Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Batu Bara Tahun 2017

(1)

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN BARU BARA TAHUN 2017

TUGAS AKHIR

DARMAJI 112407097

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN BARU BARA TAHUN 2017

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

DARMAJI

112407097

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014 PERSETUJUAN


(3)

PERSETUJUAN

Judul: PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK

KABUPATEN BARU BARA TAHUN 2017 Katego: TUGAS AKHIR

Nama : DARMAJI

Nomor Induk Mahasiswa : 112407097

Program Studi : D3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juni 2014

Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing Ketua

Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Dr. Mardiningsih, M.Si NIP :19531218 198003 1 003 NIP.19630405 198811 2 001


(4)

PERNYATAAN

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN BARU BARA TAHUN 2017

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2014

DARMAJI 112407097


(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2017.

Terima Kasih Penulis sampaikan kepadaIbu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku pembimbing dan Sekretaris departemen Matematika FMIPA USU Medan yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terima kasih kepada bapak Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si dan Bapak Dr. Suwarno Arriswoyo, M.Si selaku ketua dan sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si selaku ketua Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak Sudirman dan Ibu Tumiati Handayani dan seluruh keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan, semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi v Daftar Tabel vii

Darta Gambar viii BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Rumusan Masalah 3

1.3Batasan Masalah 4

1.4Tujuan Peneliian 4

1.5Manfaat Penelitian 4

1.6Tinjaun Pustaka 5

1.7Metode Penelitian 6

1.8Sistematika Penulisan 7

BAB 2 LANDASAN TEORI 9

2.1 Masalah Kependudukan 9

2.2 Pengertian-pengertian 10

2.2.1 Penduduk 10

2.2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk 10 2.2.3 Susuna Penduduk 14 2.2.4 Komposisi Penduduk 14 2.2.5 Kepadatan penduduk 15 2.3 Proyeksi 16

2.3.1 Proyeksi Penduduk 17

BAB 3 SEJARAH DAN STRUKTUR BPS 19

3.1Sejarah Badan Pusat Statistik 19

3.1.1 Masa Pemeritahan Hindia Belanda 19

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 20

3.1.3 Masa Indonesia Merdeka, 1945 – sekarang 20

` 3.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistik 24

3.2.1 Tugas 24

3.2.2 Fungsi 24

3.2.3 kewenangan 25

3.3 Visi Dan Misi 25

3.3.1 Visi 25

3.3.2 Misi 26

3.4 Struktur Organisasi BPS 26


(7)

BAB 4 ANALISIS PEMBAHASAN 31

4.1 Keadaan Penduduk Kabupaten Batu Bara 31

4.1.1 Angka beban ketergantungan 33

4.1.2 Angka Kelahiran Kasar Dan Angka Kematian Kasar 36

4.1.3 Kepadatan penduduk 37

4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kabupaten Batu Bara 38 4.2.1 Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin 39

Di kabupaten Batu Bara

4.2.2 Proyeksi jumlah penduduk menurut jenis kelamin 41 di kabupaten batu bara

4.2.3 pertumbuhan penduduk di kabupaten batu bara 46

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 50

5.1Tahapan Implementasi 50

5.2 Mengaktifkan Microsoft Excel 50

5.3 Membuka Lembar Kerja Baru 51

5.4 Pengisian Data 52

5.5 Pembuatan grafik 54

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 56

6.1 Kesimpulan 56

6.2 Saran 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

4.1 Tabel Penduduk Batu Bara Menurut Jenis Kelamin 32 Tahun 2007-2012

4.2 Tabel Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur 34 Dan jenis kelamin Di Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

4.3 Tabel Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Batu Bara 44 Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013-2017

4.4 Tabel Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten batu Bara 48 Tahun 2013-2017


(9)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Gambar Struktur Organisasi BPS Provinsi 29

3.2 Gambar Logo BPS 30

4.1 Gambar penduduk Kabupaten Batu BaraMenurut 33 Jenis Kelamin Tahun 2007-2012

4.2 Gambar Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut 45 Jenis Kelamin Tahun 2013-2017

4.3 Gambar Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk 49

Tahun 2013-2017

5.1 Gambar Mengaktifkan Microsoft Excel 51

5.2 Gambar Membuka Lembar Kerja Baru 52

5.3 Gambar Pengisian Data 53

5.4 Gambar Pembuatan Grafik 54


(10)

ABSTRAK

1. Proyeksi pertumbuhan penduduk di kabupaten batu bara pada tahun 2017 Metode yang digunakan denganmetode eksponensial secara geometris

2. Besarnya angka ketergantungan di kabupaten batu bara 100 orang yang produktif harus menanggung 50 orang yang tidak produktif. Tingginya angka beban tanggungan merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi

3. Jumblah penduduk laki-laki sebesar 195.738 jiwa. jumlah penduduk perempuan sebesar 190.992 jiwa. Secara keseluruhan sebesar 386.730 jiwa


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan-kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk secara terus menerus, penduduk yang akan di pengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian (mortalitas) yang terjadi pada semua golongan umur, serta perpindahan penduduk (mobilitas) juga akan mempengaruhi bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk disuatu daerah atau negara

Perkembanggan penduduk tanpa di sertai dengan control untuk mengukur jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan menimbulkan masalah sosial ekonomi dengan segala akibatnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun ketahun memerlukan tambahan investasi dan sarana di bidang pendidikan dalam usaha untuk membangun dan meningkatnya taraf hidup negaranya.


(12)

Dalam hal ini penulis mengambil laju pertumbuhan penduduk geometrik (LPPG). Tingkat pertumbuhan penduduk geometris adalah pertumbuhan penduduk bertahap (discreate), yaitu dengan memperhitungkan pertumbuhan penduduk hanya pada akhir tahun dari suatu periode. Pertumbuhan ini juga disebut bunga berganda.

Dari hal diatas, maka penulis mengadakan penelitian terhadap pertumbuhan penduduk dikabupaten batu bara. Kabupaten Batu Bara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. DPR menyetujui Rancangan Undang-Undang pembentukannya tanggal 8 Desember 2006. Kabupaten ini diresmikan pada tanggal 15 Juni 2007, bersamaan dengan dilantiknya Penjabat Bupati Batubara, Drs. H. Sofyan Nasution, S.H. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan dan beribu kota di Kecamatan Lima puluh. Kabupaten Batu Bara adalah salah satu dari 16 kabupaten dan kota baru yang dimekarkan pada dalam kurun tahun 2006. Kabupaten Batu Bara merupakan pemekaran dari Kabupaten Asahan dimana tujuh kecamatan di Kabupaten Asahan dikurangi dan dipindahkan wilayahnya menjadi wilayah Kabupaten Batu Bara. Batu Bara berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara yang berbatasan dengan Selat Malaka. Kabupaten Batu Bara menempati area seluas 90.496 Ha yang terdiri dari 7 Kecamatan serta 100 Desa/ Kelurahan Definitif. Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan, daerah Lima Puluh merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah mencapai 239,55 Km² atau 26,47 persen dari luas total Batu Bara. Sedangkan Kecamatan Medang Deras


(13)

merupakan wilayah terkecil dengan luas 65,47 Km² atau 7,23 persen dari luas total Batu Bara

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29152/4/Chapter%20II.pdf

Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah atau negara pada waktu tertentu maka dilaksakannya sensus penduduk atau perhitungan cacah atau survei, serta catatan-catatan untuk di analisis disusun menjadi angka. Data inilah yang akan dipergunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun sasaran pembangunan di masa yang akan datang.

Dengan Latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK

KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2017”. Dengan tujuan agar dapat diketahui sebesar apa pertumbuhan penduduk pertahun dan memproyeksikanya pada tahun berikutnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dalam keadaan jumlah penduduk yang besar dapat menjadikan beban yang berat bagi proses pembangunan dan perkembangan


(14)

penduduk yang padat akan mengalami kesulitan untuk memacu pertumbuhan dan perbaikan ekonomi, karena itu penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan masalah kependudukan yang perlu diketahui berapa jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Batu Bara tahun 2017 berdasarkan data tahun 2007-2012.

1.3 BATASAN MASALAH

Sebagaipembatasmasalahiniadalahpenganalisaan data denganmenggunakanmetode eksponensial secara geometris dan data

diolahmenggunakanprogram Microsoft excel. Data yang di analisaadalah data pertumbuhanpenduduk kabupaten Batu Baradaritahun 2007-2012.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menaksir jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2017, dan persentase pertumbuhan penduduk.


(15)

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diambildaripenelitianiniadalah:

a. Sebagaisarana untuk menetahui seberapa besar pertambahan dan jumlah penduduk di kabupaten Batu Bara dan memproyeksikannya pada tahun-tahun berikutnya.

b. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam menganalisa data.

1.6 TINJUAN PUSTAKA

Untuk penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa buku panduan seperti buku demografi umum oleh prof. Ida bagus mantra. Edisi kedua tahun 2003. dimana dalam buku ini dijelaskan mengenai laju pertumbuhan pada suatu komponen baik itu pertumbuhan secara eksponensial maupun pertumbuhan secara geometris.

Adapun rumus geometrik rate of growth tersebut adalah sebagai berikut


(16)

= jumlah penduduk pada tahun t

= jumlah penduduk pada tahun awal

r = angka pertumbuhan penduduk

t = jangka waktu dalam tahun

kepadatan penduduk ( man land ratio)

kepadatan penduduk (KP) adalah jumlah penduduk persatuan unit wilayah,atau dapat ditulis dengan rumus:

KP = × 100

Angka beban ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator ekonomi suatu negara, apakah tergolong negara maju atau tidak. Besarnya angka ketergantungan di kabupaten batu bara dapat dihitung menggunakan rumus:

ABK= k

ABK = angka beban ketergantungan


(17)

1.7 METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah:

1. Studi kepustakaan

Yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, dengan membaca buku-buku, refrensi den bahan-bahan yang bersifat teoritis yang ada kaitanya dengan kependudukan kabupaten Batu Bara yang mendukung penulisan tugas akhir ini.

2. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini penulis lakukan dengan mengunakan data sekunder yang diperoleh dari badan pusat statistik (BPS) medan. Data yang dikumpulkan tersebut, kemudian diatur, disusun dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.


(18)

Data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode proyeksi secara Geometrik Rate Of Growth (pertumbuhan geometrik). Pertumbuhan penduduk secara geometrik adalah pertumbuhan penduduk yang mengunakan dasar bunga (bunga majemuk). Jadi pertumbuhan penduduk (rate of growth) adalah sama untuk setiap tahun.

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN

Adapunsistematikadalampenulisanadalahsebagaiberikut:

Bab 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan penelelitian, manfaat penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab 2 : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Bab 3 : SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK

Pada bab ini menguraikan tentang sejarah berdirinya badan pusat statistik (BPS)


(19)

Bab 4 : ANALISA PEMBAHASAN

Pada babini berisi tentang pengolahan data yang telah ditentukan dengaan menggunakan rumus yang telah ditentukan

Bab 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan jendela excel, pengisian data dan cara pembuatan grafik.

Bab 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis memberikan beberapa kesimpulan dan beberapa saran kepada pembaca sesuai hasil analisa yang telah diperoleh.

     


(20)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Masalah Kependudukan

Masalah kependudukan di indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencangkup lima masalah pokok yang terkait satu sama lainya, yaitu:

1. Jumlah penduduk yang besar 2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi

3. Penyebaran penduduk yang tidak merata 4. Komposisi umur penduduk yang timpang 5. Masalah mobilitas penduduk.

Paket masalah kependudukan telah menjadi induk dari berbagai masalah lain. Apabila tidak segerah tanggulangi tidak mustahil akan mendangkankan efek yang lebih parah lagi dan dapat melumpuhkan pembangunan nasional.


(21)

2.2 Pengertian-Pengertian

Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada.

2.2.1 Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah republik indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang bedomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

2.1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase. Jumlah penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu:


(22)

1. Fertilitas

Fertilitas disebut juga dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan adanya tanda-tanda kehidupan.Seperti bernafas, berteriak, jantung berdenyut dan sebagainya.Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut lahir mati (still birth) yang didalam demografi tidak dianggap sebagai peristiwa kelahiran.Disamping istilah fertilitas ada juga istilah ferkunditas (fecundity) sebagai petunjuk kepada kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup.Seorang perempuan secara biologissubur (fecund) tidak selalu melahirkan anak, misalnya dia mengatur kelahiran dengan abstinensi atau menggunakan alat-alat kontrasepsi.Kemampuan biologis seorang perempuan untuk melahirkan sangat sulit diukur.Ahli demografi hanya menggunakan penggukuran terhadap kelahiran hidup (live berth). Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibanding pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Disaamping itu seorang yang mninggal pada hari dan waktu tertentu brarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi.Sebaliknya seorang perempuan yang telah melahirkan serang anak tidak berartiresiko melahirkan dari perempuan tersebut menurun.


(23)

Kompleksnya pengukuran fertilitas karena melahirkan melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan hanya sedangkan hanya melibatkan satu orang saja (orang meninggal). Masalah yang lain yang dapat dijumpai dalam pengukuran fertilitas adalah tidak semua perempuan mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapatkan pasangan untuk berumah tangga. Juga ada beberapa perempuan yang bercerai, menjanda.Mempehatikan masalah-masalah tersebut, terdapat variasi pengukuran fertilitas yang dapat diterapkan, masing-masing mempunyai keuntungan dan kelemahan.Memperhatikan perbedaan antara keadaan kelahiran dan kematian, memungkinkan untuk melaksanakan dua macam pengukuran fertilitas yaitu pengukuran fertilitas tahunan dan pengukuran fertilitas kumulatif.

2. Mortalitas

Mortalitas atau kematian adalah salah satu dari tiga komponen demografi yang berpengaruh terhadap struktur dan jumlah penduduk.Tinggi rendahnya tingkat mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakatdi daerah tersebut.Mortalitas adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.Dari defenisi ini terlihat bahwa keadaan selalu


(24)

mati selalui didahului oleh keadaan hidup.Sedangkan hidup selalu dimulai dengan lahir hidup (live birth).

3. Mobilitas

Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan mobilitas penduduk horizontal.Mobilitas penduduk vertikal ini sering disebut dengan peerubahan setatus, dan salah satu contohnya adalah perubahan setatus pekerjaan.Seseorang yang mula-mula bekerja dalam sektor pertanian sekarang bekerja dalam sektor pertanian.

Mobilitas penduduk horizontal atau mobilitas penduduk geografis adalah gerak penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam periode tertentu. Mobilitas penduduk dapat pula dibagi menjadi dua yaitu, penduduk permanen atau migrasi dan mobilitas penduduk non permanen. Jadi, migrasi adalah perpindahan penduduk yang melintas batas wilayah asal menuju wilayah lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara dengan tujuan menetap. Menurut Everett S. Lee ada empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu:


(25)

1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal 2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan 3. Faktor-faktor yang menghambat

4. Faktor-faktor pribadi.

2.2.3 Susunan Penduduk

Data penduduk yang didapatkan dari hasil registrasi, sensus penduduk dan survei susunanya masih belum teratur sehingga sulit untuk dibaca apalagi diinterpretasi untuk keperluan maka seluruh data tersebut perlu disederhanakan.Menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan disebut menganalisa data. Dalam proses ini sering kali digunakan statistik adalah menyederhanakan data.

Membagi penduduk atas kelompok-kelompok tertentu atau dapat pula dikatakan atas koposisi penduduk tertentu merupakan salah satu dari bentuk analisis penduduk. Koposisi penduduk mengambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama. Bermacam-macam komposisi penduduk dapat digolongkan berdasarkan umur, jenis kelamin, status kawin, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, bahasa, agama dan sebagainya.


(26)

2.2.4 Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang. Misalnya dalam suatu negara terdapat penduduk umur tua (50 tahun keatas) lebih banyak, maka diharapkan negara tersebut mempunyai angka kelahiran yang rendah.Demikian pula ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, bisa mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan.

Ketidak seimbangan itu akan mempengaruhi pula keadaan sosial, ekonomi dan keluarga. Komposisi penduduk umur tua digambarkan dalam piramida penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri penduduk tua dan muda.Sedangkan pada penduduk umur muda dapat dipakai sebagai ukuran perbandingan beban tanggungan yaitu angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya produktif (umur 16-64 tahun).


(27)

Kepadatan penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk disuatu daerah.Kepadatan disuatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati dinyatakan dengan banyaknya penduduk perkilometer persegi.

Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

KP = × 100

Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh penduduk di wilayah tersebut atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti: penduduk daerah pedesaan atau penduduk yang bekerja di sektor pertanian, sedangkan sebagai penyebut dapat berupa luas wilayah, luas daerah pertanian atau luas daerah perdesaan.

Kepadatan penduduk disuatu wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian:

1. Kepadatan penduduk kasar atau sering pula disebut dengan kepadatan penduduk aridmatika

2. Kepadatan penduduk fisiologis 3. Kepadatan penduduk agraris 4. Kepadatan penduduk ekonomi.


(28)

Proyeksi adalah perhitungan untuk meramalkan atau untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datang dengan menggunakan beberapa asumsi yang disasarkan atas data tahun dasar.

Kualitas hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses plaksanaan penyusunanya. Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan sekecil mungkin.Manfaat atau kegunaan proyeksi adalah untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi, sebagai alat perencana yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response terhadap penduduk yang telah diproyeksikan dan merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan ekonomi.

2.3.1 Proyeksi Penduduk

Semua perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja data pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang disebut dengan proyeksi penduduk.


(29)

Jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau negara yang bersangkutan.Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada periode 2007-2012. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu komposisi kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat kabupaten atau kota.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan tingkat pertumbuhan penduduk kabupaten batu bara menurut jenis kelamin untuk periode 2007-2012 dengan cara geometrik

2. Memproyeksikan penduduk kabupaten batu bara menurut jenis kelamin tingkat pertumbuhan 2007-2012 dengan metode geometrik.

Adapun rumus geometric rate of growth tersebut adalah sebagai berikut:

=

Dengan:

= jumlah penduduk pada tahun t

= jumlah penduduk pada tahun awal


(30)

BAB 3

SEJARAH DAN STRUKTUR BPS

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen.BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan.Selain hal-hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran lainnya. Berikut ini beberapa masa peralihan di BPS yaitu:


(31)

Kegiatan Statistik di Indonesia sudah dilaksanakan sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda. Lembaga yang menangani kegiatan tersebut didirikan bulan Februari 1920 oleh Direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan (Directeur van Landbouw Nijverheid en Handel) di Bogor yang bertugas mengolah dan mempublikasikan data Statistik.

Pada tanggal 24 September 1924, pusat kegiatan kantor Statistik ini dipindahkan ke Jakarta dengan nama Centraal Kantoor voor de Statistiek (CKS) atau Kantor Pusat Statistik. Kegiatannya pada waktu itu diutamakan untuk mendukung kebijakan Pemerintah Hindia Belanda.Produk perundang-undangan Kantor Pusat Statistik adalah Volkstelling Ordonnantie 1930 (Staatsblad1930

Nomor 128) yang mengatur sensus penduduk dan Statistiek Ordonnantie 1934

(Staatsblad Nomor 508) tentang kegiatan perstatistikan.Pada tahun 1930 lembaga ini mengerjakan suatu kegiatan monumental, yaitu Sensus Penduduk yang pertama dilakukan di Indonesia.

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

Pada tahun 1942-1945 Pemerintah Jepang yang berkuasa di Indonesia mengaktif kan kembali kegiatan statistik terutama diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Kantor Statistik di masa Pemerintahan Jepang ini bernaung di bawah Gubernur Militer (Gunseikanbu) dengan namaShomubu Chosasitsu Gunseikanbu.


(32)

3.1.3 Masa Indonesia Merdeka, 1945 - sekarang

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik tidak lag! di bawah Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu berganti dengan nama Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia (KAPPURI). Pada awal Tahun 1946, bersamaan dengan hijrahnya kegiatan Pemerintahan RI dari Jakarta ke Yogyakarta, kegiatan KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta. Sementara itu Pemerintah Federal Belanda (NICA) di Jakarta mengaktif kan kembali CKSKetika pihak Belanda mengakui kedaulatan RI, pusat kegiatan Pemerintahan RI pun kembali ke Jakarta. Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Kemakmuran Nomor 219/5.C. tanggal 12 Juni 1950, kedua lembaga yaitu KAPPURI dan CKS, diintegrasikan menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS).Kegiatan KPS berada di bawah tanggung jawab Menteri Kemakmuran.

Perkembangan berikutnya, pada tanggal 1 Maret 1952, Menteri Perekonomian mengeluarkan Keputusan Nomor P/44 yang menyatakan KP5 berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perekonomian. Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Perekonomian Nomor 18.099/M tanggal 24 Desember 1953, kegiatan KPS dibagi dalam dua bagian, yaitu Afdeling A

merupakan Bagian Riset dan Af deling B merupakan Bagian Penyelenggaraan dan Tata Usaha.Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 131 Tahun 1957, Kementerian Perekonomian dipecah menjadi Kementerian Perdagangan dan


(33)

Kementerian Perindustrian. Kemudian dengan Keppres Nomor 172 tahun 1957 tanggal 1 Juni 1957, KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik (BPS) dengan tanggung jawab dan wewenangnya berada di bawah Perdana Menteri.Berdasarkan Keppres ini secara formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan. Selain dari itu, pada dekade ini telah diundangkan dua buah Undang-undang (UU), yaitu UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus yang diundangkan pada tanggal 24 September 1960 sebagai pengganti Volkstelling Ordonnantie 1930

(Staatsblad1930 Nomor 128) dan UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik yang diundangkan pada tanggal 26 September 1960 sebagai pengganti Statistiek Ordonnantie 1934 (Staatsblad 1934 Nomor 508).Berdasarkan Keputusan Perdana Menteri Nomor 26/P.M/1958 tanggal 16 Januari 1958 tentang pemberian tugas kepada BPS untuk menyelenggarakan pekerjaan persiapan sensus penduduk dan sesuai dengan Pasal 2 UU Nomor 6, Tahun 1960, BPS memperoleh tugas besar menyelenggarakan sensus penduduk yang pertama setelah kemerdekaan. Pelaksanaan sensus penduduk tersebut dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada tahun 1961.

Selanjutnya Pasal 4 ayat (2) UU Nomor 7 Tahun 1960 menyatakan bahwa BPS setelah mengadakan hubungan dan perundingan dengan instansi Pemerintah lain di Pusat dan di Daerah, berwenang menyerahkan sebagian dari pekerjaan statistik kepada instansi tersebut. Untuk itu, dalam pelaksanaan sensus penduduk di tingkat provinsi dilaksanakan oleh Kantor Gubernur dan di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan oleh Kantor Bupati/ Walikota.Sedangkan pada tingkat kecamatan dibentuk bagianyang mengurus pelaksanaan sensus


(34)

1964 tentang Susunan dan Organises! BPS yang ditetapkan pada tanggal 20 Januari 1964. Dengan Keputusan Presidium Kabinet Nomor Aa/C/9 Tahun 1965 tanggal 19 Februari 1965 dinyatakan bahwa Bagian Sensus di Kantor Gubernur dan Kantor Kabupaten/Kota ditetapkan menjadi Kantor Cabang BPS dengan nama Kantor Sensus dan Statistik Daerah.Memasuki Orde Baru yang dimulai pada tahun 1966, Pemerintah melihat semakin pentingnya data statistik untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Untuk melaksanakan tugas BPS seperti sensus, Pemerintah telah mengundangkan tiga buah Peraturan Pemerintah (PP) tentang Sensus, yaitu PP Nomor 21 Tahun 1979 tentang Pelaksanaan Sensus Penduduk yang diundangkan pada tanggal 2 Juli 1979, PP Nomor 2 Tahun 1983 tentang Sensus Pertanian yang diundangkan pada tanggal 21 Januari 1983, dan PP Nomor 29 Tahun 1985 tentang Sensus Ekonomi yang diundangkan pada tanggal 10 Juni 1985.Sedangkan untuk organisasi BPS, Pemerintah telah mengundangkan PP Nomor 16 Tahun 1968 tentang Status dan Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 29 Mei 1968. Dengan makin meningkatnya peran dan tugas BPS, PP Nomor 16 Tahun 1968 inipun disempurnakan dengan PP Nomor 6 Tahun 1980 tentang Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 20 Pebruari 1980. Dua belas tahun kemudian PP Nomor 6 Tahun 1980 disempurnakan dengan PP Nomor 2 Tahun 1992 tentang Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 9 Januari 1992. Sebagai pelaksanaan dari PP Nomor 2 Tahun 1992 ini, ditetapkan Keppres Nomor 6 Tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja BPS yang ditetapkan pada tanggal 9 Januari 1992.UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik sudah tidak sesuai


(35)

lagi dan tidak dapat menampung berbagai perkembangan keadaan, tuntutan masyarakat, dan kebutuhan pembangunan nasional. Kondisi kehidupan bangsa dan tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat kedua UU tersebut diundangkan sangat jauh berbeda dengan keadaan sekarang, sehingga perlu diganti.Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik yang diundangkan pada tanggal 19 Mei 1997. Nomenklatur kelembagaan disesuaikan dengan UU Nomor 16 Tahun 1997 dan berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik.

3.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistik

Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah.

3.2.1 Tugas

BPS memunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(36)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik. 2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.

3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.

4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistik; dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.

3.2.3 Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku


(37)

Adapun visi dam misi dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara adalah:

3.3.1 Visi

Pelopor data statistik terpercaya untuk semua.

3.3.2 Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.


(38)

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem StatistikNasional (SSN) yang efektif dan efisien.

3.4 Struktur Organisasi BPS

Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan BPS dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maka diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari masing-masing bagian.

Adapun tujuan dari struktur organisasi ini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara adalah:

1. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan - kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.

2. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi manajemen.

3. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan - keputusan dan mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

Adapun bagan struktur organisasi Badan Pusat Staistik Provinsi Sumatera Utara adalah sebagi berikut:

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sebagaimana lampiran dalam organisasi Kantor


(39)

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Kantor.

2. Kepala Kantor dibantu tata usaha yang terdiri dari:

Sub Bagian Urusan Dalam, Sub Bagian Perlengkapan, Sub Bagian Keuangan, Sub Bagian Bina Potensi/Bina Program.

3. Bidang Penunjang Statistik terdiri dari 5 (lima) bidang yaitu: a. Bidang Statistik Produksi

Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik pertanian, industri, konstruksi pertambangan, dan energi. b. Bidang Statistik Distribusi

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik konsumen, perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta niaga dan jasa.

c. Bidang Statistik Kependudukan

Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga, statistik tenaga kerja, serta statistik kesehjahteraan.

d. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS)

Bidang IPDS mempunyai tugas untuk penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan program komputer.


(40)

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas untuk penyusunan neraca produksi, neraca konsumsi, dan akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.

Gambar 3.1 Struktur organisasi BPS Provinsi

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu – individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan

K E P A L A

Bagian Tat a Usaha

Bidang I nt egrasi Pengolahan & Disem inasi St at ist ik Bidang

N eraca W ilayah & Analisis St at ist ik Bidang

St at . Dist ribusi Bidang

St at . Produksi Bidang

St at . Sosial

Seksi St at ist ik Kependudukan

Seksi St at ist ik Ket ahanan Sosial

Seksi St at ist ik Kesej aht eraan

Rakyat

Seksi St at ist ik Konst ruksi, Pert am

-bangan & Energi Seksi St at ist ik

I ndust ri Seksi St at ist k

Pert anian

Seksi St at ist k N iaga & Jasa Seksi St at ist k Keuangan & H arga

Produsen Seksi St at ist k H arga Konsum en &

Perdag. Besar

Seksi Analisis St at ist ik

Lint as Sekt or Seksi N eraca Konsum si

Seksi N eraca Produksi

Seksi Disem inasi dan Layanan St at ist ik

Seksi Jaringan dan Ruj ukan St at ist ik

Seksi I nt egrasi Pengolahan Dat a SubBag Bina Program SubBag Urusan Dalam SubBag Kepegaw aian

dan H ukum

SubBag Keuangan

SubBag Perlengkapan


(41)

yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.

3.5 Logo BPS

Logo BPS adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Logo BPS

 


(42)

     

BAB 4

ANALISA PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Penduduk Kabupaten Batu Bara

Daerah kabupaten Batu Bara merupakan salah satu kabupaten di provinsi sumatra utara yang baru terbentuk pada tahun 2007, yang merupaka pemekaran dari kabupaten asahan. Luas wilayah kabupaten Batu Bara adalah 904.96 km atau 90.496 dari propinsi sumatra utara. Dan secara geografis terletak diantara

30’00”- 26’00” lintang utara dan 99 01’ - 00’ bujur timur.

Daerah kabupaten Batu Bara terletak pada ketinggian 0-50 meter dari permukaan laut. Keadaan penduduk kabupaten Batu Bara setiap tahunnya menunjukan peningkatan yang perlu mendapatkan perhatian.Pesatnya perkembangan jumlah penduduk di samping masih tingginya angka kelahiran juga disebabkan oleh urbanisasi, migrasi pencari kerja dan melanjutkan pendidikan lebih tinggi.


(43)

Batas-batas wilayah kabupaten Batu Bara adalah:

1. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten serdang bedagai. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten asahan.

3. Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten simalungun. 4. Sebelah timur berbatasan dengan selat malaka.

Adapun keadaan jumlah penduduk daerah kabupaten Batu Bara adalah sebagai berikut:

Tebel 4.1 Penduduk Kabupaten Batu Bara Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007-2012

TAHUN

JENIS KELAMIN

TOTAL LAKI-LAKI WANITA

2007 186.527 187.309 373.838

2008 186.862 193.708 380.570

2009 194.520 194.990 389.510

2010 189.328 186.557 375.885

2011 191.067 188.333 379.400

2012 191.652 189.371 381.023


(44)

Gambar : 4.1 Penduduk Kabupaten Batu Bara Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007-2012

4.1.1 Angka Beban Ketergantungan

Angka beban ketergantunggan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang produktif (umur antara 16-64).

Angka beban ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator ekonomi suatu negara, apakah tergolong negara maju atau tidak.Negara-negara yang

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000

1 2 3 4 5 6 7

tahun

jenis kelamin


(45)

sedang berkembang dengan fersilitas yang lebih tinggi yang mempunyai angka beban ketergantungan yang lebih tinggi pula, disebabkan besarnya proporsi anak-anak di dalam komposisi penduduk tersebut. Besarnya angka ketergantungan di kabupaten batu bara dpat dihitung dengan menggunakan rumus:

Angka ketergantungan adalah:

ABK = k

ABK = angka beban ketergantungan

K = konstanta dengan nilai 100

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

NOMOR

KELOMPOK UMUR

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0-4 22.683 21.250 43.933

2 5-9 21.097 20.070 41.167

3 10-14 21.135 20.527 41.662

4 15-19 20.091 18.726 38..817

5 20-24 15.876 15.234 31.110


(46)

7 30-34 14.044 13.930 27.974

8 35-39 12.677 12.745 25.422

9 40-44 11.435 11.852 23.287

10 45-49 10.384 10.842 21.226

11 50-54 9.305 9.018 18.323

12 55-59 6.963 6.821 13.783

13 60-64 4.165 4.327 8.492

14 65-69 2.506 3.133 5.639

15 70-74 2.019 2.636 4.655

16 75+ 2.242 31.777 5.419

JUMLAH 191.652 189.371 381.023

Dari tabel diatas di dapat angka-angka sebagai berikut:

= 126.762 jiwa

= 5.419 jiwa

= 248.842 jiwa

Bila angka-angka diatas didistribusikan ke dalam rumus, didapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut:

Angka beban ketergantungan (ABT) =

= . .


(47)

= .

.

= 0.495017

= 49.5

= 50

Ini berarti setiap 100 orang yang produktif harus menanggung 50 orang yang tidak produktif.Tingginya angka beban tanggungan merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi, karena sebagian dari pendapatan yang diperoleh oleh golongan produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang belum produktif.

4.1.1 Angka Kelahiran Kasar Dan Angka Kematian Kasar

Kelahiran dan kematian merupakan sebagian dari komponen perubahan penduduk. Angka kelahiran kasar adalah banyaknya kelahiran yang terjadi per 1000 penduduk pada satu tahun tertentu, sedangkan angka kematian kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi per 1000 penduduk pada satu tahun tertentu. Angka kelahiran dan angka kematian pada waktu tertentu mempunyai sifat-sifat keajengan (stabil).


(48)

4.1.2 Kepadatan Penduduk

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, kepadataan penduduk merupakan indikator dari tekanan penduduk suatu daerah. Kepadatan penduduk suatu daerah adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas daerah dalam kilometer persegi. Kepadatan penduduk yang berbeda-beda disebabkan oleh beberapa faktor seperti lokasi daerah, keadaan alamnya serta sejarahnya.

Kepadatan penduduk di kabupaten Batu Bara tahun 2012 dihitung dengan menggunakan rumus:

KP = × 100

KP = .

. × 100

KP = 42.104 jiwa

Kepadatan penduduk kabupaten Batu Bara pada tahun 2012 mencapai 42.432 jiwa perkilometer persegi.


(49)

4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Di Kabupaten Batu Bara

Salah satu cara untuk mengetahui jumlah penduduk pada tahun-tahun tertentu pada masa yang akan datang yaitu dengan cara memproyeksikannya. Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4.1, pada tahun 2007 jumlah penduduk 373.838 jiwa yaitu jumlah penduduk laki-laki sebesar 186.527 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 187.309 jiwa. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah penduduk sebesar 381.023 jiwa yaitu jumlah penduduk laki-laki sebesar 191.652 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 189.371 jiwa.

Dari data dengan rentang lima tahun tersebut, maka besarnya tingkat pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus geometrik, yaitu sebagai berikut:

=

Dengan:

= jumlah penduduk pada tahun t

= jumlah penduduk pada tahun awal

r = angka pertumbuhan penduduk


(50)

4.2.1 Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Batu Bara

a. untuk jenis kelamin laki-laki

t = 5

=

=

191.652 = 186 527

Log = . .

Log = . ,

Log = ,

log = 0,00235433

= antilog 0,002354326

= 1,004227

r = 1,004227-1

r = 0,004227


(51)

b. Untuk jenis kelamin perempuan

t = 5

=

=

189,371 = 187 309

Log = , ,

Log = , ,

Log = ,

log = 0,000950966

= antilog 0,000950966

= 1,001705

r = 1,001705-1

r = 0,001705


(52)

4.2.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Batu Bara

Dengan diperolehnya pertumbuhan penduduk kabupaten Batu Bara maka proyeksi atau taksiran jumlah penduduk dapat ditentukan dengan menggunakan persentase perubahan jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2007-2012 dengan menggunakan rumus:

=

1. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2013

a. Untuk laki-laki

=

= 191.652 (1+ 0.004228

= 192.464 jiwa

b. Untuk perempuan

=

= 189.371 (1+ 0.001706


(53)

2. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2014

a. Untuk laki-laki

=

= 191.652 (1+ 0.004228

= 191.652 (1.008473875)

= 193.278 jiwa

b. Untuk perempuan

=

= 189.371 (1+ 0.001706

= 189.371 (1.00341492)

= 190.018 jiwa

3. taksiran jumlah pendudukkabupaten Batu Bara tahun 2015

a. Untuk laki-laki

=

= 191.652 (1+ 0.004228

= 191.652 (1.01273771)


(54)

b. Untuk perempuan

=

= 189.371 (1+ 0.001706

= 189.371 (1.00512673)

= 190.342 jiwa

4. taksiran jumlah pendudukkabupaten Batu Bara tahun 2016

a. Untuk laki-laki

=

= 191.652 (1+ 0.004228

= 191.652 (1.01701955)

= 194.914 jiwa

b. Untuk perempuan

=

= 189.371 (1+ 0.001706

= 189.371 (1.00684149)


(55)

5. taksiran jumlah pendudukkabupaten Batu Bara tahun 2017

a. Untuk laki-laki

=

= 191.652 (1+ 0.004228

= 191.652 (1.02131952)

= 195.738 jiwa

b. Untuk perempuan

=

= 189.371 (1+ 0.001706

= 189.371 (1.00684149)

= 190.992 jiwa

Tabel 4.3 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Batu Bara Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013-2017

Nomor Tahun Laki-laki perempuan

1 2013 192.464 189.695

2 2014 193.278 190.018


(56)

4 2016 194.914 190.667

5 2017 195.738 190.992

Gambar 4.2 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013-2017

Dari hasil proyeksi yang diproleh kita ketahui bahwa setiap tahunnya penduduk menurut jenis kelamin mengalami kenaikan.faktor pertambahan ini dapat saja terjadi dikarenakan oleh semangkin cepatnya tingkat kelahiran bayi. karena kurang sadarnya masyarakat di kabupaten batu bara yang sudah menikah menggunakan alat kontraspsi atau KB.

0 50000 100000 150000 200000 250000

1 2 3 4 5

nomor

tahun


(57)

4.2.3 Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Batu Bara

Untuk t = 5

=

=

381 023 = 373 838

Log = . .

Log = . .

Log = .

log = 0.00165355

= antilog 0.00165353

= 1.002967

r = 1.002967-1

r = 0.002967


(58)

1. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2013

=

= 381.023 (1+ 0.002967

= 381.023 (1.002967)

= 382.153 jiwa

2. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2014

=

= 381.023 (1+ 0.002967

= 381.023 (1.005945)

= 383.287 jiwa

3. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2015

=

= 381.023 (1+ 0.002968

= 381.023 (1.008931)

= 384.424 jiwa

4. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2016


(59)

= 381.023 (1+ 0.002968

= 381.023 (1.011925)

= 385.565 jiwa

5. Taksiran jumlah penduduk kabupaten Batu Bara tahun 2017

=

= 381.023 (1+ 0.002968

= 381.709 (1.014929)

= 386.709 jiwa

Tabel 4.3 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Batu Bara Tahun 2013-2017

Nomor Tahun Jumlah

1 2013 382.153

2 2014 383.287

3 2015 384.424

4 2016 385.565


(60)

Gambar 4 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000

4.3 Hasil P 1

royeksi Jum 2

mlah Pend 3

uduk Tahu

4 5

un 2013-20117 nomor

tahun


(61)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahapan Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan hasil desain tertulis kedalam

Programming (ciding).

Pada tahap inilah seluruh hasil desain dihitungkan kedalam bahasa pemrograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis. Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desa

5.2 Mengaktifkan Microsoft Excel

Sebelum mengoprasikan softwaare ini, pastikan bahwa pada komputer terpasang program excel langkah-langkah sebagai berikut:


(62)

b. Pilih microsoft excel 2007

Gmbar 5.1 Mengaktifkan Microsoft Excel

5.3 Mengaktifkan Lembar Kerja Baru

Setelah mengaktifkan, akan tampil lembar kerja excel yang sudah siap untuk dipergunakan. Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan dari atas kebawah sedangkan baris berurutan dari kiri kekanan yang terdiri dari 265 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.


(63)

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel dan ini diidentifikasikan dengan alamat yang merupakan kombinasi antar abjad untuk kolom dan angka untuk baris, disamping itu lembar kerja excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi tersendiri.

n

Gambar 5.2 Membuka Lembar Kerja Baru

5.4 Pengisian data

Pengisian data ke dalam lembar kerja excel adalah sama dengan memasukan atau mengaktifkan data kedalamnya. Ada dua pilihan cara pengisian data, yaitu menggunakan keyboard komputer atau melalui sub menu yang terdapa pada menu


(64)

excel. Dalam pengisian data kedalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langka-langah sebagai berikut:

a. Letakan pointer pada sel yang ingin diisi data. b. Ketik data yang diinginkan..

c. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk komfirmasi atau mengakhiriny.

Gambar 5.3 pengisian data

Sedangkan pilihan kedua dalam mengisi data adalah menggunakan submenu pada menu adit di exel. Dengan pilihan ini, maka memiliki lebuh banyak pilihan, yaitu: down, up. Left, dan series (autofil).


(65)

5.5 Pembuatan Grafik

Grafik pada excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar kerja sendiri, namun masih berada dalam file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel, biasa menggunakan icon chart wizard yang dapat pada toolbar. Adapun langka-langkah yang diperlukan adalah:

a. Sorot sel atau range yang ingin dibuat grafik.

b. Klik icon insert, maka akan tampil kotak dialog chart type. c. Klik tipe grafik yang diinginkan


(66)

(67)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi dari perhitungan jumlah penduduk kabupaten Batu Bara berdasarkan tahun 2007-2012, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan rumus pertumbuhan geometrik dapat dicari taksiran perubahan jumlah penduduk laki-laki, taksiran perubahan jumlah perempuan, serta perubahan jumlah penduduk secara keseluruhan (laki-laki dan perempuan ) sehingga dapat diramalkan jumlah penduduk di kabupaten batu bara.

2. Diperkirakan jumlah penduduk kabupaten batu bara menurut jenis kelamin laki-laki pada tahun 2017 adalah 195.738 jiwa, jenis kelamin perempuan sebesar 190.992 jiwa, secaara keseluruhan (jenis laki-laki dan perempuan) sebesar 386.730 jiwa


(68)

6.2 SARAN

Berdasarkan data yang diamati, penulis memberi saran dari hasil analisa jumlah pertumbuhan penduduk di kabupaten batu bara yaitu sebagai berikut:

1. Menurut jumlah penduduk setiap tahun, diharapkan pemerintah dapat mengambil tindakan untuk lebih memperhatikan lagi tingkat kualitas kesehatan penduduk di kabupaten Batu Bara.

2. Pemerintah harus bener benar-benar memperhatikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan jumlah penduduk yang terjadi di kabaupaten Batu Bara setiap tahunya.

3. Memeratakan penyebaran penduduk, misalnya dengan mengadakan transmigrasi dan pemerataan pembangunan yang berwawasan lingkungan demi lingkungan demi terciptanya kesejahteraan rakyat.


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Barclay W Geogle, “teknik Analisa Kependudukan”, penerbit rineka cipta, jakarta, 1990

Batu bara Dalam Angka 2008. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2009. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2010. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2011. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2012. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2013. BPS, SUMUT

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29152/4/Chapter%20II.pdf


(1)

excel. Dalam pengisian data kedalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langka-langah sebagai berikut:

a. Letakan pointer pada sel yang ingin diisi data. b. Ketik data yang diinginkan..

c. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk komfirmasi atau mengakhiriny.

Gambar 5.3 pengisian data

Sedangkan pilihan kedua dalam mengisi data adalah menggunakan submenu pada menu adit di exel. Dengan pilihan ini, maka memiliki lebuh banyak pilihan, yaitu: down, up. Left, dan series (autofil).


(2)

5.5 Pembuatan Grafik

Grafik pada excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar kerja sendiri, namun masih berada dalam file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel, biasa menggunakan icon chart wizard yang dapat pada toolbar. Adapun langka-langkah yang diperlukan adalah:

a. Sorot sel atau range yang ingin dibuat grafik.

b. Klik icon insert, maka akan tampil kotak dialog chart type. c. Klik tipe grafik yang diinginkan


(3)

(4)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi dari perhitungan jumlah penduduk kabupaten Batu Bara berdasarkan tahun 2007-2012, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan rumus pertumbuhan geometrik dapat dicari taksiran perubahan jumlah penduduk laki-laki, taksiran perubahan jumlah perempuan, serta perubahan jumlah penduduk secara keseluruhan (laki-laki dan perempuan ) sehingga dapat diramalkan jumlah penduduk di kabupaten batu bara.

2. Diperkirakan jumlah penduduk kabupaten batu bara menurut jenis kelamin laki-laki pada tahun 2017 adalah 195.738 jiwa, jenis kelamin perempuan sebesar 190.992 jiwa, secaara keseluruhan (jenis laki-laki dan perempuan) sebesar 386.730 jiwa


(5)

6.2 SARAN

Berdasarkan data yang diamati, penulis memberi saran dari hasil analisa jumlah pertumbuhan penduduk di kabupaten batu bara yaitu sebagai berikut:

1. Menurut jumlah penduduk setiap tahun, diharapkan pemerintah dapat mengambil tindakan untuk lebih memperhatikan lagi tingkat kualitas kesehatan penduduk di kabupaten Batu Bara.

2. Pemerintah harus bener benar-benar memperhatikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan jumlah penduduk yang terjadi di kabaupaten Batu Bara setiap tahunya.

3. Memeratakan penyebaran penduduk, misalnya dengan mengadakan transmigrasi dan pemerataan pembangunan yang berwawasan lingkungan demi lingkungan demi terciptanya kesejahteraan rakyat.  


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Barclay W Geogle, “teknik Analisa Kependudukan”, penerbit rineka cipta, jakarta, 1990

Batu bara Dalam Angka 2008. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2009. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2010. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2011. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2012. BPS, SUMUT

Batu bara Dalam Angka 2013. BPS, SUMUT

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29152/4/Chapter%20II.pdf