Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat
Benih dianggap normal apabila: a.
Kecambah yang memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik terutama akar primer dan untuk tanaman yang secara normal menghasilkan tanaman
yang memiliki akar seminal tidak boleh kurang dari dua. b.
Perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna dengan daun yang bewarna hijau dan tumbuh baik, di dalam akan muncul koleoptil atau pertumbuhan
epikotil yang sempurna dari kuncu yang normal. c.
Memiliki satu kotiledon untuk berkecambah. d.
Kecambah yang busuk akibat infeksi oleh kecambah lain , akan dianggap normal , kalau jelas pada bagian-bagian penting dari kecambah tersebut semua
masih ada. Benih dianggap abnormal apabila:
a. Tidak tumbuhnya kotiledon pada benih, embrio benih pecah, dan memiliki
akar primer yang tidak proporsional. b.
Ukuran antara bagian-bagian perkecambahan benih tidak proporsional. Benih dianggap telah mati apabila dalam jangka waktu tertentu benih tersebut
tidak berkecambah. Dari pengamatan tersebut maka dapat ditentukan benih normal, benih abnormal maupun benih yang mati. Setelah itu maka dapat
dilakukan perhitungan sebagai berikut: DB = Jumlah benih kecambah normal
x 100 Jumlah benih yang dikecambahkan
3.5.2 Bobot Kering Kecambah Normal
Bobot kering kecambah normal dilakukan dengan mengeringkan kecambah
terlebih dahulu yang berasal dari hasil pengujian daya kecambah pada hari
terakhir menggunakan oven yang bersuhu 70
o
C selama 3x24 jam, kemudian dibuang bagian kariopsisnya dan ditimbang sehingga didapatkan nilai bobot
kering kecambah yang diperlukan. 3.5.3 Kecepatan kecambah benih
Kecepatan kecambah benih diukur dengan jumlah tambahan perkecambahan setiap
hari atau etmal pada kurun waktu perkecambahan dalam kondisi optimum Sadjad, 1993. Pengamatan bentuk-bentuk kecambah normal dan abnormal dilakukan
setiap hari sampai dengan 7 HST. Kecambah abnormal dibuang setiap kali pengamatan, demikian juga kecambah yang telah busuk dan mati. Pengamatan
dilakukan pada hari ke-2 sampai hari ke-5. Setelah itu dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Xi + X1 – 1
Ti Keterangan :
Xi = Persentase kecambah normal Ti = Hari ke
– i 3.5.4 Keserempakan kecambah benih
Pengamatan dilakukan dengan melihat kecambah normal yang kuat dan kurang
kuat, dan kemudian dihitung pada umur kecambah 6 HST. Setelah itu persentase keserempakan perkecambahan benih dapat dihitung sebagai berikut :
KK total benih
Keterangan KST
= keserempakan kecambah benih KK
= Jumlah kecambah kuat Total Benih
= Jumlah keseluruhan benih yang ditan KCT =
x 100
KST = x 100