Identifikasi Tujuan Pengukuran Penentuan Format Item yang Akan Digunakan.

174 Didin Kurniadin, 2013 Studi Perilaku Kepemimpinan PTAIS Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Instrumen utama dari penelitian ini adalah berupa angket, yaitu daftar pertanyaan yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Instrumen penelitian berupa alat ukur, pada penelitian ini digunakan kuesioner yang dalam penyusunannya dipertimbangkan faktor- faktor yang merupakan spesifikasi alat ukur, meliputi hal-hal sebagai berikut ini:

1. Identifikasi Tujuan Pengukuran

Tujuan pengukuran sebagai hal yang penting dalam penyusunan alat ukur biasanya diperoleh dari pengembangan ide awal penelitian, yaitu apa yang hendak diukur dan hasil ang akan diperoleh melalui penelitian. Melalui tujuan pengukuran ini akan diperoleh pertimbangan-pertimbangan pengambilan sampel item dari masing-masing yang akan diukur, penetapan penyebaran item, dan penentuan karakteristik responden yang diinginkan. Di dalam penyusunan alat ukur, pembatasan isi yang akan disajikan dalam bentuk item merupakan hal yang sangat penting. Pembatasan bahan pengukuran ini bertujuan agar alat ukur yang disusun tidak keluar dari lingkup yang relevan. Untuk mengarahkan penentuan item-item pertanyaan atau pernyataan yang relevan dan memastikan bahwa tidak ada bagian penting yang terlewat atau terwakili oleh item alat ukur, pembatasan cakupan isi alat ukur merupakan hal yang sangat penting. Dengan demikian diharapkan validitas isi alat ukur content validity dalam penelitian ini akan menjadi lebih representatif, komprehensif dan relevan.

2. Penentuan Format Item yang Akan Digunakan.

175 Didin Kurniadin, 2013 Studi Perilaku Kepemimpinan PTAIS Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Kaplan dan Srecuzzo, format item yang dapat digunakan dalam penyusunan suatu alat ukur yaitu: Format Likert, yaitu format penulisan item yang paling sering dipergunakan untuk skala sikap dan kepribadian dimana dengan format penulisan seperti ini responden diminta untuk menunjukkan derajat kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan-pernyataan tertentu dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tetapi cenderung setuju, ragu- ragu tetapi cenderung tidak setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Ataukah sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, sangat kurang sesuai, tidak sesuai dan sangat baik, baik, kurang baik, sangat kurang baik, tidak baik. Instrumen penelitian yang berisi skala ini diisi oleh responden dengan memilih salah satu tanggapan yang sudah disediakan. Agar dalam memberikan tanggapan, responden tidak seenaknya menulis tanpa berfikir, maka pernyataan- pernyataan yang disajikan dibuat bervariasi yaitu antara pernyataan yang positif dan pernyataan yang negatif, walaupun ini tidak harus selalu setelah pernyataan positif, lalu pernyataan negatif, kemudian pernyataan positif lagi dan seterusnya. Cara pemberian nilai pada tanggapan atas pernyataan yang positif berlawanan dengan nilai tanggapan atas pernyataan yang negatif. Jadi untuk pernyataan positif, tanggapan sangat setuju diberi nilai 5, tanggapan setuju 4, kurang setuju 3, sangat kurang setuju 2 dan tidak setuju 1. Maka untuk pernyataan negatif tanggapan sangat setuju diberi nilai 1, setuju 2, kurang setuju 3, sangat kurang setuju 4, dan tidak setuju 5. Kemudian nilai setiap pernyataan dijumlahkan dan nilai total inilah yang dianggap sebagai indikator gejala yang diukur. Pemberian nilai tersebut dilakukan setelah instrumen penelitian yang berupa skala 176 Didin Kurniadin, 2013 Studi Perilaku Kepemimpinan PTAIS Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu likert ini terkumpul. Pernyataan dalam penelitian yang diberikan kepada responden tidak diberi tanda positif atau negatif. Alternatif jawaban pun tidak diberi nilai terlebih dahulu. Menurut Sorhartono 1995:78: “keuntungan skala likert: 1 Mudah dibuat dan ditafsirkan, 2 Bentuk yang paling umum, 3 Bersifat luwes, 4 Mengukur pada tingkat skala ordinal”. a Penentuan Banyaknya Item Pertanyaan Jumlah item pertanyaan dalam pengukuran tergantung dari variabel-variabel yang hendak diukur sehingga jumlah item dalam alat ukur tidak dapat ditentukan secara umum melainkan memerlukan berbagai pertimbangan baik secara teoritis maupun secara praktis. b Penentuan Tabel Spesifikasi Tabel spesifikasi pengukuran merupakan tabel yang memuat isi dari alat ukur tersebut. Tabel spesifikasi ini sering disebut sebagai Blue Print atau kisi-kisi. Dengan tabel ini penyusun alat ukur akan terarah secara konsisten dengan tujuan penelitian. Tabel spesifikasi yang baik, selain akan meningkatkan kualitas item, juga mendukung alat ukur yang secara teoritis baik theoritically sounds . Secara lebih terinci tahap permbuatan kisi-kisi alat ukur adalah sebagai berikut: a Tentukan definisi, yaitu konsep teori yang dinyatakan dalam model penelitian. b Tentukan definisi operasional, yaitu gambaran konsep operasional dari variabel yang akan diukur, biasanya dinyatakan dalam kata-kata yang menggambarkan perilaku dan karakteristik. c Turunkan dimensi, katagori penelitian, yaitu katagori perilaku dan karakteristik yang akan diukur. d Turunkan elemen, yaitu penjabaran lebih 177 Didin Kurniadin, 2013 Studi Perilaku Kepemimpinan PTAIS Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lanjut menjadi item-item yang dapat diukur langsung untuk menggambarkan konsep yang hendak diukur.

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian