STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 201

(1)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NHT (

NUMBERED HEAD TOGETHER

) DAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE GI (

GROUP INVESTIGATION

) PADA SISWA KELAS X

SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

OLEH

NOVIA NALOM LARASATI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan hasil belajar ekonomi melalui model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dengan GI (Group Investigation).

2) rata-rata hasil belajar ekonomi yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Head Together) lebih tinggi dibandingkan GI (Group Investigation). Penelitian ini

menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan komparatif. Alat pengumpul data berupa

tes pilihan ganda sebanyak 40 soal kepada 64 siswa. Hasil penelitian menunjukkan; a) ada

perbedaan hasil belajar ekonomi melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Head Together) dengan GI (Group Investigation). Hal ini ditunjukkan dengan diperoleh Sig.

sebesar 4,315 > 2,000. b) rata-rata hasil belajar ekonomi yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dengan GI (Group Investigation). Hal ini

ditunjukkan dengan 4,315>2,000.


(2)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER

DAN MODEL

PEMBELAJARAN TIPE

GROUP INVESTIGATION

PADA SISWA KELAS X

SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

NOVIA NALOM LARASATI

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG


(3)

(4)

(5)

(6)

Penulis dilahir

merupakan pu

H. Asrun Sani

Penulis menye

Unila (selesai pada tahun 1999), S

MTS Daar El-Qolam Tangerang (

(selesai pada tahun 2010).

Pada tahun 2010, penulis diterima

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (F

Program Studi Pendidikan Ekono

Negeri (SNMPTN).

Sebagai salah satu syarat mata ku

kuliah teori yang didapat selama

program-program wajib perkuliah

1.

Kuliah Kerja Lapangan (KKL

Bali – Yogyakarta – Bandung

tanggal 30 Januari 2012

RIWAYAT HIDUP

hirkan di Bandar Lampung pada tanggal 30 Novem

putri pertama dari tiga bersaudara, buah hati dari p

ani, S.Sos dan Ibu Hj. Aprilianti, S.H.M.H.

yelesaikan pendidikan formal mulai dari TK Dhar

), SD Al-Kautsar Bandar Lampung (selesai pada ta

g (selesai pada tahun 2007), dan MA Daar El-Qol

ima sebagai mahasiswi di Universitas Lampung pa

(FKIP) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan So

nomi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Pergu

kuliah wajib, penulis dituntut untuk dapat mengap

a diperkuliahan. Penulis telah mengikuti dan mela

liahan antara lain:

KL) dan studi banding dengan tujuan Jakarta – Sem

ng yang dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 201

vember 1992,

ri pasangan Bapak

harma Wanita

a tahun 2004),

olam Tangerang

pada Fakultas

Sosial dengan

guruan Tinggi

aplikasikan mata

elaksanakan

Semarang – Solo –

012 sampai


(7)

2.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik yang telah dilaksanakan di desa Biha, Kecamatan Pesisir

Selatan, Kabupaten Pesisir Barat.

3.

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) terintegrasi dengan KKN sehingga waktu pelaksanaan

bersamaan selama ± 3 bulan

Pengalaman organisasi penulis di antaranya yaitu:

-

Anggota ASSETS (Association of Economic Education Students) Pendidikan Ekonomi

Universitas Lampung

-

Anggota HIMAPIS (Himpunan Mahasiswa Pendidikan IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung


(8)

MOTO

“Fainna ma‟al „usri yusraa”

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(Q.S Al

Insyirah : 5)

“Wa Man Jaahada Fa –

Innamaa Yujaahidu Linafsihi”

Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya

Itu adalah Untuk Dirinya Sendiri

(Q.S Al

Ankabut : 6)

Sebetulnya hidup ini sangat sederhana, tetapi kita sendiri yang merumitkannya

dengan rencana yang tidak kita laksanakan, dengan janji yang tidak kita penuhi,

dengan kewajiban yang kita lalaikan, dan dengan larangan yang kita langgar

(Mario Teguh)

Kebahagiaan itu bukan diperoleh dari pekerjaan yang menghasilkan uang banyak,

Tetapi kebahagiaan itu diperoleh dari perbuatan yang membahagiakan

Orang tua, keluarga besar dan mereka yang ada disekelilingmu

(Novia Nalom Larasati)


(9)

PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang,

Atas karunia dan hidayah-Nyalah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita

Rasulullah Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah serta

Suri tauladan yang baik bagi umat manusia.

Skripsi ini kupersembahkan

Kepada :

-

Ayahanda tersayang H. Asrun Sany, S.Sos dan Ibunda tercinta Hj. Aprilianti, S.H. M.H

Yang selalu menjadi tauladan yang baik bagi anak-anaknya dan senantiasa menyayangi,

mendoakanku atas semua keberhasilanku. Inilah kado kecil yang dapat anakmu persembahkan.

-

Adik-adikku tersayang M. Septian Adhinata dan Debby Chairunnisa

Yang selalu mendoakanku, memberi keceriaan, kebaikan, perhatian dan kasih sayang untukku

-

Seluruh keluarga besar M. Sani dan A. Lazim serta sanak keluarga

Yang selalu memberikan semangat, mendoakan keberhasilanku, dan mendukung segala kebaikan

untukku

-

Seseorang yang selalu mendukung, memberikan nasehat yang baik untuk selalu membantuku dalam

mengerjakan skripsi ini,dan selalu mendoakanku

-

Sahabat-sahabat tercintaku, tanpa kalian tidak ada rasa kebersamaan dalam suka dan duka

-

Para guru dan dosen serta semua tenaga pengajar yang kuhormati

-

Seluruh mahasiswa/I pendidikan ekonomi, terutama angkatan 2010

-

Almamater tercinta Universitas Lampung


(10)

SANWACANA

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji syukur kepada Allah SWT yang tidak pernah berhenti

mencurahkan kasih sayang, limpahan nikmat, serta rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam

kepada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umat

muslimin dan muslimat yang senantiasa mengikuti ajaran dan sunnah-Nya. Penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) dan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI (Group Investigation) pada Siswa Kelas X SMA Negeri

14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.

Penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik dari berbagai

pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai wujud terima kasih kepaad

pihak-pihak berikut ini:

1.

Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2.

Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila;

3.

Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila;

4.

Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila;


(11)

5.

Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial FKIP Unila;

6.

Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP

Unila sekaligus sebagai pembimbing II. Terima kasih atas bimbingan, saran, serta nasihat

yang berarti dengan penuh kesabaran yang amat berharga bagi penulis;

7.

Bapak Drs. I Komang Winatha, M.Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus sebagai

pembimbing I. Terima kasih telah banyak memberikan ilmu, motivasi, bimbingan, saran,

serta nasihat yang sangat baik bagi penulis;

8.

Ibu Dr. Erlina Rupaidah, M.Si., selaku Pembahas yang telah memberikan saran, arahan dan

kritik yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini;

9.

Bapak dan ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi Pendidikan

Ekonomi bapak Raden Gunawan, bapak Edy Purnomo, ibu Pujiati, bapak Tedi Rusman,

bapak Yon Rizal, bapak Samsi, bapak Darwin Bangun, ibu Vera Ony dan ibu Rahma

Dianti Putri yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayangnya, mendoakan,

memberikan petuah, memberikan ilmu yang bermanfaat dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini;

10.

Ibu Dra. Rosidah Sembiring, MM., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Bandar

Lampung. Terima kasih atas kesediaannya bagi penulis untuk melakukan penelitian di

sekolah tersebut;

11.

Ibu Krismiriyanti, S.Pd., selaku guru mitra mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 14

Bandar Lampung. Terima kasih atas kesediaan waktunya untuk membantu penulis dalam

penelitian ini sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan sangat baik;


(12)

12.

Ayahanda tersayang H. Asrun Sany, S.Sos dan Ibunda tercinta Hj. Aprilianti, S.H. M.H,

yang selalu menjadi tauladan yang baik bagi anak-anaknya dan senantiasa menyayangi,

mendukung serta mendoakanku atas semua keberhasilanku. Inilah kado kecil yang dapat

anakmu persembahkan, terima kasih atas segalanya “my parents my everythings”;

13.

Adik-adikku M. Septian Adhinata dan Debby Chairunnisa, serta kakak sepupu, adik

sepupu, keponakan dan keluarga besarku. Terima kasih telah mendukungku, mendoakanku,

menyayangiku, serta mengingatkanku untuk penyelesaian skripsi ini;

14.

Untuk sahabat-sahabat terbaikku Rima Ajeng Rahmawati, Aulia Mutia Sari, Putri Paradise

Atmaja, Stela Monic Maya Ersa, Fristy Gustiaranna, Maya Adhiwijaya, Karuniawati, Farah

Khairunnisa, Rika Melya Sari, Asnur Vevy, Febi Tri Utari, Shinta Permatasari terima kasih

telah menghabiskan sebagian waktu bersama, dukungan dan motivasi kalian;

15.

Untuk teman-teman Economy Education 2010 ganjil (Fitri, Astika, Nuhay, Selvita,

Purwati, Eva dll) serta genap (Rienita, Nuy, Kiki, Dwi Wulan, Wahyu Listiana, dll) terima

kasih atas kebersamaan dan seperjuangannya selama di kampus tercinta kita;

16.

Om Herdi dan kak Wardani terima kasih atas semua masukan dan informasi yang telah

kalian berikan;

17.

Teman-teman KKN dan PPL Komang Wastawan, Ali Rifa’i, Tommy Indra Kesuma,

Riwanti Manik, Qurratu Aini Na’ima, Iga Apriliana Mahardika, Gamilla Nuri Utami, Dewi

Septiyani. Terima kasih atas segala kebersamaan kita, dan bantuannya;

18.

Guru-guru SMA Negeri 01 Pesisir Selatan, dan anak muridku yang kusayangi kelas XI IPS

1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4, XI IPS 5. Terima kasih atas bantuannya selama penulis

PPL di sekolah tersebut;


(13)

19.

Ibu Nur Asidah, S.Pd., selaku guru pamong PPL, terima kasih telah membimbing, dan

menyediakan kesempatan untuk penulis melakukan PPL;

20.

Seseorang yang selalu mendukung, memberikan nasehat yang baik untuk selalu

membantuku dalam mengerjakan skripsi ini,dan selalu mendoakanku;

21.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas dukungan dan

bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik

dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka, hati yang lapang

dan ucapan terima kasih. Namun, penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, 06 Juni 2014

Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR RUMUS

DAFTAR LAMPIRAN

I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Identifikasi Masalah ... 6

C.

Pembatasan Masalah ... 7

D.

Rumusan Masalah ... 7

E.

Tujuan Penelitian ... 8

F.

Kegunaan Penelitian ... 8

G.

Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II.

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A.

Tinjauan Pustaka ... 10

1.

Belajar ... 10

2.

Hasil Belajar ... 12

3.

Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

4.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) ... 18

5.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) ... 22

B.

Hasil Penelitian yang Relevan ... 25

C.

Kerangka Pikir ... 28


(15)

III.

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Metode Penelitian ... 33

B.

Prosedur Penelitian ... 35

C.

Populasi dan Sampel ... 35

1.

Populasi ... 35

2.

Sampel ... 36

D.

Variabel Penelitian ... 37

1.

Variabel Bebas (independen) ... 37

2.

Variabel Terikat (dependen) ... 37

E.

Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 38

1.

Definisi Konseptual ... 38

2.

Definisi Operasional ... 39

F.

Teknik Pengumpulan Data ... 41

1.

Dokumentasi ... 41

2.

Observasi ... 41

3.

Tes ... 41

G.

Uji Persyaratan Instrumen ... 41

1.

Uji Validitas Instrumen ... 42

2.

Uji Reliabilitas Instrumen ... 43

3.

Taraf Kesukaran ... 44

4.

Daya Beda ... 45

H.

Uji Persyaratan Analisis Data ... 46

1.

Uji Normalitas ... 46

2.

Uji Homogenitas ... 47

I.

Pengujian Hipotesis ... 47

IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 50

1.

Sejarah Berdirinya SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 50

2.

Visi dan Misi SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 51

3.

Tujuan SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 53

4.

Situasi dan Kondisi SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 53

5.

Ekstrakurikuler SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 56

B.

Deskripsi Data ... 59

1.

Data Tes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60

1.1

Deskripsi Data Kelas Eksperimen (X

4

) ... 60

1.2

Deskripsi Data Kelas Kontrol (X

5

) ... 63

2.

Perbandingan Rata

Rata Hasil Belajar Ekonomi pada Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ... 66


(16)

C.

Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 66

1.

Uji Normalitas ... 66

2.

Uji Homogenitas ... 68

D.

Pengujian Hipotesis ... 69

1.

Uji Perbedaan Rata

Rata ... 69

E.

Pembahasan ... 70

1.

Ada Perbedaan yang Siginfikansi pada Hasil Belajar Ekonomi antara Siswa yang

Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

(Numbered Head Together) dan Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI (Group Investigation) ... 70

2.

Rata

Rata Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang Pembelajarannya

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Lebih Tinggi

Dibandingkan dengan Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe GI ... 73

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan ... 76

B.

Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Hasil Uji Blok Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X

SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 3

2.

Sintaks Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ... 19

3.

Sintaks Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 24

4.

Hasil Penelitian yang Relevan ... 25

5.

Definisi Operasional Variabel ... 39

6.

Kategori Besarnya Reliabilitas ... 44

7.

Fasilitas

Fasilitas SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 55

8.

Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 61

9.

Kategori Variabel Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 61

10.

Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 64

11.

Kategori Variabel Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 64

12.

Perbandingan Rata

Rata Hasil Belajar Ekonomi pada Kelas Ekeperimen dan

Kelas Kontrol ... 66

13.

Hasil Uji Normalitas Sampel Hasil Belajar Ekonomi Pada Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ... 67

14.

Hasil Uji Homogenitas Sampel Hasil Belajar Ekonomi Pada Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ... 68


(18)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

Halaman

1.

Paradigma Penelitian dengan Dua Variabel Independent ... 32

2.

Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 62

3.

Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 65


(19)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin lemah. Titik lemah dalam kurikulumnya adalah rendahnya kompetensi guru dalam menggali potensi anak. Kompetensi guru dalam mengajar sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar. Pola pengajaran di kelas, yaitu siswa masih selalu dijadikan objek daripada subjek. Biasanya pembelajaran sangat berfokus kepada guru sedangkan siswa sangat pasif dalam kelas. Keaktifan siswa 20% dan guru 80% siswa hanya menjadi pendengar dan tidak begitu aktif dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan siswa jenuh (Survey UNESCO, 2012).

Pendidik belum bisa berperan sebagai fasilitator, dalam pentransferan ilmu pengetahuan. Kenyataannya sekolah-sekolah masih banyak guru yang lebih

aktif daripada siswa. Permasalahan yang telah dideskripsikan adalah model pembelajarannya. Oleh karena itu dinas pendidikan mengadakan penyusunan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dalam meningkatkan mutu pendidikan. (Survey BSNP, 2003)


(20)

2

Penyusunan KTSP didasarkan pada standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) yang telah disesuaikan oleh tingkat satuan pendidikan masing-masing yang berarti dalam hal ini adalah sekolah. Kurikulum KTSP tersebut disusun berdasarkan tingkat kebutuhan dan tujuan dari hasil pembelajaran. Kurikulum ini menuntut siswa untuk lebih aktif dari guru yaitu keaktifan siswa 80% sedangkan keaktifan guru 20%. Guru hanya menjadi fasilitator dan tidak begitu aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif di dalam kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda (Isjoni, 2013:49)

Hasil observasi sebagai salah satu upaya dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran siswa terhadap mata pelajaran ekonomi, peneliti memilih pendekatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan Group Investigation (GI) karena dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berinteraksi dan berfikir serta dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih menyenangkan.

Pembelajaran yang konvensional atau metode ceramah masih sering terjadi, dalam hal ini peneliti meneliti hasil dari proses pembelajaran yang diadakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya di SMA Negeri 14 Bandar


(21)

3

Lampung masih memakai metode ceramah atau pembelajaran konvensional. Untuk itu peneliti ingin menerapkan model pembelajaran Cooperatif Learning

yang merupakan salah satu model pembelajaran yang sering dilakukan tetapi penerapannya masih kurang baik.

Hasil belajar menjadi sangat penting sebagai indikator keberhasilan belajar. Bagi guru, hasil belajar siswa merupakan pedoman evaluasi bagi keberhasilan belajar siswa. Guru dapat dikatakan berhasil apabila lebih dari separuh jumlah siswa telah mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Sedangkan bagi siswa, hasil belajar merupakan sarana informasi yang berguna untuk mengukur tingkat kemampuan atau keberhasilan belajarnya.

Penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada hasil belajar ekonomi siswa SMA Negeri 14 Bandar Lampung masih kurang maksimal, disebabkan guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri 14 Bandar Lampung menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 75. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 1. Masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 75. KKM ini diperoleh peneliti dari guru bidang studi ekonomi pada jumlah kelas X adalah 7 ruang kelas dengan banyak siswa 232 siswa pada tahun (2013 – 2014).


(22)

4

Tabel 1. Hasil Uji Blok Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kelas Interval Nilai Jumlah Siswa

<75 ≥75

X1 21 12 33

X2 12 19 31

X3 21 13 34

X4 25 9 34

X5 12 20 32

X6 20 14 34

X7 11 23 34

Jumlah 122 110 232 Presentase 52,59% 47,41% 100%

Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 14 Bandar Lampung.

Berdasarkan data pada Tabel 1, dapat terlihat bahwa hasil belajar ekonomi yang diperoleh siswa pada uji blok semester ganjil kurang baik. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh ≥75 atau yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum sebesar 47,41% sedangkan siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 52,59%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas X kurang maksimal, kriteria tingkat keberhasilan ini seperti pendapat yang dikemukakan Djamarah dan Zain.

Djamarah dan Zain (2006:107) sebagai berikut: Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa, Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa, Baik/minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75% saja yang dikuasai oleh siswa, Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Berdasarkan penelitian pendahuluan dengan melihat hasil belajar yang kurang baik atau belum optimal, maka dalam proses pembelajaran harus ada perubahan yaitu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan yang


(23)

5

seharusnya mulai diterapkan di sekolah. Model pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh para guru ada semacam ceramah atau menerangkan apa yang ada di dalam buku teks. Guru dapat mengupayakan untuk menciptakan proses pembelajaran tersebut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning.

Menurut (Isjoni, 2013:62) peran guru dalam pelaksanaan cooperative learning

adalah sebagai fasilitator, mediator, director-motivator, dan evaluator. Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk saling membantu antar anggota dalam memahami pelajaran ataupun dalam menyelesaikan tugas belajar. Siswa yang lemah akan mendapat bantuan dari temannya yang lebih pandai. Sebaliknya, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuannya dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya kepada temannya yang berkemampuan rendah, sehingga pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantungan satu sama lain atas tugas-tugas bersama serta saling belajar untuk saling menghargai satu sama lain.

Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan tipe yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara


(24)

6

aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Model pembelajaran ini siswa lebih aktif dalam menemukan sendiri permasalahan yang ada dalam materi pelajaran yang dihadapi.

Melalui kedua model tersebut terdapat beberapa bagian tahapan yang memberikan perlakuan yang sama, dimana dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi yang diajarkan oleh guru dan meningkatkan sikap siswa untuk berpikir positif pada mata pelajaran yang hendak diajarkan. Kedua model pembelajaran tersebut menitikberatkan kepada aktivitas siswa.

Berdasarkan masalah di atas, diperlukan model yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai:

“Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Model Pembelajaran Tipe Group Investigation (GI) pada Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa kelas X4 dan X5 pada mata pelajaran ekonomi masih

tergolong rendah dan tidak tercapainya kriteria ketuntasan minimum. Hal ini disebabkan karena pembelajaran ekonomi yang kurang efektif yaitu masih


(25)

7

berpusat kepada guru (teacher centered) sehingga mengakibatkan siswa menjadi pasif dan kurang memahami konsep mata pelajaran.

2. Pembelajaran ekonomi di kelas masih menggunakan metode konvensional. Model pembelajaran kooperatif jarang digunakan disebabkan karena guru belum memahami model tersebut.

3. Sikap siswa yang kurang menanamkan kerjasama atau interaksi yang positif antar sesama siswa selama pembelajaran. Hal ini disebabkan karena siswa memiliki sikap individu.

4. Siswa yang aktif bertanya selama pembelajaran ekonomi dapat lebih memahami materi dibandingkan siswa yang pasif sehingga dalam pembelajaran terdapat perbedaan secara kelompok.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu untuk membatasi permasalahan penelitian ini pada studi perbandingan hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI).

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikansi antara hasil belajar ekonomi siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered


(26)

8

Head Together (NHT) dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ?

2. Apakah rata-rata hasil belajar yang pembelajarannya melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) berbeda nyata dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbedaan yang signifikansi antara hasil belajar ekonomi siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan siswa yang diberikan pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI).

2. Mengetahui rata-rata hasil belajar yang pembelajarannya melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) berbeda nyata dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan: a. Bagi guru

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas siswa yang diterapkan dalam mata pelajaran ekonomi agar hasil belajar siswa menjadi optimal.


(27)

9

b.Bagi siswa

Membantu siswa untuk beraktivitas dalam kelas serta menumbuhkan rasa kerjasama yang positif antar siswa dan sarana informasi untuk hasil belajar yang maksimal.

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar mengajar di SMA Negeri 14 Bandar Lampung dengan prestasi yang maksimal sesuai dengan keadaan siswa.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dan hasil belajar ekonomi.

2. Subjek penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil. 3. Tempat penelitian

Adapun ruang lingkup tempat penelitian adalah di SMA Negeri 14 Bandar Lampung.


(28)

10

4. Waktu penelitian

Waktu penelitian pada semester ganjil bulan Januari – Februari tahun pelajaran 2013-2014.

5. Ilmu


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A.Tinjauan Pustaka 1. Belajar

Belajar merupakan suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh pengalaman baru yang dapat mempengaruhi atau bahkan mengubah perilaku peserta didik menjadi lebih baik. Hal ini didukung oleh pendapat Slameto (2003:2) yaitu Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan dalam belajar meliputi pengetahuan, sikap, keaktifan dan lain-lain. Seseorang yang telah mengalami proses belajar tidak sama keadaannya bila dibandingkan dengan keadaan pada saat belum belajar. Individu akan

lebih sanggup menghadapi kesulitan, memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya.

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan merupakan pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir (Trianto,2009:16).


(30)

12

Pendapat Trianto sejalan dengan pemikiran Gagne dalam Latif (2005:22) yang menyatakan belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Pengalaman adalah sumber pengetahuan dan keterampilan yang bersifat pendidikan. Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Menurut Slameto (2003:54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:

1. Faktor-faktor internal

a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)

b. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)

c. Kelelahan

2. Faktor-faktor eksternal

a. Keluarga (cara orang tua mendidik, relaso antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan)

b. Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)

c. Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Hamalik,2004:27). Menurut pengertian ini, belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.


(31)

13

Menurut Hamalik (2004:81) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:

1. Faktor kegiatan penggunaan dan ulangan, siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan maupun kegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, dan minat. Apa yang telah dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara kontinu dibawah kondisi yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar lebih mantap. 2. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan; relearning recalling, dan

reviewing agar pelajaran dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan lebih mudah dipahami.

3. Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dengan suasana menyenangkan.

4. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan mendorong belajar lebih baik.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar dalam pembelajaran merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya di dalam kelas. Agar memperoleh hasil yang optimal, maka proses belajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta kemampuan yang baik.

Menurut pendapat Kingsley dalam Sudjana (2001:22) membagi tiga macam hasil belajar, yaitu: (a) keterampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.

Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut.


(32)

14

Menurut Hamalik (2000:30), Adapun aspek-aspek itu adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan

Informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang.

2. Pemahaman

Kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. 3. Kebiasaan

Pengulangan sesuatu secara terus menerus atau dalam sebagian besar waktu dengan cara yang sama dan tanpa hubungan akal.

4. Keterampilan

Kelebihan atau kemampuan seseorang untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitasnya dalam mengerjakan, mengubah, menyelesaikan ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. 5. Apresiasi

Kegiatan mengenali, menilai dan menghargai bobot seni atau nilai seni. 6. Emosional

Minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. 7. Hubungan sosial

Hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong.

8. Jasmani

Proses yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

9. Etis dan budi pekerti

Induk dari segala etika, tata krama, tata susila, perilaku baik dalam pergaulan, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari.

10. Sikap

Evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau issu.

Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.

Menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono (2006:3) bahwa: “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar tindak belajar dan tindak mengajar, dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi


(33)

15

hasil belajar, dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Hasil belajar memerlukan suatu penilaian, penilaian itu sendiri tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa. Penilaian juga bertujuan untuk : (1) mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, (2) mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa, (3) mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (4) mengetahui hasil pembelajaran, (5) mengetahui pencapaian kurikulum, (6) mendorong siswa belajar, dan (7) mendorong guru agar mengajar dengan lebih baik. (Uno,2009:131)

Berdasarkan pengertian di atas bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar yang diharapkan dari setiap kegiatan

pembelajaran adalah pencapaian hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut Fred Percipal dan Henry Ellington (Uno,2009:35), tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan taksonomi.

Seperti pendapat Bloom dan Krathwohl (Uno,2009:35) memilih taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni sebagai berikut:

1. Kawasan Kognitif

Kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif terdiri dari 6 tingkatan, yaitu:


(34)

16

a. Tingkat pengetahuan (Knowledge)

Kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar.

b. Tingkat pemahaman (Komprehension)

Kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan mengelompokkan dengan mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan, memaknai, member deskripsi, dan menyatakan gagasan utama.

c. Tingkat penerapan (Application)

Kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori di dalam kondisi kerja.

d. Tingkat analisis (Analysis)

Kemampuan menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan infromasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.

e. Tingkat sintesis (Syhthesis)

Kemampuan menjelaskan struktur atau pola dari sebuah scenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. f. Tingkat evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.

2. Kawasan Afektif

Suatu dominan yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan social.

Tingkatan afeksi ada lima, yaitu: a. Kemauan menerima;

Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. b. Kemauan menanggapi;

Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. c. Berkeyakinan;

Kemampuan pengaturan diri individu d. Penerapan karya;

Mengerjakan suatu pekerjaan sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang

e. Ketekunan dan ketelitian.

Upaya untuk mencapai tujuan tertentu tanpa mudah menyerah hingga meraih keberhasilan

3. Kawasan Psikomotor

Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (Skill) yang bersifat manual atau motorik.

Urutan tingkatannya, yaitu: a. Persepsi;

Penggunaan alat indra untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.


(35)

17

b. Kesiapan melakukan suatu kegiatan;

Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan. c. Mekanisme;

Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.

d. Respon terbimbing;

Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk didalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.

e. Kemahiran;

Tingkat kemampuan seseorang yang berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri.

f. Adaptasi;

Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.

g. Originasi

Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi, kondisi atau permasalahan tertentu.

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi belajar dan tindak mengajar, hasil tersebut berupa kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk hasil belajar. Hasil belajar menunjukkan berhasil tidaknya suatu kegiatan pengajaran.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran merupakan model pembelajaran yang lebih mengutamakan kerjasama antara siswa dengan bimbingan dan arahan dari guru untuk mencapai suatu tujuan yang baik dalam pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif merupakan sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih


(36)

18

dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri (Etin Solehatin, 2008:4).

Menurut Johnson dan Johnson (Isjoni, 2013:17) Cooperative learning

adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu tugas atau memecahkan suatu masalah, dimana setiap anggota kelompok saling membantu. Kelompok beranggotakan 4-5 siswa dengan kemampuan yang terdiri dari tingkat kemampuan akademik dan jenis kelamin siswa.

Menurut Isjoni (2013:20) beberapa ciri dari cooperative learning adalah; (a) setiap anggota memiliki peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, (c) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Metode pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri:

1. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif;

2. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah;

3. Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam setiap kelompok pin terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula;

4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan (Asep Jihad dan Abdul Haris,2008:30)


(37)

19

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) pada dasarnya merupakan varian dari diskusi kelompok, teknik pelaksanaannya hampir sama dengan diskusi kelompok. Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Menurut Komalasari (2010:62), model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan model pembelajaran dimana setiap siswa diberi nomor kemudian secara acak guru memanggil nomor dari setiap siswa.

Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan tipe pembelajaran yang disusun untuk mempengaruhi interaksi para siswa dan memiliki tujuan meningkatkan pengetahuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) :

Tabel 2. Sintaks Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Fase-Fase Perilaku Guru Perilaku Siswa

Fase 1.

Penomoran (Numbering)

Guru membagi siswa men-jadi beberapa kelompok atau tim yang beranggo-takan 3-5 orang dan mem-beri siswa nomor

Setiap siswa dalam tim mempunyai nomor ber-beda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.

Fase 2.

Pengajuan Pertanyaan (Questioning)

Guru mengajukan per-tanyaan kepada siswa se-suai dengan materi yang sedang dipelajari yang bervariasi dari yang spe-sifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat ke-sulitan yang bervariasi

Siswa menyimak dan men-jawab pertanyaan


(38)

20

Lanjutan tabel 2

Fase 3.

Berpikir Bersama (Heads Together)

Guru memberikan bim-bingan bagi kelompok sis-wa yang membutuhkan

Siswa berpikir bersama untuk menemukan ban dan menjelaskan jawa-ban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawa-ban dari masing-masing pertanyaan

Fase 4.

Pemberian Jawaban (Answering)

Guru menyebut salah satu nomor

Guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut

Setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas

Siswa yang nomornya disebut guru dari kelom-pok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan

Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat sintaks pembelajaran Numbered Head Together (NHT) tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000:29) menjadi enam langkah sebagai berikut :

Langkah 1. Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Langkah 2. Pembentukan kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.


(39)

21

Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan

Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.

Langkah 4. Diskusi masalah

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.

Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

Langkah 6. Memberi kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Dari pendapat di atas diambil kesimpulan bahwa Numbered Head Together

(NHT) lebih melibatkan banyak siswa bereksperimen dalam materi yang tercakup di suatu mata pelajaran yang mempunyai tujuan melihat hasil pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT):

a. Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

b. Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif.

c. Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan manjadi lebih besar/kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan.

d. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan.


(40)

22

Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT):

a. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.

b. Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.

c. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000:18), antara lain adalah :

a) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi; b) Memperbaiki kehadiran; c) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar; d) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil; e) Konflik antara pribadi berkurang; f) Pemahaman yang lebih mendalam; g) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi; dan h) Hasil belajar lebih tinggi

Berdasarkan pendapat di atas bahwa model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya.

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang melatih aktivitas para siswa berpartisipasi dalam pengembangan materi (informasi) dengan mencari sendiri melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya buku pelajaran atau siswa dapat mencari di media internet. Siswa dilibatkan dari perencanaan,


(41)

23

baik dengan menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya dengan investigasi. Pada model ini siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perkawanan atau berdasarkan pada keterkaitan akan sebuah materi tanpa melanggar ciri-ciri cooperative learning (Isjoni, 2013:58)

Menurut Ibrahim,dkk (2000:23):

“Dalam kooperatif tipe Group Investigation (GI) guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa heterogen dengan mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama dalam topik tertentu. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan yang telah dirumuskan. Dalam diskusi kelas ini diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.”

Pendapat dari Isjoni dan Ibrahim model pembelajaran Group Investigation

(GI) ini adalah suatu pembelajaran kooperatif yang pada umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 sampai 6 siswa dengan karakteristik heterogen. Pembagian kelompok ini berdasarkan keakraban dalam berteman atau kesamaan minat dalam materi tertentu. Para siswa memilih materi atau topik yang ingin dipelajari dan menganalisis materi tersebut, kemudian menyimpulkan dan mempresentasikan hasilnya didepan kelas secara menyeluruh.

Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ini menuntut siswa agar dapat memiliki kemampuan yang baik dalam belajar, berkomunikasi ataupun dalam proses kelompok. Model ini melibatkan siswa untuk kreatif dalam menumbuhkan kemampuan berfikir sendiri (mandiri). Sedangkan


(42)

24

para guru selama model pembelajaran berlangsung membina siswa, memfasilitasi investigasi siswa dan menjaga aturan perilaku kooperatif.

Enam tahapan di dalam pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation (GI) dapat dilihat pada tabel berikut, menurut Slavin dalam Siti Maesaroh (2005:29-30):

Tabel 3. Sintaks Pembelajaran Group Investigation (GI)

Tahapan GI Keterangan Tahapan

Tahap I

Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok.

Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.

Tahap II

Merencanakan tugas

Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.

Tahap III

Membuat penyelidikan

Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.

Tahap IV

Mempersiapkan tugas akhir

Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.

Tahap V

Mempresentasikan tugas akhir

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.

Tahap VI Evaluasi

Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.

Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat sintaks pembelajaran Group Investigation


(43)

25

Di dalam pemanfaatannya atau penggunaannya model pembelajaran GI juga mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut:

Kelebihan pembelajaran model Group Investigation:

1. Pembelajaran dengan kooperatif model Group Investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation

mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.

4. Model pembelajaran Group Investigation melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.

5. Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Kelemahan pembelajaran dengan model Group Investigation:

Model pembelajaran Group Investigation merupakan model pembelajaran yang komplek dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Kemudian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation juga membutuhkan waktu yang lama ( http://www.ras-eko.co.cc/2011/05/model-pembelajaran-group-investigation.html) dalam (Desi Saptawati,2012:28)


(44)

26

B.Hasil Penelitian Yang Relevan

Tabel 4. Hasil Penelitian Yang Relevan

NO PENULIS JUDUL HASIL

1 Dinar sapta putri Studi Perbandingan hasil belajar kewirausahaan siswa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan

Think Pair and Share

(TPS) dengan memperhatikan motivasi berprestasi pada siswa kelas X SMK Negeri 1 metro tahun pelajaran 2011-2012

Ada Perbandingan hasil belajar kewirausahaan siswa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan Think Pair and Share (TPS) dengan memperhatikan motivasi berprestasi pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2011-2012 perhitungan

8,879 > 4,11 yang berarti hasil

pembelajaran NHT lebih tinggi dibandingkan TPS 2 Ivan

Seprayoga

Studi perbandingan hasil belajar ekonomi melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan Numbered Head Together pada siswa kelas X semester genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012

Ada perbedaan antara hasil belajar ekonomi melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan Numbered Head Together, hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperoleh

11,215 > 4,00 berarti hipotesis diterima.

3 Desi Saptawati Studi perbandingan hasil belajar ekonomi antara siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dan

Student Team

Achievement Division

(STAD) dengan memperhatikan kemampuan awal (studi pada siswa kelas X SMA Gajah Mada Tahun Pelajaran 2011/2012)

Ada perbandingan hasil belajar ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran tipe GI dan tipe STAD pada siswa kelas X SMA Gajah Mada tahun pelajaran 2011/2012 dengan perhitungan

7,997 > 4.,043 yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi antara model pembelajaran kooperatif tipe GI dan STAD


(45)

27

Lanjutan Tabel 4

4 Fajar Subekti Studi perbandingan hasil belajar ekonomi melalui model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw dan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) (Studi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kalirejo) tahun pelajaran 2009/2010

Ada perbedaan hasil belajar ekonomi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe STAD dengan perhitungan thitung

2,104 > ttabel 1,997 yang

berarti ada perbedaan hasil belajar antara kelas

eksperimen dengan model pembelajaran jigsaw dan kelas pembanding dengan model pembelajaran STAD

Berdasarkan tabel 4, penelitian yang relevan adalah studi atau penelitian yang sejenis dengan pokok masalah yang dihadapkan dalam skripsi ini telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, oleh sebab itu pada bagian ini dilengkapi beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini, antara lain.

Menurut Dinar Sapta Putri pada perhitungan penelitiannya menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) Fhitung sebesar8,879 dan

model pembelajaran TPS (Think Pair Share) Ftabel sebesar4,11, oleh karena itu

hasil NHT lebih maksimal untuk digunakan dalam pembelajaran.

Menurut Ivan Seprayoga pada perhitungan penelitiannya menggunakan model pembelajaran Jigsaw Fhitung sebesar 11,215 dan model pembelajaran NHT

(Numbered Head Together) Ftabel sebesar 4,00, oleh karena itu hasil NHT

(Numbered Head Together) masih kurang maksimal dalam pembelajaran karena model tersebut masih sulit dipahami oleh siswa di dalam kelas.


(46)

28

Menurut Desi Saptawati pada perhitungan penelitiannya menggunakan model pembelajaran GI (Group Investigation) Fhitung sebesar 7,997 dan model

pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Divisions) Ftabel sebesar

4,043, oleh karena itu hasil pada GI lebih maksimal untuk digunakan dalam pembelajaran.

Menurut Fajar Subekti pada perhitungan penelitiannya menggunakan model pembelajaran jigsaw Thitung sebesar 2,104 dan model pembelajaran STAD

(Students Teams Achievement Divisions) Ttabel sebesar 1,997 oleh karena itu

hasil jigsaw lebih maksimal dalam pembelajaran.

C.Kerangka Pikir

Penerapan model pembelajaran yang tepat dapat menunjang keberhasilan siswa dengan membuat pembelajaran jadi semakin menarik dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif ini sifat pembelajarannya students centered sehingga pembelajarannya aktivitas siswa lebih mendominasi di dalam kelas.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang dapat menitikberatkan pada rasa kerja sama antar siswa dalam berkelompok, yang saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Dua jenis model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu tipe kooperatif

Numbered Head Together (NHT) dan tipe kooperatif Group Investigation (GI).

Dari kedua model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) dan Group Investigation (GI) terdapat langkah-langkah yang berbeda namun tetap satu jalur yaitu pembelajaran secara kelompok yaitu berpusat pada siswa (student centered) dan guru sebagai fasilitator, hal ini dibuktikan dengan


(47)

29

adanya penelitian yang dilakukan oleh Fajar Subekti yang berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)” yang ditunjukkan dengan hasil thitung 2,104 > ttabel 1,997. Hal ini membuktikan bahwa

penerapan pembelajaran kooperatif lebih membantu siswa dalam beraktivitas dalam kelas.

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), menuntut siswa untuk aktif dalam aktivitas belajar, guru membagi kelompok secara acak yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang. Setiap siswa di kelompok tersebut mendapat nomor (number card), guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya, kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan jawabannya, guru memberikan pengarahan secukupnya. Kemudian guru memanggil salah satu nomor siswa untuk melakukan presentasi secara bergiliran. Lalu guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah didiskusikan. Model pembelajaran NHT lebih mengacu pada aktivitas siswa. Hal ini telah dibuktikan oleh Ivan Seprayoga dalam penelitiannya yang berjudul “Studi perbandingan hasil belajar ekonomi melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan Numbered Head Together pada siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung” yang ditunjukkan dengan Fhitung

16,916 > Ftabel 4,00. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar mata pelajaran

ekonomi pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih rendah dibandingkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).


(48)

30

Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) siswa lebih bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam tipe pembelajaran ini siswa bekerja dalam suatu kelompok yang terdiri dari beberapa anggota, diberi nomor yang berbeda dan tiap anggota tahu bahwa hanya satu murid yang dipanggil untuk mempersentasikan jawaban. Setiap kelompok melakukan diskusi untuk berbagi informasi antar anggota sehingga tiap anggota mengetahui jawabannya.

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), lebih menuntut siswa untuk lebih aktif, guru hanya sebagai fasilitator kebutuhan siswa dan membentuk kelompok tanpa memandang latar belakang, kemudian guru membagikan materi yang akan dibahas yaitu topik bahasan, masing-masing siswa mendapat sub topik yang berbeda-beda. Setiap siswa harus bekerja secara mandiri atas pembagian tugas disetiap sub topik masing-masing, siswa saling berinteraksi dengan teman kelompoknya untuk menyelesaikan tugasnya, kemudian dari setiap siswa mempunyai tugas masing-masing untuk memberikan penjelasan agar dapat mempertanggungjawabkan hasil tugasnya pada saat tahapan presentasi di depan kelas. Langkah terakhir pada model ini adalah guru bersama-sama siswa mengambil kesimpulan dari jawaban yang tepat dan menyimpulkan materi yang akan dibahas.

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak


(49)

31

perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Dalam tipe Group Investigation (GI) ini lebih menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

Untuk memperjelas faktor-faktor yang diteliti, faktor tersebut diberikan dalam bentuk variabel. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) dan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

(GI).

Hasil kerangka pikir ini dapat disimpulkan dari kedua model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan Group Investigation (GI) menghasilkan hasil belajar ekonomi.

Berdasarkan uraian tersebut, berikut paradigma pada penelitian untuk memberikan gambaran dengan jelas mengenai kerangka pikir tersebut.

Gambar 1. Paradigma penelitian dengan Dua Variabel Independent

NHT ( ) (Kelas Eksperimen)

GI ( ) (Kelas Kontrol)

Hasil Belajar Ekonomi (Y)


(50)

32

Keterangan:

X1 = Kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT)

X2= Kelas kontrol dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI)

Y = Hasil belajar ekonomi

D.Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar ekonomi siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI)

2. Rata-rata hasil belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) berbeda nyata dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)


(51)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menurut Sugiyono (2005:57) Penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Analisis komparatif dilakukan dengan cara

membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian lain.

Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan eksperimen. Menurut Arikunto (2006:3) eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti

dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Metode ini dipakai karena sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai dalam pembelajaran yaitu mengetahui perbedaan suatu variabel, yaitu hasil belajar ekonomi dengan perlakuan yang berbeda.

Design penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah


(52)

34

penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia (Sukardi,2003:16).

Kelompok sampel ditentukan secara random. Kelas X4 melaksanakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai kelas eksperimen dan kelas X5 melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI) sebagai kelas kontrol. Hasil dari design penelitian dapat dilihat pada lampiran 17.

Design penelitian digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

R1 : Kelas X4 sebagai kelas eksperimen

R2 : Kelas X5 sebagai kelas control

O1, O3 : Pre Test Mata Pelajaran Ekonomi

A1 : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together

A2 : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

O2, O4 : Post Test Mata Pelajaran Ekonomi

(Sugiono, 2005:70)

Hasil dari pre test mata pelajaran ekonomi sebesar 53,59%, setelah menggunakan model pembelajaran NHT pada kelas eksperimen sebesar 78,29% dan model pembelajaran GI pada kelas kontrol sebesar 69,75%.


(53)

35

B.Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Peneliti melakukan observasi pendahuluan ke sekolah SMA Negeri 14

Bandar Lampung untuk mengetahui jumlah kelas yang akan dijadikan sebagai populasi dan digunakan sebagai sampel dalam penelitian.

b. Menetapkan sampel penelitian yang dilakukan dengan teknik cluster random sampling.

c. Memberikan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dan untuk kelas kontrol, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. d. Pertemuan pada kelas eksperimen dilakukan selama 4 kali pertemuan,

begitu pula dikelas kontrol.

e. Pada akhir penelitian, peneliti melakukan tes akhir (post test) pada siswa untuk mengetahui tingkat perubahan kondisi subjek yang berpengaruh dengan variabel dependen.

C.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 14 Bandar Lampung dan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah sebanyak 232 siswa dan tersebar dalam 7 kelas yaitu kelas X , X , X , X , X ,


(54)

36

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik two stagecluster random sampling, yaitu dengan cara:

1. Peneliti mencampur objek-objek di dalam populasi sehingga semua objek dianggap memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel a. Populasi homogen (Seluruh siswa kelas X)

b. Populasi heterogen (Hasil Belajar)

2. Peneliti menentukan mana kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol, dari kedua kelas tersebut merupakan kelas yang mempunyai rata-rata kemampuan akademis yang berbeda namun homogen sehingga ada perbedaan antara kelas yang satu dengan kelas yang lain.

Berdasarkan hasil teknik ini diperoleh dua kelas yaitu X dan X sebagai sampel, kemudian kelas X dan X diundi untuk menentukan penggunaan metode yang sesuai yaitu kelas mana yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Dari hasil undian, maka diperoleh kelas X sebagai kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) dan kelas X sebagai kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Kelas X dan X merupakan kelas yang mempunyai rata-rata kemampuan akademis yang relatif sama, karena dalam pendistribusian siswa tidak dikelompokkan ke dalam kelas unggulan, atau tidak ada perbedaan antara kelas


(55)

37

yang satu dengan kelas yang lain walaupun dengan kelas yang bukan termasuk ke dalam sampel.

D.Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008:60).

Dalam variabel penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu dua variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen).

a. Variabel bebas (independen)

Variabel bebas adalah suatu variabel penelitian yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dilambangkan dengan X, dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head

Together) sebagai kelas eksperimen (X ) dilambangkan sebagai X1 dan model

pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) sebagai kelas kontrol

(X ) dilambangkan sebagai X2.

b. Variabel terikat (dependen)

Variabel terikat adalah suatu variabel yang diakibatkan dan dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dilambangkan dengan Y, dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar ekonomi siswa model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada kelas eksperimen dengan lambang Y1 dan hasil belajar ekonomi siswa model pembelajaran


(56)

38

E.Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual

a. Hasil belajar ekonomi ialah adanya perubahan tingkah laku. Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 20014:30). Hasil belajar ekonomi adalah kemampuan dalam ragnah kognitif siswa sebagai hasil dari proses belajar mengajar ekonomi selama kurun waktu tertentu dengan mengacu pada silabus. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. b. Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) ini mengambil pola pembelajaran kelompok, yaitu siswa melakukan kegiatan dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan. Menurut Komalasari (2010:62), model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan model pembelajaran dimana setiap siswa diberi nomor kemudian secara acak guru memanggil nomor dari setiap siswa. c. Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

Group Investigation (GI) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang melatih aktivitas para siswa berpartisipasi dalam pengembangan materi dengan mencari sendiri jawaban melalui bahan-bahan yang tersedia. Menurut Isjoni (2013:58), pada model ini siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Kelompok dapat dibentuk


(1)

49

Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah:

Tolak Ho apabila Fhitung Ftabel ; thitung ttabel

Terima Ho apabila Fhitung Ftabel ; thitung ttabel

dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = n1 + n2 - 2

Hipotesis 1 dan 2 menggunakan rumus t-test dua sampel independent (separated varian).


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikansi pada hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa

yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head

Together) dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran GI

(Group Investigation).

2. Rata-rata hasil belajar ekonomi siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT berbeda nyata dibandingkan dengan siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe GI.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian selama proses pembelajaran berlangsung mengenai Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

GI (Group Investigation) pada Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun


(3)

77

1. Kepada kepala sekolah disarankan dapat memberikan pengetahuan tambahan kepada

guru-guru di SMA Negeri 14 Bandar Lampung mengenai model pembelajaran yang kooperatif, untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran ekonomi dengan melakukan lokakarya dan ditindaklanjuti dengan supervise dari masing-masing narasumber yang diambil dari pakar pendidikan di FKIP Unila

2. Kepada guru yang mengajar mata pelajaran ekonomi disarankan menggunakan model

pembelajaran kooperatif (contohnya : model pembelajaran kooperatif tipe NHT) agar:

a. Tercapai tujuan khusus pembelajaran yaitu hasil belajar siswa yang maksimal

b. Siswa dapat beraktivitas di kelas dengan membentuk kelompok dan bekerjasama


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Bumi

Aksara : Jakarta

---. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT

Rineka Cipta: Jakarta

---. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta ---. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Rineka Cipta: Jakarta

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual

(Inovatif). CV Yrama Widya: Bandung

B. Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. PT bumi Aksara: Jakarta

Basrowi dan Akhmad Kasinu. 2007. Metodologi Sosial Konsep, Prosedur dan

Aplikasi. Cv. Jenggala Pustaka: Kediri

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. PT

Rineka Cipta: Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Rineka Cipta: Jakarta

Hamalik, Oemar. 2000. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara: Jakarta

---. 2004. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara: Jakarta

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. University Press: Surabaya

Isjoni. 2013. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar

Berkelompok. Alfabeta: Bandung

Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Multi Press Indo:

Yogyakarta

Koestoro, Budi dan Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan.

Yayasan Kampusina: Surabaya

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Konstektual; Konsep dan Aplikasi.


(5)

Maesaroh, Siti. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta

Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta: Jakarta

Norita, Esa. 2013. Studi Perbandingan Hasil Belajar dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Model Pembelajaran Tipe Mind Mapping dengan Memperhatikan Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPS Terpadu (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

Putri, Dinar Sapta. 2012. Studi Perbandingan Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa

Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Think Pair and Share (TPS) dengan

Memperhatikan Motivasi Berprestasi pada Siswa Kelas X SMK Negeri Metro Tahun Pelajaran 2011-2012. Skripsi. Universitas Lampung

Rusman, Teddy. 2011. Aplikasi Statistik Penelitian dengan SPSS. Pendidikan

Ekonomi: Universitas Lampung

Sardiman A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo

Persada: Jakarta

Saptawati, Desi. 2012. Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Antara Siswa

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Student Team Achievement Division (STAD) dengan

Memperhatikan Kemampuan Awal (Studi pada Siswa Kelas X SMA Gajah Mada Tahun Pelajaran 2011/2012). Skripsi. Universitas Lampung

Seprayoga, Ivan. 2013. Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Numbered Head Together pada Siswa Kelas X Semester Genap di SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka

Cipta: Jakarta

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Model

Pembelajaran IPS. Bumi Aksara: Jakarta

Subekti, Fajar. 2010. Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) (Studi Pada Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2009/2010)

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada:


(6)

Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya: Bandung

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito: Bandung

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Bumi Aksara: Jakarta

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progesif. Prenada

media: Jakarta

(http://duniabaca.com/pengertian-belajar-dan-hasil-belajar.html)diambil pada

tanggal 28 November 2013

(http://mi1kelayu.blogspot.com/2012/06/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-n.html) diambil tanggal 28 November 2013

(http://ri1990.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html) diambil tanggal 28 November 2013

(http://www.pendidikanekonomi.com/2013/04/model-pembelajaran-numbered-heads.html) diambil tanggal 28 November 2013

(http://herdy07.wordpress.com/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/) diambil tanggal 28 November 2013

(http://wawan-junaidi.blogspot.com/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html) diambil tanggal 28 November 2013

(http://gurupkn.wordpress.com/metode-investigasi-kelompok-group-investigation/) diambil tanggal 28 November 2013


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 5 50

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

2 12 53

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (Studi Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tah

0 9 96

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matema

0 3 19