Latar Belakang PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK KOTORAN SAPI DAN SERESAH SENGON (Albizzia falcataria) TERHADAP KETERSEDIAAN DAN SERAPAN UNSUR Ca PADA DUA SISTEM BUDIDAYA PADI SAWAH.pdf

commit to user 1 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan pemantapan swasembada beras, penerapan teknologi pemupukan padi sawah semakin penting. Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi erat kaitannya dengan penggunaan pupuk yang semakin meningkat baik jumlah maupun jenisnya. Namun demikian dalam beberapa tahun terakhir ini swasembada padi mulai terancam, karena telah terjadi pelandaian produksi padi, peningkatan produksi hanya 0,11 Adiningsih, 1998. Kunci peningkatan produksi padi dan efisiensi penggunaan pupuk adalah dengan pemupukan berimbang. Menurut Kasno 2007 penerapan pemupukan berimbang selain dapat meningkatkan produksi pertanian, juga dapat meminimalkan pencemaran dan menjaga kelestarian lingkungan. Pemupukan berimbang berarti penambahan hara agar semua hara esensial dalam tanah optimum bagi pertumbuhan tanaman. Saat ini pemakaian pupuk organik dan pupuk anorganik secara bersamaan menjadi alternatif baru dalam bidang pertanian. Berdasarkan permasalahan di atas, usaha yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kadar C organik tanah, yang dapat dilakukan dengan penambahan pupuk organik. Manfaat utama pupuk organik adalah memperbaiki kesuburan kimia, fisik dan biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman Setyorini, 2005. Pada umumnya petani menggunakan pupuk kandang sebagai sumber pupuk organik, namun ternyata harga pupuk kandang semakin mahal dan tingkat kemasakannya yang sangat beragam. Oleh karena itu diperlukan alternatif sumber pupuk organik yang lain, yang proses fermentasinya terkendali, sehingga tingkat kemasakannya seragam. Penggunaan pupuk secara rasional dan berimbang adalah salah satu faktor kunci untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan produktivitas pertanian lahan sawah. Penggunaan pupuk yang rasional dan berimbang berarti harus memperhatikan kadar unsur hara di dalam tanah, jenis dan mutu pupuk, dan keadaan pedoagroklimat, juga memperhatikan atau mempertimbangkan commit to user unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan produksi optimal Price, 1978. Salah satu alternatif sumber pupuk organik tersebut adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran sapi disertai dengan penambahan seresah sengon. Menurut Setyorini 2005 pupuk organik yang telah dikomposkan relatif lebih kecil volumenya dan mempunyai kematangan tertentu sehingga sumber hara mudah tersedia bagi tanaman. Pengomposan antara lain bertujuan untuk menghasilkan pupuk organik dengan porositas, kepadatan serta kandungan air tertentu, menyederhanakan komponen bahan dasar yang mudah didekomposisi, membunuh patogen seperti E. coli dan Salmonella, serta memineralisasi hara untuk pertumbuhan tanaman Setyorini, 2005. Kalsium Ca merupakan hara makro bagi tanaman di samping Nitrogen, Fosfor, Kalium,Magnesium dan Belerang. Unsur ini biasanya tidak dianggap sebagai unsur pupuk, oleh karena itu relatif kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan unsur N, P dan K. Pemakaian N, P dan K secara besar-besaran serta penggunaan varietas-varietas tanaman yang konsumtif terhadap unsur hara mengakibatkan unsur kalsium Ca terangkut dari tanah secara terus-menerus, sehingga ketersedian di dalam tanah sangat kecil. Kalsium juga merupakan salah satu kation utama pada komplek pertukaran, sehingga biasa dihubungkan dengan masalah kemasaman tanah dan pengapuran, karena merupakan kation yang paling cocok untuk mengurangi kemasaman atau menaikan pH tanah. Permasalahan tersebut akan berdampak negatif yakni berkurangnya hasil panen, oleh karena itulah diperlukan adanya solusi-solusi dari permasalahan itu. Solusi yang ada salah satunya adalah dengan menambahkan perimbangan pupuk organik dan anorganik serta seresah sengon. Dari solusi tersebut diharapkan ketersediaan kalsium serta penyerapannya pada tanaman akan meningkat sehingga hasil panen yang didapatkan pun diharapkan meningkat. commit to user

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian fosfat alam dan bahan organik terhadap sifat kimia tanah,pertumbuhan dan produksi padi(Oryza sativa L.) pada tanah sulfat masam potensial.

1 48 75

PENGARUH PENGAYAAN PUPUK ORGANIK DAN SERESAH PAITAN TERHADAP KETERSEDIAAN UNSUR S, SERAPAN S DAN KUALITAS HASIL PADI PADA DUA SISTEM BUDIDAYA

1 6 60

PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK KOTORAN SAPI DAN SERESAH GAMAL ( Gliricidia maculata ) TERHADAP KETERSEDIAAN DAN SERAPAN Ca DAN Mg TANAMAN PADI

0 16 63

PENGARUH PENGKAYAAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN SERESAH SENGON TERHADAP KETERSEDIAAN UNSUR P SERTA SERAPANNYA PADA TANAMAN PADI

0 4 49

PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON (Albizia falcataria) DAN KOTORAN KAMBING SEBAGAI BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Sengon (Albizia falcataria) dan Kotoran Kambing Sebagai Bahan Baku Pupuk Organik Cair dengan Penambahan Effec

0 4 20

PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON (Albizia falcataria) DAN KOTORAN KAMBING SEBAGAI BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Sengon (Albizia falcataria) dan Kotoran Kambing Sebagai Bahan Baku Pupuk Organik Cair dengan Penambahan Effec

0 2 15

PENGARUH PENGAYAAN PUPUK ORGANIK DENGAN SERESAH PAITAN TERHADAP KETERSEDIAAN DAN SERAPAN K TANAMAN PADI

0 3 57

N TOTAL DAN SERAPAN N TANAMAN PADI PADA BERBAGAI IMBANGAN PUPUK ANORGANIK PUPUK KANDANG SAPI DAN SERESAH SENGON (Paraserianthes falcataria L )

0 2 2

PERAN AERASI PADA PEMBENTUKAN PUPUK ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN KOTORAN SAPI.

0 2 60

N TOTAL DAN SERAPAN N TANAMAN PADI PADA BERBAGAI IMBANGAN PUPUK ANORGANIK PUPUK KANDANG SAPI DAN SERESAH SENGON (Paraserianthes falcataria L.).

0 2 46