LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kegiatan ekonomi dalam pandangan islam merupakan kelaziman dan tuntutan kehidupan disamping juga ada dimensi ibadah. Kegiatan ekonomi dalam pandangan islam bertujuan untuk : 1. Memenuhi kebutuhan hidup seseorang secara cukup dan sederhana, 2. Memenuhi kebutuhan keluarga, 3. Memenuhi kebutuhan jangka panjang, 4. Menyediakan kebutuhan keluarga yang ditingalkan, dan 5. Memberikan bantuan sosial dan sunbangan menurut jalan Allah SWT. Dalam mencapai tujuan tersebut, ajaran islam memberikan panduan untuk menegakkan asas keadilan dan menghapus ekploitasi dalam transaksi bisnis. Asas ini dilaksanakan dengan melarang semua bentuk peningkatan kekayaan secara tidak adil. Salah satu sumber penting peningkatan kekayaan yang tidak diperbolehkan adalah menerima keuntungan moneter dalam sebuah transaksi bisnis tanpa memberikan suatu imbalan setimpal yang adil. Riba mewakili dalam sistem islam, suatu sumber utama keuntungan yang tidak diperbolehkan. Riba secara literal berarti peningkatan dan penambahan. Secara teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. 1 Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pembiayaan perbankan syariah juga mengalami peningkatan yang tajam. Kualitas pembiayaan syariah juga menunjukkan kinerja yang membaik dengan ditunjukkan oleh membesarnya porsi pembiayaan bagi hasil yaitu mudharobah dan musyarokah. Hingga akhir kuartal pertama tahun 2005, pembiayaan syariah mencapai lebih dari 16 triliun. Pembiayaan tersebut berasal dari 3 bank umum syariah dan 17 unit usaha syariah. Tiga bank tersebut adalah Bank Mandiri Syariah, Bank muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mega Indonesia. Berikut ini adalah tabel penghimpunan dana dan penyaluran dana syariah menurut Totok dan Sigit 2006: Tabel 1.1 Penghimpunan dana dan Penyaluran Dana dalam Miliar Rupiah Tahun 2003 2004 Kuartal I 2005 Penghimpunan Dana 6.691 12.914 14.387 Penyaluran Dana 7.800 14.793 16.553 Sumber Totok dan Sigit Sama seperti bank lainnya Perbankan Syariah juga harus diketahui kesehatannya. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku Totok dan Sigit : 2006 Agar suatu bank dapat menjalankan seluruh kegiatannya dengan baik, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah perencanaan, pengoperasian, pengendalian, dan pengawasan. Proses aliran keuangan secara terus menerus dan mencatatnya dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan perhitungan rugi-laba. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah suatu alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan akan tetapi selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi atau kondisi keuangan perusahaan tersebut. Dimana dengan hasil analisa keuangan pihak- pihak yang berkepentingan seperti manajer, kreditur, dan investor dapat mengambil sesuatu. Dengan adanya analisa laporan keuangan dapat diketahui tingkat kinerja suatu bank, karena tingkat kinerja merupakan salah satu alat pengontrol kelangsungan hidup. Dari laporan keuangan, maka akan diketahui tingkat kinerja suatu bank sehat atau tidak sehat. Untuk mengetahui sehat atau tidak sehat dapat dianalisis melalui aspek yang dilakukan oleh Bank Indonesia, yaitu CAMEL Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity. Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengambil judul “Analisis Kinerja Keuangan pada Bank Syariah Mandiri Di Jakarta”.

B. PERUMUSAN MASALAH