Analisis Pengaruh Penyususnan Anggaran Kas Dan Internal Audit Terhadap Pengendalian Intern Kas (Studi Kasus Pada PT. INTI (Persero))

(1)

ANALYSIS OF THE EFFECT PREPARATION CASH BUDGET

AND INTERNAL AUDIT TO INTERNAL CONTROL OF CASH

(CASE STUDY AT PT INTI PERSERO)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh : Vijay Akbar

21107139

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

v

Kas sebagai salah satu aktiva yang ada di perusahaan seringkali menjadi sasaran penyalahgunaan karena sifat kas yang sangat likuid, sehingga mudah untuk dimanipulasi. Untuk menjaga likuiditas agar tidak terjadi penyalahgunaan terhadap penggunaan kas, maka diperlukan suatu alat yang dapat membantu pihak manajemen perusahaan. Alat bantu yang digunakan yaitu pengendalian intern internal, khususnya pengendalian intern kas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu karyawan bagian akuntansi dan sistem pengendalian intern berjumlah 42 orang. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan regresi berganda,korelasi berganda, koefisien determinasi, uji hipotesis (parsial dan simultan) dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS 19 Statistics.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa uji hipotesis secara parsial untuk penyusunan anggaran kas terhadap pengendalian intern kas yaitu thitung = 2,327 lebih

besar dari ttabel = 2,201 sehingga Ho ditolak dan menerima Ha dan uji hipotesis secara

parsial untuk internal audit terhadap pengendalian intern kas yaitu thitung = 3,223 lebih

besar dari ttabel = 2,201 sehingga Ho ditolak dan menerima Ha. Sedangkan uji hipotesis

secara simultan yaitu Fhitung = 10,087 lebih besar dari Ftabel = 3,982 sehingga penyusunan

anggaran dan internal audit berpengaruh terhadap pengendalian intern kas.


(3)

iv

Cash, as one of the assets of company, is too often to be a target of manipulation, because the nature a highly liquid cash, so that easily manipulated. To maintain liquidity so that there would be no abuse in the use of cash, it needs a means that can

help the company’s management. The means applied is internal control, particularly

internal cash control.

The method used on the research is descriptive and verifikatif method with quantitative approach. The population and sample on the research are employees of accounting and internal control system amounted to 42 people. The test statistic used is the calculation of multiple regression, multiple correlation, coefficient of determination, hypothesis test (partially and simultaneous) using the IBM SPSS 19 statistics aplication. Based on the research, it’s known that a partial test of the hypothesis for the preparation of cash budgets on internal control of cash that is tcount was 2.327 greater than ttable was 2.201 so that Ho was rejected and Ha was accepted and test hypotheses receive partial for the internal audits of internal control of cash that is tcount was 3.223 greater than TTable was 2.201 so that Ho was rejected and Ha was accepted. Then test hypotheses simultaneously is Fcount was 10.087 greater than Ftable was 3.982 so that prefaration cash budgeting prefaration and internal audit affects internal control the cash.


(4)

vi

Puji dan Syukur tak henti peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Penyusunan Anggaran Kas dan Internal Audit terhadap Pengendalian Intern Kas Pada PT INTI (Persero) Penyusunan skripsi ini ditujukan sebagai persyaratan dalam menempuh ujian sidang sarjana di Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Komputer Indonesia.

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, didalamnya tidak lepas dari kekurangan-kekurangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan-keterbatasan peneliti baik dalam kemampuan, pengetahuan dan pengalaman peneliti. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar dalam penyusunan karya tulis selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Selama penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa dorongan moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan tulus dan dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(5)

vii Universitas Komputer Indonesia.

4. Inta Budi Setya Nusa, SE., M.Ak., selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan skripsi yang telah berkenan meluangkan waktunya memberikan bimbingan, membina, dan mengarahkan peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Unversitas Komputer Indonesia yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu persatu.

6. Pak Yayat selaku Wakil Kepala Bagian Anggaran pada PT INTI (PERSERO) yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian pada PT INTI (PERSERO).

7. Kepada kedua Orang Tua penulis “Mama dan Ayah” terima kasih untuk semua yang telah diberikan kepada peneliti, tanpa doa serta dukungannya peneliti tidak akan sampai seperti ini.

8. Untuk Adik-adik Peneliti “Fajar dan Linda”, yang selalu memberi semangat kepada peneliti, serta terimakasih atas doanya.

9. Untuk sahabat-sahabat peneliti Irsan, Rizqie, Darius, Silver, Martinus, Anneke, Mario, Ledy, Maia, Eksa, Astri, Sylvia, Risma, Tri, Erni, Fera, Shela, Reggy dan seluruh teman kelas Ak 4 terimakasih atas dukungan, saran dan bantuan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.


(6)

viii

Robert Kiyosaki, Ippho Santosa, Andrie Wongso, Tung Desem Waringin, Mrs. Merry Riana, Mr.James Gwee, Prof. Rhenald Kasali, Anthony Dio Martin dan Bong Chandra yang telah memberikan motivasi dan pelajaran-pelajaran yang sangat berharga.

Akhir kata peneliti sampaikan rasa terimakasih bagi semua pihak atas terselesaikannya skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi para peneliti pada khususnya.

Bandung, Juli 2011 Peneliti

Vijay Akbar 21107139


(7)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini kondisi perekonomian global telah berkembang disertai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pula.Laju pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia ditentukan oleh pertumbuhan yang sehat dari lembaga–lembaga ekonomi baik pemerintah maupun swasta.

Pada dasarnya tujuan pembangunan Indonesia adalah menciptakan suatu masyarakat madani yang berdaulat, adil, dan makmur (Pancasila dan pembukaan UUD 1945). Untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan tersebut maka diperlukan partisipasi dari segenap lapisan masyarakat Indonesia. Partisipasi atau peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah bidang pembangunan ekonomi.

Dalam usaha untuk mencapai tujuan nasional pembangunan nasional, yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila, pemerintah giat melakukan pembangunan disegala bidang terutama bidang industri, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Salah satu sektor yang menjadi perhatian pemerintah adalah pembangunan di sektor ekonomi , konsekuensi pembangunan di sektor ekonomi membawa pengaruh terhadap perkembangan industri dalam negeri. Pembangunan industri di tujukan untuk memperluas lapangan kerja dan kesempatan


(8)

usaha , menyediakan barang dan jasa yang bermutu dan meningkatkan ekspor dan menghemat devisa.

Berbicara mengenai industri, tidak lepas dari masalah aktivitas kegiatan perusahaan , antara lain produksi, menghasilkan produk atau jasa tidak lepas dari masalah keterampilan, kemampuan dan kreativitas pengelolaan dan pengembangan perusahaan. Tujuan perusahaan selain memperoleh laba juga agar terus dapat bertahan dan berkembang dengan baik dimasa yang akan datang dalam menghadapi persaingan dalam perusahaan lain yang sejenis. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan dibutuhkan profesionalisme dalam mengelola perusahaan , suatu manajemen yang baik merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut (Vivi Adriani, 2007).

Salah satu aktivitas yang perlu mendapat perhatian bagi manajemen adalah pengendalian terhadap kas perusahaan, karena kas merupakan salah satu unsur modal kerja perusahaan yang paling tinggi tingkat likuiditasnya dan harus tercapai dalam jumlah yang memadai, selain itu kas juga merupakan asset yang sering menjadi objek kecurangan. Pengelolaan kas yang baik dibutuhkan agar tercapai keseimbangan yang terus-menerus antara jumlah kas yang dibutuhkan dengan jumlah kas yang tersedia dalam memenuhi kebutuhan perusahaan dan untuk dapat menjalankan kegiatan operasi sehari-hari dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu pengendalian intern terhadap kas yang baik dalam mengelola kas yang dapat sekaligus mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya pemborosan-pemborosan serta penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan.


(9)

Pengendalian intern kas merupakan alat bantu yang diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam menjaga keamanan kas milik perusahaan, menguji ketelitian dan kebenaran data akuntansi , meningkatkan efisiensi operasi dan ketaatan atas kebijakan yang telah ditetapkan (Mulyadi, 2006:208). Pengendalian intern kas ini sangat diperlukan dalam bidang yang ada dalam perusahaan terutama pengendalian intern atas asset yang palingrawan dalam perusahaan yaitu kas. Seperti kita ketahui kas sangat penting karena berpotensi terjadinya kecurangan.

Pengendalian intern kas pada suatu perusahaan meliputi siapa saja yang tergabung dan bertanggungjawab atas keluar atau masuknya kas yang umumnya ditandai dengan pemisahan wewenang pada bagian keuangan, selain itu juga bagian keuangan tersebut bertanggungjawab atas keakuratan data data akuntansi yang ada.

PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) adalah perusahaan BUMN yangmerupakan kegiatan usahanya meliputi bidang produksi, perdagangan dan jasa. Seperti pada perusahaan lainnya, PT Industri Telekomunikasi Indonesia(Persero) juga memerlukan adanya suatu pengendalian intern kas guna tercapainya tujuan perusahaan secara menyeluruh. Dalam beberapa tahun ini PT. Industri Telekomunikasi Industri (Persero) mengalami permasalahan mengenai pengendalian intern kas.

