparman, S.ip

NIP.4127.34.03.031 NIP. 19660505 199406 1 001

Mengetahui,

Ketua Program studi Akuntansi

Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si NIP. 4127.34.03.003


(1)

v DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 2

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 3

1.4 Metode Kerja Praktek ... 4

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 7

2.1 Sejarah Singkat Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat. 7 2.2 Struktur Organisasi Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat 9 2.3 Uraian Tugas dan Jabatan ... 10

2.4 Aspek Kegiatan 19 BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 23


(2)

vi

3.1.1 Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

3.1.2 Dokumen Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek……… 31

3.2.1 Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. 3.2.2 Teknis Pengelolaan Brang Inventaris Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat 3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek……… 44

3.3.1 Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. 3.3.2 Teknis Pengelolaan Barang Inventarist Milik Daerah pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………. 49

4.1 Kesimpulan……….. 49

4.2 Saran……… 50

Daftar Pustaka………. 51

Daftar Riwayat Hidup……… 52


(3)

vii

DAFTAR TABEL


(4)

viii

DAFTAR GAMBAR


(5)

TINJAUAN ATAS TEKNIS PENGELOLAAN BARANG INVENTARIST MILIK DAERAH PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Jenjang Strata I Program Studi Akuntansi

Oleh: Yudi Kristianto NIM: 21107013

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(6)

LEMBAR PENGESAHAN

TINJAUAN ATAS TEKNIS PENGELOLAAN BARANG INVENTARIST MILIK DAERAH PADA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI

JAWA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Jenjang Strata I Program Studi Akuntansi

Oleh: Yudi Kristianto NIM: 21107013

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja Praktek Pada Tanggal

Bandung, Desember 2010 Menyetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Perusahaan

Inta Budi Setya Nusa, SE.,M. Ak Atang Suparman, S.ip

NIP.4127.34.03.031 NIP. 19660505 199406 1 001

Mengetahui,

Ketua Program studi Akuntansi

Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si NIP. 4127.34.03.003