Analisis Cerita Komik “One Piece” Karya Eiichiro Oda Dilihat Dari Pendekatan Objektif

(1)

ANALISIS CERITA KOMIK “ONE PIECE” KARYA EIICHIRO ODA DILIHAT DARI PENDEKATAN OBJEKTIF

KYAKKANTEKI NI MIRARERU EIICHIRO ODA NO SAKUHIN NO “ONE PIECE” TO IU MANGA NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah satu Syarat

Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh:

JOHAN BIMBO SINAGA NIM : 090708017

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ANALISIS CERITA KOMIK “ONE PIECE” KARYA EIICHIRO ODA DILIHAT DARI PENDEKATAN OBJEKTIF

KYAKKANTEKI NI MIRARERU EIICHIRO ODA NO SAKUHIN NO “ONE PIECE” TO IU MANGA NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah satu Syarat

Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh:

JOHAN BIMBO SINAGA NIM : 090708017

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum M. Pujiono S.S.,M.Hum NIP : 19600919 1988 03 1 001 NIP : 19691112002121001

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

Disetujui oleh :

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Departemen Sastra Jepang Ketua Departemen,

Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum NIP : 19600919 1988 03 1 001 Medan, Juli2013


(4)

PENGESAHAN Diterima oleh :

Panita ujian Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Sastra dalam bidang Ilmu Sastra Jepang pada Fakultas Sastra

Pada Hari : Sabtu

Tanggal : 28 Januari 2014 Pukul : 14.00 WIB

FAKULTAS ILMU BUDAYA Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A NIP : 195110131976031001

Panitia Ujian


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah yang diberikan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Departemen Sastra Jepang. Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah “Analisis Struktural Dalam Cerita Manga “One Piece” Karya Eiichiro Oda”

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum, selaku ketua Jurusan Departemen Sastra Jepang dan sekaligus sebagai pembimbing I yang telah membimbing dan membantu dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak M. Pujiono S.S.,M.Hum selaku pembimbing II yang dalam kesibukannya sebagai pengajar telah menyediakan banyak waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing, mengarahkan dan memeriksa skripsi ini. 4. Dosen Penguji Skripsi, yang telah menyediakan waktu untuk membaca

dan menguji skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua Dosen-dosen dan staf-staf Fakultas Ilmu Budaya, khusunya dosen-dosen


(6)

Sastra Jepang yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

5. Terima kasih yang sebesarnya penulis ucapkan untuk kedua orang tua tersayang dan tercinta Ayahanda S. Sinaga dan Ibunda H. Saragih yang telah banyak mencurahkan kasih sayangnya, doa dan perhatiannya kepada penulis. Dan buat abangku Viktor Darman Sinaga dan buat kakakku Liana Mariance Sinaga yang tersayang, terima kasih atas segala dukungannya. 6. Terima kasih juga buat keluarga besar Sinaga dan keluarga besar Saragih

yang telah memberi banyak motivasi dan semangat buat penulis, dan terima kasih juga buat saudara-saudaraku yang telah memberi dukungannya dan doanya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

7. Teman-teman yang telah membantu dan memberi support kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman Sastra Jepang stambuk 2009 (Erick, Febro, Rohana, Ella, Juwita, Birdy, Maria, Zivo, Ody) dan buat teman satu kost yang sudah memotivasi (Roni dan teman-teman kost Ganefo 3/5),

8. Terima kasih juga kepada para senpai-senpai dan kohai-kohai yang telah memberi semangat dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam hidup ini, termasuk juga dalam penulisan skripsi ini. Namun penulis tetap mencari


(7)

kesempurnaan tersebut dalam suatu nilai pekerjaan yang dilakukan secara maksimal. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 1 Februari 2014 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ··· i

DAFTAR ISI ··· iv

BAB I PENDAHULUAN ··· 1

1.1 Latar Belakang Masalah ··· 1

1.2 Perumusan Masalah ··· 5

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ··· 7

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ··· 8

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ··· 15

1.6 Metode Penelitian ··· 16

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK “ONE PIECE”, PENDEKATAN OBJEKTIF DAN BIOGRAFI PENGARANG ···· 17

2.1 Defenisi Komik··· 17

2.2 Unsur-Unsur Pembangun Komik ··· 19

2.1.1.Unsur Instrinsik ··· 20

2.1.2.Unsur Ekstrinsik ··· 29

2.3 Setting Komik “One Piece” ··· 29

2.4 Defenisi Pendekatan Objektif dalam Kajian Sastra ··· 33


(9)

BAB III ANALISIS CERITA KOMIK “ONE PIECE” KARYA

EIICHIRO ODA DILIHAT DARI PENDEKATAN

OBJEKTIF ··· 37

3.1 Sinopsis Cerita ··· 37

3.2 Analisis Objektif Cerita Komik “One Piece Karya Eiichiro Oda ··· 46

3.2.1. Analisis Tema dalam Komik One Piece ··· 50

3.2.2. Analisis Perwatakan Tokoh utama dalam Komik One Piece ··· 61

3.2.3. Analisis Alur dalam Komik One Piece………...65

3.2.4. Analisis keterkaitan antara perwatakan tokoh utama, tema dan alur cerita yang mendasari struktur cerita yang utuh dalam komik One Piece…... 74

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ··· 79

4.1Kesimpulan ··· 79

4.2Saran ··· 81

DAFTAR PUSTAKA ABSTRAK


(10)

ABSTRAK

ANALISIS CERITA KOMIK “ONE PIECE” KARYA EIICHIRO ODA DILIHAT DARI PENDEKATAN OBJEKTIF

Suatu hasil karya sastra dapat dikatakan memiliki nilai sastra apabila terdapat kesepadanan antara bentuk dan isinya. Karya sastra merupakan hasil kreativitas yang objeknya adalah manusia dan kehidupan dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra terdiri dari dua yaitu fiksi dan nonfiksi. Komik adalah salah satu bagian dari karya sastra fiksi yang berupa imajinasi. Komik terdiri dari dua unsur yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang berada dalam karya satra itu dan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar karya sastra dan mempengaruhi keutuhan cerita. Salah satu karya sastra fiksi adalah komik “One Piece” karya Eiichiro Oda yang menceritakan kisah petualangan dan kehidupan seorang bajak laut. Untuk menjelaskan unsur intrinsik suatu karya sastra pada dasarnya menggunakan pendekatan objektif.

Dalam skripsi ini penulis membahas tentang cerita komik One Piece dengan menggunakan pendekatan objektif. Pendekatan objektif adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara kerjanya menganilisis unsur-unsur struktur dalam karya sastra, serta mencari relevansi atau keterkaitan unsur-unsur tersebut untuk mencapai kebulatan makna. Pendekatan objektif merupakan pendekatan intrinsik, yakni yang membicarakan karya dari unsur-unsur yang membangun karya sastra itu dari dalam. Unsur-unsur tersebut adalah tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat . Dalam skripsi


(11)

ini pembahasan difokuskan pada tema, penokohan, dan alur. Dalam komik “One Piece” episode penyelamatan Ace ini menceritakan tentang kisah penyelamatan bajak laut dari eksekusi pasukan angkatan laut.

Pada episode penyelamatan Ace, diceritakan bagaimana Luffy berjuang untuk menyelamatkan Ace. Ace merupakan seorang bajak laut Peace Main yang juga kakak Luffy. Dalam dunia komik One Piece ini, bajak laut terbagi atas dua jenis, yaitu bajak laut Peace Main dan bajak laut Morgania. Bajak laut Peace Main merupakan bajak laut yang tujuannya hanya untuk berpetualang dan mengarungi lautan. Sedangkan bajak laut Morgania merupakan bajak laut yang tujuan hidupnya adalah untuk merampok, membunuh, merusak, dan berbuat tindak kejahatan lainnya, seperti kesan bajak laut yang kita ketahui. Karakteristik yang menunjukkan konflik dalam cerita One Piece ini dapat kita lihat secara ringkas dalam cerita berikut.

Ketika Luffy tersesat di Pulau Amazon Lily, ia mendengar kakaknya Ace akan dieksekusi dan sedang ditahan di penjara Impel Down. Akhirnya Luffy memutuskan ke Impel Down untuk menyelamatkan Ace. Namun ia terlambat, Ace telah dibawa ke markas angkatan laut untuk segera dieksekusi. Ia pun menyusul Ace kesana. Setiba disana ternyata perang telah dimulai antara Bajak laut Shirohige dengan pasukan angkatan laut. Bajak laut Shirohige juga datang ke Marine Ford untuk menyelamatkan Ace. Karena Ace merupakan anggota sekaligus komandan divisi bajak laut Shirohige. Walaupun Ace bebas, namun akhirnya ia tewas juga demi melindungi Luffy.

Tema cerita dalam episode ini menceritakan tentang penyelamatan bajak laut yang bernama Ace oleh adik nya Luffy dari eksekusi angkatan laut.


(12)

Berdasarkan tema tersebut maka kita dapat melihat konflik yang muncul antara peran tokoh bajak laut dengan angkatan laut. Adapun peran Luffy disini sebagai bajak laut menggambarkan tokoh protagonis dan angkatan laut seolah-olah berperan sebagai antagonis. Ini dikarenakan angkatan laut menganut paham keadilan absolut yaitu keadilan diatas segala-segalanya. Hal ini membuat angkatan laut menangkap dan menghukum semua bajak laut tidak peduli bajak laut itu bajak laut Peace Main atau Morgania. Sebenarnya peran angkatan laut yang ingin mengeksekusi semua bajak laut adalah karena kebijakan pemerintah. Konflik yang terjadi ini didukung oleh alur. Mulai dari Exposition hingga Falling Action.

Perwatakan tokoh utama digambarkan sebagai orang yang pantang menyerah, pemberani, optimis, penuh semangat dan bertekad kuat dan memiliki rasa cinta terhadap saudara dan teman-temannya. Oleh karena itu penggambaran karakter protagonis seperti Luffy sangat mendukung tema episode ini. Pengarang sengaja untuk menciptakan karakter sosok bajak laut yang berbeda sehingga Luffy sebagai tokoh utama yang merupakan seorang bajak laut mengalami pemutarbalikan karakteristik tokoh berperan sebagai protagonis. Peristiwa ini dapat kita lihat pada setiap alurnya. Jadi peran tokoh utamalah yang menciptakan alur sebagai penggerak cerita dan yang mendasari tema tersebut.

Berdasarkan analisis dengan menggunakan pendekatan objektif komik “One Piece” episode penyelamatan Ace karya Eiichiro Oda ini dapat diambil kesimpulan bahwa komik ini mempunyai keterkaitan antara tema, tokoh utama dan alur cerita sehingga komik ini menjadi struktur cerita yang utuh. Maka, untuk


(13)

mengetahui struktur cerita yang utuh kita harus cermat memperhatikan keterkaitan unsur-unsur yang dibangun di dalam cerita tersebut.


(14)

要旨よ う し

客 観 的 きゃくかんてき

に見みられるエイイチロオダの作品さくひん 「ワンピ-ス」のという漫画ま ん がの 分析

ぶんせき

文学作品は文学的価値をもっているといえば、内容と格好が釣り 合っている場合である。文学作品とは創造性の作品となり、対象のは媒体 としての言語を用いる人生である。文学作品は二種類に分類され、すなわ ち、フィクシとノンフィクシである。漫画とはまるで想像のようなフィク シの文学作品からの一つの部分としてである。漫画は二つの要素からなり、 すなわち、内的要素と外的要素である。内的要素は文学作品の以内におけ る要素であり、外的要素は文学作品の以外における要素で、物語りの全体 性を影響することである。フィクシの文学作品の一つのは海賊の人生と探 検についてを物語るエイイチロオダの作品のワンピ-スという漫画である。 基本的に文学作品の内的要素を説明するのは客観的な接近を使用する。

この論文では筆者が客観的な接近でワンピ-スの漫画の語りにつ いてを分析していた。客観的な接近というのは文学作品の構造以内の要素 を分析してどのように動作するかの科学への接近で、意味の全会一致を達 成するためにそれらの要素への関連性か関係を見つけるということである。 客観的な接近とは内的な接近となり、すなわち、内的からの文学作品を構 築する要素に作品を議論することである。さて、それらの要素はテ-マ、


(15)

人物設定、物語の筋、背景、視角、文語体、信託などのようである。この 論文ではテ-マや人物設定や筋などに焦点することにした。このワンピ- スの漫画でアチェの救助のエピソ-ドに海軍の死刑執行からの海賊の救助 の語りについてを物語っている。

アチェの救助のエピソ-ドにアチェを救助するためにルッフィが どんなふうに奮闘するかの物語りになっている。アチェはルッフィのお兄 ちゃん、ピ-スマインの海賊となる。このワンピ-スの漫画の中で海賊は 二種類に分類され、すなわち、ピ-スマインとモルガニアの海賊である。 ピ-スマインの海賊とはただ探検して、大洋を航海するだけとしてを目標 とする海賊のものである。一方、私たちが知っている限りで、モルガニア の海賊とは海賊を働いたり、殺したり、犯罪行為をしたりしているように 人生の目標をもっている海賊のものである。このワンピ-スの物語りで衝 突を表す性格は次のように物語りが簡略に見られる。

ルッフィはアマゾンリリの島に迷ったとき、アチェがインペルダ ウン牢屋にぶち込まれ、やがて死刑執行することになると聞いた。結局、 アチェを救助するためにインペルダウンへいくことにした。しかし、遅か った。アチェをすぐ死刑執行に海軍の総司令部へ連れて行ってしまった。 ルッフィもあそこへ追いかけた。あそこに着くと、白髭の海賊と海軍の間 に戦争が始まってきた。白髭の海賊もアチェを救助をするためにメリンフ ォ-ドに来た。なぜなら、アチェはメンバで、また白髭の海賊の師団長と


(16)

なるからである。アチェが開放しても、ルッフィを保護するために結局ア チェが死んでしまった。

このエピソ-ドではルッフィが海軍の死刑執行から救助してくれ た海賊であるアチェをテ-マにした。そのテ-マによると、海軍と海賊の 間に衝突が生じたと観られる。さて、ここでルッフィの役割は主人公にな っている海賊として、海軍はまるで敵対者にとして役割になっているよう である。これは海軍が絶対的な正義者として、すなわち、正義ほどある物 事はないということである。このことは海軍がピ-スマインかモルガニア かの海賊を気にせず、みんなの海賊を捕まえて、罰することになった。実 はみんなの海賊を死刑執行をしたかった海軍の役割は政府の政策からであ った。ここで生じた衝突は物語の筋立てにサポ-トされた。エキスポある いは初めから解決までである。

主人公の性格は決して諦めなく、命知らず、楽観的に考え、決心 で元気、親類や友人などを可愛がっている人としてを想像された。だから、 ルッフィのような主人公の性格を想像したのはこのエピソ-ドのテ-マを 非常にサポ-トすることになっている。作家がわざと違う海賊の性格を創 造したら、海賊である主役としてのルッフィは役割が主人公を逆になって きた。この事件が各物語りの筋に見られる。すると、主人公の役割こそ物 語りの動機で、テ-マの基礎としての筋立てを作成した。


(17)

客観的に分析したら、このエイイチロオダのワンピ-スの漫画で、 アチェの救助のエピソ-ドにテ-マや主役や物語の筋などの関連をもって いるので、この漫画は完全な物語の構造になっている。そうすると、完全 な物語の構造がわかるように、本物語で作成する要素の関連をしっかり注 意しなくてはならないと思う。


(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Kata sastra menurut Teeuw dalam Ratna (2004: 4), berasal dari akar kata

sas (sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk, dan intruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana. Jadi, secara leksikal sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik, seperti silpasastra (buku petunjuk arsitektur), kamasastra (buku petunjuk percintaan). Menurut Luxemburg dan Willem (1992:23), sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial, sastra yang di tulis pada suatu kurun waktu tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat pada zaman itu. Dalam gejala sosial di kehidupan bermasyarakat tersebut, masyarakat cenderung menghasilkan buah pikiran berupa karya yang indah yang kita kenal sebagai karya sastra.

Suatu hasil karya sastra dapat dikatakan memiliki nilai sastra apabila di dalamnya terdapat kesepadanan antara bentuk dan isinya. Bentuk bahasanya baik dan indah, dan susunannya beserta isinya dapat menimbulkan perasaan haru dan kagum di hati pembacanya. Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1984:8). Dengan menggunakan medium bahasa, sastra dapat lebih banyak dan leluasa mengungkapkan atau mengekspresikan nilai-nilai yang bermanfaat bagi penyempurnaan kehidupan manusia.


(19)

Karya sastra pada dasarnya dibagi menjadi dua macam. Karya sastra yang bersifat nonfiksi dan fiksi. Karya sastra nonfiksi yaitu berupa puisi, drama, dan lagu, sedangkan karya sastra yang bersifat fiksi berupa novel, cerpen, essai, cerita rakyat, dan cerita bergambar atau yang sering kita sebut dengan Komik.

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya komik dicetak diatas kertas dan dilengkapi oleh teks.

Komik merupakan salah satu sajian yang ditawarkan dalam dunia sastra yang dapat menarik hati para penikmat sastra. Tidak hanya itu, komik mampu memikat banyak orang di seluruh dunia, baik dari kalangan anak-anak, remaja, bahkan juga orang tua. Komik adalah salah satu produk akhir dari hasrat manusia untuk menceritakan pengalamannya, yang dituangkan dalam gambar dan tanda, yang mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan (Bonneff ,1998:25).

Manga (漫画) (baca: man-ga, atau ma-ng-ga) merupakan kata dalam membicarakan tentang komik Jepang.漫画家) (baca: man-ga-ka, atau ma-ng-ga-ka) adalah orang yang menggambar manga(Wikipedia ). Secara harfiah, kata manga berarti gambar aneh. Manga adalah karya sastra yang menggunakan bahasa dan gambar yang diciptakan oleh manusia berdasarkan pada kebudayaan yang ada, berupaya menggambarkan tentang kehidupan manusia atau masyarakat tertentu serta kebudayaan–kebudayaannya. Manga memiliki uns6ur imajinasi dan kretivitas, namun imajinasi yang terkandung di dalamnya bukan narasi dengan


(20)

Dalam sebuah tugas mengapresiasikan, baik dalam karya sastra maupun tulisan ilmiah biasanya dijumpai masalah-masalah yang mendasari dalam pembuatan tugas tersebut. Pada karya sastra komik, masalah-masalah yang muncul biasanya berdasarkan unsur yang ada didalamnya, yaitu unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur-unsur-unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang berada dalam tubuh karya sastra itu sendiri. Yang termasuk bagian dari unsur instrinsik yaitu : tema, alur, latar, penokohan, gaya bahasa, dan sudut pandang. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur yang ada di luar tubuh karya sastra tetapi sangat berpengaruh terhadap isi karya sastra tersebut. Unsur-unsur ekstrinsik meliputi pendekatan biografi, psikologi, dan sosial (masyarakat). Dalam penulisan ini, penulis ingin mengangkat sebuah komik fiksi karya Eiichiro Oda yang berjudul “ONE PIECE”. Meskipun merupakan sebuah komik fiksi tanpa dilandasi kisah nyata, namun One Piece merupakan karya fiksi yang berbeda dibandingkan karya fiksi lainnya, karena One Piece karya Eiichiro Oda ini berhasil menggabungkan fiksi ke dalam cerita bajak laut.

One Piece merupakan manga yang bercerita tentang petualangan bajak laut Monkey D. Luffy dsan teman-temannya yang mencari harta karun bernama “One Piece”. Komiknya sendiri dirilis pada tahun 1997 di Jepang sampai terjual ke seluruh dunia dan masih berlanjut hingga kini. Manga One Piece mulai diserialisasikan pada majalah Shonen Jump edisi #34 pada tanggal 4 Agustus 1997. Animenya mulai diproduksi oleh Toei Animation di Fuji TV pada 20 Oktober 1999. Pada awalnya, Eiichiro Oda merencanakan One Piece akan berjalan sekitar 5 tahun, dan dia telah menetapkan endingnya. Tetapi dia terlalu


(21)

menikmati jalan ceritanya dan sekarang dia tidak tahu kapan One Piece akan berakhir (http://id.wikipedia.org/wiki/One_Piece)

Pada komik ini pada dasarnya menceritakan tentang petualangan bajak laut dan kehidupan yang dialami Monkey D. Luffy yang ingin menjadi raja bajak laut dan menemukan harta karun “One Piece”. Hingga suatu hari ia mendengar kakaknya Portgas D Ace akan dieksekusi dan dia memutuskan untuk menyelamatkannya apapun yang terjadi. Selain itu, penulisan cerita One Piece sukses berkat ceritanya yang kuat, penuh fantasi, nuansa humor yang khas, tokoh-tokohnya yang beraneka ragam, pertarungan yang ketat antara tokoh-tokoh yang aneh, serta tokoh-tokoh yang diceritakan secara mendalam membuat penulis hanyut dalam cerita dan merasa bahwa era bajak laut di dunia ini seperti benar adanya.

Umumnya, resep jitu untuk membuat karya cerita bergambar yang baik adalah kekuatan cerita, eksekusi dialog, realisme yang ditawarkan dan teknis gambar yang baik. Dan seorang anime yang berkelas, selalu menambahkannya dengan keaslian dan beberapa tambahan yang imajinatif tanpa harus tersesat membuat pembacanya memikirkan dunia antah berantah, sehingga membuat pembaca dengan cerita dalam komik tersebut menjadi berjarak. Dan, Eiichiro Oda berhasil membuat para pembaca One Piece tidak berjarak dengan isi dalam cerita One Piece, menggabungkan antara fiksi dengan sejarah bajak laut manusia, memindahkan kebiasaan bajak laut ke dalam komik, keliaran psikologis manusia zaman dahulu, perhatian kepada kultur samurai (tentu saja karena Eiichiro Oda pernah menjadi asisten Nobuhiro Watsuki, pencipta Manga Samurai X) dan


(22)

menciptakan fiksi dengan ide fenomenal yang benar-benar baru dalam sejarah Manga yaitu Buah Iblis.

Adapun latar belakang yang menjadi alasan penulis ingin membahas komik ini sebagai skripsi adalah karena tema dalam cerita One Piece ini menceritakan tentang kehidupan bajak laut dan kesehariannya. Namun, hemat saya sebagai pembaca dan yang kita ketahui bersama, tema cerita bajak laut selalu digambarkan dengan sesuatu hal yang buruk, seram dan negatif, identik dengan kekejaman, pembajakan, dan perampokan yang semena-mena. Tapi, di dalam komik One Piece ini diceritakan tentang adanya kelompok bajak laut yang perwatakannya baik hati, lucu, humoris, suka menolong dan setia kawan serta gigih dalam meraih impiannya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam komik ini ada pemutarbalikan karakteristik yang dilakukan oleh tokoh utama dan kelompok bajak lautnya. Sedangkan alur dalam komik ini sangat menarik dan baik karena tahapan peristiwa dalam komik ini tersusun dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tema, karakter tokoh utama dalam One Piece, dan alur yang terjadi pada komik tersebut. Untuk itu penulis akan membahasnya dalam skripsi dengan judul “Analisis Cerita Komik One Piece Karya Eiichiro Oda Dilihat Dari Pendekatan Objektif”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Komik ini sangat menarik karena bercerita tentang petualangan bajak laut dan kisah-kisah kehidupan para bajak laut. Dalam komik ini diceritakan tentang petualangan bajak laut Monkey D. Luffy dan teman-temanya yang mencari harta


(23)

karun bernama One Piece. Banyak sekali kejadian menarik yang terjadi dalam setiap peristiwa dan petualangan yang dialami Luffy dan teman-temannya dalam pencarian harta karun One Piece. Dengan tema dunia bajak laut, tokoh-tokoh yang unik dan aneh, serta alur yang baik membuat cerita ini tidak membosankan walaupun cerita di dalam komik ini sangat panjang. Namun, ada sesuatu hal yang menarik dan tidak biasa yang ditemukan penulis dalam cerita komik ini yang dijadikan permasalahan, yaitu walaupun komik ini menceritakan tentang bajak laut, tetapi digambarkan bajak laut yang berbeda. Hal tersebut menunjukkan ketidakseimbangan perwatakan, yaitu terjadinya pemutarbalikan karakteristik tokoh. Bajak laut yang digambarkan dalam komik One Piece ini lebih digambarkan sebagai bajak laut yang baik hati, lucu, humoris, dan gigih dalam meraih impian dan menjalani kehidupannya serta orang yang sangat menyayangi saudara dan teman-temannya. Alur dalam komik ini juga sesuai dengan paparan mulai awal peristiwa, berkembangnya peristiwa yang mengarah pada konflik yang memuncak, dan penyelesaian terhadap konflik.

Dari uraian di atas, penulis membuat permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut;

1. Bagaimana penokohan, tema dan alur cerita dalam komik One Piece karya Eiichiro Oda?

2. Bagaimana keterkaitan antara penokohan, tema dan alur cerita yang mendasari struktur cerita yang utuh dalam komik One Piece?


(24)

1.3 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Dalam pelaksanaan penulisan karya ilmiah, pasti selalu bertitik tolak dari adanya masalah yang dihadapi dan perlu segera dipecahkan. Tugas demikian akan bagus apabila kita memulai kerjanya atas dasar masalah. Tanpa masalah yang jelas dari karya sastra yang dihadapi, tentunya pekerjaan analisis kita menjadi kabur, tentunya hasilnya tidak akan optimal. Itulah sebabnya untuk menghindari penelitian yang tidak terarah serta pembahasan yang panjang lebar, sesuai dengan judul skripsi ini adalah analisis cerita manga One Piece berdasarkan pendekatan struktural, maka pada penelitian ini penulis menganalisis unsur-unsur di dalamnya seperti tema, penokohan, dan alur saja. Setelah meneliti unsur-unsur tersebut, kemudian menerangkan keterkaitannya, antara tema, penokohan dan alur sehingga One Piece menjadi cerita yang utuh. Data yang akan dibahas adalah komik yang berjudul One Piece, pengarang Eiichiro Oda, dengan tebal Halaman ±205 hal/volume (±10 chapter/volume), chapter yang akan dibahas adalah antara volume 51-59 yaitu episode penyelamatan Ace. Sebelum Bab Pembahasan, agar analisis ini menjadi akurat dan jelas, maka penulis dalam Bab II akan menjelaskan Pengertian Komik, Unsur Pembangun komik yang meliputi unsur intrinsik dan ektrinsik, Setting Komik One Piece, Pendekatan Objektif dalam kajian Sastra dan Biografi Pengarang.


(25)

1.4 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Karya sastra adalah sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahaminya haruslah karya sastra dianalisis, Hill dalam Pradopo (2003:6). Dalam analisis itu karya sastra itu diuraikan unsur-unsur pembentuknya. Dengan demikian makna keseluruhan karya sastra akan dapat dipahami. Hal ini mengingat bahwa karya sastra itu adalah sebuah karya sastra itu adalah sebuah karya sastra yang utuh, Hawkes dalam Pradopo (2002:16). Di samping itu, sebuah struktur sebagai kesatuan yang utuh dapat dipahami makna keseluruhannya bila diketahui unsur-unsur pembentuknya dan saling berhubungan diantaranya dengan keseluruhannya, Hawkes dalam Pradopo (2002:17-18).

Dengan menganalisis, maka makna karya sastra dapat ditafsirkan dengan lebih j`elas. Ada bermacam-macam analisis dalam mengkritik karya sastra. Di dalam analisis berikut dipergunakan tafsiran dari salah satu sudut pandang, yaitu sudut pandang objektif yang sifatnya struktural.

Pendekatan objektif adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya pada karya sastra. Pembicaraan kesusastraan tidak akan ada bila tidak ada karya sastra. Karya sastra menjadi sesuatu yang inti, Junus dalam Siswanto (1985:2). Menurut strukturalisme, kajian sastra itu harus berpusat pada karya sastra itu sendiri, tanpa memperhatikan sastrawan sebagai pencipta atau pembaca sebagai penikmat, Selden dalam Siswanto (2008:52).

Teeuw dalam Siswanto (2008: 135) menyatakan, analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secara cermat, semendetail dan mendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua analisis aspek karya sastra


(26)

yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Pendekatan struktural merupakan pendekatan intrinsik, yakni membicarakan karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Pendekatan tersebut meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom dan terlepas dari latar belakang sosial, sejarah, biografi pengarang dan segala hal yang ada di luar karya sastra (Satoto, 1993: 32).

Penekanan strukturalisme adalah memandang karya sastra sebagai teks mandiri. Penelitian dilakukan secara objektif yaitu menekankan aspek intrinsik karya sastra. Aspek intrinsik karya sastra tersebut adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri atau dapat juga dikatakan unsur-unsur yang secara langsung membangun cerita.

Dalam lingkup karya fiksi, Stanton dalam Pradopo (2002:56) mendeskripsikan unsur-unsur karya sastra sebagai berikut:

a. tema;

b. fakta cerita, terdiri atas alur, tokoh, dan latar;

c. sarana sastra, terdiri atas sudut pandang, gaya bahasa dan suasana, simbol-simbol, imaji-imaji, dan juga cara pemilihan judul.

Unsur-unsur karya sastra yang akan ditelaah di dalam komik ini adalah tema, penokohan, dan alur. Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakannya. Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya, Aminuddin dalam siswanto (2008:107-108). Tema membuat cerita lebih terfokus, menyatu, mengerucut, dan


(27)

berdampak. Bagian awal dan akhir cerita akan menjadi pas, dan memuaskan berkat keberadaan tema. Tema merupakan elemen yang relevan dengan setiap peristiwa dan detail sebuah cerita. Cara paling efektif untuk mengenali tema sebuah karya adalah dengan mengamati secara teliti setiap konflik yang ada di dalamnya. Setiap aspek cerita turut mendukung kehadiran tema (Stanton, 2007:42-43).

Sebuah cerita tidak mungkin akan berjalan tanpa adanya penokohan dan perwatakan. Karena dua hal tersebut merupakan penggerak cerita dalam suatu prosa. Kehadiran tokoh dapat menghidupkan cerita dan adanya perwatakan dapat menimbulkan pergeseran serta konflik yang dapat melahirkan cerita. Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan, Aminuddin dalam Siswanto (2008:85). Tokoh dalam karya rekaan selalu mempunyai sifat, sikap, tingkah laku, atau watak-watak tertentu. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan disebut perwatakan.

Setiap pengarang ingin agar pembaca memahami setiap karakter dan motivasi yang diperankan oleh para tokoh dalam karyanya dengan benar. Akan tetapi tidak ada satu orang pun pengarang yang dapat melakukan hal ini dalam sekali rengkuh. Kesan pertama kita terhadap seorang karakter biasanya timpang atau meleset, (Stanton, 2007:34). Oleh karena itu, dalam suatu karakter penokohan perlu keterhubungan dan saling melengkapi dengan unsur intrinsik yang lain seperti alur (plot).

Secara umum, alur atau plot merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa


(28)

terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan berpengaruh pada keseluruhan karya. Peristiwa kausal tidak terbatas pada hal-hal yang fisik saja seperti ujaran atau tindakan, tetapi juga mencakup perubahan sikap karakter, kilasan-kilasan pandangannya, keputusan-keputusannya, dan segala yang menjadi variabel pengubah dalam dirinya, (Stanton, 2007:26).

1.4.2 Kerangka Teori

Agar dapat menganalisis suatu karya sastra diperlukan sebuah teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan dari penulisan ini. Teori dipergunakan sebagai landasan berpikir untuk memahami, menjelaskan, menilai suatu objek atau data yang dikumpulkan, sekaligus sebagai pembimbing yang menuntun dan memberi arah di dalam penelitian. Dalam penelitian terhadap komik One Piece karya Eiichiro Oda ini, penulis menggunakan landasan teori pendekatan struktural (objektif) yang akan dikaitkan dengan konsep tema, perwatakan, dan plot (alur).

Wellek dan Werren dalam Rusmawani (20012:13) menyebutkan pendekatan ini sebagai pendekatan intrinsik karya sastra yang dipandang memiliki kebulatan, koherensi, dan kebenaran sendiri.

Teori struktural berusaha untuk memilah-milah dengan baik unsur-unsur pembentuk suatu karya sastra yang dalam hal ini karya sastra berbentuk prosa. Teeuw (1984: 135) menyatakan, Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secara cermat, semendetail dan mendalam mungkin keterkaitan


(29)

dan keterjalinan semua analisis aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.

Analisis struktural dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antara unsur intrinsik, kemudian menjelaskan fungsi masing-masing unsur dalam menunjang makna keseluruhan dan hubungan antar unsurnya. Unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra meliputi alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan tema. Namun dalam kajian ini, khusus hanya membicarakan tema, tokoh utama, dan alur saja.

Setiap cerita mempunyai dasar. Penulis menuliskan tokohnya dengan dasar tema yang telah ditentukan, mengingat kenyataan tersebut maka tema menduduki posisi penting. Yang dimaksud dengan tema adalah persoalan yang berhasil menduduki posisi tempat utama dalam cerita. Tema dalam hal ini tidaklah berada di luar cerita, tetapi inklusif di dalamnya. Akan tetapi, keberadaan tema meskipun inklusif di dalam cerita tidaklah terumus dalam satu dua kalimat secara tersurat, tetapi tersebar di balik keseluruhan unsur-unsur signifikan atau media pemapar prosa fiksi, Brooks dalam Aminuddin (2000:92)

Menurut Scharbach dalam Aminuddin (2000:91), seorang pengarang harus memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema tersebut.


(30)

Tokoh berkaitan dengan orang atau seseorang sehingga perlu penggambaran yang jelas tentang tokoh tersebut. Menurut Nurgiyantoro (1995:173-174), jenis-jenis tokoh dapat dibagi sebagai berikut;

1. Berdasarkan Segi Peranan atau Tingkat Pentingnya

a. Tokoh Utama, yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam prosa dan sangat menentukan perkembangan alur secara keseluruhan.

b. Tokoh Tambahan, yaitu tokoh yang permunculannya lebih sedikit dan kehadirannya jika hanya ada keterkaitannya dengan tokoh utama secara langsung ataupun tidak langsung dan

2. Berdasarkan Segi Fungsi Penampilan Tokoh

a. Tokoh Protagonis, yaitu tokoh utama yang merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang ideal bagi pembaca

b. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penyebab terjadinya konflik

Pengertian alur atau plot pada karya sastra pada umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan para pelaku dalam sebuah cerita. Tahapan peristiwa yang menjalin suatu cerita bisa berbentuk dalam rangkaian suatu peristiwa yang berbagai macam, Aminuddin (2000:83). Dalam suatu cerita, urutan peristiwa dapat beraneka ragam, Montage dan Hensaw dalam Aminuddin (2000:84) menjelaskan bahwa tahapan peristiwa dalam plot suatu cerita dapat stersusun dalam tahapan-tahapan sebagai berikut;


(31)

a. Exposition, yaitu tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat terjadinya peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita.

b. Inciting Force, yakni tahap ketika timbul kekuatan, kehendak maupun perilaku yang bertentangan dari pelaku.

c. Rising Action, yakni situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita mulai berkonflik

d. Crisis, yaitu dimana situasi semakin panas dan para pelaku sudah diberi gambaran nasib oleh para pengarangnya

e. Climax, yakni situasi puncak ketika konflik berada dalam kadar yang paling tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya itu sendiri dan

f. Falling Action, yakni kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan dalam cerita sudah mulai mereda sampai menuju conclution atau penyelesaian cerita. Hal berikut akan dijelaskan dan dikaitkan dalam Bab III tentang Analisis Alur dalam Komik One Piece.

Dengan menggunakan teori pendekatan struktural tersebut, penulis menganalisis karakteristik penokohan dalam komik One Piece, tema yang mendasari pemaparan cerita dan tahapan-tahapan alur yang membentuk komik One Piece. Sehingga dapat dijelaskan hubungan unsur-unsur yang ada di dalam manga “One Piece”, keutuhan serta kepaduan ceritanya yang dibangun melalui unsur intrinsik .


(32)

1.5 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1.5.1 Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1) Untuk mendeskripsikan tema, penokohan, dan alur cerita dalam komik One Piecekarya Eiichiro Oda.

2) Untuk mendeskripsikan keterkaitan antara tema, penokohan, dan alur cerita yang mendasari struktur cerita yang utuh dalam komik One Piece.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Untuk memperkaya pengkajian dan mengapresiasikan karya sastra, khususnya terhadap manga Jepang.

2) Untuk dapat menambah wawasan dan gambaran bagi pembaca mengenai unsur-unsur pembentuk di dalam manga One Piece.

3) Untuk memberikan gambaran tentang tema, penokohan, dan latar dalam sebuah karya sastra berdasarkan pendekatan sturktural dalam manga One Piece.


(33)

1.6 METODE PENELITIAN

Sebuah penelitian membutuhkan suatu metode untuk mendukung proses di dalam penelitian tersebut. Dan, metode yang dipakai dalam mengerjakan penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Menurut Koentjaraningrat (1976 : 30) bahwa, penelitian yang bersifat deskriptif yaitu yang memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu. Metode deskriptif juga merupakan suatu metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian yang dilakukan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji dan menginterpretasikan data.

Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka (library research) yaitu dengan menyelusuri sumber-sumber kepustakaan dengan buku-buku dan referensi yang ada di perpustakaan umum Universitas Sumatera Utara, membaca literaturedan melakukan penelusuran melalui media internet.


(34)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK “ONE PIECE”, PENDEKATAN OBJEKTIF DAN BIOGRAFI PENGARANG

2.1. Pengertian Komik

Menurut Marchel Bonnef (1998:23), komik adalah salah satu produk dari hasrat manusia untuk menceritakan pengalamannya, yang dituangkan dalam gambar dan tanda, yang mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan.

Komik merupakan gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Dapat dikatakan, komik sebagai produk budaya karena dibuat atas dasar kreasi yang dipresentasikan secara virtual.(http://www. wikipedia.com/sejarah-komik.html)

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak diatas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku sendiri.

Komik dalam bahasa Jepang disebut manga (漫 画). Manga, yang dilafalkan dengan ”Mang-ah” secara harifiah diterjemahkan sebagai “gambar aneh”. Di Jepang, istilah manga diperkenalkan pertama kalinya oleh Katsushika Hokusai. Katsushika Hokusai, seorang pemahat kayu dan pelukis yang hidup dari tahun 1760 sampai 1849, menciptakan Hokusai Manga, satu dari banyak


(35)

terbitannya. Dalam 15 volume serial sketsanya yang diterbitkan pada 1841, dia mencakupkan berbagai topik yang berbau informatif kedalam komik dari jaman

Edo

Di akhir abad 18, Kibyoushi, sebagai buku komik pertama yang berisi cerita muncul dengan tatanan gambar yang dikelilingi oleh tulisan (atau tulisan di samping gambar) sebagai narasinya. Manga tidak begitu berkembang hingga Perang Dunia II. Pada awal abad 19, muncul seorang mangaka yang membawa sejarah baru di dunia manga Jepang. Dia adalah Osamu Tezuka (1928-1989), karyanya yang terkenal adalah Tetsuwan Atom (yang di Indonesia dikenal sebagai Astro Boy) dan manga-nya yang diadaptasi dari novel Treasure Island karya Robert Louis Stevenson meraih nilai penjualan tertinggi nasional karena sukses dijual sebanyak 400.000 eksemplar.

Karena pada mulanya komik di Jepang adalah peniruan dari film animasi dari Walt Disney, maka saat itu para penggemar komik Jepang adalah anak-anak. Namun pada tahun 1959, mulai diterbitkan dua majalah mingguan untuk anak laki-laki yaitu Shonen Magazine dan Shonen Sunday. Saat itu hiburan untuk anak di Jepang hanyalah komik saja, belum ada anime (sebutan untuk film animasi di Jepang) dan tentu saja belum ada game komputer. Sepuluh tahun kemudian, majalah komik untuk remaja mulai terbit, Manga Action (1967), Young Comic (1967), Play Comic (1968) dan Big Comic (1967). Pembaca komik yang usianya kurang lebih sembilan tahun pada tahun 1959, maka pada saat itu (tahun 1967) mereka telah berumur kurang lebih delapan belas tahun dan telah masuk masa


(36)

remaja sehingga mereka mau membaca komik yang cocok dengan usia dan selera mereka.

Dalam penyajian Komik, pengarang menawarkan banyak hal yang dapat dinikmati oleh para pembacanya. Tidak hanya konsep cerita yang berdasarkan kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga ditawarkan konsep seni dan imajinasi yang tinggi serta nilai-nilai kebudayaan yang dapat membuat suatu karya sastra itu. Komik-komik produksi Jepang mempunyai pengaruh yang besar dibanding komik-komik produksi Amerika dan Eropa, dapat dikatakan bahwa komik Jepang lebih mendominasi di dunia karena tema yang dipakai tidak hanya tentang super hero namun juga tentang kehidupan sosial masyarakat dan masalah-masalah yang ada di dalamnya sekaligus pemecahannya baik mewakili diri pengarang secara pribadi maupun pendapat masyarakat. Pada penyajiannya komik tidak hanya untuk menghibur, namun lebih untuk mewakili perasaan pembaca sehingga komik ini lebih dari sekedar bacaan melainkan ekspresi jiwa antara

pembaca dan pengarang.

2.2. Unsur-unsur Pembangun Komik

Komik merupakan sebuah serangkaian gambar yang berurutan dan memiliki keterkaitan antara gambar yang satu dengan lainnya, dibantu dengan tulisan yang berfungsi untuk memperkuat gagasan yang ingin disampaikan, dengan unsur-unsur dalam sebuah komik yang saling berkaitan tersebut maka terbentuklah sebuah narasi yang utuh. Oleh karena itu dengan unsur-unsur


(37)

tersebut keterpaduan sebuah komik akan terwujud. Unsur-unsur yang terkandung dalam komik adalah unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik.

2.2.1 Unsur Intrinsik

Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri atau dapat juga dikatakan unsur-unsur yang secara langsung membangun cerita. Analisis intrinsik mencoba memahami suatu karya sastra berdasarkan informasi-informasi yang dapat ditemukan hanya di dalam karya sastra itu atau secara eksplisit terdapat dalam karya sastra. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa suatu karya sastra menciptakan dunianya sendiri yang berbeda dari dunia nyata. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia karya sastra merupakan fiksi yang tidak berhubungan dengan dunia nyata. Karena menciptakan dunianya sendiri, karya sastra tentu dapat dipahami berdasarkan apa yang ada atau secara eksplisit tertulis dalam teks tersebut. Adapun unsur pembentuk yang dibangun oleh unsur instrinsik sebagai berikut:

a. Tema

Istilah tema menurut Scharbach dalam Aminuddin (2000:91) berasal dari bahasa latin yang berarti tempat meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Sebab itulah penyikapan terhadap tema yang diberikan pengarangnya dengan pembaca umumnya terbalik. Seorang pengarang harus memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses


(38)

kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema tersebut.

Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Karena sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra sangat beragam. Tema bisa berupa persoalan moral, etika, agama, sosial, budaya, teknologi, tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Namun, tema bisa berupa pandangan pengarang, ide, atau keinginan pengarang yang mensiasati persoalan yang muncul.

Sedangkan Brooks dalam Aminuddin (2000:92) mengungkapkan bahwa dalam mengapresiasikan tema suatu cerita, apresiator harus memahami ilmu-ilmu humanitas karena tema sebenarnya merupakan pendalaman dan hasil kontemplasi pengarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan serta masalah lain yang bersifat universal. Tema dalam hal ini tidaklah berada di luar cerita, tetapi inklusif di dalamnya. Akan tetapi, keberadaan tema meskipun inklusif di dalam cerita tidaklah terumus dalam satu dua kalimat secara tersurat, tetapi tersebar di balik keseluruhan unsur-unsur signifikan atau media pemapar prosa fiksi. Dalam upaya memahami tema, pembaca perlu memperhatikan langkah berikut secara cermat: 1. Memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca.

2. Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca.

3. Memahami satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi yang dibaca.


(39)

4. Memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca.

5. Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainnya yang disimpulkan dari satuan-satuan peristiwa yang tepapar dalam suatu cerita. 6. Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang

ditampilkannya.

7. Mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya.

8. Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan pengarangnya.

Komik yang berjudul One Piece karya Eiichiro Oda ini mengangkat tema yang menceritakan tentang kehidupan bajak laut Topi Jerami dengan kaptennya yang ingin menjadi raja bajak laut yaitu Luffy yang juga sekaligus sebagai tokoh utama dalam komik ini. Kehidupan bajak laut adalah kehidupan yang berbahaya dan penuh resiko. Hal tersebut terjadi karena Luffy juga bertemu dengan sesama bajak laut lainnya. Dalam petualangan-petualangannya Luffy diharuskan menghadapi bajak laut yang kejam dan pengacau. Semua tantangan, resiko dan kesulitan serta bahaya dihadapi Luffy dengan penuh keberanian dan semangat demi menemukan harta karun One Piece dan menjadi seorang raja bajak laut.

Adapun fokus tema yang diangkat pada pembahasan komik One Piece pada skripsi ini adalah tentang seorang bajak laut yang dengan gigih ingin menyelamatkan saudara yang sangat disayanginya dari eksekusi yang akan dilakukan angkatan laut.


(40)

b. Plot/alur cerita

Menurut Abraham dalam Siswanto (2008:159), plot atau alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku. Alur atu plot ialah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan menurut sebab akibat dari awal sampai akhir cerita. Dari pengertian tersebut jelah bahwa setiap cerita tidak berdiri sendiri (Suroto, 1989:89).

Dalam cerita fiksi atau cerpen urutan peristiwa dapat beraneka ragam. Montage dan Henshaw dalam Aminuddin (2000:84) menjelaskan bahwa tahapan peristiwa dalam plot suatu cerita dapat tersusun dalam tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Exposition : yakni tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat terjadinya peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita.

b. Inciting force: yakni tahap ketika timbul kekuatan, kehendak maupun perilaku yang bertentangan dari pelaku.

c. Rising action : yakni situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita mulai berkonflik.

d. Crisis: yakni situasi semakin panas dan para pelaku sudah diberi gambaran nasib oleh pengarangnya.

e. Climax: yakni situasi puncak ketika konflik berada dalam kadar yang paling tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya sendiri-sendiri.


(41)

f. Falling action: yakni kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan dalam cerita sudah mulai mereda sampai menuju conclusion atau penyelesaian cerita.

Dalam pengertiannya elemen plot hanyalah didasarkan pada paparan mulai peristiwa, berkembangnya peristiwa yang mengarah pada konflik yang memuncak, dan penyelesaian terhadap konflik.

Intisari plot adalah konflik, tetapi suatu konflik tidak bisa secara tiba-tiba dipaparkan begitu saja, harus ada dasar yang menjadi landasan dari konflik tersebut. Menurut Aminuddin (2000:90), pada umumnya alur pada cerita prosa fiksi disusun berdasarkan urutan sebagai berikut:

1. Perkenalan, pada bagian ini pengarang menggambarkan situasi dan memperkenalkan tokoh-tokohnya.

2. Pertikaian, pada bagian ini pengarang mulai menampilkan pertikaian yang dialami sang tokoh.

3. Perumitan, pada bagian ini pertikaian semakin menghebat. 4. Klimaks, pada bagian ini puncak perumitan mulai muncul. 5. Peleraian, disini persoalan demi persoalan mulai terpecahkan.

Menurut susunannya atau urutannya alur terbagi dalam jenis, yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran. Alur maju adalah alur yang susunannya mulai dari peristiwa pertama, peristiwa kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya sampai cerita itu berakhir. Alur mundur adalah alur yang susunannya dimulai dari peristiwa terakhir kemudian kembali pada peristiwa pertama, kedua, dan seterusnya sampai kembali lagi pada peristiswa terakhir tadi. Sementara alur campuran adalah dimana didalam suatu cerita pengarang menggunakan alur maju


(42)

dan alur mundur. Adapun jenis alur yang digunakan dalam kumpulan komik ini adalah alur campuran

c. Tokoh

Dalam karya sastra, tokoh adalah sosok yang mengambil peran penting dalam suatu karya sastra dan dalam satu cerita tokoh merupakan sosok yang bertugas menjalankan cerita itu. Tokoh dalam karya fiksi tidak hanya berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot, dan tema, dan menempati posisi strategis sebagai pembawa dan menyampaikan pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja aingin disampaikan kepada pembaca (Fananie, 2001: 86). Istilah “tokoh’ menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita. penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. tokoh cerita (character), menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:165), adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafssirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

Boultoun dalam Aminuddin (2000:79) mengungkapkan bahwa cara pengarang menggambarkan atau memunculkan tokoh sebagai pelaku yang hidup di alam mimpi, pelaku yang memiliki semangat perjuangan dalam mempertahankan hidupnya. Pelaku yang memiliki cara sesuai dengan kehidupan manusia yang sebenarnya maupun pelaku egois, kacau, dan mementingkan diri sendiri. Dalam cerita fiksi pelaku itu dapat berupa manusia atau tokoh makhluk lain yang diberi sifat seperti manusia. Dalam menentukan tokoh utama dan tokoh


(43)

pembantu, yang pada umunya merupakan tokoh yang sering dibicarakan oleh pengarang, sedangkan tokoh tambahan hanya dibicarakan ala kadarnya.

Untuk membahas penokohan komik One Piece ini kita perlu mengetahui jenis bajak laut yang ada dalam dunia One Piece itu sendiri. Ada dua jenis utama dari bajak laut, yaitu Bajak Laut cinta damai dan Bajak Laut Pengacau, berikut penjelasan tentang kedua jenis Bajak Laut itu.

Bajak Laut Perdamaian (Peace Main Pirate) : adalah bajak laut yang berpetualang dengan tidak benar-benar peduli tentang adanya harta karun ataupun melawan bajak laut lainnya. Luffy, Brook, Shanks, dan Whitebeard adalah contoh yang baik dari bajak laut berdasarkan dengan perdamaian. Bajak laut perdamaian melihat kru nya sendiri sebagai harta mereka yang paling berharga.

Bajak Laut Pengacau (Morgania Pirate) : adalah bajak laut yang memperjuangkan harta karun mereka demi keuntungan pribadi. Mereka serakah dan suka bertarung hanya untuk menyebabkan rasa sakit dan penderitaan orang lain. Menjadi bajak laut adalah untuk merampok, membunuh, merusak, dan berbuat tindak kejahatan lainnya (seperti image bajak laut yang kita kenal). Sering sekali Luffy dan krunya bertemu dengan bajak laut pengacau. Luffy tidak suka mereka dan hanya ingin merekrut bajak laut yang cinta perdamaian. Bahkan di awal cerita luffy dan yang lainnya bertemu dengan bajak laut pengacau tersebut, seperti Buggy, Don Krieg dan Kuro. Bajak laut pengacau tidak melihat kru mereka sebagai aset berharga dan dengan mudah akan membunuh mereka jika ada yang menentangnya seperti yang ditunjukkan oleh Don Krieg. Kuro juga tidak berpikir dua kali untuk membantai orang-orangnya sendiri. Masih banyak bajak laut pengacau yang ditampilkan dalam One Piece. Ada beberapa kapten bajak laut


(44)

pengacau yang memiliki hubungan ramah dengan awak mereka seperti Vander Decken IX, Brownbeard, Arlong, Buggy, dan bahkan Blackbeard.

Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dalam komik One Piece tokoh yang digunakan dalam analisis ini bernama Luffy yang banyak disoroti tentang perjalanan kehidupannya dalam mewujudkan mimpinya untuk menjadi bajak laut dan menemukan harta karun bernama One Piece.

d. Sudut pandang

Sudut pandang sangat mempengaruhi pembaca karena sudut pandang adalah cara pengarang berkomunikasi dengan pembaca sehingga pesan yang terkandung dapat termpaikan dengan baik kepada pembaca. Menurut Aminuddin (2000:90) sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkanya. Cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk sebuah cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Dengan demikian sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, Teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan ceritanya. Ada empat macam sudut pandang yaitu :

1. Omniscient point of view ( sudut pandang yang berkuasa).

Disini pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya, pengarang juga berkuasa untuk menghapus dan menciptakan tokohnya, mengatur jalan pikiran tokoh hingga mengkomentari kelakuan para pelaku.


(45)

2. Objective point of view

Hampir sama dengan dengan omniscient hanya saja pengarang tidak memberikan komentar apa pun mengenai kelakuan tokohnya.

3. Sudut pandang orang pertama, tehnik ini ditandai dengan menggunakan kata “aku” dalam penceritaannya, persis seperti menceritakan pengalaman sendiri.

4. Sudut pandang peninjau, dalam tehnik ini pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Sudut pandang peninjau ini lebih dikenal dengan sudut pandang orang orang ketiga.

Dalam hal ini, sudut pandang pengarang dalam kumpulan komik One Piece adalah sudut pandang Objective point of view dimana pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya, pengarang juga berkuasa untuk menghapus dan menciptakan tokohnya, serta mengatur jalan pikiran tokoh.

e. Gaya bahasa

Gaya bahasa merupakan tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa dalam membuat karyanya. Gaya bahasa yang digunakan pengarang berbeda satu sama lain. hal ini dapat menjadi sebuah ciri khas seorang pengarang.

f. Amanat

Amanat merupakan pesan moral atau hikmah yang ingin disampaikan pengarang pada pembacanya. Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran dan hal itulah yang ingin disampaikan pada pembacanya.


(46)

2.2.2 Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem karya sastra itu.. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar sastra yang ikut mempengaruhi penciptaan kaarya sastra. Unsur tersebut meliputi latar belakang pengarang, keyakinan dan pandangan hidup pengarang, adat istiadat yang berlaku, situasi politik, persoalan sejarah, ekonomi dan pengetahuan agama. Unsur ekstrinsik untuk tiap karya sastra sama, unsur ini mencakup berbagai aspek kehidupan sosial yang tampaknya menjadi latar belakang penyampaian amanat cerita dan tema. Selain unsur-unsur yang datangnya dari luar diri pengarang, hal yang sudah ada dan melekat pada kehidupan pengarang pun cukup besar pengaruhnya terhadaap terciptanya suatu karya sastra.

2.3 Setting Komik One Piece

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat peristiwa-peristiwa yang diceritakan , Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:216).

Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar meliputi penggambaran letak geografis (termasuk topografi, pemandangan, perlengkapan, ruang), pekerjaan atau kesibukan tokoh, waktu berlakunya kejadian, musim, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial, dan emosional tokoh.


(47)

Nurgiyantoro (1995:227) mengatakan setting dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur itu masing-masing menawarkan permasalah yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

1. Latar Tempat

Latar tempat mengarah pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempaat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, lokasi tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah mencerminkan ataupun tidak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan. Deskripsi tempat secara teliti dan realistis penting untuk mengesani pembaca seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh ada dan terjadi di tempat seperti yang terdapat dalam cerita.

Adapun latar tempat yang dibahas dalam komik One Piece ini adalah di lautan dengan objek Pulau Amazon Lily, Penjara Impel Down, dan Markas besar angkatan laut Marine Ford yang ada dalam dunia komik One Piece.

2. Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Latar waktu juga harus dikaitkan


(48)

dengan latar tempat dan latar sosial karena pada kenyataanya memang saling berkaitan. Latar waktu yang digambarkan oleh Eiichiro Oda dalam komik One Piece ini adalah fokus ketika umur Luffy 17 tahun dan umur ace 19 tahun atau tahun 1522 AOP (Age Of Pirate, AOP adalah waktu dalam dunia One Piece) ketika Luffy menyusup ke Impel Down sampai tiba di Markas besar angkatan laut untuk menyelamatkan Ace.

3.Latar sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dengan lingkup yang kompleks, dapar berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah atau atas.

Latar sosial yang digambarkan pengarang Eiichiro Oda dalam komik One Piece ini adalah ketika dunia sedang dalam era bajak laut. Pada jaman ini bajak laut mengarungi lautan untuk mencari harta karun dan beberapa orang diantaranya berambisi ingin menjadi raja bajak laut. Pada episode penyelamatan Ace ini, angkatan laut yang merupakan penegak keadilan dalam dunia One Piece, ingin mengeksekusi Ace yang juga merupakan komandan divisi 2 bajak laut Shirohige. Alasan mendasar angkatan laut ini ingin mengeksekusi Ace adalah karena Ace ternyata keturunan legenda yang paling ditakuti orang-orang, yang juga pernah dieksekusi Angkatan Laut, yaitu raja bajak laut, Gol D Roger.


(49)

Mendengar hal ini Luffy yang sedang tersesat di pulau wanita Amazon Lily sangat terkejut. Luffy merupakan adik angkat Ace, mereka tumbuh bersama sampai Ace berumur 17 tahun dan memutuskan untuk menjadi bajak laut. Kebersamaan dan petualangan-petualangan yang mereka alami membuat mereka sangat dekat. Oleh karena itu, Luffy bertekad membebaskan Ace dari penjara Impel Down. Namun sayangnya, ia terlambat untuk membebaskan Ace dari sel karena ia telah dibawa angkatan laut ke Markas Marine Ford untuk dieksekusi.

Luffy pun kembali mengejar Ace ke Marine Ford, ternyata disana perang telah dimulai antara angkatan laut dengan bajak laut Shirohige. Peperangan besar pun terjadi, karena pasukan terkuat angkatan laut serta para admiralnya telah dikumpulkan untuk mengantisipasi bajak laut terkuat Shirohige dengan para aliansinya. Luffy akhirnya berhasil membebaskan Ace namun sayangnya Ace harus mati demi melindungi Luffy yang ingin dibunuh oleh Admiral Akainu. Shirohige pun mati karena mendapat serangan terus-menerus. Shirohige mengorbankan nyawanya menahan serangan angkatan laut agar anggota bajak lautnya dapat pergi dengan selamat. Setelah perang usai, era baru pun dimulai. Shirohige yang merupakan bajak laut era Gol D Roger mengatakan bahwa harta karun One Piece itu memang benar ada. Para bajak laut pun semakin bersemangat untuk mengarungi lautan.


(50)

2.4 Defenisi Pendekatan Objektif dalam Kajian Sastra

Diperlukan suatu teori pendekatan untuk menganalisis suatu karya sastra yang berfungsi sebagai acuan dalam menganalisis karya sastra tersebut. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan objektif. Pendekatan objektif adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra dari dalam, serta mencari relevansi atau keterkaiatan unsur-unsur tersebut dalam rangka mencapai kebulatan makna. Pendekatan objektif merupakan pendekatan intrinsik, yakni membicarakan karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur-unsur yang dimaksud seperti tema, plot, latar, penokohan, dan lain-lain. Pendekatan tersebut meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom dan terlepas dari latar belakang sosial, sejarah, biografi pengarang dan segala hal yang ada di luar karya sastra (Satoto, 1993: 32).

Pendekatan objektif mencoba menguraikan keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan struktural yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984: 135). Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturalisme. Pendekatan objektif adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan kajiannya pada karya sastra. Pembicaraan kesusastraan tidak akan ada bila tidak ada karya sastra. Karya sastra menjadi sesuatu yang inti, Junus dalam Siswanto (2008:183)


(51)

Abrams dalam Pradopo (2002:54) pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom dengan koheresi instrinsik.

Dengan menggunakan teori pendekatan objektif tersebut penulis dapat menganalisis karakter tokoh utama dengan unsur-unsur lainnya seperti alur dan latar. Sehingga unsur-unsur yang di dalam komik One Piece memiliki hubungan yang baik.

2.5 Biografi Pengarang

Eiichiro Oda adalah seorang mangaka kelahiran 1 Januari 1975 di prefektur Kumamoto. Saat Eiichiro Oda kecil, Eiichiro Oda selalu berangan-angan sebagai bajak laut dan ingin menjadi mangaka. Pada umur 17 tahun, Eiichiro Oda mengirimkan karyanya berjudul Wanted dan memenangkan berbagai penghargaan. Pada umur 19 tahun, Eiichiro Oda menjadi asisten Nobuhiro Watsuki dalam pengerjaan Rurouni Kenshin. Bersamaan dengan itu pula, Eiichiro Oda menggambar Romance Dawn yang merupakan bab awal dari One Piece. Pada tahun 1997, One Piece terbit pertama kali di majalah Shonen Jump dan menjadi salah satu manga terpopuler di Jepang.

Eiichiro Oda sejak kecil sudah tertarik pada dunia gambar. Saat berusia 4 tahun, ia sudah menetapkan cita-citanya menjadi seorang mangaka karena menurutnya dengan begitu ia tidak perlu pergi ke kantor layaknya orang dewasa yang bekerja. Di waktu kecil, Oda mempunyai kehidupan yang relatif sama


(52)

dengan anak-anak Jepang seusianya. Ia suka berburu serangga, membaca komik, dan bermain olahraga, terutama sepak bola.

Ketika duduk di bangku SMP, Oda sangat bangga karena gambar karyanya berhasil menjadi pemenang dalam perlombaan sketsa. Seperti diketahui, Oda telah memutuskan untuk menjadi seorang mangaka, walau alasannya di saat itu sangat tidak masuk akal, tapi ia sangat setia pada cita-citanya.

Tidak seperti kebanyakan remaja yang menyerah untuk mimpi yang seperti ini, dia terus memelihara mimpinya itu. Hingga pada usia 17 tahun, Oda-sensei menerima penghargaan perak (Juni-nyuusen) kehormatan tertinggi kedua Semi-Annual Tezuka Awards ke-44 (sebuah kontes pencarian bakat penulisan cerita manga yang diselenggarakan oleh Staff Editorial Weekly Jump dan Monthly Jump).

Pada saat itu, Oda-sensei menang dengan mengirimkan cerita pendeknya yang berjudul WANTED!. Nama pena Oda-sensei pada saat itu adalah “Getsu ka sui moku kin do” yaitu “Air, Api, bulan, Kayu, Emas, Bumi”, atau lebih umumnya, “Sabtu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat”. Penghargaan ini kemudian membawanya mendapatkan pekerjaan di majalah Shonen Jump mingguan, di mana sebelumnya pada tahun 1994 dia memutuskan untuk cuti kuliah setelah akhir tahun pertamanya untuk pergi ke Tokyo. Di sana, ia belajar sebagai asisten untuk tiga penulis, Shinobu Kaitani (Midoriyama Police Gang), Masaya Tokuhiro (Jungle no Ouja Tar-chan dan Mizu no Tomodachi Kapparman), serta Nobuhiro Watsuki (Rurouni Kenshin).


(53)

Pada usia 19 tahun, Oda-sensei bekerja sebagai asisten Nobuhiro Watsuki untuk penciptaan karakter Honjo Kamatari yang muncul di Rorouni Kenshin. Selama waktu ini, ia mulai menggambar dua tema cerita bajak laut, yang disebut “Romance Dawn” dan menampilkan karakter Monkey D. Luffy sebagai tokoh utama, yang kemudian berlanjut menjadi tokoh utama protagonist dari One Piece.

Karya profesional pertamanya yang dia kerjakan adalah “Kara Mirai no Present” (Hadiah Dari Masa Depan Pemberian Sang Dewa) yang diterbitkan dalam edisi Oktober 1993 (Monthly Jump’s bimonthly spinoff). Bakatnya semakin diperhatikan oleh staff Weekly Jump, ketika dia mendapat penghargaan Emas(“nyuusen’, yaitu penghargaan tertinggi seperti sebuah mendali emas) di Hop-Step Award (W’J monthly talent scout contest, sekarang disebut dengan Tenkaichi Manga Awards) di tahun 1993 dengan karyanya Ikki Yakou(One Devil’s Night Trip).

Pada tahun 1997, One Piece muncul untuk pertama kalinya dalam Shonen Jump mingguan dan segera menjadi salah satu manga yang paling popular di Jepang. Pengaruh terbesar bagi Eichiro Oda adalah Dragon Ball dari Akira Toriyama.

Satu hal yang bisa kita cermati dari keberhasilan Oda-sensei sebagai mangaka adalah dengan berani belajar langsung dari ahlinya. Seperti yang dibahas di atas, Oda-sensei pernah menjadi asisten dari tiga mangaka sekaligus. Namun perjuangan Oda-sensei membawa hasil yang memuaskan dengan banyaknya

pecinta One Piece dan karya-karyanya yang lain


(54)

BAB III

ANALISIS CERITA KOMIK “ONE PIECE” KARYA EIICHIRO ODA DILIHAT DARI PENDEKATAN OBJEKTIF

3.1 Sinopsis Cerita

One piece bercerita tentang Monkey D. Luffy, alias Luffy, seorang bajak laut yang terobsesi untuk menjadi raja bajak laut dan menemukan One Piece, salah satu harta karun paling berharga yang ada di dunianya Luffy waktu itu. Sewaktu Luffy kecil, ia pernah diselamatkan dari monster laut oleh seorang bajak laut bernama Shanks, kapten dari bajak laut Akagami. Luffy akhirnya bertekat untuk menjadi ‘the real’ bajak laut dengan cara berpetualang ke seluruh penjuru dunia dan menemukan One Piece. Di perjalanannya itulah Luffy menemukan berbagai petualangan seru bersama teman-temannya

Ketika Luffy masih kecil, dia secara tidak sengaja memakan Buah Iblis, Luffy memakannya asal-asalan dengan marah karena merajuk pada Shanks yang tidak mau mengajak Luffy berlayar bersamanya. Hal ini karena Luffy masih kecil dan dunia bajak laut adalah dunia yang berbahaya bagi anak kecil seperti Luffy. Buah Iblis yang dimakan Luffy itu adalah Buah Gomu Gomu. Buah Gomu Gomu (Gomu berarti karet) adalah buah iblis yang menyebabkan tubuh pengguna menjadi melar seperti karet dan bisa memanjangkan anggota tubuhnya. Berbeda dengan stereotype kebanyakan dari seorang Tokoh Utama, Luffy muncul malah dengan sifatnya yang sedikit bodoh dan ceroboh. Sebagai seorang bajak laut Luffy bisa dikatakan sangat awam karena tidak mengetahui apapun tentang kompas dan ilmu kelautan. Selain itu, dia tidak bisa berenang karena memakan Buah Gomu Gomu. Ciri ciri dari Luffy adalah dia memakai topi jerami di


(55)

kepalanya, topi jerami itu diberikan oleh Shanks, bajak laut idolanya semasa ia masih kecil, kelak ketika Luffy menjadi bajak laut yang hebat, ia berjanji akan mengembalikan topi itu kepada Shanks.

Di awal perjalananya, dia bertemu berbagi macam musuh sesama bajak laut, seperti Alvida, Buggy The Clown, Kuro, Doe n Krieg, Arlong, Crocodile, Enel, . Dia juga telah mengumpilkan rekan seperjalanannya, yaitu Roronoa Zoro, Nami, Sanji, dan Usop yang akan mendampinginya mewujudkan cita citanya. Sampai akhirnya Luffy dan kelompoknya yang di juluki kelompok bajak laut Topi Jerami berhasil memasuki lautan legendaris Grand Line dimana pencarian One Piece dimulai.

Sewaktu melewati red line untuk pergi new world kru topi jerami sudah terpencar-pencar, karena kalah dari admiral Kizaru dan Sentoumaru. Akhirnya mereka diselamatkan oleh Kuma, seorang anggota Revolution Army yang menyamar sebagai Shicibukai (bajak laut yang bekerjasama dengan angkatan laut). Revolution Army adakah pasukan yang dibentuk oleh ayah Luffy, Monkey D Dragon. Kuma menyelamatkan mereka dengan cara di teleportasi ke tempat yang berbeda-beda. Luffy sampai ke Women Island, Amazon Lily dan bertemu dengan Sichibukai boa hancock yang kebetulan jatuh cinta pada luffy. Pada saat di pulau inilah Luffy mendengar Ace, kakaknya akan dieksekusi seminggu lagi. Akhirnya, Boa Hancock mau menolong luffy masuk ke penjara impel down untuk menyelamatkan Ace.

Luffy yang sembunyi di balik jubah Hancock ketika sampai di Impel Down telah sambut oleh angkatan laut. Sebelum menuju penjara bawah tanah, Hancock diharuskan melakukan pemeriksaan. Saat diperiksa Hancock


(56)

membatukan penjaga dan kamera lalu Luffy keluar dan bersembunyi di langit-langit. Lalu Luffy masuk ke dalam penjara level 1 dan mencari jalan menuju tempat Ace. Di tengah pencarian Luffy bertemu dengan Buggy yang sedang kabur. Luffy menghajar semua penjaga, lalu Buggy ikut dengan Luffy menuju level 2. Di level 2 mereka bertemu dengan Mr.3. Buggy dan Mr.3 berniat meninggalkan Luffy dan kabur jatuh ke level 3 karena lantai penjara runtuh. Di level 3 mereka bertemu dengan Mr.2. Setelah menghadapi berbagai macam halangan monster penjaga, Luffy dan Mr.2 (yang dengan rela membantu Luffy untuk pergi ke level 5) tiba di level 4 bersama dengan Buggy dan Mr.3 yang tanpa sengaja ikut jatuh ke level 4. disana mereka langsung dihadang oleh kepala sipir penjaga Impel Down, Magelan. Luffy yang terkena racun Magellan gagal melawan Magelan dan akhirnya pingsan. Luffy pun dibawa ke Level 5 "Freezing Hell". Saat itu Mr.2 pergi menyelamatkan Luffy walau diserang serigala gila. Luffy bebas, tapi Mr.2 akhirnya pingsan.

Saat itu muncul orang suruhan "Miracle Worker" Emporio Ivankov. Emporio Ivankov adalah seorang ratu Kerajaan Kamabakka. Saat ada orang yang menyerang Ivan kov dia mengeluarkan jurus "DEATH WASH". Lalu orang itu terkena jurus Female Hormon yang membuat dia menjadi perempuan. Luffy pun ternyata dikurung di suatu tempat dan tinggal 10 jam waktu eksekusi Ace. Luffy harus terkena jurus Hormon Heal untuk mengembalikan tenaga Luffy oleh "Miracle Worker" Emporio Ivankov. Semua anggota Kama Land mendukung Luffy agar tidak menyerah oleh rasa sakit jurus itu. Luffy berteriak meminta makan saat memukul penutup penjara, yang menandakan ia sudah kuat. Di Level 6 Ace dan Jimbei "Kesatria Lautan" Sang Shicibukai menunggu waktu Eksekusi.


(57)

Luffy bangkit oleh makanan yang diberi Ivankov. Saat itu ia berterima kasih kepada Ivankov karena telah menyelamatkannya juga Mr.2, Bon Clay. Ivankov terkejut ketika Luffy mengaku bahwa dia anak Dragon sang revolusioner. Ternyata Ivankov adalah kru/anak buahnya Dragon. Ia pun membantu Luffy menyelamatkan Ace dengan Inazuma. Mereka menuju Level 6 tempat Ace berada. Para penjaga Impel Down dan Magellan berjaga jaga di depan penjara Ace juga siap-siap membawa ace ke Marineford. tempat markas besar para marine angkatan laut. Luffy yang sampai di level 6 "Infinity hell" terkejut ketika melihat Ace tidak ada di penjara. Lalu mereka bertemu Jimbei, salah seorang shicibukai yang juga ditahan bersama Ace. Jimbei memberitahu Luffy bahwa Ace akan dibawa ke Marineford. Dia segera pergi tapi tangga sudah dikurung sehingga Luffy tidak bisa ke Level 1. Inazuma menggunakan kekuatannya yaitu "Gunting" untuk memotong kurungan itu. Mereka juga bertemu Crocodile, yang pernah dikalahkan Luffy. Crocodile menawarkan diri untuk membantu Luffy bertemu Ace. Luffy pun akhirnya mau menerima Crocodile untuk membantunya. Jimbei juga menawarkan diri untuk membantu Luffy. Inazuma membebaskan mereka berdua dari penjara. Luffy si topi jerami, Inazuma sang revolusioner, Ivankov sang ratu kerajaan kamabakka, Jimbei sang sichibukai, juga Crocodile sang shicibukai siap untuk menyelamatkan Ace dalam 1 team. Sesaat jalan keluar mulai ditemukan.

Sayang bahaya muncul dan banyak masalah menghadang Luffy dan para tahanan. Disamping itu, para tahanan di impel down telah dibebaskan oleh Buggy. Saat sedang menuju pintu keluar ternyata Kurohige juga sedang melawan Magellan. Kurohige yang berhasil menipu Magellan, berhasil pergi dengan meninggalkan sedikit pesan kepada Luffy. Saat bertemu dengan para tahanan,


(58)

Crocodile bertemu Mr.1 alias Dazz Bones yang dulu menjadi bawahannya. Dazz Bones pun ikut membantu Luffy dan kawan-kawan. Saat hampir mendekati pintu keluar, Luffy dihadang Magellan. Ternyata saat Magellan menyerang Luffy dengan racunya, Mr.3 berhasil menghentikan serangan Magellan dan membuat Luffy dan kawan-kawan keluar dari Impel Down. Saat itu, Jimbei, Crocodile, dan Mr.1 pergi untuk mengambil kapal. Dengan kekuatan Jimbei sang penguasa lautan, mereka bisa mengambil kapal dengan bantuan Hiu paus yang dipanggil Jimbei. Sayang saat Luffy dan kawan-kawan pergi dari Impel down, Mr.2 harus tetap tinggal melawan Magellan seorang diri. Luffy yang bisa berteriak dengan keras sampai melewati laut berkata terima kasih kepada Mr.2. Mereka Pun akhirnya berhasil melewati gerbang keadilan. Sementara itu sisa waktu Ace tinggal 3 jam dimanfaatkan orang seluruh dunia untuk melihat Ace komandan divisi 2 Shirohige di eksekusi termasuk para admiral Akainu, Aokiji, dan Kizaru serta para Sichibukai. Sesaat sebelum eksekusi Sengoku menanyakan siapa nama orang tuanya dan Ace menjawab bahwa orang tuanya adalah Shirohige, Sengoku marah dan memberitahu Ace sesuatu yang sangat penting tentang dirinya yaitu dia bukan anak Shirohige. Ace dilahirkan di South Blue oleh wanita bernama Portgas D.Rouge ibunya langsung meninggal ketika Ace lahir dan yang sangat mengejutkan Ace adalah anak sang raja bajak laut Gol D.Roger karena ibunya meninggal Roger menitipkan ace kepada Garp kakek luffy.

Saat mendengar kabar yang mengejutkan itu Ace menjadi diam. Hanya saja saat itu ada berita dari salah seorang perwira angkatan laut bahwa Kelompok bajak laut Shirohige menyerang markas besar angkatan laut saat itu juga. Mendengar berita itu Ace juga para angkatan laut melihat ke arah laut dan


(59)

ternyata armada kapal Bajak laut shirohige yang sangat banyak telah datang. Dan di pelabuhan, kapal utama tempat sang pemimpin Shirohige akhirnya muncul dari dalam laut. Kapal besar itu ditumpangi oleh sang pemimpin Kelompok bajak laut Shirohige Sang Yonkou. Shirohige yang muncul di haluan kapal langsung berbicara untuk menyelamatkan Ace. Dan akhirnya serangan besar itu disambut oleh 5 Shichibukai, Bartholomew Kuma, Boa Hancock, Donquixate Doflamingo, Gecko Moria, dan Mihawk. Selain itu panggung dilindungi oleh 10 raksasa perwira angkatan laut. Diatas, para 3 admiral melindungi Sengoku yang bersama Ace. di saat itu Ace sedang memikirkan masa lalunya. Ace yang mempunyai cita-cita menjadi bajak laut kemudian melakukan perjalanan dan berhasil mengumpulkan teman-teman. Kelompok bajak laut Ace itu melakukan kegiatan yang membuat Ace menjadi terkenal. Berita tentang Ace terdengar oleh Shirohige. Saat itu Shirohige pergi untuk menyerang kelompok bajak laut Ace. Ace yang ternyata kalah, memaksa Shirohige untuk membunuhnya. Tapi, Shirohige yang ternyata tak ingin membunuh Ace punya maksud lain. Dia ingin mengajak Ace bergabung dengannya dan menjadikan dia sebagai anaknya. Ace terpaksa ikut dengan shirohige karena tidak ingin mati. Setiap kali Shirohige lengah di kapal, Ace berusaha menyerangnya. Sayangnya tidak bisa, karena Shirohige sangat kuat. Tapi saat itu, Ace minta agar dia tidak diberi makan. Tapi komandan divisi 1, Marco, mengatakan bahwa Shirohige dan anak buahnya sangat senang dengan datangnya Ace. Ace sadar dan saat itulah Ace baru menyatakan bahwa satu-satunya orangtuanya adalah Shirohige. Sayang, peristiwa pembunuhan komandan divisi 4, satch, membuat Ace mencari Teach dan akhirnya dia harus ditangkap markas besar angkatan laut.


(60)

Serangan Shirohige pun dilancarkan dengan datangnya tsunami. Tapi Admiral Aokiji, melakukan jurus Ice Age dan membuat tsunami itu menjadi es. Serangan dilakukan kembali oleh shirohige dengan hanya menggerakan tangannya. Serangan pun dilakukan oleh para pemimpin pasukan bajak laut Shirohige. Serangan itu dilawan dengan serangan 5 wakil admiral. Mihawk si mata elang berusaha untuk menyerang Shirohige,ia berkata ingin melihat sejauh mana perbedaan kekuatan antara dirinya dan Shirohige. tapi serangan itu kembali dilawan oleh pertahanan Komandan Divisi 3, Jozu yang memiliki kekuatan buah iblis berupa intan. Kizaru yang mulai menyerang juga dilawan oleh komandan divisi 1, Marco yang terlindung oleh api biru dan membuktikan bahwa Shirohige takkan bisa disentuh hanya dalam sekali serangan, memperingatkan Kizaru seberapa mengerikan kelompok bajak laut Shirohige. Marco sang pemakan buah iblis zoan binatang legenda tipe phoenix yg yang bahkan lebih langka daripada jenis logia. Bagaimanapun kizaru menyerang tubuh Marco selalu balik ke bentuk semula,dikarenakan phoenix bisa meregenerasikan tubuhnya sendiri, Marco juga bisa menguasai haki,karena bisa di lihat dia bisa menendang kizaru yang memiliki kemampuan logia, mereka bertarung sesaat di udara lalu Kizaru jatuh ke tanah tapi wujudnya kembali semula. Kizaru memerintahkan para pasukan raksasa untuk menyerang . Sementara itu Jozu mengangakat bongkahan batu es sebesar gunung es dan melemparnya ke arah pasukan angkatan laut. Saat pasukan angkatan Laut mulai panik , admiral terakhir Akainu (Sakazuki) terlihat tenang di kursinya dan berkata "takkan ada yang melindungi markas besar jika semuanya lari dari pertarungan. Admiral Akainu sang manusia magma menghancurkan batu es itu dengan jurus great eruption yang mengakibatkan kerusakan parah pada


(1)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Dari analisis yang telah dilakukan terhadap cerita di dalam Komik One Piece, maka dapat diambil kesimpulan;

1. Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Jadi tema yang melatarbelakangi cerita dalam komik One Piece episode penyelamatan Ace adalah mengenai petualangan seorang pemuda bajak laut yang berjuang dengan gigih untuk membebaskan dan menyelamatkan saudaranya dari sebuah eksekusi angkatan laut

2. Dalam karya sastra, tokoh adalah karakter yang mengambil peran penting dalam suatu karya sastra dan dalam suatu cerita tokoh merupakan sosok yang bertugas untuk menjalankan cerita itu. Tokoh merupakan unsur terpenting dan penentu dalam sebuah karya sastra, karena tanpa tokoh sebuah cerita tidak akan dapat tersampaikan maknanya. Tokoh utama di dalam komik One Piece ini adalah Monkey D Luffy. Karakter Luffy di dalam komik One Piece episode penyelamatan Ace ini digambarkan sebagai sosok pemuda yang pemberani dan mempunyai tekad yang kuat, pantang menyerah, tidak mudah putus asa, penuh semangat, serta memiliki rasa sayang terhadap saudara dan kawaan-kawannya.


(2)

3. Alur dalam komik One Piece episode penyelamatan Ace ini membangun ceritanya dengan baik karena cerita di dalamnya memenuhi tahapan-tahapan peristiwa yang mendukung cerita yang dimulai dari Exposition, yaitu awal mula cerita ketika Luffy mengetahui kakaknya akan dieksekusi, Inciting

Force saat memutuskan untuk menyelamatkan kakaknya ke penjara Impel

Down , dan Rising Action ketika Luffy harus berhadapan para penjaga penjara tempat Ace berada , Crisis yaitu saat Luffy berhasil sampai ke sel penjara Ace tapi sayangnya Ace sudah dibawa oleh angkatan laut ke Marine Ford tempaat eksekusi Ace, hingga Climax ketika Luffy sampai di Marine Ford dan disana ternyata telah terjadi perang antara Bajak Laut Shirohige dengan angkatan laut sampai kepada Falling Action saat perang selesai dan Ace akhirnya tewas, Luffy yang terluka dan akhirnya berjanji untuk menjadi lebih kuat.

4. Sebuah karya sastra akan terlihat lebih menarik apabila setiap unsur-unsur menempati posisi tepat dan mempunyai keterkaitan. Hubungan tema dengan tokoh utama, tema dengan alur, dan tokoh utama dengan alur dalam komik “One Piece” ini menciptakan struktur cerita yang utuh. Kita dapat melihat hubungan keterkaitan antara tema, perwatakan tokoh tema, dan alur dengan memperhatikan dengan cermat unsur-unsur intrinsik yang ada di dalamya. Tema komik ini menceritakan tentang bajak laut yang bernama Luffy yang ingin menyelamatkan kakaknya Ace ke penjara Impel Down. Tentu mustahil bagi bajak laut seorang diri untuk menyusup masuk ke penjara yang pertahanannya sulit ditembus seperti penjara Impel Down yang tentu dijaga oleh orang-orang kuat karena penjara ini adalah penjara yang


(3)

menahan penjahat-penjahat paling berbahaya di dunia One Piece. Oleh karena itu pengarang menciptakan tokoh tambahan yang membantu Luffy di dalam penjara untuk membebaskan Ace. Alur tahapan peristiwa ini terjadi pada Inciting Force, Rising Action, dan Crisis. Keseimbangan tokoh di dalam tema antara bajak laut melawan angkatan laut tergambar pada saat Luffy dan bajak laut Shirohige bersama dengan kelompok bajak laut aliansinya datang ke Marine Ford, markas angkatan laut. Disana telah berkumpul semua mulai dari pasukan angkatan laut sampai para admiralnya. Ini dapat kita lihat pada alur peristiwa Climax. Tokoh utama dalam cerita ini adalah orang yang pantang menyerah, pemberani, optimis, penuh semangat dan bertekad kuat dan memiliki rasa cinta terhadap saudara dan teman-temannya. Oleh karena itu penggambaran protagonis karakter-karakter Luffy ini mendukung tema cerita One Piece episode penyelamatan Ace ini. Peristiwa ini dapat kita lihat pada setiap alur mulai dari Exposition, Inciting Force, Rising Action, Crisis, Climax hingga Falling Action . Jadi jelas sekali bahwa peran tokoh utamalah yang menciptakan dan menimbulkan alur dan dasar tema tersebut.

4.2 Saran

Melalui skripsi ini, penulis berharap agar sekiranya komik yang merupakan salah satu sarana alternatif yang dijadikan manusia untuk mendapatkan kesenangan, tidak hanya dijadikan hiburan saja. Tetapi saat membaca komik berusahalah untuk memahami makna yang terkandung serta nilai-nilai positif yang ada sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Selain itu, walaupun


(4)

komik merupakan sesuatu yang kita jadikan sebagai hiburan saja , bukan berarti itu kita tidak harus cermat memperhatikan keterkaitan hubungan-hubungan yang dibangun dalam suatu cerita.

Penulis juga berharap skripsi ini dapaat dijadikan referensi tersendiri bagi para pembaca dan pencinta karya fiksi menjadi bahan yang berguna bagi peneliti seelanjutnya. Penulis menyarankan kepada para pembaca atau peminat sastra bisa memberi interpretasi sendiri terhadap komik One Piece, karena dalam memberi tanggapan sebuah karya sastra sering terjadi perbedaan-perbedaan pandangan untuk menambah wawasan dan memperkaya khasanah dalam dunia karya sastra.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Aglesindo.

Bonneff, Marcel. 1998. Komik Indonesia. Jakarta : Gramedia Kepustakaan Populer.

Endraswarsa, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra (Edisi Revisi). Yogyakarta : Media Pressindo

Koentjaraningrat. 1976. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia

Luxemburg, Jan van dans Mieke Bal dan Willem G. Westeijn. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gama Media.

______________________. 2003. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, metode dan teknik penelitian sastra.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(6)

Rusmawani. 2012. Analisis Tokoh Utama Pada Novel Pearl Of China Karya

Anchee Min Berdasarkan Pendekatan Struktural. (Skripsi Sarjana).

Medan : FIB USU

Satoto, Soediro. 1993. Metode Penelitian Sastra. Surakarta: UNS Press

Semi, Atar. 1984. Kritik Sastra. Bandung : Angkasa.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta : Erlangga

Teeuw, A. 1984. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia

Wellek, Rene dan Warren Austin, 1990. Teori kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia.

Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

-http://biografi-software.blogspot.com/2012/08/biografi-eiichiro-oda.html