Hal ini dapat dijelaskan bahwa kontrol diri dan mengacu pada perilaku konsumen terhadap proses pembelanjaannya, yang dimana konsumen memiliki
banyak factor yang mendorongnya untuk berbelanja, dan selama kontol diri dapat menahan keinginan konsumen dan berbelanja sesuai kebutuhan. Menurut kartajaya
dkk 2003 dalam Fika 2008 : 53, konsumen pun akan menyerah karena di dalam dirinya telah terjadi emotional connection dan emotional attachment dengan produk
tersebut. Dari sinilah kontrol diri diperlukan untuk melawan kuatnya stimulus eksternal yang melingkari konsumen.
b. Korelasi Secara Parsial Antara Diskon Dengan Pembelian Impulsif
Untuk menghitung korelasi secara parsial antara Diskon dengan Pembelian impulsif, apabila Kontrol diri dianggap konstan, digunakan perhitungan
menggunakan SPSS 21 for windows yaitu sebagai berikut: Tabel 4.27
Koefisien Korelasi Diskon dengan Pembelian Impulsif
Correlations
X2 Y
X2 Pearson Correlation
1 .792
Sig. 2-tailed .000
N 97
97 Pearson Correlation
.792 1
Sig. 2-tailed .000
N 97
97 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Berdasarkan hasil output dari pengolahan data menggunakan program SPSS 21for windows tersebut maka didapat nilai korelasi untuk Diskon dengan Pembelian
Impulsif adalah 0,792, artinya hubungan variabel Diskon dengan Pembelian impulsifadalah cukup tinggi Berdasarkan tabel tingkat keeratan korelasi dapat dilihat
pada tabel 3.8. Korelasi antara Diskon dan Pembelian impulsif bersifat positif, maksudnya
jika semakin tinggi Diskon maka Pembelian impulsif di prediksi akan meningkat pula. Nilai signifikansi sebesar 0.002 0.05 tingkat ketelitian menunjukan bahwa
hubungan Diskon dan Pembelian impulsif signifikan, artinya, nilai korelasi ini dapat dijadikan acuan atau bahan patokan dalam perilaku konsumen untuk peningkatan
pembelian impulsif. Hal ini dijelaskan bahwa diskon dapat mempengaruhi sejauh mana konsumen
melakukan pembelian secara impulsif di Neps Clothing Bandung. Dikarenakan Neps Clothing dapat memanfaatkan factor diskon untuk menarik konsumen berbelanja.
Seperti memaksimalkan program diskon dengan jangka panjang yang bisa mendorong konsumen untuk melakukan pembelian secara impulsif. Fandy Tjiptono
2008:229 Tujuan dari promosi penjualan sangat beragam. Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya
untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak,
menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying pembelian tanpa rencana sebelumnya,
4.4.4 Analisis Koefisien Determinasi
Koefsien pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien ini digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh variabel Kontrol diri X1 dan Diskon X2 terhadap Pembelian impulsif Y. Berikut adalah nilai dari koefisien determinasi hasil dari penghitungan
dengan SPSS 21for windows:
Tabel 4.28 Koefisien Determinasi Kontrol diri Dan Diskon Terhadap Pembelian impulsif
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.801
a
.641 .634
1.23537 a. Predictors: Constant, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Hasil koefisien determinasi sebesar 0,641 atau 64,1 ini menyatakan bahwa variabel Pembelian impulsif dipengaruhi oleh Kontrol diri dan Diskon sedangkan
35,9 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian seperti hadiah, display, kualitas produk, dan lain-lain.