Tabel 4.24 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF
1 Const
ant 12.071
1.779 6.785
.000 X1
-.072 .037
-.124 -1.947
.054 .946
1.057 X2
.425 .035
.763 12.011
.000 .946
1.057 a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel 4.25, dapat dilihat bahwa Kontrol diri dan Diskon menunjukan nilai tolerance 0,10 dan nilai VIF 10, Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model regresi penelitian ini adalah terbebas dari multikolineritas atau dapat dipercaya dan obyektif.
c. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik heteroskedastisitas antara nilai prediksi variabel
dependen dengan variabel indepeden. Dari Gambar Scatterplots dibawah ini terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0
dan sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk digunakan dalammelakukan
pengujian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gamabar 4.6 Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastitas
d. Uji Autokorelasi
Tabel 4.25 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Mode l
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics Durbin-
Watson R Square Change
F Change df1
df2 Sig. F Change
1 .801
a
.641 .634
1.23537 .641
84.044 2
94 .000
1.758 a. Predictors: Constant, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Dari hasil olahan data SPSS dapat dilihat bahwa hasil uji Durbin Watson sebesar 1,758. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel, dengan menggunakan
nilai signifikan 5 persen 0,05. Jumlah data n = 97 dan jumlah variabel bebas k = 2, maka dl = 1,623 du = 1,709. Jadi 4-du = 4-1,709 = 2,291. Karena nilai DW
sebesar 1,758 lebih besar dari batas du sebesar 1,709 dan kurang dari 4-du yaitu 2,291 hal ini berarti tidak ada autokolerasi negatif atau dapat disimpulkan model
regresi ini masih dapat dipergunakan untuk melakukan pengujian.
4.4.3 Analisis Korelasi
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara Kontrol diri, Diskon dengan Pembelian impulsif maka dapat dicari dengan menggunakan pendekatan analisis
korelasi Pearson pearson product moment correlation. Korelasi ini digunakan karena teknik statistik ini paling sesuai dengan jenis skala penelitian yang digunakan
yaitu rasio. Dengan menggunakan software SPSS 21, diperoleh hasil analisis korelasi Pearson sebagai berikut:
a. Korelasi Secara Parsial antara Kontrol diri dengan Pembelian impulsif
Untuk menghitung korelasi secara parsial antara Kontrol diri dengan Pembelian impulsif, apabila Diskon dianggap konstan, digunakan perhitungan menggunakan
SPSS 21 for windows yaitu sebagai berikut: