1.7 METODOLOGI
PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah:
1. Studi kepustakaan
Yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, dengan membaca buku-buku, refrensi den bahan-bahan yang
bersifat teoritis yang ada kaitanya dengan kependudukan kabupaten Batu Bara yang mendukung penulisan tugas akhir ini.
2. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data untuk keperluan riset ini penulis lakukan dengan mengunakan data sekunder yang diperoleh dari badan pusat statistik BPS medan. Data yang
dikumpulkan tersebut, kemudian diatur, disusun dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data
tersebut.
3. Teknik dan analisa data
Universitas Sumatera Utara
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode proyeksi secara Geometrik Rate Of Growth pertumbuhan geometrik. Pertumbuhan penduduk
secara geometrik adalah pertumbuhan penduduk yang mengunakan dasar bunga bunga majemuk. Jadi pertumbuhan penduduk rate of growth adalah sama
untuk setiap tahun.
1.8 SISTEMATIKA
PENULISAN
Adapunsistematikadalampenulisanadalahsebagaiberikut:
Bab 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan penelelitian, manfaat penelitian, rumusan masalah,
batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab 2 : LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
Bab 3 : SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK
Pada bab ini menguraikan tentang sejarah berdirinya badan pusat statistik BPS
Universitas Sumatera Utara
Bab 4 : ANALISA PEMBAHASAN
Pada babini berisi tentang pengolahan data yang telah ditentukan dengaan menggunakan rumus yang telah
ditentukan
Bab 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan jendela excel, pengisian data dan cara pembuatan
grafik.
Bab 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, penulis memberikan beberapa kesimpulan dan beberapa saran kepada pembaca sesuai hasil analisa
yang telah diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Masalah Kependudukan
Masalah kependudukan di indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencangkup lima masalah
pokok yang terkait satu sama lainya, yaitu: 1.
Jumlah penduduk yang besar 2.
Tingkat pertumbuhan yang tinggi 3.
Penyebaran penduduk yang tidak merata 4.
Komposisi umur penduduk yang timpang 5.
Masalah mobilitas penduduk. Paket masalah kependudukan telah menjadi induk dari berbagai masalah lain.
Apabila tidak segerah tanggulangi tidak mustahil akan mendangkankan efek yang lebih parah lagi dan dapat melumpuhkan pembangunan nasional.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Pengertian-Pengertian
Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada.
2.2.1 Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah republik indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang bedomisili kurang dari enam
bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
2.1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase. Jumlah
penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Fertilitas
Fertilitas disebut juga dengan kelahiran hidup live birth, yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan adanya tanda-tanda kehidupan.Seperti
bernafas, berteriak, jantung berdenyut dan sebagainya.Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut lahir mati still birth yang didalam
demografi tidak dianggap sebagai peristiwa kelahiran.Disamping istilah fertilitas ada juga istilah ferkunditas fecundity sebagai petunjuk kepada kemampuan
fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup.Seorang perempuan secara biologissubur fecund tidak selalu melahirkan
anak, misalnya dia mengatur kelahiran dengan abstinensi atau menggunakan alat- alat kontrasepsi.Kemampuan biologis seorang perempuan untuk melahirkan
sangat sulit diukur.Ahli demografi hanya menggunakan penggukuran terhadap kelahiran hidup live berth. Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibanding
pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Disaamping itu seorang yang
mninggal pada hari dan waktu tertentu brarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi.Sebaliknya seorang perempuan yang telah
melahirkan serang anak tidak berartiresiko melahirkan dari perempuan tersebut menurun.
Universitas Sumatera Utara
Kompleksnya pengukuran fertilitas karena melahirkan melibatkan dua orang suami dan istri, sedangkan hanya sedangkan hanya melibatkan satu orang
saja orang meninggal. Masalah yang lain yang dapat dijumpai dalam pengukuran fertilitas adalah tidak semua perempuan mengalami resiko melahirkan
karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapatkan pasangan untuk berumah tangga. Juga ada beberapa perempuan yang bercerai,
menjanda.Mempehatikan masalah-masalah tersebut, terdapat variasi pengukuran fertilitas yang dapat diterapkan, masing-masing mempunyai keuntungan dan
kelemahan.Memperhatikan perbedaan antara keadaan kelahiran dan kematian, memungkinkan untuk melaksanakan dua macam pengukuran fertilitas yaitu
pengukuran fertilitas tahunan dan pengukuran fertilitas kumulatif.
2. Mortalitas
Mortalitas atau kematian adalah salah satu dari tiga komponen demografi yang berpengaruh terhadap struktur dan jumlah penduduk.Tinggi rendahnya tingkat
mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat
kesehatan masyarakatdi daerah tersebut.Mortalitas adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi
setiap saat setelah kelahiran hidup.Dari defenisi ini terlihat bahwa keadaan selalu
Universitas Sumatera Utara
mati selalui didahului oleh keadaan hidup.Sedangkan hidup selalu dimulai dengan lahir hidup live birth.
3. Mobilitas
Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan mobilitas penduduk horizontal.Mobilitas penduduk vertikal ini sering disebut
dengan peerubahan setatus, dan salah satu contohnya adalah perubahan setatus pekerjaan.Seseorang yang mula-mula bekerja dalam sektor pertanian sekarang
bekerja dalam sektor pertanian.
Mobilitas penduduk horizontal atau mobilitas penduduk geografis adalah gerak penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam
periode tertentu. Mobilitas penduduk dapat pula dibagi menjadi dua yaitu, penduduk permanen atau migrasi dan mobilitas penduduk non permanen. Jadi,
migrasi adalah perpindahan penduduk yang melintas batas wilayah asal menuju wilayah lain melampaui batas politiknegara ataupun batas administratif atau batas
bagian dalam suatu negara dengan tujuan menetap. Menurut Everett S. Lee ada empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan
migrasi yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
3. Faktor-faktor yang menghambat
4. Faktor-faktor pribadi.
2.2.3 Susunan Penduduk
Data penduduk yang didapatkan dari hasil registrasi, sensus penduduk dan survei susunanya masih belum teratur sehingga sulit untuk dibaca apalagi diinterpretasi
untuk keperluan maka seluruh data tersebut perlu disederhanakan.Menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca
dan di interpretasikan disebut menganalisa data. Dalam proses ini sering kali digunakan statistik adalah menyederhanakan data.
Membagi penduduk atas kelompok-kelompok tertentu atau dapat pula dikatakan atas koposisi penduduk tertentu merupakan salah satu dari bentuk
analisis penduduk. Koposisi penduduk mengambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik
yang sama. Bermacam-macam komposisi penduduk dapat digolongkan berdasarkan umur, jenis kelamin, status kawin, tingkat pendidikan, lapangan
pekerjaan, bahasa, agama dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan
penduduk dimasa yang akan datang. Misalnya dalam suatu negara terdapat penduduk umur tua 50 tahun keatas lebih banyak, maka diharapkan negara
tersebut mempunyai angka kelahiran yang rendah.Demikian pula ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, bisa
mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan.
Ketidak seimbangan itu akan mempengaruhi pula keadaan sosial, ekonomi dan keluarga. Komposisi penduduk umur tua digambarkan dalam piramida
penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri penduduk tua dan muda.Sedangkan pada penduduk umur muda dapat dipakai
sebagai ukuran perbandingan beban tanggungan yaitu angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif umur dibawah 15
tahun dan 65 tahun keatas dengan banyaknya produktif umur 16-64 tahun.
2.2.5 Kepadatan Penduduk
Universitas Sumatera Utara
Kepadatan penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk disuatu daerah.Kepadatan disuatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati
dinyatakan dengan banyaknya penduduk perkilometer persegi.
Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
KP = × 100
Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh penduduk di wilayah tersebut atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti:
penduduk daerah pedesaan atau penduduk yang bekerja di sektor pertanian, sedangkan sebagai penyebut dapat berupa luas wilayah, luas daerah pertanian atau
luas daerah perdesaan. Kepadatan penduduk disuatu wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian:
1. Kepadatan penduduk kasar atau sering pula disebut dengan kepadatan
penduduk aridmatika 2.
Kepadatan penduduk fisiologis 3.
Kepadatan penduduk agraris 4.
Kepadatan penduduk ekonomi.
2.3 Proyeksi