Lanni Dwijayanti, 2014PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT ADETEX FILLAMENT II DI BANJARAN
KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas. Jika ada korelasi
yang cukup tinggi umunya diatas 0,90 maka hal ini mengindikasi adanya multikolinieritas.
3 Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance
Inflation Factor VIF.
3.1.2 Uji Hipotesis
Sebagai  langkah  terakhir  dari  analisis  data  adalah  pengujian  hipotesis. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan harus menggunakan uji statistika
yang tepat. Hipotesis penelitian akan diuji dengan mendeskripsikan hasil analisis regresi  linear  ganda.  Untuk  uji  global  regresi  dilakukan  dengan  uji  F  sebagai
berikut:
Sumber: Anwar Sanusi 2011:143 Keterangan:
F = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel
SSR = keragaman regresi
SSE = keragaman kesalahan
k = jumlah variabel bebas
n = jumlah sampel penelitian
Bila F hitung  F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima Bila F hitung  F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Lanni Dwijayanti, 2014PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT ADETEX FILLAMENT II DI BANJARAN
KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk  menguji  keberartian  koefisien  korelasi  antara  variabel  X  dan  Y dilakukan  dengan  membandingkan  t
hitung
dan  t
tabel
yaitu  dengan  rumus  sebagai berikut:
Sumber: Anwar Sanusi 2011:144 Kriteria  pengambilan  keputusan  untuk  hipotesis  pengaruh  yang  diajukan
harus  dicari  terlebih  dahulu  nilai  dari  t
hitung
dan  dibandingkan  dengan  nilai  dari t
tabel
, dengan taraf kesalahan ɑ  = 5 atau ɑ  = 0,05 dengan derajat dk n-2 serta
uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan, maka: t
hitung
t
tabel
maka H
o
ditolak dan H
a
diterima t
hitung
t
tabel
maka H
o
diterima dan H
a
ditolak Secara  statistik,  hipotesis  yang  akan  diuji  dalam  rangka  pengambilan
keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Hipotesis 1 H
o
:      0,  artinya  tidak  terdapat  pengaruh  positif  dari  gaya  kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
H
o
: 0,  artinya  terdapat  pengaruh  positif  dari  gaya  kepemimpinan
transformasional dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan 2.
Hipotesis 2
Lanni Dwijayanti, 2014PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT ADETEX FILLAMENT II DI BANJARAN
KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H
o
:      0,  artinya  tidak  terdapat  pengaruh  positif  dari  gaya  kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan
H
o
: 0,  artinya  terdapat  pengaruh  positif  dari  gaya  kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja karyawan 3.
Hipotesis 3 H
o
:    0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dari kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
H
o
:      0,  artinya  terdapat  pengaruh  positif  dari  kepuasan  kerja  terhadap kinerja karyawan.
Lanni Dwijayanti, 2014PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT ADETEX FILLAMENT II DI BANJARAN
KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan  uraian-uraian  teori,  hasil  penelitian,  dan  pengujian  analisis regresi  linier  berganda  yang  dilaksanakan  mengenai  pengaruh  pelaksanaan  gaya
kepemimpinan  transformasional  dan  kepuasan  kerja  terhadap  kinerja  karyawan PT Adetex Fillament II yang dilakukan dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil  penelitian  menyatakan  bahwa,  sebagian  besar  karyawan  pada  level
middle  manajer  menyatakan  gaya  kepemimpinan  transformasional  pada top  manajer  kurang  tinggi.  Dimensi  Inspirational  Motivation  Motivasi
Inspiratif  memperoleh  penilaian  tertinggi,  dimensi  Individualized Consideration  Pertimbangan  Individual  memperoleh  penilaian  terendah
sedangkan  sebagian  besar  karyawan  non  managerial  menyatakan  bahwa gaya  kepemimpinan  pada  level  middle  manajer  berada  pada  kategori
kurang  tinggi.  Dimensi  Idealized  Influence  pengaruh  Ideal  memperoleh penilaian
paling tinggi,
dimensi Individualized
Consideration Pertimbangan Individual memperoleh penilaian terendah.
Hasil  penelitian  kepuasan  kerja  menyatakan  bahwa,  sebagian  besar karyawan  pada  karyawan  nonmanajerial  berada  pada  kategori  kurang
tinggi.  dimensi  faktor  psikologis  memperoleh  penilaian  paling  tinggi, faktor finansial memperoleh penilaian terendah. Sedangkan sebagian besar
pada  middle  manajer  berada  pada  kategori  kurang  tinggi.  Dimensi