Di bawah ini adalah data atau Laporan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Kas PT INTI (PERSERO) dalam periode 2003-2008 , yaitu sebagai berikut :


(10)

Tabel 1.1

Laporan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Kas Tahun 2003 – 2008 PT. INTI (Persero)

(Rp Juta)

Tahun Anggaran Pengeluaran Tahun Anggaran Penerimaan

RKAP Realisasi RKAP Realisasi

2003 Rp52.225,30 Rp62.048,50 2003 Rp9.154,10 Rp41.346,20

2004 Rp53.955,60 Rp65.494,90 2004 Rp20.450,30 Rp36.407,10

2005 Rp53.695,40 Rp70.611,20 2005 Rp15.686,00 Rp18.071,20

2006 Rp72.734,50 Rp65.921,10 2006 Rp16.359,00 Rp8.652,20

2007 Rp72.734,50 Rp67.816,50 2007 Rp16.358,90 Rp1.384,40

2008 Rp73.411,20 Rp75.685,50 2008 Rp16.362,50 Rp15.820,00

Sumber: PT INTI (Persero)

Berdasarkan tabel Laporan Anggaran Realisasi Perusahaan pada tahun 2003 hingga tahun 2008 diatas terdapat suatu permasalahan atau fenomena yaitu bisa dilihat pada tabel anggaran pengeluaran kas pada tahun 2003, 2004, 2005 dan 2008terdapat jumlah anggaran pengeluaran kas yang terdapat pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) lebih kecil dibandingkan realisasinya yang sehingga perusahaan mendapatkan permasalahan pada saat itu. Apabila kas pada RKAP lebih kecil dari pada realisasi, hal ini sangat merugikan perusahaan karena kas yang digunakan melebihi daripada anggaran. Selanjutnya, pada tabel RKAP penerimaan kas tahun 2006,2007 dan 2008 terdapat jumlah penerimaan kas pada RKAP yang lebih kecil dibandingkan anggaran realisasinya yang sehingga pada tahun tersebut perusahaan mengalami permasalahan mengenai pemasukan yang lebih rendah sekali karena kas yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kas pada RKAP.


(11)

Fenomena atau permasalahan selama beberapa tahun belakangan ini yaitu mengenai pengendalian intern terhadap kas. Pada hal ini kas merupakan aktiva lancar PT. Industri Telekomunikasi Industri (Persero) yang sangat sensitif dan mudah disalahgunakan oleh para pejabat dan karyawan perusahaan yang penggunaan dana yang tidak sesuai dengan tujuan dan ketentuan yang telah ditetapkan sehingga menimbulkan saldo kas tidak sesuai dengan apa yang terdapat pada realisasi serta terdapat penyalahgunaan atas kas oleh karena itu kas harus diawasi dengan benar, baik dari segi penerimaan kas maupun dari segi pengeluaran kas yang meyakinkan bahwa saldo kas dalam neraca benar-benar ada dan dibutuhkan alat pengendalian intern terhadap kas seperti penyusunan anggaran kas dan internal audit agar terciptanya kemanan kas yang lebih baik. Kas sangatlah penting bagi PT. Industri Telekomunikasi Industri (Persero) terutama dalam mendukung kelangsungan operasi perusahaan.

Dalam upaya meningkatkan pengendalian intern kas yang baik, salah satu alat yang dapat menunjang suatu pengendalian intern pada kas adalah pihak manajemen harus memilikisuatu alat pengendalian intern kas yang baik yaitu penyusunan anggaran kas. Penyusunan anggaran kas merupakan salah satu alat yang dapat mambantu pihak manajemen untuk menuangkan rencana kegiatan dan dapat juga digunakan sebagai alat pengendalian (Munandar, 2005:13).Penyusunan anggaran kas yang dalam istilah asingnya disebut profit planning berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas perusahaan. Berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan, manajemen dapat melakukan pengevaluasian realisasi kerja , sehingga dapat


(12)

diketahui sejauh mana pencapaian yang telah ditargetkan dan dari sini akan terlihat performance dari unit kerja yang bersangkutan.

Apabila penyusunan anggaran kas tidak tersusun secara baik, tentu akan menyulitkan manajemen dalam menunjang tingkat pengendalian terutama yang menyangkut arus kas, likuiditas perusahaan, besar atau kecilnya kas yang tersedia sehingga akan mengganggu kelancaran kegiatan operasional perusahaaan.

Selain terdapatnya penyusunan anggaran kas, salah satu fungsi yang dibutuhkan dalam pengendalian intern kas adalah dengan adanya suatu alat pengendalian dalam perusahaan yang bertugas untuk menilai kualitas kegiatan yang telah dijalankan oleh perusahaan, bagian ini disebut internal audit.

Internal audit bertugas untuk membantu permasalahan pengendalian intern kas. Internal audit ini merupakan suatu penilaian yang sifatnya independen dan objektif yang berada dalam suatu organisasi untuk memeriksa pembukuan, keuangan dan operasional lainnya sebagai pemberi jasa kepada manajemen (Hiro Tugiman, 2001:1). Agar pelaksanaan internal audit efektif maka pemeriksa harus bersikap independen dan memiliki kemampuan profesional dalam melaksanakan kegiatan. Adanya internal audit yang berjalan dengan baik dapat memberikan alternatif tindakan yang terbaik bagi manajemen untuk memperbaiki pengendalian intern perusahaan. Karena pada umumnya, seseorang akan bertindak berhati-hati dalam menjalankan tugas yang diberikan kepadanya, jika mengetahui akan adanya pemeriksaan terhadap pekerjaan mereka. Hal ini menyebabkan mereka berusaha untuk mencapai hasil kerja yang


(13)

memuaskan sehingga akan sangat menguntungkan bagi PT. Industri Telekomunikasi Industri.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang berkaitan mengenai pengaruh penyusunan anggaran kas terhadap pengendalian intern kas yang dilakukan oleh Zheng Ting dkk, menyatakan hasil penelitiannya adalah bahwa penyusunan anggaran kas berpengaruh terhadap pengendalian intern kas. Selain itu, berdasarkan penelitian sebelumnya yang berkaitan mengenai pengaruh internal audit terhadap pengendalian intern kas pada industri tekstil Rancaekaekek kabupaten Bandung yang dilakukan oleh Tb. Aman Faturrachman menyatakan bahwa hasil dari penelitiannya melalui uji hipotesis menunjukan nilai thitung lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel. Dengan

hasil pengujian hipotesis tersebut maka internal audit berpengaruh positif terhadap pengendalian intern kas.

Berdasarkan fenomena diatas, penulis merasa tertarik untuk membahas dan melakukan penelitian mengenaianalisis pengaruh penyusunan anggaran kas dan internal auditterhadap pengendalian intern kas, sehingga hasil pembahasan dan penelitian yang dilakukan penulis disajikan dalam penelitian yang berjudul :

“ANALISIS PENGARUH PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN

INTERNAL AUDIT TERHADAP PENGENDALIAN INTERN KAS PADA PT. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO).”


(14)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diawal, penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Kurang baiknya fungsi pengendalian intern terhadap kas yang diindikasikan dengan adanya pengeluaran serta penerimaan kas pada anggaran kas bermasalah terhadap realisasinya sehingga menyebabkan kerugian bagi perusahaan.

2. Terdapat penyalahgunaan atas kas yang terdapat pada rencana kerja anggaran perusahaan karena kurangnya tingkat pengendalian intern kas pada perusahaan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penyusunan anggaran kas pada PT INTI (Persero). 2. Bagaimana pelaksanaan internal audit pada PT INTI (Persero). 3. Bagaimana pengendalian intern kas pada PT INTI (Persero).

4. Bagaimana pengaruh penyusunan anggaran kas terhadap pengendalian intern kas dan pengaruh internal audit terhadap pengendalian intern kas pada PT INTI (Persero) secara parsial.

5. Bagaimana pengaruh penyusunan anggaran kas dan internal audit terhadap pengendalian intern kas pada PT INTI (Persero) secara simultan.


(15)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data-data dan solusi permasalahan yang berhubungan dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Penyusunan Anggaran Kas dan Internal Audit terhadap Pengendalian Intern Kas Pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero).

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui penyusunan anggaran kas pada PT INTI (Persero). 2. Untuk mengetahui pelaksanaan internal audit pada PT INTI (Persero).

3. Untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian intern kas pada PT INTI (Persero). 4. Untuk mengetahui pengaruh penyusunan anggaran kas daninternal auditterhadap

pengendalian intern kas pada PT INTI (Persero) secara parsial.

5. Untuk mengetahui pengaruh penyusunan anggaran kas dan internal audit terhadap pengendalian intern kas pada PT INTI (Persero) secara simultan.

1.4 Kegunaaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Dalam penelitian ini kegunaan praktis penelitian yang diperoleh adalah:

1. Secara pribadi penulis memperoleh tambahan wawasan pengetahuan mengenai pengaruh penyusunan anggaran kas dan internal audit terhadap pengendalian intern kas.

2. Memberikan sumbangan pikiran bagi perusahaan tentang pentingnya pengaruh penyusunan anggaran kas dan internal audit terhadap pengendalian intern kas.


(16)

3. Memberikan informasi bagi pihak lain yang membutuhkan dan ingin mempelajari mengenai pengaruh penyusunan anggaran kas dan internal audit terhadap pengendalian intern kas.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Dalam penelitian ini kegunaan akademis penelitian yang diperoleh adalah: 1. Bagi pengembangan ilmu akuntansi, Penelitian ini dapat memperluas khasanah

ilmu pengetahuan, keterampilan serta pengalaman yang berharga khususnya mengenai pengaruh penyusunan anggaran kas dan internal audit terhadap pengendalian intern kas dalam perusahaan.

2. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam mengkaji bidang penyusunan anggaran kas, internal audit serta pengendalian intern terhadap kas.

3. Bagi peneliti, sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan terkait denganpenyusunan anggaran kas, internal audit serta pengendalian intern terhadap kasterhadap perusahaan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) yang beralamat di Jl. Moh. Toha, No. 77 Bandung dengan jangka waktu penelitian yang dilaksanakan di perusahaan mulai tanggal 30 Maret –30 Juli 2011.


(17)

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun jadwal waktu penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1.2

Jadwal Waktu Penelitian

Tahap Prosedur

Bulan Mar 2010 Apr 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2011 Agst 2011 I Tahap Persiapan

1.Persiapan judul dan teori

2.Membuat outline dan proposal UP 3.Mengambil formulir Penyusunan

Skripsi

4.Menentukan Tempat Penelitian 5. Sidang komprehensif

II

Tahap Pelaksanaan 1.Bimbingan UP 2.Seminar UP 3.Revisi UP

4.Membuat outline dan proposal skripsi 5.Penelitian perusahaan

6.Penyusunan Skripsi 7.Bimbingan Skripsi

III

Tahap Pelaporan

1.Menyiapkan draft skripsi 2.Sidang akhir skripsi


(18)

12 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penyusunan Anggaran Kas

Penyusunan anggaran merupakan proses perencanaan kerja yang disusun dalamsuatu periode, yang didalamnya berisi data dalam bentuk angka. Proses penyusunan anggaran merupakan proses penyusunan rencana jangkapendek, yang dalam perusahaan berorientasi laba, pemilihan rencana didasarkan atas dampak rencana kerja tersebut terhadap laba. Oleh karena itu sering sekali proses penyusunan anggaran sering sekali disebut sebagai penyusunan rencana laba jangka panjang (short-run profit planning). Untuk memungkinkan manajemen puncak melakukan pemilihan rencana kerja yang berdampak baik terhadap laba, manajemen menggunakan teknik analisa biaya-volume dan laba.

Definisi Penyusunan anggaran kas menurut Mulyadi adalah sebagai berikut : “Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif.”

(2001:4) Sedangkan definisi penyusunan anggaran kas menurut Gunawan Adisaputro adalah sebagai berikut :


(19)

“Penyusunan anggaran kas merupakan proses menyusun anggaran kas.”

(2008:22) Dari kedua pernyataan diatas bahwa jelaslah penyusunan anggaran kas merupakan suatu pembuatan atau penyusunan anggaran berupa kas dalam jangka waktu satu tahun pada perusahaan.

2.1.1.1 Tujuan Penyusunan Anggaran Kas

Penyusunan anggaran kas sangat penting untuk perusahaan dalam mencapai suatu tujuan manajemen perusahaan. Menurut Ellen Christina mengemukakan bahwa tujuan penyusunan anggaran kas adalah :

“ 1. Untuk menyatakan harapan /sasaran secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.

2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan 3. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud

mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.

4. Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya.

5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi.”

(2002:4) Berdasarkan tujuan penyusunan anggaran kas diatas bahwa manajemen harus memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai oleh perusahaan dan manajeman harus mengkomunikasikan harapan manajeman kepada pihak-pihak yang terkait sehingga anggaran yang disusun dapat dimengerti, didukung, dan dilaksanakan oleh


(20)

pihak-pihak yang bersangkutan agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan serta kinerja individu dan kelompok pun dapat dikendalikan.

Sedangkan Tujuan Penyusunan Anggaran menurut M.Nafarin mengemukakan bahwa antara lain :

“1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana.

2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. 3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan

dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

4. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran yang lebih jelas dan nyata terlihat

6. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.”

(2004:12) Didalam penyusunan anggaran kas harus memiliki tujuan-tujuan untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan dengan cara mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari maupun yang digunakan sesudah itu merinci sumber dana tersebut untuk memudahkan dalam mengawasi semua rencana penyusunan kas serta memudahkan dalam menganalisa dan memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

2.1.1.2 Manfaat Penyusunan Anggaran Kas

Menurut Bambang Hariadi ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh dalam penyusunan anggarankas yaitu:

”1.Mendorong para manajer untuk menyusun perencanaan formal.

2.Menyediakan tujuan yang jelas yang bertindak sebagai benchmark untuk menilai kinerja berikutnya.


(21)

3. Menyediakan sumber informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan.

4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi seluruh aktivitas yang dilaksanakan setiap bagian dalam organisasi.”

(2002:220) Penyusunan anggaran kas mendorong manajemen untuk merencanakan masa depan organisasi, mendorong manajer untuk mengembangkan arah organisasi secara keseluruhan, melihat permasalahan dengan jelas dan mengembangkan kebijakan masa datang. Penyusunan anggaran kas juga menetapkan seperangkat standar yang dapat mengendalikan penggunaan sumber daya perusahaan dan mendorong karyawan untul berprestasilebih baik.

Penyusunan anggaran kas dapat merupakan alat komunikasi dan koordinasi. Secara formal, adanya kebiasaan menyusun anggaran yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh staf inti perusahaan menciptakan komunikasi yang efektif dan sekaligus juga memudahkan manajemem untuk melakukan koordinasi atas kegiatan masing-masing bagian yang terpisah dalam mencapai tujuan perusahaan.

Manfaat penyusunan anggaran menurut M.Nafarin adalah : ”1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. 3. Dapat memotovasi pegawai.

4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.

5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

6. Sumber daya seperti:tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

7. Alat pendidikan bagi manajer.”

(2004:12) Dalam penyusunan anggaran manajer harus memmpunyai rencana kegiatan perusahaan agar kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan perusahaan dan


(22)

menghindarkan dari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. Penyusunan anggaran menjadi motivasi kerja manajer serta pegawainya dalam mencapai tujuan perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya seefisien mungkin.

2.1.1.3 Prosedur Penyusunan Anggaran kas

Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalamrangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (proft planing). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan dimasa yang akan datang.

Menurut Bambang Riyanto tahap-tahap dalam penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut:

“1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan, transaksi-transaksi disini merupakan operasi (operation transaction) pada tahun ini dapat diketahui adanya defisit/surplus karena rencana operasi perusahaan.

2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang operasi perusahaan juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayaran kembali, transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi finansial (financial transactions)

3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial, dan anggaran kas yang final merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan.”


(23)

Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa apabila di dalam menyusun transaksi operasi terjadi defisit maka untuk menutup defisit tersebut diperlukan suatu transaksi keuangan.

Salah satu yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran kas menurut Mulyadi adalah dengan memperhatikan prosedur penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut.

“1. Anggaran kas disusun dalam satuan keuangan. 2. Melibatkan Manajemen.

3. Disetujui oleh otoritas.

4. Anggaran kas disusun berorientasi pada tujuan perusahaan. 5. Adanya komunikasi antar unit terikat.

6. Anggaran kas disusun secara wajar dan realistis. 7. Anggaran kas disusun secara flexibel.”

(2001:489) Dari karakteristik penyusunan anggaran kas diatas dapat dijelaskan bahwa : 1. Satuan yang digunakan untuk menyatakan anggaran, anggaran berisikan

kuantifikasi keuangan rencana kerja untuk mencapai sasaran jangka pendek perusahaan. Disamping rencana kerja yang dicantumkan dalam anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan, rencana kerja tersebut juga dinyatakan dalam satuan lain di dalam anggaran.

2. Komitmen Manajemen, proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran yang setiap manajer dalam jenjang organisasi diberi peran tertentu untuk melaksanakan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Untuk memungkinkan para manajerpara manajer melaksanakan peran meraka, setiap manajer memerlukan alokasi sumber daya


(24)

(sumber daya manusia, modal, uang). Alokasi sumber daya ke tangan para manajer diukur dengan satuan moneter standar.

3. Disetujuiolehotoritas, anggaran merupakan rencana aktivitas yang akan menjadi pedoman untuk melaksanakan serangkaian aktivitas tertentu di masa yang akan datang. Sekali anggaran ditetapkan, pencapaian sasaran anggaran hanya dapat dilakukan melalui serangkaian aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam anggaran. Dengan demikian, proses penyusunan anggaran kas memerlukan berbagai tahap berikut :

a. Penetapan sasaran oleh manajer atas.

b. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah.

c. Penelaahan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah.

d. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah.

Penelaahan memerlukan kemampuan manajer atas dalam memahami aktivitas yang seharusnya dilaksanakan oleh manajer bawah dalam mencapai sasaran anggaran.

4. Penyusunan anggaran kas berorientasi pada tujuan perusahaan, karena penyusunan anggaran kas berisi komitmen manajer menyusun anggaran kas,


(25)

maka anggaran merupakan tolak ukur terbaik kinerja manajer agar mencapai tujuan perusahaan.

5. Adanya komunikasi antar unit, penyusunan anggaran kas berupa berbagai aktivitas yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam penyusunan anggaran kas tersebut dibutuhkan komunikasi antar unit agartidak terjadi kesalahan dalam penyusunan anggaran kas.

6. Penyusunan anggaran kas harus disusun secara wajar dan realistis. Apabila penyusunan anggaran kas disusun secara wajar dan realistis maka dapat menjamin tidak terdapatnya tindakan penyimpangan dalam pengelolaan kas. 7. Penyusunan anggaran kas disusun secara flexibel , hal ini di karenakan agar tidak

terdapat salah paham dalam menggunakan informasi yang terdapat pada anggaran kas.

2.1.2 Internal Audit

Untuk menentukan bahwa pengendalian internal perusahaan telah berjalan dengan baik perlu dilakukan secara terus menerus. Internal audit tidak harus membatasi pada penemuan atas kesalahan-kesalahan dalam perhitungan dan pencatatan, tetapi dapat juga melakukan suatu penilaian atas aktivitas operasional.

Internal audit dapat diartikan sebagai aktivitas pemeriksaan dan penilaian dalam suatu perusahaan secara menyeluruh, yang bertujuan membantu semua tingkatan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.


(26)

Pengertian Internal Audit atau pemeriksaan intern yang dikemukakan oleh Amin Widjaja Tunggal adalah :

“Internal Audit adalah pekerjaan penilaian yang bebas (independent) di dalam suatu organisasi meninjau kegiatan-kegiatan perusahaan guna memenuhi kebutuhan pimpinan”.

(2006:3) Sedangkan menurut Lawrence Sawyer B dkk yang diterjemahkan oleh Desi Adhariani pengertian internal audit adalah sebagai berikut :

“Internal Audit adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengeloalaan risiko, kecukupan kontrol, dan pengelolaan organisasi.”

(2005:9) Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa audit internal merupakan fungsi independent yang berada dalam suatu organisasi yang berfungsi untuk memeriksa, menguji dan mengevaluasi kegiatan sebagai jasa bagi organisasi agar tercapainya sebuah tujuan perusahaan.

2.1.2.1 Tujuan Internal Audit

Sebagaimana didefinisikan dalam Statement of Responsibility of Internal Auditor yang diterbitkan oleh Institute of Internal Auditor (IIA) dan dikutip oleh Dan


(27)

M guy dialih bahasakan oleh Sugiyarto mengemukakan bahwa tujuan internal audit adalah :

“Tujuan internal audit adalah untuk membantu anggota organisasi

melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif.”

(2006:410) Untuk mencapai tujuan ini, staf audit internal diharapkan dapat melengkapi organisasi dengan ”analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan informasi tentang kegiatan yang ditelaah”. Institute of Internal Auditor mengakui bahwa :

“Tujuan audit internal meliputi juga meningkatkan pengendalian yang efektif pada biaya yang wajar.”

(2005:410) Juga menurut Hiro Tugiman bahwa tujuan internal audit adalah sebagai berikut:

“Tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggota organisasi agar anggota agar dapat melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif dengan biaya yang wajar.”

(2001:11) Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan audit internal adalah untuk membantu organisasi meningkatkan efektivitas pengendalian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.


(28)

2.1.2.2 Kebebasan Pemeriksaan (Independensi)

Agar pelaksanaan internal audit dapat berjalan dengan baik maka harus ada suatu norma khusus yang dilengkapi dengan pedoman yang tepat dari suatu istilah yang digunakan untuk memenuhi standar atau norma paraktik tersebut.

Menurut Hiro Tugiman standar profesi atau norma praktik professional audit internal, yaitu :

“Standar IIA untuk praktik professional audit internal dibagi menjadi lima kategori yang luas, yaitu: independensi, kemampuan professional, ruang lingkup pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan audit, serta manajemen departemen audit internal.”

(2001:413) Untuk meningkatkan pelaksanaan internal audit dalam mencapai pengendalian intern kas yang baik, maka dibutuhkan kebebasan dalam pemeriksaan (Independensi) Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai kebebasan dalam pemeriksaan :

1. Independensi

Dalam melaksanakan pekerjaannya auditor internal dianggap mandiri apabila melaksanakannya dengan bebas dan objektif. Independensi auditor internal diperoleh melalui status organisasi dan objektivitas.

a. Status organisasi

Status organisasi membantu auditor internal untuk mempertahankan independensinya. Selain itu status organisasi harus memberi keleluasaan untuk memenuhi dan menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan kepadanya.


(29)

b. Objektivitas

Dalam melakukan suatu audit, auditor harus memiliki sikap mental objektif dan independen. Agar auditor internal tidak mengurangi pertimbangannya atas suatu masalah audit di bawah pertimbangan lain.

2.1.2.3 Kegiatan Pelaksanaan Internal Audit

Selain dibutuhkan independensi, internal audit yang baik dalam menunjang pengendalian intern kas harus dibutuhkan juga pelaksanaan kegiatan pemeriksaan yang meliputi perencanaan audit, pengujian dan pengevaluasian, penyampaian hasil audit dan kegiatan tindak lanjut. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai kebebasan dalam pemeriksaan :

1. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan

Pelaksanaan audit memberikan pedoman tentang struktur audit secara keseluruhan, yang meliputi bidang-bidang perencanaan pemeriksaan; pengujian dan pengevaluasian informasi; penyampaian hasil pemeriksaan; dan tindak lanjut terhadap hasil pemeriksaan. Berikut ini penjelasan dari Hiro Tugiman lebih lanjut mengenai kebebasan dalam pemeriksaan :

“a. Perencanaan pemeriksaan.

Pemeriksaa internal haruslah merencanakan setiap pemeriksaan. b. Pengujian dan pengevaluasian informasi.

Pemeriksaa internal haruslah mengumpulkan, menganalisis,menginterpretasi dan mebuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan. c. Penyampaian hasil pemeriksaan

Pemeriksaa internal haruslah melaporkan hasil pemeriksaan yang diperoleh dari kegiatan pemeriksaan.


(30)

Pemeriksaa internal haruslah terus meninjau atau melakukan follow up untuk mmemastikan bahwa terhadap temuan – temuan yang dilaporkan telah dilakukantindak lanjut yang tepat.”

(2001:18)

2.1.3 Pengendalian Intern Kas

Dalam perusahaan diperlukan adanya suatu pengendalian sehingga dalam setiap aktivitas dapat menjamin bahwa perusahaan dapat mencapai sasaran, tujuan, kebijakan dan standar yang berlaku di perusahaan. Menurut Welsch yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw bahwa pengendalian didefinisikan sebagai:

"Proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi satu perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan".

(2005:13) Sedangkan menurut Nafarin berdasarkan pendekatan manajemen memaparkan bahwa:

“Pengendalian adalah meliputi sistem organisasi, kebijaksanaan, prosedur dan praktek yang diterapkan oleh manajemen dalam mengelola instansi/badan usaha milik negara dan mengeusahaakan pelaksanaan tanggungjawab secara efektif, untuk mencapai hasil yang dimaksudkan atau tindakan untuk mengarahkan operasi-operasi.”

(2004:13) Sedangkan menurut Mulyadi menyatakan pengendalian intern adalah sebagai berikut :

“Pengendalian Internal adalah suatu proses yang dijalankan olehdewan komisaris, manajemen, dan personel lain, yang didesain untuk memberikan


(31)

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yakni kendala pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi.”

(2002:181) Sedangkan menurut Amir Abdul jusuf Pengendalian intern kas adalah sebagai berikut :

“Pengendalian intern kas pada umumnya melakukan pengawasan terhadap sistem dan prosedur penerimaan kas dan sistem prosedur pengeluaran kas.”

(2004:174)

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern kas adalah bagaimana suatu perusahaan dalam melaksanakan pengawasan terhadap prosedur pengeluaran dan penerimaan kas. Pengendalian hal tersebut dimaksudkan agar perencanaan terhadap kas yang telah ditetapkan sesuai dengan realisasinya atau bahkan bila terjadi penyimpangan, maka hal tersebut dapat diketahui dan untuk selanjutnya dicari penyelesaiannya.

2.1.3.1 Tujuan Pengendalian Intern Kas

Pengendalian intern kas mempunyai tujuan untuk mendapatkan data tepat dan dapat dipercaya, melindungi harta atau aktiva perusahaan dan meningkatkan efektivitas dari seluruh anggota perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.


(32)

Pengendalian Intern yang diciptakan dalam suatu perusahaan harus mempunyai beberapa tujuan. Sesuai dengan definisi yang dikemukakan Zaki Baridwan tersebut diatas, maka dapatlah dirumuskan tujuan dari Pengendalian Intern yaitu :

“1. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.

2 . Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. 3. Memajukan efisiensi operasi perusahaan.

4. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu untuk dipatuhi.“

(2000:14) Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka perlu adanya syarat-syarat tertentu untuk mencapainya, yaitu unsur-unsur yang mendukungnya, dan untuk ini pembahasannya akan dikemukakan sub tersendiri.

2.1.3.2 Keterbatasan Pengendalian Internal Kas

Keterbatasan yang terdapat dalam pengendalian internal dapat mengakibatkan tujuan dari pengendalian internal tidak akan tercapai. Keterbatasan-keterbatasan tersebut menurut Mulyadi adalah:

“a. Kesalahan dalam pertimbangan b. Gangguan

c. Kolusi

d. Pengabaian oleh manajemen e. Biaya lawan manfaat.”

(2002:181) a. Kesalahan dalam pertimbangan

Kesalahan dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin yang biasanya dilakukan oleh manajemen atau personel


(33)

lain. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh tidak memadainya informasi yang diterima, keterbatasan waktu, dan tekanan lain.

b. Gangguan

Adanya kekeliruan dalam memahami perintah, terjadinya kesalahan karena kelalaian dan perubahan yang bersifat sementara atau permanent dalam personil atau dalam sistem dan prosedur yang diterapkan.

c. Kolusi

Kerja sama antara pihak yang terkait, yang mana seharusnya antara pihak-pihak tersebut saling mengawasi, tetapi malah saling bekerja sama untuk menutupi kesalahan-kesalahan yang dibuat baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

d. Pengabaian oleh manajemen

Manajemen mengabaikan kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan semata-mata untuk kepentingan pribadinya sehingga pengendalian internal tidak berfungsi secara baik.

e. Biaya lawan manfaat

Biaya yang telah dikeluarkan untuk penerapan pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari adanya penerapan pengendalian internal tersebut.


(34)

2.1.3.3 Prinsip – prinsip Pengendalian Intern Kas

Prinsip – prinsip pengendalian intern terhadap kas menurut Sugiri, prinsip – prinsip pengendalian intern yang diterapkan antara lain:

“1.Pemisahan tugas – tugas mencatat penerimaan dan pengeluaran kas harus dipisahkan dari tugas penyimpanan dan yang menyetujui pengeluaran kas. 2.Penyetoran ke bank. Semua penerimaan kas haru segera disetor ke bank

dalam rekening giro.

3.Pemeriksaan mendadak. Pemeriksaan terhadap pencatatan dan fisik kas harus dilakukan secara mendadak dan tidak dalam interval waktu yang sama.

4.Menggunakan cek sejalan dengan prinsip nomor 2, semua pengeluaran kas (kecuali kas kecil) harus dilakukan dengan menggunakan cek.”

(2002:17)

Selain itu pengendalian intern yang baik menurut Mulyadi dalam sistem pengeluaran dan penerimaan kas mensyaratkan adalah sebagai berikut:

“1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

2. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasir sejak awal hingga akhir.

3. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang. 4. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas harus didasarkan bukti kas keluar

yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.

5. Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian. 6. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan

dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.

7. Kasir dilengkapi dengan alat – alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada di tangan.”

(2001:516) Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan agar pengendalian intern kas di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai tujuan perusahaan maka diperlukan adanya prinsip-prinsip pengendalian intern kas yang baik, baik dari segi penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pengendalian intern kas mengharuskan Fungsi penyimpanan kas


(35)

harus terpisah dari fungsi akuntansi agar data akuntansi dapat diandalkan, transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasir sejak awal hingga akhir agar kas terjamin keamanannya serta ketelitiannya,pengeluara kas harus selalu diotorisasi pihak berwenang, saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian dengan menggunakan alat pencegah pencurian dan secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi agar mencegah karyawan menggunakan kesempatan mencuri kas.

2.1.4 Keterkaitan antar Variabel

2.1.4.1 Hubungan antara Penyusunan Anggaran Kas terhadap Pengendalian Intern Kas

Hubungan antara Penyusunan anggaran kas dengan pengendalian kas menurut Mulyadi sebagai berikut:

“Bahwa dengan penyusunan anggaran kas berfungsi sebagai alat pengendalian intern kas yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.”

(2006:502) Selain itu diungkapkan pula oleh pendapat Welsch, Hilton, dan Gordon diterjemahkan oleh Anas Sidik menyatakan bahwa:


(36)

“Pembuatan anggaran kas merupakan satu cara efektif untuk merencanakan dan mengendalikan arus uang kas, memperkirakan, dan secara efektif menggunakan uang yang berlebih”.

(2001:30)

Dalam proses pengendalian, penyusunan anggaran kas bermanfat karena menyediakan suatu basis untuk mengevaluasian arus masuk dan keluar kas. Mengendalikan kas sebuah perusahaan dan memastikan bahwa perusahaan berada dalam jalur yang benar dan beroperasi secara efisien.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyusunan anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian kas. Selain itu kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat, karena bila pelaksanaan anggaran kas tidak dikendalikan secara baik oleh orang yang bertanggung jawab dan diberi wewenang, ini akan menghambat kegiatan yang lain khususnya pengendalian kas.

Selain itu juga keberhasilan dalam pengendalian kas sangat tergantung pada aktivitas penyusunan anggaran kas, dimana penyusunan anggaran kas merupakan suatu pengendalian kas arus kas perusahaan. Jika penyusunan anggaran kas tidak baik maka semua akan sia-sia karena bisa mengakibatkan penyusunan anggaran kas yang direncanakan tidak sesuai dengan realisasi dari bagian keuangan yang berhubungan langsung dengan anggaran kas.


(37)

2.1.4.2 Hubungan antara Internal Audit terhadap Pengendalian Intern Kas Sebagaimana telah diuraikan disebelumnya, bahwa terdapat hubungan saling menunjang antara internal audit dengan pengendalian intern kas. Dapat dikatakan bahwa kedua alat tersebut harus berjalan bersama-sama di dalam suatu perusahaan, perusahaan yang telah melaksanakan audit internal dengan baik pasti akan memiliki pengendalian intern yang baik pula karena salah satu tujuan internal audit adalah meningkatkan efektivitas pengendalian intern.

Seperti yang dikemukakan oleh Hiro Tugiman bahwa :

”Pemeriksaan internal bertanggung jawab mendukung pencegahan kecurangan, dengan cara menguji dan mengevaluasi kecukupan dan pengendalian internal, sesuai dengan tingkat kerugian atau risiko yang potensial dalam berbagai segmen kegiatan organisasi.”

(2001:34) Dengan demikian jelas bahwa pemeriksaan internal atau internal audit sangat berpengaruh terhadap kegiatan pengendalian intern kas pada perusahaan karena melalui internal audit, pengendalian intern terutama terhadap kas perusahaan dapat berjalan efektif sesuai dengan tingkat risiko di dalam perusahaan.

2.1.4.3 Hubungan antara Penyusunan Anggaran Kas dan Internal Audit terhadap Pengendalian Intern Kas

Penyusunan anggaran kas dan internal audit keduanya merupakan alat pengendalian intern atau pengawasan yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan. Menurut Hani Handoko mengemukakan bahwa ada keterkaitannya penyusunan anggaran kas dengan internal audit adalah sebagai berikut :


(38)

“Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam kegiatan pengawasan kuantitatif (pengendalian intern) adalah dengan Penyusunan Anggaran, Audit (Internal Audit), Analisis BEP, Analisis Rasio Keuangan dan bagan Gantt.”

(2001:217) Dapat disimpulkan bahwa bila perusahaan tanpa penyusunan anggaran kas dan internal audit maka pengendalian intern terhadap kas di perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik, karena keduanya adalah pengendalian intern (pengawasan) dengan metode kuantitatif yang digunakan oleh pihak manajemen perusahaan. Dengan kata lain penyusunan anggaran kas dan internal audit memiliki pengaruh serta hubungan terhadap alat pengendalian intern karena keduanya adalah alat pengendalian intern kas yang digunakan oleh perusahaan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Salah satu alat manajemen untuk mengendalikan kas agar tidak kesalahan baik yang disengaja atau tidak disengaja adalah perusahaan harus memiliki penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran kas dapat berfungsi dengan baik sebagai alat bantu manajemen, jika penyusunan anggaran kas didukung oleh data yang memadai, relevan dan tepat waktu. Data ini yang harus dipertimbangkan dengan baik pada akhir periode anggaran kas tersebut, dalam hal ini penyusunan anggaran kas yang telah disusun dan disahkan tersebut dibandingkan dengan realisasinya.

Untuk menyusun anggaran kas, perusahaan dapat mengunakan berbagai metode yang lazim digunakan. Pilihan metode ini sangat bergantung pada kondisi dan


(39)

keinginan manajemen perusahaan. Dimana proses penyusunan anggaran kas ini akan digunakan sebagai alat perencanaan dan pengendalian intern kas, karena melalui penyusunan anggaran kas ini dapat membantu manajer dalam mengelola perusahaan.

Salah satu yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran kas menurut Mulyadi adalah dengan memperhatikan prosedur penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut.

“1. Anggaran kas disusun dalam satuan keuangan. 2. Melibatkan Manajemen.

3. Disetujui oleh otoritas.

4. Anggaran kas disusun berorientasi pada tujuan perusahaan. 5. Adanya komunikasi antar unit terikat.

6. Anggaran kas disusun secara wajar dan realistis. 7. Anggaran kas disusun secara flexibel.”

(2001:489) Bila penyusunan anggaran kas tidak mengikuti prosedur penyusunan anggaran kas tidak dilaksanakan dengan baik maka penyusunan anggaran kas tidak dapat menunjang lebih baik terhadappengendalian intern terhadap kas.

Penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangat penting artinya untuk menjaga likuiditas. Adanya anggaran kas akan membantu dalam mengetahui kapan suatu perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas karena operasi suatu perusahaan.

Dengan adanya peyusunan anggaran kas maka perusahaan dapat mengendalikan kegiatan – kegiatan perusahaan terutama yang berhubungan dengan suatu pengendalian intern. Menurut Winardi menjelaskan hubungan adanya


(40)

penyusunan anggaran kas perusahaan dalam proses pengendalian intern pada asset perusahaan adalah sebagai berikut :

“Dengan adanya penyusunan anggaran akan terdapat perencanaan terpadu, terdapatnya pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan, terdapat alat koordinasi dalam perusahaan, terdapat alat pengawasan(controlling) yang baik, serta akan terdapatnya alat evaluasi kegiatan perusahaan”.

(2003:8) Sedangkan menurut Gunawan Adi Saputro mengemukakan bahwa salah satu fungsi dari penyusunan anggaran kas yang berhubungan dengan pengendalian intern adalah sebagai berikut :

“Untuk pencegahan (pengendalian intern) secara umum ini adalah tujuan yang paling umum dari pada penyusunan anggaran”.

(2000:52) Hubungan antara penyusunan anggaran kas pada perusahaan dengan pengendalian intern kas adalah seperti yang dipaparkan oleh Joe K. Shim And Joel G Siegel menyatakan bahwa:

“Penyusunan anggaran kas disiapkan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian intern kas. Anggaran memuat perkiraan arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode waktu tertentu dan dapat membantu manajemen dalam mempertahankan saldo kas agar sesuai dengan kebutuhannya”.

(2000:62) Berdasarkan bebarapa pernyataan dia atas jelaslah bahwa penyusunan anggaran kas pada suatu perusahaan adalah untuk berfungsi dalam pengendalian intern kas. Dengan adanya penyusunan anggaran kas maka perusahaan memiliki alat


(41)

pengawasan atau pengendalian yang ditujukan untuk menjaga keamanan kas di perusahaan agar tidak terdapat kesalahan.

Hubungan antara penyusunan anggaran kas dengan pengendalian intern kas yaitu merupakan alat pengendalian secara keseluruhan sehingga dapat diketahui posisi uang kas yang menunjukan kekurangan atau kelebihan kas pada saat tertentu.

Dengan adanya penyusunan anggaran kas yang efektif dapat membantu manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan, dimana dari penyusunan anggaran kas dapat diketahuinya kelebihan kas tersebut. Sebaliknya dengan diketahuinya keadaan dan kekurangan kas, maka kekurangan kas tersebut dapat segera diantisipasi, misalnya dengan cara mencari sumber pinjaman, atau menambah modal pemilik atau menjual aktiva, tetap tidak akan berfungsi secara normal. Kekurangan kas dapat mengganggu likuiditas perusahaan, karena dapat mengakibatkan macetnya pembayaran rutin untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari.

Selain melalui penyusunan anggaran kas, salah satu fungsi pengendalian intern kas adalah dengan menggunakan internal audit. Pengendalian Intern merupakan alat bantu yang diharapkan dapat membantu manajemen menjaga keamanan asset milik perusahaan, menguji ketelitian dan kebenaran data akuntansi , meningkatkan efisiensi operasi dan ketaatan atas kebijakan yang telah ditetapkan. Pengendalian intern ini sangat diperlukan dalam bidang yang ada dalam perusahaan terutama pengendalian intern atas asset yang palingrawan dalam perusahaan yaitu kas. Pelaksanaan internal audit akan berjalan dengan baik dalam proses pengendalian intern apabila


(42)

berpedoman kepada Standar Profesi Audit Internal yang meliputi Kebebasan pemeriksaan (independensi) dan pelaksanaan pekerjaan audit (Perencanaan,pengujian dan evaluasi, pelaporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut).

Suatu struktur pengendalian intern kas yang diterapkan pada suatu perusahaan haruslah mempunyai suatu tujuan guna menunjang apa yang menjadi tujuan dari perusahaan tersebut.

Untuk menunjang tujuan perusahaan maka penerapan struktur pengendalian intern terhadap kas harus dilaksanakan dengan baik. Kas sangatlah penting bagi perusahaan karena dengan tersedianya kas yang mencukupi maka kelanjutan dari jalannya operasi akan terjamin , selain itu pengelolaan kas yang baik dapat pula mencegah terjadinya dana yang menganggur dan sedapat mungkin memanfaatkan dana tersebut hingga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi perusahaan, oleh karenanya diperlukan adanya pengendalian intern atas kas oleh pihak berwenang. Salah satu alat yang mendukung efektivitas pengendalian intern yaitu disebut internal audit. Pemeriksaan tersebut berfungsi untuk membantu pimpinan dalam memberikan analisis, penilaian, rekomendasi , saran dan informasi mengenai kegiatan yang diperiksa.

Teori yang menghubungkan internal audit berpengaruh terhadap pengendalian intern kas , menurut Mulyadi sebagai berikut :

“Fungsi Internal Audit adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsi internal audit merupakan bentuk pengendalian intern yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain.”


(43)

(2002:211) Dengan demikian jelas bahwa dalam pelaksanaan internal audit berfungsi terhadap pengendalian intern perusahaan terutama salah satunya terhadap asset perusahaan dan terhadap beberapa unsur-unsur pengendalian intern. Dengan adanya internal audit maka pelaksanaan internal audit berpengaruh terhadap pengendalian intern perusahaan.

Selain itu diungkapkan dalam penelitian sebelumnya yang terdapat pendapat yang dikemukakan oleh Hiro Tugiman bahwa ada suatu keterkaitan antara internal audit dengan pengendalian intern kas yaitu :

“Fakta bahwa sebagian besar internal audit secara fungsional melapor kepada dewan komisaris dan direktur utama menunjukkan adanya perhatian terhadap masalah pengendalian intern. Manajemen senior dan dewan komisaris sangat mengantungkan diri pada internal audit dalam masalah pencegahan terjadinya kesalahan pengendalian akuntansi, yang akan merugikan perusahaan dan mempermalukan mereka.”

(2002:131) Berdasarkan hal diatas, jelas sekali bahwa internal audit berpengaruh terhadap pengendalian intern kas, yaitu apabila kegiatan pelaksanaan internal audit dilaksanakan berdasarkan prosedur yang berlaku maka akan meningkatkan pengendalian intern kas, ini semua memperkecil suatu kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan pengelola kas. Dengan begitu, suatu perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.


(44)

2.2.1 Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya

Dibawah ini merupakan tabel perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya:

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu

NO Peneliti Tahun Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan

1. Zheng, Chen dan Yu

2009 Budgetary preparation and internal control system (A case of Sinochem Corporation) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh Dari Penyusunan Anggaran Kas terhadap Pengendalian Arus Kas Pada Sinochem Corporation. Variabel Penyusunan Anggaran Kas sebagai variabel yang mempengaruhi (X1) dan variabel Pengendalian intern Kas sebagai variabel yang dipengaruhi (Y), serta penggunaan kuesioner. Pada penelitian ini hanya terdapat satu variabel yang mempengaruhi .

2. Aman Fathur

2008 Pengaruh Audit Internal terhadap Pengendalian Internal Kas Pada Industri Tekstil di Rancaekek Kabupaten Bandung Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Internal Audit dan Pengendalian Internal Kas. Internal Audit sebagai variabel independent (X) dan variabel Pengendalian Internal Kas sebagai variabel dependent (Y). Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yang mempengaruhi .


(45)

2.2.2 Bagan Kerangka Pemikiran

Dibawah ini merupakan bagan kerangka pemikiran diantaranya sebagai berikut sebagai berikut:

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran Perusahaan

Penyusunan Anggaran Kas

Internal Audit

Pengendalian Intern Kas

1. Independensi 2. Pelaksanaan

Kegiatan Pemeriksaan:

a. Perencanaan audit

b. Pengujian dan

pengevaluasian

c. Penyampaian hasil

audit

d. Kegiatan tindak

lanjut

(Hiro Tugiman : 2001)

Penyusunan Anggaran Kas dan Internal Audit Berpengaruh terhadap Pengendalian Intern kas

1. Dalam satuan moneter 2. Melibatkan Manajemen 3.Disetujui oleh otoritas 4.Orientasi pada tujuan

perusahaan. 5. Adanya komunikasi

antar unit terikat 6. Disusun secara wajar

dan realistis

7.Disusun secara Flexibel (Mulyadi : 2001)

Alat Pengendalian Intern Kas Perusahaan


(46)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono hipotesis didefinisikan sebagai berikut :

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian.”

(2009:93) Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara variabel independent terhadap variabel dependent, maka dalam penelitian ini digunakan dua hipotesis secara parsial dan simultan yaitu sebagai berikut :

H1: Penyusunan Anggaran Kas dan Internal Audit berpengaruh terhadap

Pengendalian Intern Kas secara parsial.

H2: Penyusunan Anggaran Kas dan Internal Audit berpengaruh terhadap


(47)

41 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut:

“Objek Penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan guna tertentu tentang suatu hal atau objektif, valid dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu).”

(2009:58) Objek dari penelitian ini adalah Penyusunan Anggaran Kas (X1) dan Internal

Audit (X2) sebagai variabel bebas atau Independent dan Pengendalian Intern Kas

sebagai variabel terikat atau Dependent (Y) yang berada pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero).

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data. Menurut Sujoko Efferin dkk memaparkan bahwa:

“Metode Penelitian merupakan bagian dari metodologi yang secara khusus mendeskripsikan tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data”


(48)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode penelitian juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengertian dari Metode Analisis Deskriptif adalah sebagai berikut:

Menurut Sugiyono menyatakan bahwa:

“Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

(2008:147) Metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematik, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta pengaruh antar fenomena yang diteliti, metode ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama, kedua dan ketiga.

Sedangkan penelitian verifikatif menurut Masyhuri adalah sebagai berikut: ”Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”


(49)

Metode verifikatif digunakan untuk meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya dengan tujuan untuk memverifikasikan kebenaran hasil penelitian sebelumnya,

Menurut Sugiyono metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunkan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”

(2010:8)

Metode penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada analisis data numerik (angka) dan berguna untukmenjawab rumusan masalah keempat dan kelima yaitu tentang hubungan antara variabel independent dengan dependent secara parsial dan simultan.

Berdasarkan konsep di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta-fakta yang ada serta menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, analisi dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik. Dalam penelitian ini, metode deskriptif verifikatif tersebut digunakan untuk menguji lebih dalam pengaruh penyusunan anggaran kas dan biaya internal audit terhadap pengendalian intern kas serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.


(50)

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu Penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Menurut Moh. Nazir menyatakan bahwa:

“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

( 2006:84) Berikut ini adalah langkah-langkah yang akan dilakukan penulis dalam melakukan penelitian, diantaranya:

1. Identifikasi masalah dan pemilihan masalah penelitian

2. Merumuskan masalah penelitian, masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu Penyusunan Anggaran Kas Internal (X1) dan Internal Audit (X2) sebagai variabel

independen dan pengendalian intern kas (Y) sebagai variabel dependen.

3. Memilih serta memberi pengukuran variabel. Pengukuran variabel yang digunakan adalah pengukuran skala ordinal karena data yang dikurnya berupa tingkatan.

4. Memilih prosedur dan teknik yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman.

5. Melalui kuesioner nantinya akan disebarkan kepada responden yang pertanyaan didalamnya berhubungan dengan variabel yang diteliti.


(51)

6. Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban jawaban yang diberikan dalam menguji variabel independen dan dependen yaitu 5 tingkat , bergerak dari 5 s/d 1 untuk setiap jawaban positif dan 1 s/d 5 jawaban negatif , untuk nilai untuk setiap jawaban itu adalah:

Tabel 3.1

Kriteria Nilai Jawaban Kuesioner

Kriteria Jawaban Nilai Positif Nilai Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Cukup Setuju 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

7. Untuk menguji layak tidaknya kuesioner maka penulis menggunakan 2 penggujian yaitu : Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.

8. Uji Statistik menggunakan rumus statistik uji t dengan membandingkan harga thitung dan ttabel dan rumus statistik uji F dengan membandingkan harga Fhitung

dan Ftabel.

9. Melakukan pembahasan terhadap masalah melalui data dan informasi yang diperoleh dari perusahaan kemudian data tersebut diolah dan dianalisis.

10. Melaporkan hasil dari penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interprestasi data.

11. Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penyelesaian dan jawaban atas identifikasi masalah dan penelitian.


(52)

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Keteranagan :

X1 = Penyusunan Anggaran Kas

X2 = Internal Audit

Y = Pengendalian Intern Kas

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Penjelasan variabel penelitian menurut Sugiyono yaitu:

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

(2009:38) Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu

X1

Variable Independent

X2

Variable Independent

Y


(53)

statistik dapat dilakukan secara benar, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu:

1. Variabel Independent (X)

Pengertianvariabel independent menurut Sugiyono yaitu:

“Variabel independent (bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent

(terikat).”

(2009:39) Karena itu yang menjadi variabel independent atau variabel bebas (X1) dan (X2)

pada penelitian ini adalah penyusunan anggaran kas dan internal audit. Indikator yang digunakan untuk penyusunan anggaran kas adalahprosedur anggaran kas sedangkan untuk internal audit indikatornya adalah Kebebasan Pemeriksaan danPelaksanaan kegiatan pemeriksaan.

2. Variabel Dependent (Y)

Pengertian Variabel dependent menurut Sugiyono yaitu:

“Variabel dependent (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”

(2009:39) Karena itu yang menjadi variabel dependent atau variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah pengendalian intern kas, maka rumusan indikatornya adalah


(54)

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Nur Indriantoro dan Bambang adalah:

“Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang diukur.”

(2002:98) Skala ordinal ini mengurutkan karakteristik-karakteristik yang berbeda dari suatu indikator yang digunakan dalam penelitian. Urutan karakteristik tersebut dimulai dari yang terpenting atau tertinggi sampai yang terendah.

Adapun pengertian dari Operasionalisasi variabel menurut Husein Umar adalah :

“Penentuan suatu construct sehingga menjadi variabel atau variabel-variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti dalam megoperasionalisasi construct sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan replikasi (pengulangan) pengukuran dengan cara yang sama, atau mencoba untuk mengembangkan cara construct yang lebih baik.”

(2008:33) Dari pengetian diatas, maka operasionalisasi variabel merupakan definisi yang dinyatakan dengan cara menentukan pemikiran atau gagasan berupa kriteria-kriteria yang dapat diuji secara khusus bagi suatu penelitian menjadi variabel-variabel yang dapat diukur.

Di dalam penelitian ini, operasionalisasi variabel sangat diperlukan dalam penelitian ini agar di dapat hipotesis serta kesimpulan yang akurat tentang pengaruh penyusunan anggaran kas dan internal audit terhadap pengendalian intern kas.


(55)

Dibawah ini adalah tabel operasionalisasi Variabel diantaranya sebagai berikut: Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep

Variabel

Indikator Ukuran Skala Nomor

Kuesioner Penyusunan Anggaran Kas (X1) “Penyusunan Anggaran Kas adalah anggaran yang merencanakan lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. (Munandar, 2005:311) Prosedur penyusunan Anggaran Kas (Mulyadi, 2001:489)

a. Anggaran kas dalam satuan moneter b. Penyusunan anggaran

merupakan komitmen dan melibatkan manajemen c. Usulan anggaran

dibahas dan disetujui otoritas

d. Penyusunan anggaran kas berorientasi pada tujuan perusahaan e. Adanya komunikasi

antar unit yang terikat f. Anggaran disusun

secara realistis dan wajar

g. Anggaran yang disusun secara fleksibel (Mulyadi, 2001:489) Ordinal 1 2-4 5-7 8-9 10 11 12 Internal Audit

(X2)

Internal Audit adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam membentuk suatu organisasi untuk menguji dan Kebebasan Pemeriksaan (Independensi) (Hiro Tugiman, 2001)

1. Status Organisasi 2. Objektif

(Hiro Tugiman, 2001)

Ordinal

13-14 15


(56)

mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. (Hiro Tugiman, 2001:11) Kegiatan Pelaksanaan Internal Audit (Hiro Tugiman, 2001)

1. Perencanaan audit 2. Pengujian dan

pengevaluasian 3. Penyampaian hasil

audit

4. Kegiatan tindak lanjut (Hiro Tugiman, 2001)

16-18 19-20 21-23 24-25 Pengendalian intern kas (Y) “Pengendalian intern kas adalah bertujuan untuk untuk menjaga asset, Mengecek ketelitian keandalan akuntansi, mendorong efisiensi, Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”( Mulyadi, 2001)

Prinsip – prinsip pelaksanaan pengendalian intern terhadap kas yang baik. (Mulyadi,2001 )

1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. 2. Transaksi penerimaan

dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasir

sejak awal hingga akhir. 3. Pengeluaran kas harus

mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang. 4. Pencatatan dalam jurnal

pengeluaran kas harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang. 5. Saldo kas yang ada di

tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian.

6. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan

dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi. (Mulyadi,2001) Ordinal 26-27 28 29 30-32 33-34 35-36


(57)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Penyusunan Anggaran Kas dan Internal Audit Terhadap Pengendalian Intern Kas adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Menurut Sugiono data primer adalah

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

( 2009: 137) Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung yang merupakan data yang telah diolah oleh pihak pertama, yaitu perusahaan. Data sekunder tersebut berupa Laporan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan berbagai referensi buku dan materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan diteliti oleh penulis.


(58)

“Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan”.

(2009:139)

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Teknik penentuan data dalam penelitian ini menggunakan populasi untuk menentukan objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu.

1. Populasi

Menurut Sugiyono populasi didefinisikan sebagai berikut :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

(2009:115) Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 42 orang /responden yang diantaranya bekerja di bagian akuntansi sebanyak 28 orang/responden dan pada staf sistem pengendalian intern sebanyak 14 orang pada PT INTI (PERSERO).

2. Sampel

Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu, karena objek dalam


(59)

populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Menurut Sugiyono sampel didefinisikan sebagai berikut:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

(2009:116) Sampel pada penelitian ini adalah semua populasikaryawan PT INTI , yang bekerja di bagian audit internal dan karyawan staf keuangan bagian penganggaran.

a. Teknik Sampling

Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang banyak, maka harus dilakukan teknik pengambilan sampling yang tepat. Pengertian teknik sampling menurut Sugiyono yaitu:

“Teknik samplingadalah merupakan teknik pengambilan sampel.”

(2009:81) Untuk menentukan sampel yang akan diteliti terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan. Teknik yang akan digunakan oleh penulis sesuai dengan judul adalah sampling jenuhatau Sensus. Adapun pengertian sampling jenuhmenurut Sugiyono yaitu:

“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampling jenuh adalah sensus”.


(1)

149

a. Bagi PT. INTI (Persero)

1. Peneliti menyarankan kepada perusahaan agar fungsi penyimpanan kas terpisah dari fungsi akuntansi. Hal ini dilakukan agar setiap catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi dapat berfungsi sebagai pengawas semua mutasi kas yang disimpan oleh fungsi penyimpanan kas serta dapat menjamin keandalan data akuntansi yang dicatat.

2. Peneliti menyarankan kepada perusahaan bahwa agar setiap pencatatan dalam jurnal harus didasarkan pada bukti kas yang telah mendapatkan otorisasi dari pejabat yang berwenang.

3. Peneliti menyarankan kepada perusahaan agar saldo kas yang ada di tangan (cash in safe) untuk dilindungi dari kemungkinan pencurian dengan menggunakan mesin pengaman kas (mesin register kas, strong room dan lemari besi) dan diasuransikan bila terjadi pencurian dalam perjalanan.

4. Peneliti menyarankan kepada pihak manajemen perusahaan untuk menerapkan penyusunan anggaran kas dan internal secara bersama-sama dalam kegiatan pengendalian intern kas agar mendapatkan pengendalian intern kas yang lebih baik serta dapat meningkatkan pengendalian intern kas bagi perusahaan.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Dalam penelitian selanjutnya, variabel bebas yang digunakan hendaknya tidak hanya penyusunan anggaran kas dan internal audit saja, karena masih banyak alat-alat pengendalian yang dapat meningkatkan pengendalian intern kas.


(2)

150

DAFTAR PUSTAKA

Aman Faturrachman. 2008. Pengaruh internal audit terhadap efektivitas pengendalian intern kas pada industri tekstil di Rancaekek Kabupaten Bandung.Percikan, Vol 91,1-10.

Amin Widjadja Tunggal.2006. Auditing Suatu pengantar. Jakarta: Rineka Cipta. Amir Abadi Jusuf. 2004. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia. Buku I.

Edisi Revisi. Salemba Empat : Jakarta.

Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Bambang Hariadi. 2002.Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang. Yogyakarta : BPFE.

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta : BPFE.

Baidaie, M.Chatim, 2005. Corporate Governance dan Kebijakan Audit. Edisi Revisi. Yayasan Pendidikan Internal Audit. Jakarta: Institut Pendidikan dan Pelatihan Audit dan Manajemen.

Damodar Gujarati. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga

Dan M Guy. 2006.Auditing, fifth edition, dialihbahasakan oleh Sugiyarto,Auditing, edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ellen Christina. 2000. Anggaran Perusahaan:Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : Gramedia

Gunawan Adisaputro & Marwan Asri. 2008. Anggaran Perusahaan. Buku Satu. Yogyakarta : BPFE.

Hani Handoko. 2001. Manajemen Edisi II. Yogyakarta : BPFE.

Hiro Tugiman. 2001. Standar Profesional Audit Internal, edisi kelima. Yogyakarta : Kanisius.


(3)

151

Joe K. Shim and Joel G Siegel, 2000.Buggeting Basic and Beyond: a complete step-by-step guide for nonfinancial managers, Edition Published, Edisi Keenam, Buku 1, Terjemahan Julius Mulyadi.Jakarta: Salemba Empat. Jonatan Sarwono. 2005. SPSS Teori dan Latihan. Bandung : PT. Danamartha

Sejahtera Utama

Lawrence Sawyer B dkk, 2005. Sawyer’s Internal Auditing, Buku I, Edisi 5, Penerjemah Desi Adhariani. Jakarta : Salemba Empat.

Masyhuri, M. Zainuddin. 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT. Refika Aditama.

Moh. Nazir, Phd. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyadi. 2005, Akuntansi Biaya, Edisi kelima, Cetakan ketujuh, Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat Mulyadi. 2001. Auditing, Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2002. AuditingBuku 1, Edisi Keenam. Jakarta : Salemba Empat. Mulyadi. 2006. AuditingBuku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Yogyakarta: STIE YKPN.

Munandar. 2005. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,Pengawasan Kerja, Edisi Kelima. Yogyakarta :BPFE UGM.

Nafarin. 2004. Peranggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta :Salemba Empat. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen. Edisi 1. Cetakan Pertama. Yogyakarta : BPFE UGM.

Singgih Santoso. 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Sofyan Syafri Harahap. 2001.Budgeting Penganggaran Perencanaan Lengkap cetakan kedua. Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.


(4)

152

Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian , Bandung : CV ALFABETA. ---. 2006. Metode Penelitian Bisnis , Bandung : CV ALFABETA. ---. 2009. Metode Penelitian Bisnis , Bandung. : CV ALFABETA.

---. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : CV ALFABETA.

---. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV ALFABETA. Umar Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Jakarta:

Rajawali Pers.

Welsch, Glen A. , Ronald W. Hilton, and Paul N. Gordon, Budgeting: Planning Profit and Control , 2005. New Jersey:Prentice Hall Inc., dialihbahasakan oleh Purwatiningsih, S.E., M.B.A, dan Maudy Warouw, S.E., Ak., dalam bukunya Anggaran – Perencanaan dan Pengendalian Laba, 2000, Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Empat.

Zaki Baridwan. 2000. Sistem Akuntansi (Penyusunan Prosedur dan Metode). Yogyakarta : YKPN.

Zheng Ting, Chen Guo Gang, Yu Zeng biao, 2009. Integration of strategy, budgetary preparation and internal control system: A case of Sinochem Corporation. Journal of Modern Accounting anf Auditing, 5, 19-29.


(5)

193

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. DATA PRIBADI

Nama : Vijay Akbar

Tempat / Tgl Lahir : Tasikmalaya, 2 Agustus 1989 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Alamat : Jln Pasir Makmur No 125, Sukabumi Telepon : (0266) 229496

Email : trickflix.888@gmail.com

2. PENDIDIKAN FORMAL

1996 – 2001 : SDN CISUDA I Kota Sukabumi 2001 – 2004 : SMP Negeri 6 Kota Sukabumi 2004 – 2007 : SMA Negeri 1 Kota Sukabumi 2007 – 2011 : Universitas Komputer Indonesia

3. PENDIDIKAN NON FORMAL

2001-2003 : Akademi Sepakbola PERSI. 2005-2006 : Kursus Musik di BMC.

2005-2007 : Kursus Bahasa Inggris di English First (EF) 2010 : Kursus TOEFL di STBA Yapari.


(6)

194

4. PENGALAMAN KERJA

2010 : Praktek kerja di Bank BJB Kantor Cabang Utama Bandung

Bandung, Juli 2011