Penggunaan Tepung Pucuk Indigofera Zollingeriana Sebagai Substitusi Bungkil Kedelai Dalam Ransum Terhadap Produktivitas Dan Aspek Kesehatan Puyuh

PENGGUNAAN TEPUNG PUCUK Indigofera zollingeriana
SEBAGAI SUBSTITUSI BUNGKIL KEDELAI DALAM
RANSUM TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN
ASPEK KESEHATAN PUYUH

FIRA FARADILLAH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Penggunaan Tepung
Pucuk Indigofera zollingeriana sebagai Substitusi Bungkil Kedelai dalam Ransum
terhadap Produktivitas dan Aspek Kesehatan Puyuh adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015
Fira Faradillah
NIM D251130181

RINGKASAN
FIRA FARADILLAH. Penggunaan Tepung Pucuk Indigofera zollingeriana
sebagai Substitusi Bungkil Kedelai dalam Ransum terhadap Produktivitas dan
Aspek Kesehatan Puyuh. Dibimbing oleh RITA MUTIA dan LUKI ABDULLAH.
Indigofera zollingeriana (I. zollingeriana) merupakan salah satu leguminosa
yang berpotensi sebagai bahan pakan sumber protein. Harga bahan ransum
sumber protein nabati yang tinggi membuat biaya produksi untuk beternak puyuh
semakin meningkat. Tepung pucuk I. zollingeriana (TPI) memiliki kandungan βkaroten, vitamin K dan vitamin D yang tidak dimiliki bungkil kedelai. Betakaroten memiliki fungsi sebagai prekursor pembentukkan vitamin A, sebagai
antioksidan dan pembentukkan warna kuning telur. Tujuan penelitian ini adalah
menentukan level terbaik dengan pemanfaatan tepung pucuk I. zollingeriana
sebagai substitusi bungkil kedelai (BK) dalam ransum puyuh untuk menghasilkan
telur berkualitas tanpa mengganggu produksi dan kesehatan puyuh .
Penelitian ini menggunakan 200 ekor puyuh jepang (Cortunix cortunix

japonica) berumur delapan minggu dengan produksi telur harian >50%.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima
perlakuan dan empat ulangan (10 ekor puyuh setiap ulangan). Perlakuan yang
diberikan sebagai berikut, R0= ransum mengandung 18% BK dan 0% TPI
(ransum kontrol), R1= ransum mengandung 16.2% BK dan 2.66% TPI (substitusi
10% protein BK dengan protein TPI), R2= ransum mengandung 14.4% BK dan
5.32% TPI (substitusi 20% protein BK dengan protein TPI), R3= ransum
mengandung 12.6% BK dan 7.98% TPI (substitusi 30% protein BK dengan
protein TPI), R4= ransum mengandung 9% BK dan 13.3% TPI (substitusi 50%
protein BK dengan protein TPI). Peubah yang diamati adalah performa (konsumsi
ransum, produksi telur, produksi massa telur, konversi ransum), kualitas fisik telur
(skor kuning telur, bobot telur, indeks telur, haugh unit, persentase kerabang,
kuning telur, putih telur), kualitas kimia telur (kadar malondialdehid, kolesterol
dan vitamin A), profil darah dan uji histopatologi hati dan ginjal.
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan 13.3% tepung pucuk I.
zollingeriana sebagai substitusi 50% protein bungkil kedelai dalam ransum nyata
(P