BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi empiris dengan metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara
menganalisis data-data Laporan Keuangan yang kemudian ditabulasikan untuk menentukan kategori perusahaan perbankan tersebut dapat dikatakan
sehat atau tidak sehat. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa Laporan Keuangan Bank yang tercatat di internet.Dimensi waktu yang
digunakan adalah time series dan penelitian dilakukan secara Cross Sectional.
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar III.1 Kerangka Pemikiran
Kegiatan Operasional Bank Laporan Keuangan :
1. Laporan Neraca
2. Laporan Laba Rugi
Analisis Kesehatan Bank : 1.
Permodalan 2.
Kualitas Aktiva Produktif 3.
Rentabilitas 4.
Liquiditas Kategori Penilaian :
1. Sehat
2. Cukup Sehat
3. Kurang Sehat
4. Tidak Sehat
Pengambilan Keputusan
34
C. HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu asumsi atau pernyataan mengenai sesuatu yang harus diuji kebenaranya Djarwanto dan Subagyo, 1993:183. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang akan diuji kebenarannya dan dipakai sebagai
pedoman dalam pengumpulan data.
Dalam penelitian ini penulis membuat hipotesis, yaitu Diduga bahwa Bank Syariah Mandiri yang ada di Jakarta dikatakan sehat.
D. SUMBER DATA
Jenis data yang digunakan adalah data skunder. Data sekunder diambil dari data primer yang telah diolah lebih lanjut dari obyeknya dan disampaikan
menjadi buku-buku teks, artikel-artikel atau laporan-laporan yang sejenis, dan literatur lainnya yang menunjang penelitian ini. Data yang digunakan berupa
Laporan Keuangan bank yang dipublikasikan dari tahun 2004-2006 yang didapat dari internet. Laporan keuangan bank yang digunakan adalah Neraca
dan Laporan laba-rugi
E. POPULASI dan SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah jumlah obyek yang berkarakteristik yang hendak diteliti Djarwanto dan Pangestu S, 1996.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada bank yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan, yaitu sebanyak 21
bank. Pembatasan populasi yang hanya menggunakan Bank Syariah dimaksudkan untuk menghindari pengaruh perbedaan karakteristik antara
bank syariah dengan bank konvensional. Kemudian dari populasi tersebut diambil sampel Bank Syariah
Mandiri yang berada di Jakarta yang memenuhi kreteria tersebut.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari obyek yang dipilih dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi Djarwanto dan Pangestu S, 1996.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Non Random Sampling, yaitu sampel yang pemilihan elemennya berdasarkan
pertimbangan secara subyektif. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar diperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kreteria yang
ditentukan. Adapun kreteria pemilihan sampel, yaitu :
1. Bank yang sudah mempublikasikan laporan keuangan per 31
Desember 2004, 2005, dan 2006 2.
Bank yang Go Publik 3.
Bank yang memiliki jumlah modal yang cukup Dari kreteria yang telah ditentukan, maka sampel yang diambil
adalah bank syariah mandiri
F. DEVINISI OPERASIONAL VARIABEL
1. Capital, Asset, Earning, dan Liquidity
Analisis Ratio Capital adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi. Dalam penelitian ini menggunakan Rasio CAR
Capital Adequancy Ratio dan rasio ini merupakan perbandingan antara modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR. Rasio ini
digunakan untuk menilai keamanan dan kesehatan bank dari sisi modal pemiliknya. Semakin tinggi resiko CAR, maka semakin baik kinerja bank
tersebut. Ratio asset menggambarkan kualitas aktiva dalam perusahaan yang
menunjukkan kemampuan dalam menjaga dan mengembalikan dana yang ditanamkan ratio asset, yaitu :
1. Rasio Kualitas Aktiva Produktif KAP yang diklasifikasikan terhadap
aktiva produktif. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan. Semakin
kecil rasio KAP, maka semakin besar tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan, dan
2. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang
digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam menjaga kolektabilitas atau pinjaman yang disalurkan semakin baik.
Rasio Rentabilitas atau Earning menggambarkan kemampuan peusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan
sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, dan sebagainya. Rasio rentabilitas, meliputi :
1. ROA Return on Asset, merupakan perbandingan antara laba bersih
dengan total aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas bank didalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin
besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut
dari penggunaan aset. 2.
BOPO merupakan perbandingan antara beban operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil rasio BOPO, maka semakin efisien
suatu bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya, karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pendapatan yang diterima.
Rasio Likuiditas Liquidity, menggambarkan kemampuan bank dalam menyeimbangkan antara likuiditasnya dengan rentabilitasnya. Rasio
likuiditas, meliputi : 1.
Cash Ratio, merupakan perbandingan antara alat likuiditas terhadap utang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam membayar kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio ini,
maka semakin tinggi pula tingkat kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.
2. LDR Loan to Deposit Ratio, merupakan perbandingan antara jumlah
kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Semakin tinggi rasio ini, maka menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh
deposan.
2. Laporan Keuangan
Adapun unsur-unsur laporan keuangan menurut Fauzan 2004, yaitu:
1. Neraca adalah keseimbangan antara jumlah seluruh aktiva dengan
jumlah seluruh kewajiban ditambah modal sendiri. Sehingga pada neraca keuangan suatu perusahaan akan nampak:
Kekayaan aktiva = kewajiban + modal sendiri Menurut Husnan dalam Fauzan, 2004, sebagian namun tidak selalu
kekayaan perusahaan disajikan pada harga historis dan apa yang tercantum pada neraca disebut sebagai nilai buku books value. Atau
menurut Brigham dan Houston dalam Fauzan, 2004, neraca terdiri atas dua sisi, yaitu :
a. Sisi aktiva yang menunjukkan aktiva harta yang dimiliki oleh
perusahaan yang terdiri dari aktiva lancar current assets dan aktiva tetap fixed assets.
b. Sisi pasiva yang menunjukkan dari mana aktiva tersebut diperoleh
dibiayai, yang terdiri dari hutang lancar current liabilites, hutang jangka panjang long-term debt, dan modal sendiri
pemegang saham share holders equity. 2.
Laporan Laba Rugi merupakan laporan mengenai pendapatan, biaya- biaya, dan laba perusahaan selama periode tertentu. Biasanya laporan
ini disusun dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu: 1.
Pendekatan kontribusi, pendekatan ini membagi biaya-biaya kedalam dua sifat pokok, yaitu biaya variabel dan biaya tetap.
Pendapatan ini biasanya digunakan dalam pengambilan keputusan manajemen berkenaan dengan perencanaan biaya, volume, dan
laba. 2.
Pendekatan fungsional, pendekatan ini memberikan informasi mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan oleh setiap fungsi utam,
yaitu fungsi produksi, pemasaran, sumberdaya manusia, dan keuangan dalam perusahaan.
3. Sehat Tidaknya Suatu Bank
Menurut Susilo dkk 2000, Kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya
dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan bank diatas merupakan suatu
batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha
perbankannua. Demikian sebaliknya bank dikatakan tidak sehat, jika suatu bank tidak mampu lagi untuk melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan tidak mampu lagi memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku.
G. METODE ANALISA DATA
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode CAMEL menurut Kasmir 2002, yang terdiri dari :
1. Capital Permodalan
Rasio yang digunakan dalam perhitungan ini adalah Capital Adequeency Ratio CAR, yaitu merupakan perbandingan jumlah modal
dengan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Ratio ATMR yang diformulasikan dengan :
Rasio CAR =
100 x
ATMR Sendiri
Modal
Nilai Kridit Rasio CAR =
1 1
+ −
Rasio
Nilai Kredit Faktor CAR = Nilai Kredit Rasio CAR x Bobot Rasio CAR
Tabel 3.1. Kreteria Penilaian
Capital Adequeency Ratio CAR Nilai Kredit
Predikat
8 Sehat
6,5 - 7,9 Kurang Sehat
6,49 Tidak Sehat
sumber dari Kasmir
2. Asset Kualitas Aktiva Produktif
Perhitungan kualitas aktiva produktif KAP menggunakan 2 rasio, yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva
produktif dan rasio penyisihan aktiva produktif yang wajib dibentuk. a.
Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva produktif, yaitu:
Rasio KAP=
100 Pr
Pr x
oduktif Aktiva
Total asikan
Diklasifik yang
oduktif Aktiva
Nilai Kredit Rasio KAP =
15 ,
5 ,
22 KAP
Rasio −
Perhitungan NK Faktor KAP = NK KAP x Bobot KAP
Tabel 3.2. Kreteria Penilaian Rasio Aktiva Produktif
Nilai Kredit Predikat
10,35 Sehat
10,36 – 12,60 Cukup Sehat
12,61 – 14,85 Kurang Sehat
14,86 Tidak Sehat
sumber dari Kasmir
b. Rasio penyisihan penghapus aktiva produktif PPAP terhadap
penyisihan penghapus aktiva produktif yang wajib dibentuk PPAPWD, yaitu :
Rasio PPAP =
100 PPAPWD
PPAP
Perhitungan NK PPAP =
1 Rasio
Perhitungan NK Faktor PPAP = NK Rasio PPAP x Bobot PPAP
Tabel 3.3. Kreteria Penilaian Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Nilai Kredit Predikat
81,0 Sehat
66,0 – 81,0 Cukup Sehat
51,0 – 66,0 Kurang Sehat
51,0 Tidak Sehat
sumber dari Kasmir
3. Earning Rentabilitas
Perhitungan rentabilitas menggunakan 2 rasio, yaitu : a.
Rasio Laba Kotor terhadap Volume Usaha Return on Asset ROA
ROA = 100
x Aktiva
Total Pajak
Sebelum Laba
NK Rasio ROA =
015 ,
Rasio
NK Faktor ROA = NK Rasio ROA x Bobot Rasio ROA
Tabel 3.4.
Kreteria Penilaian Return on Asset ROA
Nilai Kredit Predikat
1,22 Sehat
0,99 – 1,21 Cukup Sehat
0,77 – 0,98 Kurang Sehat
0,76 Tidak Sehat
sumber dari Kasmir
b. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO
Rasio BOPO =
100 tan
x l
Operasiona Pendapa
l Operasiona
Biaya
NK Rasio BOPO =
08 ,
100 BOPO
Rasio −
NK Faktor BOPO = NK BOPO x Bobot Rasio BOPO
Tabel 3.5. Kreteria Penilaian Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional BOPO Nilai Kredit
Predikat
93,52 Sehat
93,52 – 94,73 Cukup Sehat
94,73 – 95,92 Kurang Sehat
95,92 Tidak Sehat
sumber dari Kasmir
4. Liquidity Likuiditas
Perhitungan likuiditas menggunakan 2 rasio, yaitu : a.
Rasio Alat Likuiditas terhadap Hutang Lancar Cash Ratio
Cash Ratio = 100
x Lancar
Aktiva Liquid
Aktiva
NK Cash Ratio =
05 ,
Rasio
NK Faktor Cash Ratio = NK Cash Ratio x Bobot Cash Ratio
Tabel 3.6. Kreteria Penilaian Rasio Alat Likuiditas terhadap Hutang Lancar
Cash Ratio Nilai Kredit
Predikat
4,05 Sehat
3,30 – 4,049 Cukup Sehat
2,55 – 3,29 Kurang Sehat
2,54 Tidak Sehat
sumber dari Kasmir
b. Rasio Kredit yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima Loan to
Deposito Ratio LDR
LDR = 100
x Diterima
yang Dana
Diberikan yang
Kredit
NK Rasio LDR =
1 1
115 +
− Rasio
NK Faktor LDR = NK Rasio LDR x Bobot Rasio LDR
Tabel 3.7. Kreteria Penilaian
Loan to Deposito Ratio LDR
Nilai Kredit Predikat
94,755 Sehat
94,755 – 98,75 Cukup Sehat
98,75 – 102,25 Kurang Sehat
102,5 Tidak Sehat
sumber dari Kasmir
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI
Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian
nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat
parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian
bank-bank di Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas
Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank
syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus
syariah. PT. Bank Susila Bakti PT. Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh
Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai
cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.
47