7.1. Pengembangan Permukiman - DOCRPIJM 0bd816b00c BAB VII7. BAB VII Rencana pemb. infrastruktur cipta karya
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya di Kabupaten Pidie Jaya yang mencakup empat sektor yaitu:
1. Pengembangan permukiman (Bangkim),
2. Penataan bangunan dan lingkungan (PBL)
3. Penyediaan air minum, (AM)
4. Penyehatan lingkungan permukiman (PLP) yang terdiri dari :
- Pengelolaan air limbah,
- Pengelolaan persampahan, dan
- Pengelolaan drainase.
Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi,penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan Kabupaten Pidie Jaya.
7.1. Pengembangan Permukiman
Berdasarkan UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih
VIi - 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitasumum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.
7.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antaralain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
2. Undang-Undang No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan danperbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).
3. Undang-Undang No.20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab
VIi - 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA pemerintah.
4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh dikawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.
Mengacu pada Permen PU No.08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umummaka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas dibidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman diperkotaan dan perdesaan; b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman baru diperkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial; c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana; d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman dikawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat dibidang pengembangan permukiman; f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.
VIi - 3
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
7.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, danTantangan
A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Berbagai isustrategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:
- Mengimplementasikan konsep sipembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan ik
- Percepatan pencapaian target MDG’s 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga kumuh perkotaan.
- Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.
- Percepatan pembangunan diwilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.
- Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.
- Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.
- Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur permukiman yang sudah dibangun.
- Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.
- Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal dibidang pembangunan perumahan dan permukiman.
Isu-isu strategis diatas merupakan isu terkait pengembangan permukiman yang terangkum secara nasional. Isu strategis Kabupaten Pidie Jaya bersifat lokal dan spesifik. Penjabaran isu-isu strategis pengembangan permukiman yang bersifat lokal dijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan.
VIi - 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Tabel 7.1 Isu-Isu Strategis Sektor PengembanganPermukiman Skala
Kabupaten Pidie Jaya
No. Isu Strategis Keterangan1
a. Kabupaten Pidie Jaya adalah kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Pidie sehingga saat ini Kabupaten Pidie Jaya masih dalam tahap pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana untuk menunjang seluruh kegiatan Kabupaten.
b. Adanya rencana pembangunan Highway yang melewati Kabupaten Pidie Jaya bisa memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap perkembangan kawasan disekitar koridor jalan.
c. Adanya rencana jalur kereta api yang melewati Kabupaten Pidie Jaya.
d. Jalan lokal dan jalan lingkungan masih banyak yang belum memadai (rusak).
e. Prasarana listrik telah menjangkau seluruh desa dengan persentase 100%.
f. membatasi perkembangan permukiman sesuai daya dukung dan daya tampung; mengembangkan kegiatan budidaya terbatas kawasan rawan bencana;
g. mengembangkan sistem mitigasi bencana pada kawasan rawan bencana.
2
a. Kawasan kumuh banyak dan tersebar baik di perdesaan dan perkotaan b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana publik c. Afordabilitas masyarakat rendah dalam kepemilikan rumah d. Prasarana perumahan permukiman masih kurang
Dukungan infrastruktur Berkembangnya kawasan permukiman baru permukiman perdesaan untuk perdesaan sebagai sentral produksi pertanian
3 pengembangan agropolitan dan dan perikanan di Kab Pidie Jaya minapolitan dan permukiman rawan bencana
VIi - 5
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian Kabupaten Pidie Jaya dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni dibahas berikut. Sampai saat dokumen RPI2JM ini disusun peraturan perundangan di tingkat Kabupaten (meliputi peraturan daerah, peraturan bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman belum ada. Sehingga status data not available ( NA.) pada Tabel 7.2
Tabel 7.2.
Peraturan Daerah/PeraturanGubernur/PeraturanBupati/peraturan lainnya
terkait Pengembangan Permukiman
Qanun/Pergub/Perbup/Peraturan lain Amanat Kebijakan No. Jenis Produk Peraturan No. Tahun Perihal DaerahNA NA NA NA Data kawasan kumuh kabupaten Pidie Jaya sesuai dengan Keputusan Bupati Pidie Jaya No. 364 Tahun 2014,berupa data nama lokasi perumahan kumuh, permukiman kumuh dan luas kawasan kumuh di Kabupaten Pidie Jaya dimana kawasan kumuh itu berada, untuk data jumlah penduduk, jumlah rumah dan kondisi struktur rumah tidak tersedia seperti dapat dilihat pada Tabel 7.3.
VIi - 6
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Tabel 7.3 Data Kawasan Kumuh diKabupaten Pidie Jaya Tahun 2014Lokasi Kawasan Luas Jumlah Jumlah Jumlah Kumuh Kawasan Rumah Rumah Penduduk No.
Permanen Semi (Ha) Permanen
1. Meunasah Balek Kec. 14,82 NA NA NA
Meureudu
2. Keude Meureudu Kec. 5,36 NA NA NA
Meureudu Meuraksa Kec. 9,15 NA NA NA 3. Meureudu
4. Keude Panteraja Kec. 12,78 NA NA NA
Panteraja
5. Gampong Teungoh 3,65 NA NA NA
kec. Panteraja
6. Keude Lueng Putu kec. 58,05 NA NA NA
Bandar Baru
7. Keude Ulee Gle kec. 20,45 NA NA NA
Bandar Dua Gampong Meue Kec. 10,75 NA NA NA 8. Trienggadenng
9. Masjid Trienggadeng 30,56 NA NA NA
10. Meunasah Mancang 12,31 NA NA NA
Kec. Meurah Dua Mns. Bie Kec. Meurah 12,20 NA NA NA 11. Dua
12. Mns. Raya Kec. 16,02 NA NA NA
Meurah Dua
Total 206,10 Sumber : Keputusan Bupati Pidie Jaya No. 364 Tahun 2015
VIi - 7 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
2016
VIi - 8 Gambar 7-1 : Peta Sebaran Lokasi Permukiman Kumuh Di Kabupaten Pidie Jaya
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
2016
Tabel 7.4 Data Kondisi RSH di Kabupaten Pidie JayaNo. Lokasi RSH Tahun Pembangunan Pengelola Jumlah Penghuni Kondisi Prasarana CK Yang Ada
1 NA NA NA NA NA Di Kabupaten Pidie Jaya belum pernah ada program Penyediaan Rumah Siap Huni (RSH) sehingga tabel 7.4. status data adalah NA. Demikian pula untuk penyediaan rumah susun sewa (RUSUNAWA) belum pernah ada program dari pemerintah sehingga tabel 7.5. status data adalah NA.
Tabel 7.5.
Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten Pidie Jaya
No. Lokasi Rusunawa Tahun Pembanguna n Pengelola Jumlah Penghuni Kondisi Prasaran CK Yang Ada
NA NA NA NA NA NA
Tabel 7.6.
Data Program Perdesaan Di Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2015
No . Program/ Kegiatan Lokasi Volume /Satuan Status Kondisi Infrastruktur1 PPIP
2 Kecamatan 7 paket Baik Bagus dapat dipergunakan
2 PNPM Perdesaan
8 Kecamatan 8 paket Baik Bagus dapat dipergunakan RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
2016
VIi -
10 C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain:
Permasalahan pengembangan permukiman antara lain:
1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas;
2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil, daerah terpencil, dan kawasan perbatasan;
3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.
Tantangan pengembangan permukiman diantaranya:
1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat;
2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya sektor Pengembangan Permukiman;
3. Pencapaian target MDG’s2015, termasuk didalamnya pencapaian Program- Program ProRakyat (Direktif Presiden);
4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah;
5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota;
6. Penguatan Sinergi RP2KP/RTBLKSK dalam Penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya pada Kabupaten/Kota.
Sebagaimana isu strategis, di Kabupaten Pidie Jaya terdapat permasalahan dan tantangan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik. Penjabaran permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang bersifat lokal dijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman diKabupaten Pidie Jaya yang bersangkutan serta merumuskan alternatif pemecahan dan rekomendasi dari permasalahan dan tantangan pengembangan
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Lembaga khusus penangan perumahan permukiman di bawah dinas Cipta Karya
2.Mitigasi bencana Permukiman yang sehat dan mempertimbangkan mitigasi bencana
1.Lingkungan sehat
5 Aspek Lingkungan Permukiman :
Kampanye dan subsidi
1.Partisipasi masyarakat Meningkatkan peran swasta dan masyarakat dalam penyediaan perumahan
4 Aspek Peran serta Masyarakat/ Swasta :
Swadaya masyarakat Skim kredit yang berpihak
2. Keterjangkauan Afordabilitas penyediaan perumahan RSH
1. Sumber dana
3 Aspek Pembiayaan :
2.Koordinasi antar lembaga Semakin kompleksnya permasalahan permukiman terutama di perkotaan seiring dengan perkembangan kota Meureudu, Ulee gle, Lueng putu
2016
1. Tidak ada lembaga khusus yang menangani permukiman
2 Aspek Kelembagaan :
Penyediaan secara swadaya oleh swasta dan atau masyarakat Penyediaan permukiman perdesaan melalui penyediaan kawasana transmigrasi swakarsa mandiri KTSM
2.Pengembangan permukiman perdesan Penyediaan Kasiba/Lisiba Pengembangan permukian perdesaan
1.Ketersediaan lahan (Kawasan siap bangun/ Lingkungan siap bangun)
1 Aspek Teknis :
Permukiman Kabupaten Pidie Jaya
No. Permasalahan Pengembangan Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif SolusiTabel 7.7 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembanganpermukiman yang ada di wilayah Kabupaten Pidie Jaya seperti terlihat di Tabel 7.7 berikut.
11
VIi -
Perencanaan kawasan perumahan permukiman yang memperhatikan daya dukung lingkungan dan mitigasi bencana RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
7.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai.
Arahan kebijakan ditingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs 2015 (pengurangan proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, arahan MP3EI dan MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat ,arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan diKabupaten Pidie Jaya meliputi target RPJMD, RTRW KabupatenPidie Jaya, maupun Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut menjadi dasar pada tahap ananalisis kebutuhan pengembangan permukiman.
Arahan RTRW Kabupaten Pidie Jaya untuk kawasan peruntukan permukiman dibagi dalam permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan. Untuk permukiman perkotaan terletak di Kota Meureudu yang secara administrasi berada di Kecamatan Meureudu. Selain itu kawasan perkotaan juga berada di perkotaan Lueng putu Kecamatan Bandar Baru dan Keude Ulee Gle Kecamatan Bandar Dua.
VIi -
12 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA Tabel 7.8.
Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman diPerkotaan Untuk 5 Tahun
No. Uraian Unit 2015 2016 2017 2018 2019 Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Jumlah Penduduk Jiwa 139.824 141.247 142.685 144.138 145.605
2 Kepadatan Penduduk Jiwa/km 1,8 1,8 1,8 1,9 1,9
2
3 Proyeksi Persebaran Jiwa/km Penduduk
2 120,24 121,47 122,70 123,95 125,22
4 Proyeksi Persebaran Jiwa/km 63,56 62,18 61,06 60,2 59,02 Penduduk Miskin
2 Sasaran Penurunan
5 Ha
50
50 50 56,1 Kawasan Kumuh
6 Kebutuhan Rusunawa TB
7 Kebutuhan RSH Unit 1.451 1.451 1.445 1.445 - KebutuhanPengembangan Permukiman Baru
8 Kws - -
1
1
1 VIi -
13 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Tabel 7.9.
Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukimandi
Perdesaan yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun
No. Uraian Unit 2015 2016 2017 2018 2019 Keterangan(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 139.824 141.247 142.685 144.138 145.605
1 Jumlah Penduduk Jiwa 1,8 1,8 1,8 1,9 1,9
Kepadatan Penduduk Jiwa/km2 Proyeksi Persebaran Penduduk Jiwa/km2 120,24 121,47 122,70 123,95 125,22 Proyeksi Persebaran 63,56 62,18 61,06 60,2 59,02 Penduduk Miskin Jiwa/km2
Agropolitan Bandar Dua 33 Gampong (Kec. Bandar Baru, Panterja, Trienggadeng) dan Agropolitan Bandar
Desa Potensial untuk Baru 50 Gampong (Kec. Jangka Buya,
2 Agropolitan Desa
13
20
20
30 Bandar Dua) Minapolitan Jabul Bimba Raksa 21 Gampong ( Kec. Jangka Buya, Ulim), dan
Desa Potensial untuk Minapolitan Raja Canjong 11 Gampong
3 Minapolitan Desa
2
10
10 10 (Kec.Bandar Baru dan Panteraja) Kawasan Rawan
4 Bencana Kws Gempa Bumi -
Tidak ada wilayah perbatasan dgn Negara
5 Kawasan Perbatasan Kws lain
6 Kawasan Permukiman Kws Tidak ada wilayah kepulauan
VIi -
14 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA Pulau-Pulau Kecil
7 Desa Kategori Miskin Desa Kawasan dengan
8 Komoditas Unggulan Kws
5
5
5
5 VIi -
15
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
7.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:
1) pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta; 2) peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.
Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari: 1) pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial
(Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil; 2) pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE); 3) desa tertinggal dengan program PPIP dan RISPNPM.
Selain kegiatan fisik diatas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP dan RTBLKSK ataupun review bila mana diperlukan.
Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
- Infrastruktur kawasan permukiman kumuh;
- Infrastruktur permukiman RSH;
- Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya.
Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
- Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/ Minapolitan);
- Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana;
- Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil;
- Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW);
- Infrastruktur perdesaan PPIP;
- Infrastruktur perdesaan RISPNPM.
VIi -
16 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA Adapun alur fungsi dan program pengembangan permukiman tergambar dalam Gambar 7-2.
Gambar 7-2 : Alur Program Pengembangan Permukiman
Sumber:Dit.Pengembangan Permukiman, 2012 Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut :
1. Umum
- Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas;
- Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra;
- Kesiapan lahan (sudah tersedia);
- Sudah tersedia DED;
- Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP, RTBLKSK,
VIi -
17 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK);
- Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi;
- Ada unit pelaksana kegiatan;
- Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.
2. Khusus Rusunawa
- Kesediaan Pemda untuk penandatanganan MoA;
- Dalam rangka penanganan Kawasan Kumuh;
- Kesanggupan Pemda menyediakan sambungan listrik, air minum, dan PSD lainnya;
- Ada calon penghuni.
3. RISPNPM
- Sudah ada kesepakatan dengan Menko kesra.;
- Desa dikecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya;
- Tingkat kemiskinan desa > 25%;
- Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan;
- BOP minimal 5% dari BLM.
4. PPIP
- Hasil pembahasan dengan Komisi V- DPRRI;
- Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani program Cipta Karya lainnya;
- Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik;
- Tingkatkemiskinandesa>25% PISEW;
- Berbasis pengembangan wilayah;
- Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung (i) transportasi, (ii) produksi pertanian, (iii) pemasaran pertanian, (iv) airbersih dan sanitasi, (v) pendidikan, serta (vi) kesehatan;
VIi -
18 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
2016
- Mendukung komoditas unggulan kawasan.
VIi -
19
Selain kriteria kesiapan seperti diatas terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pengusulan kegiatan pengembangan permukiman seperti untuk penanganan kawasan kumuh diperkotaan. Mengacu pada UU No.1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman kumuh memiliki ciri : (1) ketidakteraturan kepadatan bangunan yang tinggi, (2) ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum, (3) penurunan kualitas rumah, perumahan, dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum, serta (4) pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebut diturunkan kedalam kriteria yang selama ini diacu oleh Ditjen. Cipta Karya meliputi sebagai berikut:
1. Vitalitas Non Ekonomi
a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota atau RDTK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota.
b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.
c. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai, mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan kepadatan penduduk.
2. Vitalitas Ekonomi Kawasan;
a. Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah apakah kawasan itu strategis atau kurang strategis.
b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan dengan faktor ekonomi memberikan ketertarikan pada investor untuk dapat menangani kawasan kumuh yang ada. Kawasan yang termasuk dalam RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA kelompok ini adalah pusat-pusat aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau fungsi lainnya.
c. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk kawasan permukiman kumuh.
3. Status Kepemilikan Tanah;
a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman; b. Status sertifikat tanah yang ada.
4. Keadaan Prasarana dan Sarana:Kondisi Jalan, Drainase, Airbersih, dan Air limbah;
5. Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota;
a. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.
b. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya rencana penanganan (grandscenario) kawasan, rencana induk (masterplan) kawasan dan lainnya.
7.1.5 Usulan Program dan Kegiatan
a. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Setelah melalui tahap ananalisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan maka disusun usulan program dan kegiatan. Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya. Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPI2JM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima. Kriteria penentuan prioritas Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan permukiman :
- Masuk dalam kawasan kumuh perkotaan yang tercantum dalam SK Bupati;
- Tingkat kepadatan penduduk tinggi;
VIi -
20 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
- Ketersediaan infrastruktur perkim kurang;
- Rawan bencana; - Rawan wabah penyakit.
b. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
Untuk kondisi Kabupaten Pidie Jaya pembiayaan pengembangan permukiman khususnya pengembangan infrastruktur perumahan permukiman, peran swadaya masyarakat masih sangat terbatas, disamping itu peran swasta ataupun dana CSR dari perusahaan swasta nasional belum pernah ada di Kabupaten Pidie Jaya. Ke depan dapat dijajaki kerjasama dari perusahaan yang beroperasi di sekitar Kabupaten Pidie Jaya untuk bisa menyisihkan sebagian keuntungan dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR).
VIi -
21 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
2016
12 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Tringgadeng 22.222 Km 20.000.000.000,- Kec. Tringgadeng
520 Unit 44.200.000.000.000,- Kec. Bandar Baru
19 Pembangunan Perumahan SwadayaKec. Bandar Baru
Tringgadeng
150 Unit 12.750.000.000.000,- 27 Gampong Kec.
18 Pembangunan Perumahan Swadaya 27 Gampong Kec. Tringgadeng
Panteraja
30 Unit 2.550.000.000.000,- 10 Gampong Kec.
17 Pembangunan Perumahan Swadaya 10 Gampong Kec. Panteraja
16 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Panteraja 7.778 Km 7.000.000.000,- Kec. Panteraja
15 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec.Jangka Buya 7.778 Km 7.000.000.000,- Kec.Jangka Buya
14 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Meureudu 22.222 Km 20.000.000.000,- Kec. Meureudu
13 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Meurah Dua 16.667 Km 15.000.000.000,- Kec. Meurah Dua
11 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Bandar Dua 22.222 Km 20.000.000.000,- Kec. Bandar Dua
VIi -
10 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Bandar Baru 25.556 Km 23.000.000.000,- Kec. Bandar Baru
9 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Ulim 16.667 Km 15.000.000.000,- Kec. Ulim
8 Pembangunan Drainase Kec. Meurah Dua 2.500 Km 6.000.000.000,- Kec. Meurah Dua
Kec. Meureudu
2.500 Km 5.000.000.000,-
7 Pembangunan Drainase Kec. Meureudu
6 Pembangunan Drainase Kec. Bandar Baru 1.500 Km 4.000.000.000,- Kec. Bandar Baru
5 Pembangunan Drainase Kec. Panteraja 1.500 Km 4.000.000.000,- Kec. Panteraja
4 Pembangunan Drainase Kec. Tringgadeng 2.700 Km 5.000.000.000,- Kec. Tringgadeng
3 Pembangunan Drainase Kec. Jangka Buya 3.500 Km 6.000.000.000,- Kec. Jangka Buya
2 Pembangunan Drainase Kec. Bandar Dua 4.100 Km 8.000.000.000,- Kec. Bandar Dua
1 Pembangunan Drainase Kec. Ulim 4.100 Km 8.000.000.000,- Kec. Ulim
22 Tabel 7.10. Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Pidie Jaya No Program/Kegiatan Volume/Satuan Biaya (Rp) Lokasi Kriteria Kesiapan (1) (2) (3) (4) (5) (6)
20 Pembangunan Perumahan Swadaya Kec. Bandar 241 Unit 20.485.000.000.000,- Kec. Bandar Baru
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA Dua
21 Pembangunan Perumahan Swadaya Kec. Meureudu 119 Unit 10.115.000.000.000,- Kec. Meureudu
22 Pembangunan Perumahan Swadaya Kec. Ulim 160 Unit 13.600.000.000.000,- Kec. Ulim
23 Pembangunan Perumahan SwadayaKec. Meurah 136 Unit 11.560.000.000.000,- Kec. Meurah Dua Dua
24 Pembangunan Perumahan Swadaya Kec. Jangka
95 Unit 8.075.000.000.000,- Kec. Jangka Buya
Buya
25 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan Agropolitan 27.778 Km 25.000.000.000,- Kec. Bandar Baru Kec. Bandar Baru
26 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan Agropolitan 22.222 Km 20.000.000.000,- Kec. Bandar Ulim Kec. Bandar Ulim
27 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan Agropolitan 16.667 Km 15.000.000.000,- Kec. Meurah Dua Kec. Meurah Dua
28 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan Agropolitan Kec. Meureudu
22.222 Km 20.000.000.000,-
Kec. Meureudu
29 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan Agropolitan 24.444 Km 22.000.000.000,- Kec. Tringgadeng Kec. Tringgadeng
30 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan Agropolitan 27.778 Km 25.000.000.000,- Kec. Bandar Dua Kec. Bandar Dua
31 Pemb. Jalan Lingkungan Minapolitan Kec. 11.111 Km 10.000.000.000,- Kec. Bandar Dua Panteraja
32 Pemb. Jalan Lingkungan Minapolitan Kec. Jangka 16.667 Km 15.000.000.000,- Kec. Bandar Dua Buya
VIi -
23 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Tabel 7.11.
Usulan Biaya Program Pengembangan Permukiman Kabupaten Pidie Jaya
No Program/Kegiatan APBN APBD APBD Masyarakat Swasta CRS
Prov Kab/Kota(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Pembangunan Drainase Kec. Ulim 8.000.000.000
- 2 Pembangunan Drainase Kec. Bandar Dua
8.000.000.000
3 Pembangunan Drainase Kec. Jangka Buya 6.000.000.000
4 Pembangunan Drainase Kec. Tringgadeng 5.000.000.000
5 Pembangunan Drainase Kec. Panteraja
4.000.000.000
6
- Pembangunan Drainase Kec. Bandar Baru - 4.000.000.000 - -
- 7 Pembangunan Drainase Kec. Meureudu
5.000.000.000
8 Pembangunan Drainase Kec. Meurah Dua -
- 6.000.000.000
9
15.000.000.000
- Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Ulim
10 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. 23.000.000.000
- Bandar Baru 11 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec.
- 20.000.000.000 Bandar Dua 12 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec.
- 20.000.000.000 -
Tringgadeng 13 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec.
- 15.000.000.000 Meurah Dua 14 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec.
- 20.000.000.000 - Meureudu
15 Pembangunan Jalan Lingkungan 7.000.000.000
- Kec.Jangka Buya
VIi -
24 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
16 Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. 7.000.000.000 - - -
- Panteraja
- 17
- Pembangunan Perumahan Swadaya 10
- Gampong Kec. Panteraja 2,550,000.000.000
18 Pembangunan Perumahan Swadaya 27
- Gampong Kec. Tringgadeng 12,750,000.000.000 19 Pembangunan Perumahan SwadayaKec.
- Bandar Baru 44,200,000.000.000 20 Pembangunan Perumahan Swadaya Kec.
- Bandar
- 20,485,000.000.000 21 Pembangunan Perumahan Swadaya Kec.
Meureudu 10,115,000.000.000 -
- 22 Pembangunan Perumahan Swadaya Kec.
13,600,000.000.000
- Ulim
- 23 Pembangunan Perumahan SwadayaKec.
- Meurah Dua 11,560,000.000.000
- 24 Pembangunan Perumahan Swadaya Kec.
- Jangka Buya 8,075,000.000.000
25 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
- Agropolitan Kec. Bandar Baru
25,000.000.000
VIi -
25 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
26 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
- Agropolitan Kec. Bandar Ulim 20,000.000.000
27 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan 15,000.000.000 Agropolitan Kec. Meurah Dua
28 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
- Agropolitan Kec. Meureudu 20,000.000.000
29 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan Agropolitan Kec. Tringgadeng
- 22,000.000.000
30 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
- Agropolitan Kec. Bandar Dua 25,000.000.000
- 31 Pemb. Jalan Lingkungan Minapolitan Kec.
10,000.000.000
- Panteraja 32 Pemb. Jalan Lingkungan Minapolitan Kec.
- Jangka Buya 15,000.000.000
VIi -
26 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
2016
Permukiman
Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Tringgadeng Kec. Tringgadeng KM 22,222 20,000 22,222 20,000 16,667 15,000 16,667 15,000
Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Bandar Dua Kec. Bandar Dua KM 22,222 20,000 22,222 20,000 16,667 15,000 16,667 15,000
Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Bandar Baru Kec. Bandar Baru KM 25,556 23,000 25,556 23,000 18,889 17,000 18,889 17,000
Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Ulim Kec. Ulim KM 16,667 15,000 16,667 15,000 11,111 10,000 11,111 10,000
Pembangunan Drainase Kec. Meurah Dua Kec. Meurah Dua KM 2,500 6,000 2,000 5,000 1,500 4,000 1,500 4,000
Pembangunan Drainase Kec. Meureudu Kec. Meureudu KM 2,500 5,000 2,000 4,000 1,500 3,000 1,500 3,000
Pembangunan Drainase Kec. Bandar Baru Kec. Bandar Baru KM 1,500 4,000 1,400 3,500 1,000 2,000 1,000 2,000
Pembangunan Drainase Kec. Panteraja Kec. Panteraja KM 1,500 4,000 1,300 3,000 1,000 2,500 1,000 2,500
Pembangunan Drainase Kec. Tringgadeng Kec. Tringgadeng KM 2,700 5,000 2,700 5,000 2,500 4,500 2,500 4,500
Pembangunan Drainase Kec. Jangka Buya Kec. Jangka Buya KM 3,500 6,000 2,750 4,000 1,000 2,000 1,000 2,000
Pembangunan Drainase Kec. Bandar Dua Kec. Bandar Dua KM 4,100 8,000 4,100 8,000 1,000 2,000 1,000 2,000
Pembangunan Drainase Kec. Ulim Kec. Ulim KM 4,100 8,000 4,100 8,000 1,500 3,000 1,500 3,000
12 Pembinaan dan Pengembangan Kawasan
VIi -
11
10
9
8
7
6
6
45
34
2
1
Kegiatan/Output/Sub Output/Paket Lokasi Kab/Kota Jenis Kon-trak Satuan Output Rencana Tahun 2016 Prakiraan Maju 2017 2018 2019 Vol. Alokasi Vol. Alokasi Vol. Alokasi Vol. Alokasi
27 Tabel 7.12. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten Pidie Jaya Dana dalam Juta Rupiah
Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Meurah Dua Kec. Meurah Dua KM 16,667 15,000 16,667 15,000 7,778 7,000 7,778 7,000
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Prakiraan Maju Rencana Tahun 2016 Jenis Satuan Kegiatan/Output/Sub Output/Paket Lokasi Kab/Kota 2019 2017 2018 Kon-trak Output Vol. Alokasi Vol. Alokasi Vol. Alokasi Vol. Alokasi
11
12
1
2
34
45
6
6
7
8
9
10 Pembinaan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman
Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Meureudu Kec. Meureudu KM 22,222 20,000 16,667 15,000 11,111 10,000 11,111 10,000
Pembangunan Jalan Lingkungan Kec.Jangka Buya Kec.Jangka Buya KM 7,778 7,000 5,556 5,000 5,556 5,000 5,556 5,000
Pembangunan Jalan Lingkungan Kec. Panteraja Kec. Panteraja KM 7,778 7,000 5,556 5,000 5,556 5,000 5,556 5,000
Pembangunan Perumahan Swadaya 10 Gampong Kec. Panteraja unit
Kec. Panteraja 30 2,550,000 30 2,700,000 32 2,850,000 32 2,850,000
Pembangunan Perumahan Swadaya 27 Gampong Kec. Tringgadeng unit
Kec. Tringgadeng 150 12,750,000 150 13,500,000 142 13,490,000 142 13,490,000
Pembangunan Perumahan SwadayaKec. Bandar Kec. Bandar Baru unit
Baru 520 44,200,000 520 44,200,000 520 44,200,000 520 44,200,000
Pembangunan Perumahan Swadaya Kec. Bandar Kec. Bandar Dua unit
Dua 241 20,485,000 241 20,485,000 241 20,485,000 241 20,485,000
Pembangunan Perumahan Swadaya Kec. Meureudu Kec. Meureudu unit 119 10,115,000 119 10,115,000 119 10,115,000 119 10,115,000 Pembangunan Perumahan Swadaya Kec. Ulim Kec. Ulim unit 160 13,600,000 160 13,600,000 160 13,600,000 160 13,600,000 Pembangunan Perumahan SwadayaKec. Meurah
Kec. Meurah Dua unit Dua
136 11,560,000 136 11,560,000 136 11,560,000 136 11,560,000 Pembangunan Perumahan Swadaya Kec. Jangka
Kec. Jangka Buya unit Buya
95 8,075,000 95 8,075,000 95 8,075,000 95 8,075,000 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan Agropolitan
Kec. Bandar Baru KM Kec. Bandar Baru
27,778 25,000 27,778 25,000 16,667 15,000 16,667 15,000 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan Agropolitan
Kec. Bandar Ulim KM Kec. Bandar Ulim
22,222 20,000 22,222 20,000 16,667 15,000 16,667 15,000 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan Agropolitan
Kec. Meurah Dua KM Kec. Meurah Dua
16,667 15,000 16,667 15,000 11,111 10,000 11,111 10,000
VIi -
28 RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Prakiraan Maju Rencana Tahun 2016 Jenis Satuan Kegiatan/Output/Sub Output/Paket Lokasi Kab/Kota 2019 2017 2018 Kon-trak Output Vol. Alokasi Vol. Alokasi Vol. Alokasi Vol. Alokasi
11
12
1
2
34
45
6
6
7
8
9
10 Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan Agropolitan Kec. Meureudu KM
Kec. Meureudu 22,222 20,000 22,222 20,000 16,667 15,000 16,667 15,000
Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan Agropolitan Kec. Tringgadeng KM
Kec. Tringgadeng 24,444 22,000 24,444 22,000 16,667 15,000 16,667 15,000
Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan Agropolitan Kec. Bandar Dua KM
Kec. Bandar Dua 27,778 25,000 27,778 25,000 16,667 15,000 16,667 15,000 Pemb. Jalan Lingkungan Minapolitan Kec.
Kec. Panteraja KM Panteraja
11,111 10,000 11,111 10,000 7,778 7,000 7,778 7,000 Pemb. Jalan Lingkungan Minapolitan Kec. Jangka
Kec. Jangka Buya KM Buya
16,667 15,000 11,111 10,000 5,556 5,000 5,556 5,000
VIi -
29
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA
2016
MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
7.2. Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan PBL
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun diperdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang- undang dan peraturan antara lain:
1) UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman