METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 11 Tabel 2.2. Perbandingan Empat Pendekatan 12 Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tabel 2.3. Pengelompokan Siswa Berdasarkan 14 Kemampuan Akademik Tabel 2.4. Sistem Penghargaan 16 Tabel 2.5. Perbedaan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Pembelajaran Konvensional 18 Tabel 3.1. Desain Penelitian 28 Tabel 4.1. Ringkasan Analisis Uji Normalitas 37 Tabel 4.2. Ringkasan Analisis Uji Homogenitas 37 Tabel 4.3. Ketuntasan Indikator Pembelajaran kelas eksperimen A 39 Tabel 4.4. Ketuntasan Indikator Pembelajaran kelas eksperimen B 40 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. RPP kelas Eksperimen I 50 Lampiran 2. RPP kelas eksperimen II 53 Lampiran 3. RPP kelas kontrol I 52 Lampiran 4. RPP kelas kontrol II 56 Lampiran 5. Instrumen Penelitian pre-tes 62 Lampiran 6 Tes Hasil Belajar I 67 Lampiran 7 Tes Hasil Belajar II 68 Lampiran 8 Tes Hasil Belajar III 69 Lampiran 9 Instrumen penelitian pos-tes 70 Lampiran 10 Jawaban Tes Hasil Belajar I 75 Lampiran 11 Jawaban Tes Hasil Belajar II 77 Lampiran 12 Jawaban Tes Hasil Belajar III 79 Lampiran 13. Kunci Jawaban pre-tes 81 Lampiran 14 kunci jawaban pos-tes 84 Lampiran 15. Lembar Observasi 87 Lampiran 16 uji validitas tes 89 Lampiran 17 Perhitungan Validitas tes 90 Lampiran 18 Uji Reliabilitas Tes 92 Lampiran 19 Perhitungan Reliabilitas 93 Lampiran 20 Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Tes 94 Lampiran 21 Perhitungan Taraf Kesukaran Tes 95 Lampiran 22 Perhitungan Daya Beda Tes 96 Lampiran 23 Data Kelas Kontrol 97 Lampiran 24 Data Kelas Eksperimen 98 Lampiran 25 Perhitungan Rata-Rata dan Standart Deviasi 95 Lampiran 26 Uji Normalitas data Pre-tes dan Pos-tes kelas Eksperimen 100 Lampiran 27 Uji Normalitas data Pre-tes dan Pos-tes kelas Kontrol 102 Lampiran 28 Uji Homogenitas 104 Lampiran 29 Uji Hipotesis 106 Lampiran 30 Dokumentasi Penelitian 111

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut semua pihak untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional telah melakukan berbagai kebijakan antara lain dengan melakukan perbaikan kurikulum, peningkatan kemampuan guru serta penambahan sarana dan prasarana yang mendukung kelangsungan kegiatan belajar mengajar yang lebih dinamis dan efektif. Namun usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia belum berhasil sepenuhnya. Menurut laporan UNDP 2004, Indonesia berada pada peringkat 110 dari 173 negara di dunia www.depdiknas.go.id. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Baik di Negara maju maupun Negara berkembang. Karena matematika merupakan salah satu pengetahuan dasar yang dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa dan sangat dibutuhkan dalam perkembangan teknologi. Hal ini ditekankan oleh Sujono 1988:20 bahwa: “Dalam perkembangan peradaban modern, matematika memegang peranan penting karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi sempurna. Matematika merupakan alat yang efisien dan diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan, tanpa bantuan matematika, semua tidak akan mendapat kemajuan yang berarti”. Sementara di Indonesia kemampuan matematika siswa masih sangat rendah. Hal ini sesuai dengan hasil studi The International Evaluation Of Education Achievement IEA 2003, yang menunjukkan bahwa siswa SMA Indonesia berada di ururtan ke-34 dari 38 negara untuk kemampuan matematika untuk kemampuan IPA berada pada urutan ke-40 dari 42 negara http:www.pepak_UGM.htm Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar mengajar. Sebagaimana di kemukakan oleh Herman Hudojo 1998;6 ”faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar mengajar antara lain,i faktor peserta didik, ii faktor pengajar, iiifaktor sarana dan prasarana, iv faktor penilaian”. Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa adalah faktor kualitas belajar mengajar yang dilakukan. Berdasarkan pengamatan penulis saat melakukan observasi di SMU N 1 Gebang siswa kurang mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru karena metode pembelajaran yang diterapkan tidak sesuai dengan materi yang diajarkannya dan cenderung berpusat pada guru serta bersifat memberitahu. Sebagaimana dikemukakan oleh Usman 2001:30 bahwa: “Banyak faktor menjadi penyebab rendah atau kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar, sebaliknya peran guru atau pengajar pada pembelajaran sangat dominan”. Hal ini sejalan dengan pendapat Armanto 2001:1 yang mengatakan bahwa: “Salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan karena praktek pembelajaran matematika telah terkontamidasi dengan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan model pembelajaran matematika…..guru sangat tergantung pada metode kuliah, siswa yang pasif, jawaban benar yang diterima, sedikit tanya jawab dan siswa mencatat dari papan tulis. Hasilnya adalah siswa kurang mandiri, tidak berani punya pendapat sendiri dan selalu mohon petunjuk serta kurang gigih dalam melakukan uji coba.” Sampai saat ini siswa hanya terbiasa menerima dan menghafal apa yang diberikan guru tanpa termotivasi untuk memahami dan terkadang tidak mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan ide-ide dari pikirannya sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Ali 2005:42 bahwa: “peserta didik sangat terbiasa mengahafal dan mengerjakan soal-soal secara individu sehingga kurang mendukung perkembangan penalaran siswa”. Penguasaan siswa pada keterampilan proses masih tahap penguasaan dasar yang sepotong-sepotong dan belum berkembang menjadi keterampilan proses

Dokumen yang terkait

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA SISWA KELAS X API 1 SMK NEGERI 1 SUKORAMBI TAHUN AJARAN 2011/2012

0 6 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS XII AK SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011 – 2012

2 11 150

PERBEDAAN PENGUASAAN KONSEP SENYAWA HIDROKARBON SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DISERTAI STRATEGI PROBLEM POSING DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

1 16 60

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 12

PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS XII AK SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011 – 2012

0 7 160

STUDI PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2112

0 13 68

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 201

0 23 72

MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DI SMA SWADHIPA NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

0 13 58

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMIK FISIKA DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 LABUAPI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 6

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

0 0 15