BAB VII RENCANA PENGOLAHAN 7.1. Studi Pengolahan
BAB VII
RENCANA PENGOLAHAN
7.1. Studi Pengolahan
Batugamping adalah batuan fosfat yang sebagian besar tersusun oleh mineral kalsium karbonat (CaCo3). Secara umum batugamping dikelompokkan berdasarkan mineral utama pembentuk batugamping yaitu kalsit (calcite (CaCO3)) atau dolomite (MgCa(CO3)2).
Dewasa ini kebutuhan akan bahan galian industri dari hari ke hari terus meningkat. Hal ini juga berlaku pada bahan galian batugamping. Permintaan pasar akan batugamping dari hari ke hari terus meningkat. Ini disebabkan oleh fungsi batugamping sendiri sebagai bahan baku utama untuk bahan pemutih dalam industry kertas. Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang ada, maka perlu adanya peningkatan produksi. Agar kegitan produksi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan maka sistem pengolahan yang ada harus benar-benar dirancang dengan tepat, sehingga akan dapat dicapai efisiensi kerja yang optimal.
PT. Kalsit Payung Biru merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan dan pengolahan batugamping. Lokasi perusahaan terletak di Dusun Ngampel, Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas area penambangan sebesar 36 Ha , dengan target produksinya adalah 170.000 ton/tahun , atau 641,87 ton/hari. Perusahaan memberlakukan shift kerja satu kali dalam sehari dengan jumlah jam kerja masing-masing yaitu tujuh jam dengan satu jam istirahat. Jam kerja dimulai pukul 08.00-12.00, lalu istirahat selama satu jam dan dilanjutkan kembali pukul 13.00-16.00. Batugamping dari front penambangan mempunyai ukuran diameter terbesar 150 mm, dengan kadar air 15,72 % dan waktu pengeringan batugamping dari ROM ke stockyard adalah 6 hari.
(2)
Batugamping yang digunakan untuk industri kertas harus memenuhi syarat-syarat berikut:
Tabel 7.1
Syarat Kimiawi Batugamping untuk Pemutih Kertas Berdasarkan SNI Amandemen 16-235-SNI 47-7869895-2000
KOMPOSISI Bahan Pemutih Industri Kertas
CaO 54,75%
MgO 0,35%
SiO2 0,65%
Fe2O3
-Al2
O
3-CaCO3
-Kadar Air 12%
7.1.1. Kodisi batu gamping hasil penambangan.
Batu gamping di Dusun Ngampel, Kecamatan Ponjong memiliki tingkat kecerahan yang tinggi, dilihat dari warnanya yang berwarna putih. Dari hasil uji laboratorium, batugamping hasil penambangan mempunyai hasil pengukuran sebagai berikut. Lihat Tabel 7.2
Tabel 7.2
Hasil Uji Laboratorium Batugamping yang Berada Di Dusun Ngampel NO SAMPELKODE PARAMETER HASIL PENGUKURAN
I II III
1
BATU GAMPING
AL2O3 0,558 0,551 0,566
2 CaO 48,096 48,642 47,549
3 Fe2O3 0,049 0,048 0,049
4 MgO 0,190 0,191 0,189
5 SiO2 18,114 18,482 17,930
7.1.2. Kegiatan Penambangan
Kegiatan pembongkaran batugamping yang dilakukan oleh PT. KPB dilakukan dengan proses pembongkaran dengan roadheader, dengan ukuran
(3)
terbesarnya berukuran -150 mm. Setelah kegiatan pengeboran selesai maka material hasil pengeboran tersebut akan diangkut ke articulated dump truck
dengan menggunakan bantuan skid steer loader kemudian diangkut ke stock yard
untuk dilakukan pengurangan kadar air 15,72% - 3%. Sasaran produksi per hari sebanyak 641,87 ton/hari, atau setara dengan 242,21 m3. Dimana densitas batugamping sebesar 2,65 ton/m3.
7.2. Tahapan Pengolahan
Gambar 7.1 Diagram Alir Pengolahan 7.3. Jam Kerja
PT. KPB melakukan kegiatan penambangan dalam 1 shift per hari, dimana terdiri dari 7 jam kerja dan 1 jam istirahat.
7.4. Peralatan Pengolahan
R O M STOCK YARD
HOPPER
WHELL LOADER Kapasitas Bucket : 2,856 ton Lebar Bucket : 2,44 m
IMPACT CRUSHER
MICRO GINDER
CYCLON
PRODUK
-800 mesh
Merk : Metso Model : NP 1110 Setting : 18 mm Kapasitas : 130-140 t/j
Merk : Sandvick Model : SP 0725 Kapasitas : 160 t/j
TAILING
+800 mesh
Micro Grinding YGM 8327 Feed Size: <25mm Output Size 1250 mesh
PENGEPAKAN PENYORTIRAN
FEEDER
(4)
Kegiatan processing plant batugamping PT. KPB menggunakan beberapa alat pengolahan. Alat-alat yang digunakan sebagai berikut :
Table 7.3
Peralatan Pengolahan Batugamping
No Nama Alat Jumlah
1. Wheel Loader 2
2. Peremuk (Hammer Crusher) 1
3. Belt conveyor 2
4. Hopper 1
5. Feeder 1
6. Micro Grinding 1
7. Cyclone 1
7.4.1. ROM (Raw of Material)
Produk dari kuari : Gamping
Densitas : 2,65 ton/m3
Target produksi/jam : 91,7 ton/jam Ukuran umpan terbesar : -150 mm
Ukuran produk akhir : - 800 mesh / 0,044 mm Jam kerja efektif : 7 jam/sift
Total kerja/hari : 1 shift
Produksi perhari : 91,7 ton/jam x 7 jam/hari = 641,87 ton/hari ROM yang masuk ke pengolahan : 91,7 tpj / 2,65 tpm = 34,6 m3
Tabel 7.4
Distribusi Hasil Pengeboran
-150 + 100 mm 27% x 91,7 tpj 24,759 tpj -100 + 50 mm 24% x 91,7 tpj 22,008 tpj -50 + 20 mm 23% x 91,7 tpj 21,091 tpj
(5)
Total 91,7 tpj
7.4.2. STOCK YARD
Sebelum material dari tambang direduksi ukurannya, material terlebih dahulu ditampung di stock yard. Penggunaan stock yard dimaksudkan apabila produksi material dari tambang berhenti maka produksi pengolahan tidak akan terganggu dan juga untuk diangin-anginkan agar kadar airnya berkurang.
Stockyard dirancang untuk menampung produksi selama 6 hari, yaitu 3851,22 ton gamping/minggu atau sama dengan 1453,3 m3/minggu. Stockyard berdimensi panjang 45 m dan lebar 35 m, sedangkan tinggi tumpukan 1 m.
7.4.3. WHEEL LOADER
Material dari stock yard yang sudah diangin-anginkan selama 6 hari akan diangkut menggunakan wheel loader ke hopper.
Merk : KOMATSU
Model : WA 180-3
Kapasitas Bucket : 1,5 m3 x 0,8 x 2,23 ton/m3= 2,676 ton
Lebar bucket : 2440 mm = 2,44 m
Dari spesifikasi alat tersebut maka didapat nilai cycle time sebesar 2,66 menit (Lampiran G.1)
7.4.4. Pemilihan Hopper
Pemilihan alat hopper didasarkan atas : 1) Ukuran feeder,
2) Sasaran produksi/jam, 3) Ukuran Hammer Crusher.
Material dari stock yard diangkut dengan wheel loader dimasukkan ke dalam hopper dimana hopper berhubungan langsung dengan feeder sebagai tempat masuknya umpan dari stock yard.
Tampak Samping
a c
(6)
45o d
f perhitungan sudut y = a – f = 4 – 2 = 2 m tan α = d/y
tan α = 2/2 = 1 α = tan-1 1 = 45 o
Tampak Depan b
65,40 22,50
e Tampak Atas a
f
(7)
Keterangan :
Panjang Atas (a) : 4 m Lebar Atas (b) : 3 m Tinggi Atas (c ) : 0,5 m Tinggi Bawah (d) : 2 m Lebar Bawah (e) : 0,5 m Panjang Bawah (f) : 2 m
Volume hopper = volume balok + volume prisma
Volume balok (atas) = P x L x T
= 4 m x 2,5 m x 0,5 m = 5 m3
Volume prisma (bawah) = 1/3 x P x L x T
= 1/3 x 4m x 3m x 2,5m = 10 m3
Volume hopper = ( 5 + 10)m3 = 15 m3
Kapasitas hopper = 15 m3 x 2,65 ton/m3 = 39,75 ton
7.4.5. Pemilihan Feeder
Pemilihan alat feeder didasarkan pada: 1. Ukuran terbesar produk tambang,
2. Ukuran Lubang Keluaran Hopper, 3. Ukuran bukaan Hammer Crusher.
Feeder yang digunakan untuk mengumpankan material dari hopper ke
hammer crusher ( Lampiran G.2) yaitu : 1. Merk : Sandvick
2. Model : SP 0725 3. Pan width : 650 mm 4. Pan Length : 2500 mm
(8)
5. Max. Feed Size : 220 mm 6. Kapasitas : 160 ton/jam
7.4.6. Pemilihan Peremuk (Hammer Crusher) Pemilihan alat peremuk didasarkan pada : 1. Ukuran terbesar produk tambang,
2. Target produksi yang ingin dicapai, 3. Jenis material yang akan di remuk.
Peremuk pertama pada pabrik pengolahan batugamping PT. KPB menggunakan hammer crusher sebagai primary crusher dengan jumlah alat sebanyak 1 buah. Pemilihan alat peremuk (Lampiran G.3) :
1. Merk : METSO
2. Model : NP 1110
3. Kapasitas : 140 t/j 4. Maximum feed size : 200 mm
5. Power : 160 kW / 200 HP
6. Setting : 18 mm
Peremuk
LRR = ukuran terbesar umpan : ukuran terbesar produk = 150 mm : 25 mm
= 6
produk terbesar dari peremuk I adalah 25 mm (dilihat dari Grafik Product Gradation Curve)
Tabel 7.5
Distribusi Umpan Impact Crusher (Oversize dari Feeder) (Distribusi Hasil Pengeboran)
-150 + 100 mm 27% x 91,7 tpj 24,759 tpj -100 + 50 mm 24% x 91,7 tpj 22,008 tpj -50 + 20 mm 23% x 91,7 tpj 21,091 tpj
-20 mm 26% x 91,7 tpj 23,842 tpj
Total 91,7 tpj
Tabel 7.6
Distribusi Produk Peremuk (Dari Grafik Product Gradation Curve)
-25 + 20 mm 4% x 91,7 t/j 3,668 t/j
(9)
-10 + 5 mm 22% x 91,7 t/j 20,174 t/j
-5 mm 44% x 91,7 t/j 40,348 t/j
Total 91,7 t/j
7.4.7. Pemilihan Belt Conveyor
Berdsarkan diagram alir yang di buat, belt conveyor yang direncanakan pada rangkaian unti pengolahan batu gamping adalah sebanyak 2 unit belt conveyor. Belt conveyor jenis I sebanyak 1 unit dan belt conveyor II sebanyak 1 unit, dengan rincian sebagai berikut.
a. Belt Conveyor I (Impact Crusher - Micro Grinding) Produk terbesar = -25 mm
Lebar belt conveyor = 406 mm = 16 inch Kapasitas belt conveyor = 105 t/j
Kecepatan = 250 f/m
Panjang = 19,68 m
Sudut Kemiringan = 150
b. Belt Conveyor II (Micro Grinding - Blower) Produk terbesar = 0,01 mm
Lebar belt conveyor = 406 mm = 16 inch Kapasitas belt conveyor = 105 t/j
Kecepatan = 250 f/m
Panjang = 19,68 m
Sudut Kemiringan = 150 7.4.8. Pemilihan Micro Grinding
Pemilihan alat peremuk Micro Grinding didasarkan pada : 1) Ukuran terbesar produk dari peremukan,
2) Target produksi dan ukuran butir yang ingin dicapai, 3) Jenis material yang akan diremuk.
Pada pabrik pengolahan batugamping PT. KPB menggunakan micro grinding dengan jumlah alat sebanyak 1 unit mengingat kapasitas alat serta target produksi yang ingin dicapai.
Dari tabel spesifikasi Micro Grinding maka direncanakan menggunakan alat merk YGM8327 dengan spesifikasi sebagai berikut (Lampiran G.5):
Tabel 7.7
Spesifikasi Micro Grinding
(10)
Wheel diameter (mm) 270 Inner diameter of grinding ring (mm) 830
Finish fineness Μm 0,01
Mesh 1250
Capacity (t/h) 30-680
Speed of Main Mill (r/min) 140
Max Input Size <25
Motor Model of Main Machine (kw) Y225M-8-22 Motor Model of Blower (kw) Y180M-4-18.5 Motor Model of classifier (kw) Y160M-6-7.5
Dimension (LxWxH) (m) 5.3x4.1x5.2
Effisiensi 90%
Tabel 7.8
Distribusi hasil dari micro grinding
-25 + 800# 10% x 91,7 tpj 9,17 tpj
-800# 90% x 91,7 tpj 82,53 tpj
Total 91,7 tpj
7.4.9. Pemilihan Cyclone
Pemilihan alat cyclone didasarkan pada : 1) Ukuran produk dari hammer mill
2) Target produksi yang diinginkan
Pada pengolahan batu gamping ini merk cyclone yang digunakan : Tabel 7.9
Jenis Cyclone
Model FX-350
inner diameter (mm) 350 Feeder diameter (mm) 80
(11)
overflow pipe diameter
(mm) 80
Grit size (mm) 30
cone angle (°) 20
Max feeding size (mm) 6
feeding pressure (Mpa) 0.03-0.4
Capacity (m/h) 60-105
Partition size (μm) 50-150 overall
dimention (L) 530
(W) 413
(H) 1411
Weight (kg) 155
effisiensi 95 %
Cara kerja cyclone adalah dengan membuat sebuah gaya sentrifugal sehingga material yang memiliki berat jenis yang lebih besar (oversize/+800#) akan turun ke bagian dasar cyclone dan kemudian dikeluarkan sebagai tailing. Sedangkan material dengan berat jenis yang lebih ringan (undersize/-800#) akan ditiup ke tempat pengepakan.
7.4.9.1. Perhitingan oversize dan undersize dari cyclone. Eff =
produk lolos = 95 % x 91,7 t/j = 87,115 t/j Oversize = 5 % x 91,7 t/j
= 4,585 t/j Tailing Undersize = 87,115 t/j – 4,585 t/j
= 82,53 t/j Pengepakan. Dilihat dari kapasitas cyclone yang digunakan maka jumlah cyclone yang digunakan berjumlah 1 cyclone, mengingat target produksi yang ingin dicapai sebesar 91,7 t/j yang sesuai dengan permintaan konsumen sebesar 89,95 t/j.
(12)
7.4.10. Pemilihan Blower
Blower digunkaan untuk meniup material supaya naik dan terendapkan menurut berat jenis sesuai ukurannya. Alat sebanyak 1 unit sesuai jumlah cyclon.
Tabel 7.10 Spesifikasi Blower
Model Outlet Size (mm)
Power (KW-P)
Speed (r/min)
Flow (m3/min)
Pressure (Pa)
CZR/CZT 80 0,55 2800/2850 10 885
7.5 Hasil Pengolahan dan Rencana Pemanfaatan Mineral Ikutan
Hasil pengolahan dari PT. KPB berupa batugamping yang memiliki ukuran butir -800 mesh atau -0,03 mm, dimana hasil pengolahan tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pemutih kertas.
7.6 Jenis, Kualitas dan Jumlah Hasil Pengolahan
PT. KPB memproduksi batugamping dengan jenis non klastis keras yang memiliki sifat fisik seperti kekerasan > 3 mohs, dan SG = 2,65. Batugamping non
klastis keras ini pembongkaran dilakukan dengan menggunakan pengeboran dan
kemudian dilakukan peremukan serta penggerusan hingga ukuran butir batugamping menjadi –0,015 mm.
Produk yang dihasilkan PT. KPB sebanyak 641,87 ton/hari, produksi tersebut disesuaikan dengan permintaan pembuat kertas.
.
7.7 Tailling
Tailling dalam pengolahan ini dibuang untuk mengurangi kandungan SiO2 dalam produk agar dapat memenuhi kriteria kimiawi sebagai bahan baku pemutih kertas.
(1)
Keterangan :
Panjang Atas (a) : 4 m Lebar Atas (b) : 3 m Tinggi Atas (c ) : 0,5 m Tinggi Bawah (d) : 2 m Lebar Bawah (e) : 0,5 m Panjang Bawah (f) : 2 m
Volume hopper = volume balok + volume prisma Volume balok (atas) = P x L x T
= 4 m x 2,5 m x 0,5 m = 5 m3
Volume prisma (bawah) = 1/3 x P x L x T
= 1/3 x 4m x 3m x 2,5m = 10 m3
Volume hopper = ( 5 + 10)m3 = 15 m3 Kapasitas hopper = 15 m3 x 2,65 ton/m3
= 39,75 ton
7.4.5. Pemilihan Feeder
Pemilihan alat feeder didasarkan pada: 1. Ukuran terbesar produk tambang,
2. Ukuran Lubang Keluaran Hopper, 3. Ukuran bukaan Hammer Crusher.
Feeder yang digunakan untuk mengumpankan material dari hopper ke hammer crusher ( Lampiran G.2) yaitu :
1. Merk : Sandvick
2. Model : SP 0725 3. Pan width : 650 mm 4. Pan Length : 2500 mm
(2)
5. Max. Feed Size : 220 mm 6. Kapasitas : 160 ton/jam
7.4.6. Pemilihan Peremuk (Hammer Crusher) Pemilihan alat peremuk didasarkan pada : 1. Ukuran terbesar produk tambang,
2. Target produksi yang ingin dicapai, 3. Jenis material yang akan di remuk.
Peremuk pertama pada pabrik pengolahan batugamping PT. KPB menggunakan hammer crusher sebagai primary crusher dengan jumlah alat sebanyak 1 buah. Pemilihan alat peremuk (Lampiran G.3) :
1. Merk : METSO
2. Model : NP 1110
3. Kapasitas : 140 t/j 4. Maximum feed size : 200 mm
5. Power : 160 kW / 200 HP
6. Setting : 18 mm
Peremuk
LRR = ukuran terbesar umpan : ukuran terbesar produk = 150 mm : 25 mm
= 6
produk terbesar dari peremuk I adalah 25 mm (dilihat dari Grafik Product Gradation Curve)
Tabel 7.5
Distribusi Umpan Impact Crusher (Oversize dari Feeder) (Distribusi Hasil Pengeboran)
-150 + 100 mm 27% x 91,7 tpj 24,759 tpj -100 + 50 mm 24% x 91,7 tpj 22,008 tpj -50 + 20 mm 23% x 91,7 tpj 21,091 tpj
-20 mm 26% x 91,7 tpj 23,842 tpj
Total 91,7 tpj
Tabel 7.6
Distribusi Produk Peremuk (Dari Grafik Product Gradation Curve)
-25 + 20 mm 4% x 91,7 t/j 3,668 t/j
(3)
-10 + 5 mm 22% x 91,7 t/j 20,174 t/j
-5 mm 44% x 91,7 t/j 40,348 t/j
Total 91,7 t/j
7.4.7. Pemilihan Belt Conveyor
Berdsarkan diagram alir yang di buat, belt conveyor yang direncanakan pada rangkaian unti pengolahan batu gamping adalah sebanyak 2 unit belt conveyor. Belt conveyor jenis I sebanyak 1 unit dan belt conveyor II sebanyak 1 unit, dengan rincian sebagai berikut.
a. Belt Conveyor I (Impact Crusher - Micro Grinding) Produk terbesar = -25 mm
Lebar belt conveyor = 406 mm = 16 inch Kapasitas belt conveyor = 105 t/j
Kecepatan = 250 f/m
Panjang = 19,68 m
Sudut Kemiringan = 150
b. Belt Conveyor II (Micro Grinding - Blower) Produk terbesar = 0,01 mm
Lebar belt conveyor = 406 mm = 16 inch Kapasitas belt conveyor = 105 t/j
Kecepatan = 250 f/m
Panjang = 19,68 m
Sudut Kemiringan = 150 7.4.8. Pemilihan Micro Grinding
Pemilihan alat peremuk Micro Grinding didasarkan pada : 1) Ukuran terbesar produk dari peremukan,
2) Target produksi dan ukuran butir yang ingin dicapai, 3) Jenis material yang akan diremuk.
Pada pabrik pengolahan batugamping PT. KPB menggunakan micro grinding dengan jumlah alat sebanyak 1 unit mengingat kapasitas alat serta target produksi yang ingin dicapai.
Dari tabel spesifikasi Micro Grinding maka direncanakan menggunakan alat merk YGM8327 dengan spesifikasi sebagai berikut (Lampiran G.5):
Tabel 7.7
Spesifikasi Micro Grinding
(4)
Wheel diameter (mm) 270 Inner diameter of grinding ring (mm) 830
Finish fineness Μm 0,01
Mesh 1250
Capacity (t/h) 30-680
Speed of Main Mill (r/min) 140
Max Input Size <25
Motor Model of Main Machine (kw) Y225M-8-22 Motor Model of Blower (kw) Y180M-4-18.5 Motor Model of classifier (kw) Y160M-6-7.5
Dimension (LxWxH) (m) 5.3x4.1x5.2
Effisiensi 90%
Tabel 7.8
Distribusi hasil dari micro grinding
-25 + 800# 10% x 91,7 tpj 9,17 tpj
-800# 90% x 91,7 tpj 82,53 tpj
Total 91,7 tpj
7.4.9. Pemilihan Cyclone
Pemilihan alat cyclone didasarkan pada : 1) Ukuran produk dari hammer mill
2) Target produksi yang diinginkan
Pada pengolahan batu gamping ini merk cyclone yang digunakan : Tabel 7.9
Jenis Cyclone
Model FX-350
inner diameter (mm) 350 Feeder diameter (mm) 80
(5)
overflow pipe diameter
(mm) 80
Grit size (mm) 30
cone angle (°) 20
Max feeding size (mm) 6
feeding pressure (Mpa) 0.03-0.4
Capacity (m/h) 60-105
Partition size (μm) 50-150 overall
dimention (L) 530
(W) 413
(H) 1411
Weight (kg) 155
effisiensi 95 %
Cara kerja cyclone adalah dengan membuat sebuah gaya sentrifugal sehingga material yang memiliki berat jenis yang lebih besar (oversize/+800#) akan turun ke bagian dasar cyclone dan kemudian dikeluarkan sebagai tailing. Sedangkan material dengan berat jenis yang lebih ringan (undersize/-800#) akan ditiup ke tempat pengepakan.
7.4.9.1. Perhitingan oversize dan undersize dari cyclone. Eff =
produk lolos = 95 % x 91,7 t/j = 87,115 t/j Oversize = 5 % x 91,7 t/j
= 4,585 t/j Tailing Undersize = 87,115 t/j – 4,585 t/j
= 82,53 t/j Pengepakan. Dilihat dari kapasitas cyclone yang digunakan maka jumlah cyclone yang digunakan berjumlah 1 cyclone, mengingat target produksi yang ingin dicapai sebesar 91,7 t/j yang sesuai dengan permintaan konsumen sebesar 89,95 t/j.
(6)
7.4.10. Pemilihan Blower
Blower digunkaan untuk meniup material supaya naik dan terendapkan menurut berat jenis sesuai ukurannya. Alat sebanyak 1 unit sesuai jumlah cyclon.
Tabel 7.10 Spesifikasi Blower Model Outlet Size
(mm)
Power (KW-P)
Speed (r/min)
Flow (m3/min)
Pressure (Pa)
CZR/CZT 80 0,55 2800/2850 10 885
7.5 Hasil Pengolahan dan Rencana Pemanfaatan Mineral Ikutan
Hasil pengolahan dari PT. KPB berupa batugamping yang memiliki ukuran butir -800 mesh atau -0,03 mm, dimana hasil pengolahan tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pemutih kertas.
7.6 Jenis, Kualitas dan Jumlah Hasil Pengolahan
PT. KPB memproduksi batugamping dengan jenis non klastis keras yang memiliki sifat fisik seperti kekerasan > 3 mohs, dan SG = 2,65. Batugamping non klastis keras ini pembongkaran dilakukan dengan menggunakan pengeboran dan kemudian dilakukan peremukan serta penggerusan hingga ukuran butir batugamping menjadi –0,015 mm.
Produk yang dihasilkan PT. KPB sebanyak 641,87 ton/hari, produksi tersebut disesuaikan dengan permintaan pembuat kertas.
.
7.7 Tailling
Tailling dalam pengolahan ini dibuang untuk mengurangi kandungan SiO2 dalam produk agar dapat memenuhi kriteria kimiawi sebagai bahan baku pemutih kertas.