Tinjauan tentang film TINJAUAN PUSTAKA

3. Film Eksperimental Film eksperimental adalah film yang sangat dipengaruhi oleh insting subyektif sineas seperti gagasan, ide, emosi serta pengalaman batin mereka. Film eksperimental umumnya tidak bercerita tentang apapun bahkan kadang menentang logika sebab-akibat, berbentuk abstrak dan tidak mudah dipahami. Ini disebabkan para sineasnya menggunakan simbol-simbol personal yang mereka ciptakan sendiri. Adapun Pratista menerangkan 2008 : 105-106 dimensi jarak kamera terhadap obyek dapat dikelompokkan adalah 1. Extreme Long shot Merupakan jarak kamera yang paling jauh dari obyeknya. Wujud fisik manusia nyaris tidak nampak. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas. 2. Long Shot, Pada jarak ini tubuh fisik manusia tampak jelas namun latar belakang masih dominan. Jarak ini sering digunakan sebagai establishing shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat. 3. Medium Long Shot, Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas, tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang. 4. Medium Shot Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas, gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame. 5. Medium Close-up Jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan. Adegan percakapan normal biasanya menggunakan jarak medium close up. 6. Close up Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail seperti wajah, tangan, kaki, atau obyek kecil lainnya. Biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim.close up juga memperlihatkan sangat mendetil sebuah benda tau obyek. 7. Extreme Close up Jarak ini mampu memperlihatkan lebih mendetail bagian dari wajah, seperti telinga, mata, hidung, dan lainnya atau bagian dari sebuah obyek. Jarak ini digunakan sesuai kebutuhan, tuntutan serta seleranya.

2.5 Kerangka Pikir

Hadirnya iklan, diskon besar-besaran dengan nilai bunga yang rendah dan kesempatan yang seolah tidak datang dua kali memicu orang untuk berperilaku konsumtif. Jika dilihat dari dekat maka kita akan mengetahui karakteristik, indikator orang berperilaku konsumtif, faktor-faktor yang mempengaruhinya dan bentuk dari perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif yang ada di kehidupan nyata menarik minat para sineas untuk membuatnya ke dalam sebuah film. Meskipun di dalam film lebih banyak berisi realitas semu. Film yang menunjukkan perilaku konsumtif dan menampilkan realitas semu ialah film Confessions of a Shopaholic. Untuk mengetahui dan menjelaskan perilaku konsumtif yang terdapat pada film Confessions of a Shopaholic , kita dapat menggunakan teori hermeneutika. Teori hermenutika adalah teori yang menafsirkan makna melalui teks, sehingga dengan menggunakan teori ini kita dapat menafsirkan teks melalui lingkaran hermeneutika yang mana untuk memahami makna teks melalui pemahaman keseluruhan dan pemahaman bagian. Pemahaman keseluruhan dan pemahaman bagian ini akan membedah dari adegan dan dialog yang menampilkan perilaku konsumtif sehingga dengan demikian akan tercipta pemahaman yang optimal yang menjadi kesimpulan dari perilaku konsumtif pada film Confessions of a Shopaholic . Kerangka pemikiran dari skripsi ini secara garis besar digambarkan melalui skema berikut: Bagan 1. Kerangka Pikir Penelitian Perilaku konsumtif Confessions of a Shopaholic Dialog yang mengandung unsur perilaku konsumtif Adegan film yang mengandung unsur perilaku konsumtif Hermeneutika Kesimpulan

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Menurut Kriyantono 2012 : 69, jenis penelitian ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Penelitian ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel. Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang Rakhmat, 2009 : 25. Alasan peneliti menggunakan tipe penelitian ini karena tipe penelitian ini yang merupakan tipe yang paling tepat untuk mendapatkan makna yang tergambar dari perilaku konsumtif yang terdapat pada film Confessions of a Shopaholic.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian hermeneutika. Hermeneutika adalah metode yang digunakan untuk menafsirkan makna dari suatu teks. Untuk dapat memahami makna teks, penulis mencoba menetapkan cara kerja lingkaran hermeneutika untuk mendapatkan makna yang optimal. Lingkaran hermeneutika ini bekerja dengan menggunakan pemahaman keseluruhan dan pemahaman bagian, yang mana pemahaman keseluruhan ini menentukan arti masing-masing bagian dan bagian-bagian tersebut secara bersama membentuk lingkaran. Suatu kata ditentukan artinya lewat arti fungsionalnya dalam kalimat keseluruhan, dan kalimat ditentukan maknanya lewat arti satu per satu kata yang membentuknya Retnowati, 2013 : 30. Pada penelitian ini teks yang dimaksudkan adalah adegan dan dialog yang terdapat pada film Confessions of a shopaholic. Adegan yang terdapat pada film akan dibentuk menjadi sebuah deskripsi adegan. Deskripsi adegan tidak hanya menjelaskan tentang adegan yang terjadi tetapi juga menerangkan dialog atau narasi yang terdapat pada suatu adegan. Deskripsi adegan ini yang kemudian menjadi teks yang dapat dianalisis oleh peneliti. Interpretasi pesan dengan menggunakan lingkaran hermeneutik dipecahkan secara dialektis, bertetangga dan bersifat spiral. Di mulai dari interpretasi menyeluruh yang bersifat sementara dan kemudian dilanjutkan dengan menafsirkan bagian- bagiannya, begitu juga sebaliknya. Apabila pemahaman bagian tidak cocok dengan pemahaman keseluruhan dapat diatasi dengan menuju kembali salah satu diantaranya atau kedua-duanya, sehingga kita mencapai integrasi makna total dan makna bagian yang optimal Retnowati, 2013 : 30-31.

Dokumen yang terkait

An Analysis Of Main Character In Confessions Of A Shopaholic Novel By Sophie Kinsella

15 136 31

Shoping behavior as the reflection of the hierarchy of human needs on the main character in the film confessions of a shopaholic

2 7 91

Representasi Hedonisme Dalam Film Confessions Of A Shopaholic (Analisis Semiotika Roland Mengenai representasi Hedonisme Dalam Film Confenssions Of A Shopaholic Karya P.J Hogan)

10 75 96

Representasi Hedonisme Dalam Film Confessions Of A Shopaholic (Analisis Semiotika Roland Mengenai representasi Hedonisme Dalam Film Confenssions Of A Shopaholic Karya P.J Hogan)

0 16 96

PENDAHULUAN Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film The Devil Wears Prada Dan Confessions Of A Shopaholic).

1 5 46

REPRESENTASI FASHION SEBAGAI KELAS SOSIAL DALAM FILM Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film (Studi Semiologi Representasi Fashion Sebagai Kelas Sosial Dalam Film The Devil Wears Prada Dan Confessions Of A Shopaholic).

0 2 16

An analysis of tag questions and rising intonation on declaratives in confessions of a shopaholic movie.

0 1 40

An analysis of tag questions and rising intonation on declaratives in confessions of a shopaholic movie

0 0 38

Shopaholic as the Impact of Modernization in a Metropolitan City as Revealed in Confessions of a Shopaholic Film.

0 0 1

Gaya Hidup Shopaholic sebagai Bentuk perilaku Konsumtif pada Kalangan Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.

12 37 161