Nisa Nurhidayah , 2015 Penerapan Metode Model Construction Untuk Meningkatkan Kemampuan Cognitive Mapping
Pada Anak Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menyampaikan dan mengutarakan sesuatu pada guru atau teman, RF masih terlihat malu-malu.
Dalam aspek motorik, kemampuan RF sudah cukup bagus, baik kemampuan motorik halus maupun motorik kasar.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Melakukan proses analisis literature secara mendalam terkait cognitive mapping
pada anak tunanetra. 2.
Melakukan studi lapangan, mengamati kemampuan orientasi secara umum pada anak tunanetra pada rentang usia tertentu.
3. Merumuskan instrument tes berdasarkan literature yang ada
4. Melakukan validasi instrument kepada ahli.
5. Menentukanmen-setting suatu ruangan sebagai lokasi yang akan
digunakan dalam penelitian. 6.
Melakukan pretes terhadap subjek di ruangan yang telah ditentukan, serta mencatat perolehan skor pada setiap subjek. Pretes ini dilakukan
sebanyak 2 kali untuk memperoleh hasil yang lebih meyakinkan. 7.
Melakukan intervensi terhadap subjek dengan menggunakan metode model construction
. Proses ini dilakukan di ruangan yang berbeda dengan ruangan tes. Proses intervensi ini dilakukan sebanyak 5 sesi
dalam 15 kali pertemuan. 8.
Melakukan postes terhadap subjek di ruangan yang telah ditentukan. Postes dilakukan setelah 2 minggu anak dibiarkan tanpa memperoleh
intervensi apapun. Hal ini bertujuan agar lebih memperkuat hasil akhir pada postes.
9. Mengumpulkan catatan hasil perolehan skor setiap subjek pada setiap tes
yang telah diberikan. 10.
Melakukan analisis terhadap hasil yang diperoleh setiapsubjek selama penelitian dilakukan.
11. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Nisa Nurhidayah , 2015 Penerapan Metode Model Construction Untuk Meningkatkan Kemampuan Cognitive Mapping
Pada Anak Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
D. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah melalui observasi. Observasi dilakukan untuk melihat kinerja anak dalam
melakukan beberapa tugas untuk mengungkap kemampuan cognitive mapping
mereka yang terdiri dari dua aspek, yaitu ketepatan arah directional accuracy
, dan perkiraan arah distance estimation. Dalam penelitian ini terdapat dua kegiatan utama, yaitu tes pretes dan
postes serta intervensi dengan metode model construction. Tes dilakukan untuk mengungkap data tentang akurasi arah dan perkiraan jarak terhadap
suatu ruangan yang baru diperkenalkan, serta pengetahuan tentang hubungan antar objek yang berada di dalam ruangan tersebut. Untuk tes ketepatan arah
menggunakan instrument tes yang diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Schinazi pada tahun 2005 dengan konten yang berbeda. Sementara untuk
tes perkiraan jarak menggunakan instrument tes yang diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Rosen pada tahun 1992 dengan konten,
struktur dan cara analisis yang berbeda. Instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.4 Instrumen Penelitian
I. Directional accuracy
Object to oject Skor
nyata Perolehan
siswa Selisih
Kriteria penilaian Hasil
√ x
1. Pi ntu – kursi
95 Tol eransi kesalahan
s i swa a dalah selisih 0- 10
. Arti nya , jika skor nya ta dengan
perol ehan siswa terda pat s elisih di
ba wah 10 , ma ka
di a nggap benar. Jika s elisih diatas 10
, ma ka di a nggap belum tepat.
2. Pi ntu – lemari
134 3. Pi ntu
– papan tulis 36 4. Pi ntu
– jendela 111
5. Pi ntu – meja
85 6. Pi ntu
– pigura 10
7. Kurs i – pintu
280 8. Kurs i
– lemari 185
9. Kurs i – papan tulis 5
10. Kurs i – jendela
136
Nisa Nurhidayah , 2015 Penerapan Metode Model Construction Untuk Meningkatkan Kemampuan Cognitive Mapping
Pada Anak Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
11. Kurs i – meja
7 12. Kurs i
– pigura 345
JUMLAH PROSENTASE
II. Distance Estimation
Object to object Jawaban yang tepat
Jawaban siswa
Kriteria Penilaian Nilai
√ x
1. Pi ntu: a . pi guralemari
Ja wa ban ya ng dianggap benar a dalah benda
ya ng terja uh a tau terdekat urutan
perta ma dan kedua berdasarkan hasil
pengukuran nyata. Hal i ni dikarenakan
terda pat beberapa benda ya ng selisih
ja ra knya sangat kecil, s ehingga siswa bingung
ma na ya ng l ebih jauh a ta u lebih dekat.
b. jendelapapan tls 2. Lema ri:
a . jendelakursi RFCA b. pa pan tl spigura
3. Jendela: a . l emarimeja
b. pi gurapintu 4. Pa pa n tulis:
a . kurs i gurupigura b. jendelalemari
5. Meja : a . kurs i
b. jendelapigura 6. Kurs i
s endiri: a . meja kursi RF
b. pi gurajendela 7. Kurs i guru
a . meja papan tls b. jendelalemari
8. Pi gura a . pi ntupapan tulis
b. jendelalemari
JUMLAH PROSENTASE
Nisa Nurhidayah , 2015 Penerapan Metode Model Construction Untuk Meningkatkan Kemampuan Cognitive Mapping
Pada Anak Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Adapun prosedur yang dilakukan dalam melakukan masing-masing tes adalah:
1. Akurasi Arah
a. Anak dibimbing untuk berjalan mengeksplorasi sebuah ruangan dan
mempelajari 10 objek pada posisi dan jarak tertentu di dalam ruangan tersebut.
Gambar 3.1 Denah ruang kelas
b. Secara acak, siswa dibimbing menuju satu objek misal: pintu dan
berdiri di
objek tersebut,
kemudian siswa
diminta untuk
menunjukkan sebuah objek yang berbeda misal: “tunjukkan letak
papan tulis”. c.
Peneliti mengukur ketepatan arah yang ditunjuk oleh siswa terhadap objek dengan menggunakan kompas digital. Satuan yang digunakan
adalah derajat .
d. Peneliti mencatat skor yang diperoleh siswa dan membandingkan
dengan ukuran arah yang tepat, yang telah diukur sebelumnya menggunakan kompas digital.
e. Peneliti mengambil selisih antara skor yang diperoleh siswa dengan
ukuran arah yang tepat. Siswa yang memperoleh selisih kurang dari
Ketera ngan: 1.
Pintu 2.
Lemari 3.
Jendela 4.
Papan tulis 5.
Pigurafoto 6.
Kursi bu guru 7.
Kursi EG 8.
Kursi CA 9.
Kursi RF 10.
Meja
5 10
6
8 1
3 4
2
7 9
3 3
Nisa Nurhidayah , 2015 Penerapan Metode Model Construction Untuk Meningkatkan Kemampuan Cognitive Mapping
Pada Anak Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
10 maka di
anggap tepat dan mendapat tanda √. Sementara siswa yang memperoleh selisih lebih dari 10
maka dianggap belum tepat dan memperoleh tanda x.
2. Perkiraan Jarak
a. Anak dibimbing untuk berjalan mengeksplorasi sebuah ruangan dan
mempelajari 10 objek pada posisi dan jarak tertentu di dalam ruangan tersebut.
b. Anak dibimbing menuju satu objek misal: pintu dan berdiri di
objek tersebut, kemudian diberi pertanyaan: “benda apakah yang
paling dekat dengan tempatmu berdiri?” dan “benda apakah yang paling jauh dari
tempatmu berdiri?” c.
Peneliti mencatat hasil jawaban siswa dan membandingkannya dengan ukuran jarak yang sebenarnya tepat, yang telah diukur
sebelumnya. Jika jawaban siswa tepat, maka diberi tanda √, namun
jika jawaban siswa tidak tepat, maka diberi tanda x.
Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode „model construction’ yang diadaptasi dari penelitian Shancez dan
Jorquera 2000. Dalam pelaksanaannya, digunakan tiga jenis media, yaitu: 1 model ruang kelas yang terbuat dari bahan kardus beserta miniature
furniture lemari, meja, kursi yang menyerupai bentuk aslinya, 2 model ruang kelas yang terbuat dari bahan Styrofoam, dengan objek-objek
furniture yang juga terbuat dari bahan styrofoam dan hanya berbentuk persegi dan persegi panjang, 3 lilin malam atau plastisin.
Penggunaan tiga media yang berbeda ini berdasarkan prinsip pembelajaran yang dimulai dengan urutan tingkat kesulitan yang paling
mudah, sedang, hingga yang paling sulit. Media yang terbuat dari kardus memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi. Hal ini tentu dapat memudahkan
bagi siswa, karena model ini memiliki bentuk yang persis dengan ruangan asli. Terlebih didukung dengan miniature benda-benda yang dibuat hampir
Nisa Nurhidayah , 2015 Penerapan Metode Model Construction Untuk Meningkatkan Kemampuan Cognitive Mapping
Pada Anak Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menyerupai benda aslinya. Model ini dibuat dengaan skala 1:100, sehingga dalam memperkirakan jarak menjadi lebih akurat.
Gambar 3.2 Model ruangan dengan media kardus
Sementara itu, model yang terbuat dari Styrofoam hanya memiliki dimensi panjang dan lebar. Tidak ada dimensi tinggi yang dapat
merepresentasikan dinding pada model tersebut. Selain itu objek-objek yang merepresentasikan benda-benda di dalamnya hanya dibuat dengan bentuk
persegi atau persegi panjang, sesuai dengan ukurannya masing-masing. Model ini juga dibuat dengan skala, yaitu skala 1:100.
Gambar 3.3 Model ruangan dengan media Styrofoam
Nisa Nurhidayah , 2015 Penerapan Metode Model Construction Untuk Meningkatkan Kemampuan Cognitive Mapping
Pada Anak Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Lebih lanjut, media plastisin digunakan untuk model ruangan kelas yang telah diperkenalkan sebelumnya. Disini, anak diberi kebebasan untuk
mengembangkan kreatifitasnya dalam membentuk setiap objek. Cara ini juga dapat melihat kemampuan koordinasi persepsi dan motorik pada anak, dapat
dilihat pula bagaimana gambaran anak tentang ruangan kelas yang sebelumnya telah diperkenalkan pada anak.
Gambar 3.4 Model yang dibuat anak dengan media plastisin
Intervensi dilakukan selama 5 sesi, dimana satu sesi terdiri dari 3 kali pertemuan.
Dalam setiap
sesi anak
diberikan kesempatan
untuk mengeksplorasi berbagai jenis model. Pada pertemuan pertama anak
mempelajari model yang terbuat dari kardus, pada pertemuan kedua anak mempelajari model yang terbuat dari Styrofoam, dan pada pertemuan ketiga
anak mempelajari model yang terbuat dari plastisin. Setelah dilakukan intervensi sesi 1 selama tiga kali pertemuan, anak akan diberikan postes
dengan jenis kegiatan yang sama seperti pada pretes. Kemudian dilakukan intervensi sesi 2 dan diakhiri dengan postes 2. Proses tersebut berlangsung
hingga pada sesi 5 dan postes 5. Adapun prosedur yang dilakukan selama intervensi dalam satu sesi
adalah sebagai berikut:
Nisa Nurhidayah , 2015 Penerapan Metode Model Construction Untuk Meningkatkan Kemampuan Cognitive Mapping
Pada Anak Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Pada pertemuan pertama, anak diperkenalkan dengan model ruang
kelas yang terbuat dari kardus, dilengkapi dengan furniture mainan yang merepresentasikan berbagai objek yang ada di dalam kelas.
Kemudian peneliti menjelaskan bahwa kardus tersebut memiliki bentuk
yang sama
dengan ruang
kelas yang
sebelumnya diperkenalkan, namun dalam ukuran yang lebih kecil. Peneliti juga
menunjukkan bagian-bagian yang terdapat dalam model, yang sama persis dengan ruang kelas yang telah dieksplorasi sebelumnya, seperti
pintu, jendela, meja, kursi, papan tulis, dll. Peneliti membiarkan anak mengeksplorasi sendiri setiap objek yang ada, kemudian anak
diminta untuk menyusun kembali seperti susunan penempatan objek- objek yang asli.
