Morfologi Pronojiwo Kandungan Pronojiwo

A B C Gambar 2.1. Biji A, Bunga B dan Pohon Pronojiwo C Tirta et al, 2010.

2.2.2. Morfologi Pronojiwo

Morfologi Pronojiwo dapat dideskripsikan sebagai berikut : tanaman perdu atau semak, tegak, tinggi mencapai 2 m. Batang mempunyai percabangan agak jarang. Daun majemuk, tersusun spiral, berjumlah 3-5 helai, bentuk melonjong atau membulat telur, agak berdaging. Perbungaannya berbentuk tandan, tegak, berbulu halus, panjang 4-12 cm. Bunganya kecil, berwarna putih kekuningan, berbentuk seperti kupu-kupu. Buahnya kecil, mengkilap, berbentuk lonjong, panjang 1-2 cm, ketika belum masak berwarna hijau dan saat masak berwarna hitam kebiruan, tiap buah berisi atau mengandung satu biji. Biji berbentuk lonjong Lemmens dan Bunyapraphatsara, 2003. Biasanya buah mulai masak sekitar bulan Agustus sampai September Siregar et al., 2004. Umumnya Pronojiwo tumbuh secara mengelompok di hutan sekunder dan lereng gunung dengan ketinggian antara 1.000-2.000 m dpl. Pronojiwo dapat pula dijumpai di kawasan lainnya di Asia, seperti India, Filipina, dan di Indonesia tersebar di Sumatera, Jawa dan Bali. Secara sistematis Pronojiwo dapat diklasifikasikan sebagai berikut Lemmens dan Bunyapraphatsara, 2003 : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Resales Suku : Fabaceae Marga : Euchresta Jenis : Euchresta horsfieldii Lesch. Benn.

2.2.3. Kandungan Pronojiwo

Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa dari 40 senyawa kimia yang ditemukan, senyawa Kaur-16- ene tertinggi terdapat di akar 51,29 dan batang 36,13. Selanjutnya senyawa asam palmitat ditemukan pada akar 16,07, batang 34,79, daun 23,55, kulit biji 13,79, dan biji 36,13. Hasil analisis dari 8 senyawa di Laboratorium Universitas Udayana, diketahui kandungan Vitamin C tertinggi terdapat pada kulit biji 2.254,32 mg100 g dan antioksidan tertinggi ditemukan pada daun 126,94 ppm Tirta et al., 2010. Tingginya kadar antioksidan dapat digunakan untuk mengikat radikal bebas yang merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit. Antioksidan merupakan zat yang dapat memperlambat proses oksidasi. Oksidasi adalah jenis reaksi kimia yang melibatkan pengikatan oksigen, pelepasan hidrogen, atau pelepasan elektron. Proses oksidasi adalah peristiwa alami yang terjadi di alam dan dapat terjadi dimana-mana tak terkecuali di dalam tubuh kita. Vitamin C dan vitamin E adalah salah satu antioksidan dari golongan vitamin. Terjadinya reaksi oksidasi pada suatu tempat akan menghasilkan produk sampingan berupa radikal bebas OH. Tanpa kehadiran antioksidan maka radikal bebas ini akan menyerang molekul-molekul lain di sekitarnya. Reaksi ini akan dapat menghasilkan radikal bebas lain yang siap menyerang molekul lainnya lagi, sehingga akhirnya akan terbentuk reaksi berantai yang sangat membahayakan. Berbeda halnya bila terdapat antioksidan, radikal bebas akan segera bereaksi dengan antioksidan membentuk molekul yang stabil dan tidak berbahaya Tirta et al., 2010. Secara tradisional khasiat biji Pronojiwo dikenal terbatas di kalangan keluarga maupun masyarakat tertentu yakni sebagai penyegar tubuh dan sebagai obat perangsang. Akar dan batang Pronojiwo mengandung flavonoid, isoflavon, pterocarpan, flavonon, dan kumaronokhromon yang berfungsi sebagai anti mikroba dan antivirus. Biji Pronojiwo mengandung alkaloid berupa cytosin 1,5, matrin dan matrin-N-oxid Lemmens dan Bunyapraphatsara, 2003. Telah dilakukan pengujian sampel di Laboratorium Analitik Universitas Udayana dari 1 kg biji Pronojiwo yang diekstrak menghasilkan 15,28 fitotestosteron. Tabel 2.1 Komposisi Senyawa Pronojiwo Pada Tiap Bagian Tumbuhan No. Nama Senyawa Kimia Name of Chemical compound Komposisi senyawa kimia Composition Chemical compound Akar Roots Batang Stems Daun Leaves Kulit Biji Skin of seeds Biji Seeds 1. 1-Undecyne 0,24 0,38 2. 2,4- Decadienal 0,65 3. 2 – Decenal 0,64 4. 2 – Tridecanone 2,4 2,41 0,22 0,17 5. 4a,6a –Dimethyloctadecahydro- chrysene 0,98 6. 4 – Ethyloctane 0,63 7. 4 – Propylheptadecane 0,28 8. 5 – Tetradecene 1,8 9. 6 – Methyloctadecane 0,3 10. 9,12 – Octadecadienal 8,56 11. Alpa – Cedrene 1,36 0,46 12. Androstanolone 2,33 13. Arachidic Acid 0,87 0,73 14. Behenic acid 0,13 0,63 15. Caproic Acid 1,33 16. Caprylic Acid 0,12 17. Copaene 0,62 18. Curcumene 2,18 0,77 0,22 19. Dihydroactinidiolide 1,2 20. Eugenol 1,97 21. Germacrene D 2,13 0,8 22. Hexaldehyde 0,57 23. Isoamyl acetate 4 24. Isophyllocladene 1,89 25. Kaur – 16 – ene 51,29 36,13 26. Lauric acid 1,49 1,18 0,46 0,35 27. Limonene 0,96 28. Linolenic acid 0,66 8,71 1,09 1,51 29. Margaric acid 0,3 0,19 0,62 30. Methyl palmitate 0,12 31. Myristic acid 1,19 0,75 0,62 32. Naphthalene 0,44 0,91 0,2 33. Oleic acid 3,15 11,39 34. Palmitic acid 16,07 34,79 23,55 13,79 36,16 35. Pelargic acid 0,34 36. Pentadecylic acid 0,76 0,26 0,3 37. Phytol 12,88 38. Stearic acid 18,87 39. Trans – caryophyllene 0,39 40. Vitamin E 0,89 41. Antioksidan ppm GAEAC 86,08 70,07 126,94 27,83 35,48 42. Fenol 1,76 1,14 1,25 0,48 0,47 43. Klorofil a ppm - - 3.701,50 - - 44. Klorofil b ppm - - 2.096,70 - - 45. Klorofil – total ppm - - 5.798,20 - - 46. Lemak 8,18 6,22 11,34 13,90 10,44 47. Protein 6,05 10,32 11,30 6,53 9,07 48. Vitamin C mg100 g 520,77 516,07 571,32 2.254,32 375,25 - = tidak dianalisis not analysed GAEAC = Garlic acid equivalent antioxidant capacity Sumber : Tirta et al ., 2010

2.2.4. Kemungkinan Proses Kerja Ekstrak Biji Pronojiwo dan Peningkatan Hormon Testoteron

Dokumen yang terkait

PENGARUH MONOSODIUM GLUTAMAT TERHADAP KADAR HORMON TESTOSTERON DAN BERAT TESTIS PADA TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS).

0 4 2

PEMBERIAN EKSTRAK BIJI KAKAO (THEOBROMA CACAO) SECARA ORAL DAPAT MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN MENINGKATKAN JUMLAH SEL BETA PANKREAS PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN WISTAR DIABETES MELITUS.

0 1 19

Pemberian Kadar L-Arginine Dan Testosteron Undekanoat Oral Meningkatkan Nitric Oxide Plasma Pada Tikus Wistar Jantan Yang Di Orchiectomy.

0 4 69

PEMBERIAN EKSTRAK BIJI FENUGREEK (TRIGONELLA FOENUM-GRAECUM) SECARA ORAL MENINGKATKAN KADAR ESTROGEN PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) BETINA GALUR WISTAR MENOPAUSE.

0 0 21

PEMBERIAN EKSTRAK AKAR PASAK BUMI (Eurycoma longifolia) ATAU EKSTRAK AKAR PURWOCENG (Pimpinela Alpina molk) MENINGKATKAN KADAR TESTOSTERON PADA TIKUS WISTAR JANTAN TUA.

0 1 55

PEMBERIAN EKSTRAK BIJI PRONOJIWO (Euchresta horsfieldii (Lesch.) Benn) SECARA ORAL DAPAT MENINGKATKAN KADAR HORMON TESTOSTERON PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN TUA.

2 14 45

KAPASITAS ANTIOKSIDAN SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID PADA DAUN PRANAJIWA (Euchresta horsfieldii lesch benn).

0 0 6

Tikus Wistar (Rattus norvegicus)

0 1 3

AUTEKOLOGI PURNAJIWA (Euchresta horsfieldii (Lesch.) Benn. (FABACEAE) DI SEBAGIAN KAWASAN HUTAN BUKIT TAPAK CAGAR ALAM BATUKAHU BALI THE AUTECOLOGY OF PURNAJIWA (Euchresta horsfieldii (Lesch.) Benn. (FABACEAE) IN SOME AREAS OF TAPAK HILL BATUKAHU NATURE RES

0 0 5

PENGARUH INFUSA JAHE MERAH (Zingiber officinalevar.Amarum) TERHADAP KADAR LUTEINIZING HORMONE (LH) DAN HORMON TESTOSTERON TIKUS WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus) - Unissula Repository

0 0 7