BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK “ONE PIECE”, PENDEKATAN OBJEKTIF DAN BIOGRAFI PENGARANG 2.1. Pengertian Komik - Analisis Cerita Komik “One Piece” Karya Eiichiro Oda Dilihat Dari Pendekatan Objektif

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK “ONE PIECE”, PENDEKATAN OBJEKTIF DAN BIOGRAFI PENGARANG

2.1. Pengertian Komik

  Menurut Marchel Bonnef (1998:23), komik adalah salah satu produk dari hasrat manusia untuk menceritakan pengalamannya, yang dituangkan dalam gambar dan tanda, yang mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan.

  Komik merupakan gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Dapat dikatakan, komik sebagai produk budaya karena dibuat atas dasar kreasi yang dipresentasikan secara virtual.(http://www. wikipedia.com/sejarah-komik.html)

  Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.

  Biasanya, komik dicetak diatas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku sendiri.

  Komik dalam bahasa Jepang disebut manga ( 漫 画 ). Manga, yang dilafalkan dengan ”Mang-ah” secara harifiah diterjemahkan sebagai “gambar aneh”. Di Jepang, istilah manga diperkenalkan pertama kalinya oleh Katsushika Hokusai. Katsushika Hokusai, seorang pemahat kayu dan pelukis yang hidup dari tahun 1760 sampai 1849, menciptakan Hokusai Manga, satu dari banyak terbitannya. Dalam 15 volume serial sketsanya yang diterbitkan pada 1841, dia mencakupkan berbagai topik yang berbau informatif kedalam komik dari jaman Edo

  Di akhir abad 18, Kibyoushi, sebagai buku komik pertama yang berisi cerita muncul dengan tatanan gambar yang dikelilingi oleh tulisan (atau tulisan di samping gambar) sebagai narasinya. Manga tidak begitu berkembang hingga Perang Dunia II. Pada awal abad 19, muncul seorang mangaka yang membawa sejarah baru di dunia manga Jepang. Dia adalah Osamu Tezuka (1928-1989), karyanya yang terkenal adalah Tetsuwan Atom (yang di Indonesia dikenal sebagai Astro Boy) dan manga-nya yang diadaptasi dari novel Treasure Island karya Robert Louis Stevenson meraih nilai penjualan tertinggi nasional karena sukses dijual sebanyak 400.000 eksemplar.

  Karena pada mulanya komik di Jepang adalah peniruan dari film animasi dari Walt Disney, maka saat itu para penggemar komik Jepang adalah anak-anak.

  Namun pada tahun 1959, mulai diterbitkan dua majalah mingguan untuk anak laki-laki yaitu Shonen Magazine dan Shonen Sunday. Saat itu hiburan untuk anak di Jepang hanyalah komik saja, belum ada anime (sebutan untuk film animasi di Jepang) dan tentu saja belum ada game komputer. Sepuluh tahun kemudian, majalah komik untuk remaja mulai terbit, Manga Action (1967), Young Comic (1967), Play Comic (1968) dan Big Comic (1967). Pembaca komik yang usianya kurang lebih sembilan tahun pada tahun 1959, maka pada saat itu (tahun 1967) mereka telah berumur kurang lebih delapan belas tahun dan telah masuk masa remaja sehingga mereka mau membaca komik yang cocok dengan usia dan selera mereka.

  Dalam penyajian Komik, pengarang menawarkan banyak hal yang dapat dinikmati oleh para pembacanya. Tidak hanya konsep cerita yang berdasarkan kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga ditawarkan konsep seni dan imajinasi yang tinggi serta nilai-nilai kebudayaan yang dapat membuat suatu karya sastra itu. Komik-komik produksi Jepang mempunyai pengaruh yang besar dibanding komik-komik produksi Amerika dan Eropa, dapat dikatakan bahwa komik Jepang lebih mendominasi di dunia karena tema yang dipakai tidak hanya tentang super hero namun juga tentang kehidupan sosial masyarakat dan masalah- masalah yang ada di dalamnya sekaligus pemecahannya baik mewakili diri pengarang secara pribadi maupun pendapat masyarakat. Pada penyajiannya komik tidak hanya untuk menghibur, namun lebih untuk mewakili perasaan pembaca sehingga komik ini lebih dari sekedar bacaan melainkan ekspresi jiwa antara pembaca dan pengarang. .

2.2. Unsur-unsur Pembangun Komik

  Komik merupakan sebuah serangkaian gambar yang berurutan dan memiliki keterkaitan antara gambar yang satu dengan lainnya, dibantu dengan tulisan yang berfungsi untuk memperkuat gagasan yang ingin disampaikan, dengan unsur-unsur dalam sebuah komik yang saling berkaitan tersebut maka terbentuklah sebuah narasi yang utuh. Oleh karena itu dengan unsur-unsur tersebut keterpaduan sebuah komik akan terwujud. Unsur-unsur yang terkandung dalam komik adalah unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik.

2.2.1 Unsur Intrinsik

  Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri atau dapat juga dikatakan unsur-unsur yang secara langsung membangun cerita. Analisis intrinsik mencoba memahami suatu karya sastra berdasarkan informasi-informasi yang dapat ditemukan hanya di dalam karya sastra itu atau secara eksplisit terdapat dalam karya sastra. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa suatu karya sastra menciptakan dunianya sendiri yang berbeda dari dunia nyata. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia karya sastra merupakan fiksi yang tidak berhubungan dengan dunia nyata. Karena menciptakan dunianya sendiri, karya sastra tentu dapat dipahami berdasarkan apa yang ada atau secara eksplisit tertulis dalam teks tersebut. Adapun unsur pembentuk yang dibangun oleh unsur instrinsik sebagai berikut:

a. Tema

  Istilah tema menurut Scharbach dalam Aminuddin (2000:91) berasal dari bahasa latin yang berarti tempat meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Sebab itulah penyikapan terhadap tema yang diberikan pengarangnya dengan pembaca umumnya terbalik. Seorang pengarang harus memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema tersebut.

  Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Karena sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra sangat beragam. Tema bisa berupa persoalan moral, etika, agama, sosial, budaya, teknologi, tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Namun, tema bisa berupa pandangan pengarang, ide, atau keinginan pengarang yang mensiasati persoalan yang muncul.

  Sedangkan Brooks dalam Aminuddin (2000:92) mengungkapkan bahwa dalam mengapresiasikan tema suatu cerita, apresiator harus memahami ilmu-ilmu humanitas karena tema sebenarnya merupakan pendalaman dan hasil kontemplasi pengarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan serta masalah lain yang bersifat universal. Tema dalam hal ini tidaklah berada di luar cerita, tetapi inklusif di dalamnya. Akan tetapi, keberadaan tema meskipun inklusif di dalam cerita tidaklah terumus dalam satu dua kalimat secara tersurat, tetapi tersebar di balik keseluruhan unsur-unsur signifikan atau media pemapar prosa fiksi. Dalam upaya memahami tema, pembaca perlu memperhatikan langkah berikut secara cermat: 1. Memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca.

  2. Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca.

  3. Memahami satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi yang dibaca.

  4. Memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca.

  5. Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainnya yang disimpulkan dari satuan-satuan peristiwa yang tepapar dalam suatu cerita.

  6. Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang ditampilkannya.

  7. Mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya.

  8. Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan pengarangnya. Komik yang berjudul One Piece karya Eiichiro Oda ini mengangkat tema yang menceritakan tentang kehidupan bajak laut Topi Jerami dengan kaptennya yang ingin menjadi raja bajak laut yaitu Luffy yang juga sekaligus sebagai tokoh utama dalam komik ini. Kehidupan bajak laut adalah kehidupan yang berbahaya dan penuh resiko. Hal tersebut terjadi karena Luffy juga bertemu dengan sesama bajak laut lainnya. Dalam petualangan-petualangannya Luffy diharuskan menghadapi bajak laut yang kejam dan pengacau. Semua tantangan, resiko dan kesulitan serta bahaya dihadapi Luffy dengan penuh keberanian dan semangat demi menemukan harta karun One Piece dan menjadi seorang raja bajak laut.

  Adapun fokus tema yang diangkat pada pembahasan komik One Piece pada skripsi ini adalah tentang seorang bajak laut yang dengan gigih ingin menyelamatkan saudara yang sangat disayanginya dari eksekusi yang akan dilakukan angkatan laut.

b. Plot/alur cerita

  Menurut Abraham dalam Siswanto (2008:159), plot atau alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku. Alur atu plot ialah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan menurut sebab akibat dari awal sampai akhir cerita. Dari pengertian tersebut jelah bahwa setiap cerita tidak berdiri sendiri (Suroto, 1989:89).

  Dalam cerita fiksi atau cerpen urutan peristiwa dapat beraneka ragam. Montage dan Henshaw dalam Aminuddin (2000:84) menjelaskan bahwa tahapan peristiwa dalam plot suatu cerita dapat tersusun dalam tahapan-tahapan sebagai berikut: a.

  Exposition : yakni tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat terjadinya peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita.

  b.

  Inciting force: yakni tahap ketika timbul kekuatan, kehendak maupun perilaku yang bertentangan dari pelaku.

  c.

  Rising action : yakni situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita mulai berkonflik.

  d.

  Crisis: yakni situasi semakin panas dan para pelaku sudah diberi gambaran nasib oleh pengarangnya.

  e.

  Climax: yakni situasi puncak ketika konflik berada dalam kadar yang paling tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya sendiri- sendiri. f.

  Falling action: yakni kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan dalam cerita sudah mulai mereda sampai menuju conclusion atau penyelesaian cerita. Dalam pengertiannya elemen plot hanyalah didasarkan pada paparan mulai peristiwa, berkembangnya peristiwa yang mengarah pada konflik yang memuncak, dan penyelesaian terhadap konflik.

  Intisari plot adalah konflik, tetapi suatu konflik tidak bisa secara tiba-tiba dipaparkan begitu saja, harus ada dasar yang menjadi landasan dari konflik tersebut. Menurut Aminuddin (2000:90), pada umumnya alur pada cerita prosa fiksi disusun berdasarkan urutan sebagai berikut:

  1. Perkenalan, pada bagian ini pengarang menggambarkan situasi dan memperkenalkan tokoh-tokohnya.

  2. Pertikaian, pada bagian ini pengarang mulai menampilkan pertikaian yang dialami sang tokoh.

  3. Perumitan, pada bagian ini pertikaian semakin menghebat.

  4. Klimaks, pada bagian ini puncak perumitan mulai muncul.

  5. Peleraian, disini persoalan demi persoalan mulai terpecahkan. Menurut susunannya atau urutannya alur terbagi dalam jenis, yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran. Alur maju adalah alur yang susunannya mulai dari peristiwa pertama, peristiwa kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya sampai cerita itu berakhir. Alur mundur adalah alur yang susunannya dimulai dari peristiwa terakhir kemudian kembali pada peristiwa pertama, kedua, dan seterusnya sampai kembali lagi pada peristiswa terakhir tadi. Sementara alur campuran adalah dimana didalam suatu cerita pengarang menggunakan alur maju dan alur mundur. Adapun jenis alur yang digunakan dalam kumpulan komik ini adalah alur campuran

c. Tokoh

  Dalam karya sastra, tokoh adalah sosok yang mengambil peran penting dalam suatu karya sastra dan dalam satu cerita tokoh merupakan sosok yang bertugas menjalankan cerita itu. Tokoh dalam karya fiksi tidak hanya berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot, dan tema, dan menempati posisi strategis sebagai pembawa dan menyampaikan pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja aingin disampaikan kepada pembaca (Fananie, 2001: 86). Istilah “tokoh’ menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita. penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. tokoh cerita (character), menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:165), adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafssirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

  Boultoun dalam Aminuddin (2000:79) mengungkapkan bahwa cara pengarang menggambarkan atau memunculkan tokoh sebagai pelaku yang hidup di alam mimpi, pelaku yang memiliki semangat perjuangan dalam mempertahankan hidupnya. Pelaku yang memiliki cara sesuai dengan kehidupan manusia yang sebenarnya maupun pelaku egois, kacau, dan mementingkan diri sendiri. Dalam cerita fiksi pelaku itu dapat berupa manusia atau tokoh makhluk lain yang diberi sifat seperti manusia. Dalam menentukan tokoh utama dan tokoh pembantu, yang pada umunya merupakan tokoh yang sering dibicarakan oleh pengarang, sedangkan tokoh tambahan hanya dibicarakan ala kadarnya.

  Untuk membahas penokohan komik One Piece ini kita perlu mengetahui jenis bajak laut yang ada dalam dunia One Piece itu sendiri. Ada dua jenis utama dari bajak laut, yaitu Bajak Laut cinta damai dan Bajak Laut Pengacau, berikut penjelasan tentang kedua jenis Bajak Laut itu.

  Bajak Laut Perdamaian (Peace Main Pirate) : adalah bajak laut yang

  berpetualang dengan tidak benar-benar peduli tentang adanya harta karun ataupun melawan bajak laut lainnya. Luffy, Brook, Shanks, dan Whitebeard adalah contoh yang baik dari bajak laut berdasarkan dengan perdamaian. Bajak laut perdamaian melihat kru nya sendiri sebagai harta mereka yang paling berharga.

  

Bajak Laut Pengacau (Morgania Pirate) : adalah bajak laut yang

  memperjuangkan harta karun mereka demi keuntungan pribadi. Mereka serakah dan suka bertarung hanya untuk menyebabkan rasa sakit dan penderitaan orang lain. Menjadi bajak laut adalah untuk merampok, membunuh, merusak, dan berbuat tindak kejahatan lainnya (seperti image bajak laut yang kita kenal). Sering sekali Luffy dan krunya bertemu dengan bajak laut pengacau. Luffy tidak suka mereka dan hanya ingin merekrut bajak laut yang cinta perdamaian. Bahkan di awal cerita luffy dan yang lainnya bertemu dengan bajak laut pengacau tersebut, seperti Buggy, Don Krieg dan Kuro. Bajak laut pengacau tidak melihat kru mereka sebagai aset berharga dan dengan mudah akan membunuh mereka jika ada yang menentangnya seperti yang ditunjukkan oleh Don Krieg. Kuro juga tidak berpikir dua kali untuk membantai orang-orangnya sendiri. Masih banyak bajak laut pengacau yang ditampilkan dalam One Piece. Ada beberapa kapten bajak laut pengacau yang memiliki hubungan ramah dengan awak mereka seperti Vander Decken IX, Brownbeard, Arlong, Buggy, dan bahkan Blackbeard.

  Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dalam komik One Piece tokoh yang digunakan dalam analisis ini bernama Luffy yang banyak disoroti tentang perjalanan kehidupannya dalam mewujudkan mimpinya untuk menjadi bajak laut dan menemukan harta karun bernama One Piece.

d. Sudut pandang

  Sudut pandang sangat mempengaruhi pembaca karena sudut pandang adalah cara pengarang berkomunikasi dengan pembaca sehingga pesan yang terkandung dapat termpaikan dengan baik kepada pembaca. Menurut Aminuddin (2000:90) sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkanya. Cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk sebuah cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

  Dengan demikian sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, Teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan ceritanya. Ada empat macam sudut pandang yaitu : 1.

  Omniscient point of view ( sudut pandang yang berkuasa).

  Disini pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya, pengarang juga berkuasa untuk menghapus dan menciptakan tokohnya, mengatur jalan pikiran tokoh hingga mengkomentari kelakuan para pelaku.

2. Objective point of view

  Hampir sama dengan dengan omniscient hanya saja pengarang tidak memberikan komentar apa pun mengenai kelakuan tokohnya.

  3. Sudut pandang orang pertama, tehnik ini ditandai dengan menggunakan kata “aku” dalam penceritaannya, persis seperti menceritakan pengalaman sendiri.

  4. Sudut pandang peninjau, dalam tehnik ini pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Sudut pandang peninjau ini lebih dikenal dengan sudut pandang orang orang ketiga. Dalam hal ini, sudut pandang pengarang dalam kumpulan komik One

  Piece adalah sudut pandang Objective point of view dimana pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya, pengarang juga berkuasa untuk menghapus dan menciptakan tokohnya, serta mengatur jalan pikiran tokoh.

  e. Gaya bahasa

  Gaya bahasa merupakan tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa dalam membuat karyanya. Gaya bahasa yang digunakan pengarang berbeda satu sama lain. hal ini dapat menjadi sebuah ciri khas seorang pengarang.

  f. Amanat

  Amanat merupakan pesan moral atau hikmah yang ingin disampaikan pengarang pada pembacanya. Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran dan hal itulah yang ingin disampaikan pada pembacanya.

2.2.2 Unsur Ekstrinsik

  Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem karya sastra itu..

  Unsur ekstrinsik adalah unsur luar sastra yang ikut mempengaruhi penciptaan kaarya sastra. Unsur tersebut meliputi latar belakang pengarang, keyakinan dan pandangan hidup pengarang, adat istiadat yang berlaku, situasi politik, persoalan sejarah, ekonomi dan pengetahuan agama. Unsur ekstrinsik untuk tiap karya sastra sama, unsur ini mencakup berbagai aspek kehidupan sosial yang tampaknya menjadi latar belakang penyampaian amanat cerita dan tema. Selain unsur-unsur yang datangnya dari luar diri pengarang, hal yang sudah ada dan melekat pada kehidupan pengarang pun cukup besar pengaruhnya terhadaap terciptanya suatu karya sastra.

2.3 Setting Komik One Piece

  Latar atau setting yang disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat peristiwa- peristiwa yang diceritakan , Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:216).

  Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar meliputi penggambaran letak geografis (termasuk topografi, pemandangan, perlengkapan, ruang), pekerjaan atau kesibukan tokoh, waktu berlakunya kejadian, musim, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial, dan emosional tokoh.

  Nurgiyantoro (1995:227) mengatakan setting dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur itu masing-masing menawarkan permasalah yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

  1. Latar Tempat

  Latar tempat mengarah pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempaat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, lokasi tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah mencerminkan ataupun tidak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan. Deskripsi tempat secara teliti dan realistis penting untuk mengesani pembaca seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh ada dan terjadi di tempat seperti yang terdapat dalam cerita.

  Adapun latar tempat yang dibahas dalam komik One Piece ini adalah di lautan dengan objek Pulau Amazon Lily, Penjara Impel Down, dan Markas besar angkatan laut Marine Ford yang ada dalam dunia komik One Piece.

  2. Latar waktu

  Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Latar waktu juga harus dikaitkan dengan latar tempat dan latar sosial karena pada kenyataanya memang saling berkaitan. Latar waktu yang digambarkan oleh Eiichiro Oda dalam komik One Piece ini adalah fokus ketika umur Luffy 17 tahun dan umur ace 19 tahun atau tahun 1522 AOP (Age Of Pirate, AOP adalah waktu dalam dunia One Piece) ketika Luffy menyusup ke Impel Down sampai tiba di Markas besar angkatan laut untuk menyelamatkan Ace.

3.Latar sosial

  Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

  Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dengan lingkup yang kompleks, dapar berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah atau atas.

  Latar sosial yang digambarkan pengarang Eiichiro Oda dalam komik One Piece ini adalah ketika dunia sedang dalam era bajak laut. Pada jaman ini bajak laut mengarungi lautan untuk mencari harta karun dan beberapa orang diantaranya berambisi ingin menjadi raja bajak laut. Pada episode penyelamatan Ace ini, angkatan laut yang merupakan penegak keadilan dalam dunia One Piece, ingin mengeksekusi Ace yang juga merupakan komandan divisi 2 bajak laut Shirohige. Alasan mendasar angkatan laut ini ingin mengeksekusi Ace adalah karena Ace ternyata keturunan legenda yang paling ditakuti orang-orang, yang juga pernah dieksekusi Angkatan Laut, yaitu raja bajak laut, Gol D Roger.

  Mendengar hal ini Luffy yang sedang tersesat di pulau wanita Amazon Lily sangat terkejut. Luffy merupakan adik angkat Ace, mereka tumbuh bersama sampai Ace berumur 17 tahun dan memutuskan untuk menjadi bajak laut.

  Kebersamaan dan petualangan-petualangan yang mereka alami membuat mereka sangat dekat. Oleh karena itu, Luffy bertekad membebaskan Ace dari penjara Impel Down. Namun sayangnya, ia terlambat untuk membebaskan Ace dari sel karena ia telah dibawa angkatan laut ke Markas Marine Ford untuk dieksekusi.

  Luffy pun kembali mengejar Ace ke Marine Ford, ternyata disana perang telah dimulai antara angkatan laut dengan bajak laut Shirohige. Peperangan besar pun terjadi, karena pasukan terkuat angkatan laut serta para admiralnya telah dikumpulkan untuk mengantisipasi bajak laut terkuat Shirohige dengan para aliansinya. Luffy akhirnya berhasil membebaskan Ace namun sayangnya Ace harus mati demi melindungi Luffy yang ingin dibunuh oleh Admiral Akainu.

  Shirohige pun mati karena mendapat serangan terus-menerus. Shirohige mengorbankan nyawanya menahan serangan angkatan laut agar anggota bajak lautnya dapat pergi dengan selamat. Setelah perang usai, era baru pun dimulai. Shirohige yang merupakan bajak laut era Gol D Roger mengatakan bahwa harta karun One Piece itu memang benar ada. Para bajak laut pun semakin bersemangat untuk mengarungi lautan.

2.4 Defenisi Pendekatan Objektif dalam Kajian Sastra

  Diperlukan suatu teori pendekatan untuk menganalisis suatu karya sastra yang berfungsi sebagai acuan dalam menganalisis karya sastra tersebut. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan objektif. Pendekatan objektif adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra dari dalam, serta mencari relevansi atau keterkaiatan unsur-unsur tersebut dalam rangka mencapai kebulatan makna. Pendekatan objektif merupakan pendekatan intrinsik, yakni membicarakan karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur-unsur yang dimaksud seperti tema, plot, latar, penokohan, dan lain-lain. Pendekatan tersebut meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom dan terlepas dari latar belakang sosial, sejarah, biografi pengarang dan segala hal yang ada di luar karya sastra (Satoto, 1993: 32).

  Pendekatan objektif mencoba menguraikan keterkaitan dan fungsi masing- masing unsur karya sastra sebagai kesatuan struktural yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984: 135). Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturalisme. Pendekatan objektif adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan kajiannya pada karya sastra. Pembicaraan kesusastraan tidak akan ada bila tidak ada karya sastra. Karya sastra menjadi sesuatu yang inti, Junus dalam Siswanto (2008:183)

  Abrams dalam Pradopo (2002:54) pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom dengan koheresi instrinsik.

  Dengan menggunakan teori pendekatan objektif tersebut penulis dapat menganalisis karakter tokoh utama dengan unsur-unsur lainnya seperti alur dan latar. Sehingga unsur-unsur yang di dalam komik One Piece memiliki hubungan yang baik.

2.5 Biografi Pengarang

  Eiichiro Oda adalah seorang mangaka kelahiran 1 Januari 1975 di prefektur Kumamoto. Saat Eiichiro Oda kecil, Eiichiro Oda selalu berangan- angan sebagai bajak laut dan ingin menjadi mangaka. Pada umur 17 tahun, Eiichiro Oda mengirimkan karyanya berjudul Wanted dan memenangkan berbagai penghargaan. Pada umur 19 tahun, Eiichiro Oda menjadi asisten Nobuhiro Watsuki dalam pengerjaan Rurouni Kenshin. Bersamaan dengan itu pula, Eiichiro Oda menggambar Romance Dawn yang merupakan bab awal dari One Piece.

  Pada tahun 1997, One Piece terbit pertama kali di majalah Shonen Jump dan menjadi salah satu manga terpopuler di Jepang.

  Eiichiro Oda sejak kecil sudah tertarik pada dunia gambar. Saat berusia 4 tahun, ia sudah menetapkan cita-citanya menjadi seorang mangaka karena menurutnya dengan begitu ia tidak perlu pergi ke kantor layaknya orang dewasa yang bekerja. Di waktu kecil, Oda mempunyai kehidupan yang relatif sama dengan anak-anak Jepang seusianya. Ia suka berburu serangga, membaca komik, dan bermain olahraga, terutama sepak bola.

  Ketika duduk di bangku SMP, Oda sangat bangga karena gambar karyanya berhasil menjadi pemenang dalam perlombaan sketsa. Seperti diketahui, Oda telah memutuskan untuk menjadi seorang mangaka, walau alasannya di saat itu sangat tidak masuk akal, tapi ia sangat setia pada cita-citanya.

  Tidak seperti kebanyakan remaja yang menyerah untuk mimpi yang seperti ini, dia terus memelihara mimpinya itu. Hingga pada usia 17 tahun, Oda- sensei menerima penghargaan perak (Juni-nyuusen) kehormatan tertinggi kedua Semi-Annual Tezuka Awards ke-44 (sebuah kontes pencarian bakat penulisan cerita manga yang diselenggarakan oleh Staff Editorial Weekly Jump dan Monthly Jump).

  Pada saat itu, Oda-sensei menang dengan mengirimkan cerita pendeknya yang berjudul WANTED!. Nama pena Oda-sensei pada saat itu adalah “Getsu ka sui moku kin do” yaitu “Air, Api, bulan, Kayu, Emas, Bumi”, atau lebih umumnya, “Sabtu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat”. Penghargaan ini kemudian membawanya mendapatkan pekerjaan di majalah Shonen Jump mingguan, di mana sebelumnya pada tahun 1994 dia memutuskan untuk cuti kuliah setelah akhir tahun pertamanya untuk pergi ke Tokyo. Di sana, ia belajar sebagai asisten untuk tiga penulis, Shinobu Kaitani (Midoriyama Police Gang), Masaya Tokuhiro (Jungle no Ouja Tar-chan dan Mizu no Tomodachi Kapparman), serta Nobuhiro Watsuki (Rurouni Kenshin).

  Pada usia 19 tahun, Oda-sensei bekerja sebagai asisten Nobuhiro Watsuki untuk penciptaan karakter Honjo Kamatari yang muncul di Rorouni Kenshin.

  Selama waktu ini, ia mulai menggambar dua tema cerita bajak laut, yang disebut “Romance Dawn” dan menampilkan karakter Monkey D. Luffy sebagai tokoh utama, yang kemudian berlanjut menjadi tokoh utama protagonist dari One Piece.

  Karya profesional pertamanya yang dia kerjakan adalah “Kara Mirai no Present” (Hadiah Dari Masa Depan Pemberian Sang Dewa) yang diterbitkan dalam edisi Oktober 1993 (Monthly Jump’s bimonthly spinoff). Bakatnya semakin diperhatikan oleh staff Weekly Jump, ketika dia mendapat penghargaan Emas(“nyuusen’, yaitu penghargaan tertinggi seperti sebuah mendali emas) di Hop-Step Award (W’J monthly talent scout contest, sekarang disebut dengan Tenkaichi Manga Awards) di tahun 1993 dengan karyanya Ikki Yakou(One Devil’s Night Trip).

  Pada tahun 1997, One Piece muncul untuk pertama kalinya dalam Shonen Jump mingguan dan segera menjadi salah satu manga yang paling popular di Jepang. Pengaruh terbesar bagi Eichiro Oda adalah Dragon Ball dari Akira Toriyama.

  Satu hal yang bisa kita cermati dari keberhasilan Oda-sensei sebagai mangaka adalah dengan berani belajar langsung dari ahlinya. Seperti yang dibahas di atas, Oda-sensei pernah menjadi asisten dari tiga mangaka sekaligus. Namun perjuangan Oda-sensei membawa hasil yang memuaskan dengan banyaknya pecinta One Piece dan karya-karyanya yang lain

  oda.html)

Dokumen yang terkait

Analisis Cerita Komik “One Piece” Karya Eiichiro Oda Dilihat Dari Pendekatan Objektif

11 102 101

Analisis Pesan Moral Dalam Komik One Piece Karya Eiichiro Oda

23 147 77

Analisis Cerita Novel “ Oshin “ Karya Hashida Sugako Dilihat Dari Pendekatan Pragmatik

10 190 139

Perancangan Buku Komik Cerita Rakyat Lutung Kasarung

10 193 56

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK, SOSIOLOGI SASTRA, MASYARAKAT PEKERJA JEPANG PASCA PERANG DUNIA II DAN RIWAYAT HIDUP YOSHIHIRO TATSUMI 2.1 Komik - Analisis Sosiologis Cerita Komik “Abandon the Old in Tokyo” karya Yoshihiro Tatsumi

0 0 45

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KARYA SASTRA, UNSUR-UNSUR KARYA SASTRA, LATAR DAN KONDISI PREFEKTUR HIROSHIMA 2.1 Pengertian Karya Sastra - Analisis Latar Cerita Hiroshima Karya John Hersey John Herseyno Sakuhin No Hiroshima To Iu Shousetsu No Bamenmonogata

0 0 20

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NOVEL, NILAI MORAL DAN BIOGRAFI PENGARANG 2.1 Defenisi Novel 2.1.1 Novel Sebagai Salah Satu Genre sastra - Analisis Pesan Moral dalam Novel “Furinkazan” Karya Yasushi Inoue

0 0 18

BAB II BIOGRAFI SINGKAT NASRI EFFAS 2.1. Pengertian Biografi - Chapter II (2.251Mb)

0 0 12

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FUNGSI, MAKNA, DAN KEISHIKI MEISHI WAKE 2.1 Fungsi 2.1.1 Pengertian Fungsi - Analisis Fungsi dan Makna Kata Wake dalam Komik Tonari no Kaibutsu-kun Karya Robiko

0 0 17

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “CATATAN ICHIYO” KARYA REI KIMURA DAN STUDI PRAGMATIK SASTRA 2.1 - Analisis Pragmatik Terhadap Cerita Novel “Catatan Ichiyo” Karya Rei Kimura

1 1 23