Sinar Ultraviolet PENGARUH INTENSITAS WAKTU PAPARAN SINAR ULTRAVIOLET-C TERHADAP KETEBALA KORNEA MENCIT (Mus musculus L.)
merambat dengan kecepatan yang nilainya ditentukan oleh dua besaran yaitu permitivitas listrik dan permeabilitas magnetik Gornick, 2005.
Secara umum, gelombang elektromagnetik dikarakterisasi oleh perbedaan
panjang gelombang dan frekuensi. Panjang gelombang merupakan jarak yang diperlukan oleh gelombang elektromagnetik untuk menempuh satu siklus atau
satu putaran. Sedangkan frekuensi merupakan jumlah atau banyaknya paparan gelombang elektromagnetik dalam satu detik. Satuan yang digunakan untuk
frekuensi adalah hertz Hz. Radiasi gelombang elektromagnetik merupakan suatu bentuk energielektrik dan magnetik yang menunjukkan sifat-sifat
gelombang yang merambat melalui ruang
Gornick, 2005
. Untuk ruang hampa dan udara, maka nilai kecepatan gelombang elektromagnetik akan mendekati 3
x 108 ms. Spektrum gelombang elektromagnetik jika dilihat dari frekuensinya adalah
sebagai berikut:
Tabel 1. Sprektum Gelombang Elektromagnetik
Spektrum Frekuensi
Sinar Gama 1019
– 1025 Hz Sinar X
1016 – 1020 Hz
Sinar Ultraviolet 1015
– 1018 Hz Sinar Tampak
4 x 1014 – 7,5 x 1014 Hz
Sinar Inframerah 1011
– 1014 Hz Gelombang Mikro
108 – 1012 Hz
Gelombang Radio 104
– 108 Hz
Berdasarkan kemampuan dalam membentuk ion, radiasi gelombang elektromagnetik dibedakan menjadi radiasi pengionan dan radiasi non-
pengionan. Radiasi pengionan didefinisikan sebagai penyebaran atau emisi energi yang bila melalui suatu media dan terjadi proses penyebaran, berkas
energi tersebut akan mampu menginduksi terjadinya proses ionisasi dalam media tersebut. Termasuk dalam kelompok radiasi pengionan adalah sinar-x
dan sinar gamma. Sedangkan radiasi non pengionan didefinisikan sebagai penyerapan atau emisi energi yang bila melalui suatu media terjadi penyerapan,
berkas energi radiasi tersebut tidak akan mampu menginduksi terjadinya proses ionisasi dalam media tersebut. Contohnya gelombang elektromagnetik
nonpengionan antara lain sinar UV, cahaya tampak, infra merah, gelombang mikro microwave dan gelombang radio Alatas Lusiyanti, 2001.
Berdasarkan panjang gelombang yang berhubungan dengan frekuensi dan
energi fotonnya, radiasi non pengion dapat dibagi atas 2 kelompok besar yaitu radiasi optik dan radiasi elektromagnetik radiofrekuensi. Kelompok radiasi
optik terdiri dari 3 jenis yaitu radiasi ultra violet UV, cahaya tampak dan infra mereah IR. Kelompok radiasi medan elektromagnetik radiofrekuensi
berdasarkan frekuensinya dibedakan atas gelombang mikro pada frekuensi 30 MHz
– 300 GHz dan gelombang radiofrekuensi pada 0,3 – 3 MHz Glaser, 2000.
Efek yang ditimbulkan akibat pajanan radiasi optik pada tubuh sangat
bergantung pada panjang gelombang yang berhubungan dengan daya tembus radiasi optik pada jaringan tubuh. Secara biologik, panjang gelombang 180nm
tidak memberikan efek nyata karenatelah diserap oleh udara. UV-C lebih aktif secara fotokimia karena secara kuat diserap oleh asam amino dan protein. UV-
B kurang bersifat fotokimia tetapi dapat menembus jaringan. UV-A sangat rendah sifat fotobiologiknya tetapi mempunyai daya tembus lebih dari UV-B.
Sasaran utama pajanan radiasi optik pada tubuh adalah kulit dan mata. Efek pajanan kronik radiasi UV lebih serius dari pada pajanan akut. Efek yang
merugikan pada mata termasuk penebalan konjungtiva, katarak, dan kanker pada konjungtiva Alatas Lusiyanti, 2001.
Efek yang ditimbulkan akibat pajanan radiasi gelombang elektromagnetik
radiofrekuensi pada umunya sebagai akibat dari panas yang timbul pada saat terjadi interaksi antara energi gelombang mikro dengan materi biologik. Efek
biologik yang terjadi karena pemanasan disebut efek termal dan yang bukan karena proses pemanasan disebut efek non termal. Efek yang berbahaya akibat
pajanan gelombang mikro adalah efek termal atau hiperemia yang terutama merusak mata dan testis. Kedua jaringan ini relatif sangat sensitif terhadap
kenaikan suhu jaringan Alatas Lusiyanti, 2001.