C. HASIL RISET DAN PEMBAHASAN
1. HASIL RISET
Setelah dilakukan serangkaian proses pengumpulan data di lapangan terkait dengan proses pengelolaan SDM R-SMA-BI MTA, ada beberapa
temuan yang menjadi penting untuk dibahas pada laporan riset ini. Salah satunya adalah kultur sekolah tersebut telah memenuhi standar R-SMA-BI
serta hal lain yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.
a. Perencanaan SDM di R-SMA-BI MTA Surakarta
Beberapa temuan terkait perencanaan SDM di R-SMA-BI MTA Surakarta. Pertama model kepemimpinan di R-SMA-BI MTA Surakarta
adalah kolektif kolegial. Antara kepala sekolah dan yayasan seksi pendidikan MTA memiliki peran yang sama dalam pengambilan kebijakan
di sekolah. Kedua setiap perekrutan SDM harus melakukan identifikasi kebutuhan, dan ini dilakukan oleh pihak sekolah kemudian diusulkan ke
yayasan untuk ditindaklanjuti dengan kegiatan perekrutan guru atau staf baru.
Ketiga, mulai tahun 2012 persyaratan untuk menjadi guru di R-SMA- BI MTA harus memenuhi kriteria keislaman SDM sebelumnya juga tetap
diperhatikan aspek keislaman , keluhuran akhlaq, kemampuan akademik, dan mengikuti rangkaian tes, termasuk tes psikolgi dan akademik. Dan
setiap guru baru, harus melewati tahapan pembinaan, seperti pengujian komitmen kerja.
Keempat, kualitas perencanaan guru yang ada di sekolah tersebut masih belum memenuhi syarat. Sebab sekian banyak SDM yang ada, proses
perekrutannya tidak melewati mekanisme formal. Sebagian besar dari personil yang ada adalah yang mengabdi secara ikhlas di yayasan MTA.
b. Penempatan dan Pengembangan SDM R-SMA-BI MTA
Penempatan pendidik dan tenaga kependidikan masih belum sesuai dengan standar R-SMA-BI. Beberapa hal yang ditemui seperti adanya guru
yang rangkap tugasjabatan. Kemudian tenaga kependidikan seperti pegawai perpustakaan bukan dari kualifiasi yang paham tentang keperpustakaan.
Sehingga kualitas bidang yang ditanganinya masih belum maksimal sesuai standar umum RSBI.
Selain itu dalam kaitannya dengan jenjang karier guru. Setiap penaikan status dari guru tidak tetap menjadi guru yayasan, harus melewati tahapan
dan syarat dari pihak yayasan atau sekolah. Begitupun halnya dalam peningkatan kualifikasi guru dan tenaga kependidikan. Guru yang
melanjutkan study S2 biasanya dilihat dari senioritas, prestasi dan kemampuan akdemik. Untuk pembiayaannya, sekian persen ditanggung oleh
pihak sekolah dan sisanya menjadi beban masing-masing guru. Dari 61 guru yang ada, hanya 15 yang sudah memenuhi standar kualifikasi akademik.
Sehingga kualitas SDM-nya masih kurang. Rendahnya kualitas penempatan dan pengembangan SDM di sekolah
teesebut disebabkan karena kualifikasi SDM-nya masih rendah. Meskipun yayasan terus berusaha meningkatkan kualifikasi SDM, namun masalah
anggaran menjadi salah satu kendala yang dihadapi selain hambatan lain. c.
Evaluasi SDM di R-SMA-BI MTA Surakarta
Evaluasi terhadap kinerja guru dan staf yang ada di R-SMA-BI MTA dilakukan oleh pihak sekolah bersama yayasan dan pemerintah. Model
evaluasi yang dilakukan antara lain; monitoring dan evaluasi monev dari pemerintah setiap satu kali setahun, supervisi yang dilakukan oleh kepala
sekolah, pengajian rutin untuk pembinaan keislaman, kegiatan in hause training IHT untuk pengembangan kualitas guru, serta pemberian
hukuman bagi guru dan staf yang melanggar peraturan dan penghargaan bagi guru dan staf yang berprestasi serta jaminan kesehatan SDM yang ada.
Jika dikaitkan dengan indikator kualitas R-SMA-BI MTA, maka kualitas evaluasi internal SMA MTA sudah memenuhi syarat. Namun yang
perlu diperjelas lagi adalah evaluasi dari pemerintah yang kurang begitu maksimal. Seperti belum adanya pendamping khusus setiap mata pelajaran
RSBI. Sehingga tafsir tentang R-SMA-BI masih bervariasi. Sementara pihak sekolah juga kurang begitu mendalami panduan tentang program RSBI.
2. PEMBAHASAN