Santika Andanawari, 2013 Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIVAIDS
ODHA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Hasil perhitungan dalam tabel di atas menunjukkan nilai Sig. Linearity sebesar 0,000. Angka ini lebih kecil daripada 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara tipe kepribadian dengan trait anxiety linier.
Tabel 3.15. Hasil Uji Linearitas antara Trait Anxiety dengan Posttraumatic Growth
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. PTG TRAIT
ANXIETY Between
Groups Combined
13105,877 13
1008,144 8,849
,000 Linearity
1998,070 1
1998,070 17,538
,000 Deviation
from Linearity
11107,808 12
925,651 8,125
,000 Within Groups
2734,333 24
113,931 Total
15840,211 37
Hasil perhitungan dalam tabel di atas menunjukkan nilai Sig. Linearity sebesar 0,000. Angka ini lebih kecil daripada 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara trait anxiety dengan posttraumatic growth linier.
2. Uji Korelasi
Setelah diuji normalitas serta linearitasnya, data menunjukkan distribusi yang normal dan linier, maka selanjutnya data dianalisis menggunakan statistika
parametrik teknik korelasi product moment. Uji korelasi ini digunakan untuk menemukan hubungan antara variabel independen, mediator dan dependen. Uji
korelasi product moment akan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS
Santika Andanawari, 2013 Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIVAIDS
ODHA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
version 15.0 for Windows. Adapun rumus dari teknik korelasi product moment ini adalah sebagai berikut.
r
P
= �
− �
2
−
2
�
2
−
2
Keterangan: r
p
: Koefisien korelasi product moment N : Jumlah sampel
X : Skor rata-rata dari X Y : Skor rata-rata dari Y
Setelah diketahui koefision korelasinya, maka langkah selanjutnya ialah menginterpretasikan koefisien korelasi tersebut sebagai berikut.
0.00 – 0.199
: sangat rendah 0.20
– 0.399 : rendah
0.40 – 0.599
: sedang 0.60
– 0.799 : kuat
0.80 – 1.000
: sangat kuat Sugiyono, 2011:184
Santika Andanawari, 2013 Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIVAIDS
ODHA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3. Uji Signifikansi
Uji signifikansi dilakukan untuk menguji apakah hubungan yang ditemukan berlaku untuk seluruh populasi atau tidak Sugiyono, 2011. Pada penelitian ini uji
signifikansi dilakukan dengan cara mengkonsultasikan angka Sig. Dengan tingkat kesalahan α = 0,05. Apabila nilai Sig. hubungan kedua variabel tersebut 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi tersebut signifikan, artinya koefisien korelasi tersebut dapat berlaku pada populasi dimana sampel diambil
H
1
diterima.
4. Uji Deteksi Pengaruh Mediasi
Suatu variabel disebut variabel mediator jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan prosedur causal steps yang dikembangkan oleh Baron Kenny 1986. Dalam pengujian causal steps,
peneliti harus mengestimasi tiga persamaan regresi sebagai berikut. a.
Persamaan regresi sederhana variabel mediator M pada variabel independen X.
b. Persamaan regresi sederhana variabel dependen Y pada variabel independen
X. c.
Persamaan regresi berganda variabel dependen Y pada kedua variabel independen X dan mediator M.
Berdasarkan hasil estimasi ketiga model regresi tersebut, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk tercapainya mediasi. Pertama, variabel
Santika Andanawari, 2013 Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIVAIDS
ODHA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
independen harus signifikan mempengaruhi variabel mediator pada persamaan pertama. Kedua, variabel independen harus signifikan mempengaruhi variabel
dependen pada persamaan kedua. Ketiga, variabel mediator harus signifikan mempengaruhi variabel dependen pada persamaan ketiga. Mediasi terjadi jika
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen lebih rendah pada persamaan ketiga dibandingkan pada persamaan kedua Baron Kenny, 1986.
Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel yang dikenal dengan Uji Sobel Sobel Test. Uji Sobel
dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen X kepada variabel dependen Y melalui variabel mediator M.
Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur X → M a dengan jalur M → Y b atau ab. Jadi koefisien ab = c – c’, dimana c
adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standar error koefisien
dan ditulis dengan � dan � , sementara � menggambarkan besarnya
standar error tidak langsung indirect effect. � dihitung dengan rumus berikut.
� =
2
�
2
+
2
�
2
Keterangan: �
: Standar error tidak langsung : Koefisien regresi tidak terstandar yang menggambarkan pengaruh X
terhadap M
Santika Andanawari, 2013 Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIVAIDS
ODHA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
: Koefisien regresi tidak terstandar yang menggambarkan pengaruh M terhadap Y
� : Standar error dari koefisien
� : Standar error dari koefisien
Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut.
t = �
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan t tabel dan jika t hitung lebih besar dari nilai t tabel +1,96 atau lebih kecil dari t tabel -1,96 maka disimpulkan
bahwa terjadi pengaruh mediasi. Tes Sobel dapat dihitung dengan bantuan kalkulator online yang dapat diakses di http:quantpsy.orgsobelsobel.htm
dengan memasukkan angka-angka di atas.
Santika Andanawari, 2013 Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Posttraumatic Growth Pada Orang dengan HIVAIDS
ODHA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Secara umum ODHA yang tergabung dalam program pendampingan Rumah
Cemara Bandung memiliki kecenderungan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dalam jumlah yang hampir seimbang. ODHA dengan tipe
kepribadian ekstrovert tampak lebih bersemangat, suka menjalin relasi, mudah bergaul, dan senang berbagi pengalaman dengan orang lain.
Sementara itu ODHA yang memiliki kecenderungan tipe kepribadian introvert lebih tertutup kepada orang lain dan hanya bersedia menceritakan
kondisi mereka pada teman terdekat. 2.
ODHA yang tergabung dalam program pendampingan Rumah Cemara Bandung secara umum memiliki kecenderungan trait anxiety yang rendah.
ODHA dengan trait anxiety yang rendah menunjukkan kemampuan menilai situasi yang mengancam terkait status HIV positifnya secara objektif dan
berespon sesuai dengan besarnya ancaman pada situasi tersebut. 3.
Secara umum ODHA yang tergabung dalam program pendampingan Rumah Cemara Bandung merasakan adanya posttraumatic growth dalam tingkat
sedang. ODHA ini merasakan adanya perubahan psikologis yang sifatnya positif sebagai hasil dari proses perjuangan menghadapi situasi-situasi hidup
yang menantang pasca hasil diagnosa HIV positif, meskipun tidak terlampau