2. Pada pertemuan kedua, anak diperkenalkan dengan model ruang
kelas yang terbuat dari bahan styrofoam, dilengkapi dengan tiruan furniture juga dari styrofoam yang merepresentasikan berbagai
objek yang ada di dalam kelas berbeda dengan media yang sebelumnya, tiruan objek-objek ini hanya dibuat symbol dengan
bentuk segi empat atau persegi panjang, tidak dibuat menyerupai aslinya. Kemudian peneliti menjelaskan bahwa alas styrofoam
tersebut memiliki bentuk yang sama dengan ruang kelas yang sebelumnya diperkenalkan, namun dalam ukuran yang lebih kecil dan
tanpa dinding. Peneliti juga menunjukkan bagian-bagian yang terdapat dalam model, yang sama persis dengan ruang kelas yang
telah dieksplorasi
sebelumnya, seperti
pintu, jendela,
meja, kursi,papan tulis, dll. Peneliti membiarkan siswa mengeksplorasi
sendiri setiap objek yang ada, kemudian menyusun kembali tiruan objek-objek tersebut seperti susunan penempatan objek-objek yang
asli. 3.
Pertama kali siswa diperkenalkan dengan model ruang kelas yang terbuat dari plastisin, dilengkapi dengan tiruan furniture terbuat dari
plastisin yang merepresentasikan berbagai objek yang ada di dalam
Nisa Nurhidayah , 2015 Penerapan Metode Model Construction Untuk Meningkatkan Kemampuan Cognitive Mapping
Pada Anak Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kelas. Kemudian peneliti menjelaskan bahwa bentuk dasar plastisin sama dengan bentuk ruang kelas yang sebelumnya diperkenalkan,
namun dalam ukuran yang lebih kecil. Peneliti juga menunjukkan bagian-bagian yang terdapat dalam model, yang sama persis dengan
ruang kelas yang telah dieksplorasi sebelumnya, seperti pintu dan jendela. Peneliti membiarkan siswa mengeksplorasi sendiri setiap
objek yang ada, kemudian siswa membuat dan menyusun kembali seperti susunan penempatan objek-objek yang asli.
F. Teknik analisis data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis untuk diambil kesimpulan. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif yang berupa
angka-angka. Data tersebut diolah dengan teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi Sugiyono, 2004:169. Langkah-langkah
yang dilakukan
dalam proses
analisis data,
diantaranya adalah: Data yang diperoleh dikumpulkan, kemudian dilakukan proses penilaian
Skor yang diperoleh siswa dibuat dalam prosentase. Untuk mengetahui
prosentase pada masing- masing aspek menggunakan rumus dibawah ini: a Ketepatan arah
b Perkiraan jarak
Nisa Nurhidayah , 2015 Penerapan Metode Model Construction Untuk Meningkatkan Kemampuan Cognitive Mapping
Pada Anak Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Simbol n mewakili jumlah skor yang diperoleh siswa, sementara 12 merupakan total keseluruhan skor yang diteskan pada aspek ketepatan
arah. Kemudian 16 juga merupakan keseluruhan skor yang diteskan pada aspek perkiraan jarak.
Contoh: Subjek CA memperoleh skor sebanyak 9 pada aspek ketepatan arah dan 11
pada aspek perkiraan jarak. Maka jika perolehan skor subjek CA adalah: a Ketepatan arah
b Perkiraan jarak
Membuat rata-rata skor pretes, intervensi, dan postes setiap subjek. Membandingkan prosentase rata-rata nilai pretes, intervensi, dan postes
pada setiap subjek Membuat rata-rata skor pretes intervensi dan postes pada keseluruhan
subjek Membandingkan prosentase rata-rata skor pretes, intervensi, dan postes
pada keseluruhan subjek Jika skor rata-rata postes meningkat secara signifikan dari skor rata-rata
pretes, maka dapat dikatakan bahwa metode model construction ini dapat meningkatkan kemampuan cognitive mapping pada anak tunanetra
Nisa Nurhidayah , 2015 Penerapan Metode Model Construction Untuk Meningkatkan Kemampuan Cognitive Mapping
Pada Anak Tunanetra Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan