Komik sebagai Seni Gambar Balon dalam Komik

23 Ketika kini digunakan berulang kali untuk penyampaian berbagai gagasan yang mirip, semua itu akan menjadi bahasa, suatu bentuk tuli san dan penerapan disiplin ini yang mengubah “tatabahasa” seni komik. Komik berurusan dengan dua peralatan utama untuk berkomunikasi yaitu kata-kata dan gambar. Pemisahan ini sebenarnya cukup sembarang, tetapi dalam dunia komunikasi modern keduanya masih saja diperlakukan masing-masing sebagai disiplin yang independen. Meskipun begitu, sebenarnya kata dan gambar diturunkan dari asal yang sama, dan dalam pemanfaatan ketrampilan kata dan gambar itulah bertumpu potensi ekspresif media komik Ajidarma, 2011: 36,38.

c. Komik sebagai Seni Gambar

Dalam komik, yang pada dasarnya melayani pembaca berorientasi visual, atau permintaan cerita yang berorientasi kepada tokoh yang sederhana, tindakan dan gaya gambar menjadi dominan dan mengurangi „jalinan‟ tulisan dan gambar. Faktor lain adalah prosedur dengan jalan mana penulis akan memberi penggambar ringkasan mentah suatu alur. Penggambar maju untuk menyusun segenap sekuen gambar, menyusun panel-panel di sekitar suatu asumsi dari sebuah dialog tak tertulis dan kepuasan dari persepsinya atas persyaratan alur. Buku komik tidak terlepas dari seni gambar yang membuatnya berbeda dari buku- buku bacaan lainnya. seni gambar berasal dari pikiran manusia, lebih sebagai tanggapan kepada dunia 24 daripada dunia yang terlihat visible word itu sendiri, dan tepatnya karena setiap seni adalah konseptual maka semua representasi dapat dikenali dari gayanya. Ketika setiap gambar adalah konseptual, maka konsep- konsep, seperti gambar, tidak bisa benar atau salah Gombrich, 1977: 55.

d. Balon dalam Komik

Balon adalah suatu peralatan yang sangat dibutuhkan. Merupakan usaha untuk menangkap dan membuat terlihat suatu elemen yang hanya berlangsung sekejap: suara. Ini merupakan suatu disiplin yang menuntut kerja sama pembaca. balon terhubungkan dengan posisi pembicara. Pada mulanya cukup dengan mengurung huruf-huruf ujaran dalam suatu garis dengan suatu tonjolan yang menunjuk siapa pembicara. Namun dengan perkembangan bentuk balon, garis yang mengurung tak hanya menunjuk siapa pembicara, tetapi juga makna yang menyumbang pada narasi. Karakter suara yang diucapkan pembicara ditunjukkan oleh cara garis yang mengurung ujaran itu dibuat. Di dalam balon, penulisan huruf-huruf mencerminkan watak dan emosi ujaran. Apabila penulisan huruf-huruf digantikan dengan oleh huruf cetak akan tampak suatu efek “mekanis” yang menganggu kepribadian seni menulis bebas dengan tangan. Penulisan huruf-huruf ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati, karena pengaruhnya yang langsung kepada pesan. 25

e. Panel dalam Komik