Judul Skripsi : PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP
GAYA HIDUP HEDONISME PADA PROSES PEMBELAJARAN PKn DI KELAS XI
SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR
Nama Mahasiswa : Gita Faolina S.
No. Pokok Mahasiswa : 0913032043
Jurusan : Pendidikan IPS
Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1.
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Berchah Pitoewas, M.H. Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd.
NIP 19611214 199303 1 001 NIP 19820727 200604 1 002
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Ketua Program Studi PPKn
Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Holilulloh, M.Si
NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19610711 198703 1 003
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Berchah Pitoewas, M.H.
………………….
Sekretaris : Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd.
…………………..
Penguji Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh, M.Si.
…………………..
2.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 7 Mei 2013
Motto
PERSEMBAHAN
Dengan berlandaskan haturan syukur kepada ALLAH SWT, kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda bukti dan cinta kasih kepada:
“Kedua orang tuaku, mama dan papa tercinta yang selalu menjadi penyemangat dalam
hidupku, kesabaran dan doa dalam setiap sujudmu untuk menanti keberhasilanku serta harapan disetiap tetesan
k eringatmu demi keberhasilanku”
“Adik-adikku serta saudara-saudaraku tersayang, yang dengan kasihnya selalu mendukung dan mendo
akanku” “Teman-teman PPKN 2009 yang selalu memberikan semangat dan mendoakan
keberhasilanku”
Serta Almamaterku tercinta Universitas Lampung
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Gita Faolina Setiawati, dilahirkan di Bandarjaya Kecamatan Terbanggi Besar, pada 31 Mei 1991 yang merupakan putri pertama dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Sumarno dan Ibu Siti Hotijah. Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis antara lain:
1. Taman Kanak-Kanak Swasembada diselesaikan pada tahun 1997.
2. Sekolah Dasar Negeri 5 Bandarjaya yang diselesaikan pada tahun 2003.
3. SMP Negeri 3 Terbanggi Besar yang diselesaikan pada tahun 2006.
4. SMA Negeri 1 Seputih Agung yang diselesaikan pada tahun 2009.
Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.
SANWACANA
Bismillaahirrahmaanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Persepsi Peserta Didik terhadap Gaya Hidup Hedonisme pada Proses Pembelajaran PKn di Kelas XI SMA Negeri 1 Terbanggi Besar
”. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang
baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari Bapak Drs. Berchah Pitoewas,
M.H. selaku pembimbing akademik PA dan sebagai pembimbing I, yang telah memberikan motivasi dan bimbingannya dalam membantu penyusunan skripsi.
Dan juga Bapak Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd. selaku pembimbing II, terimakasih atas kesediaannya dalam membimbing dan memberikan motivasi dalam
bimbingannya. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2.
Bapak Dr. Thoha B.S Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 4.
Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 6.
Bapak Drs. Holilulloh, M.Si. selaku Ketua Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung serta selaku Pembahas
I, terimakasih atas masukan, saran, dan kritikannya pada penulis. 7.
Bapak M. Mona Adha, S.Pd, M.Pd. selaku Pembahas II, terimakasih atas masukan, saran, dan kritikannya pada penulis.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
9. Bapak dan Ibu staf tata usaha dan karyawan Universitas Lampung.
10. Ibu Dra. EB. Ambarwati, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Terbanggi
Besar yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.
11. Bapak dan Ibu guru serta staf tata usaha SMA Negeri 1 Terbanggi Besar
Kabupaten Lampung Tengah yang telah membantu dalam penelitian kepada penulis.
12. Siswa SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yang telah membantu penulis dalam
mengadakan penelitian. 13.
Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta Bapak Sumarno dan Ibu Siti Hotijah, Destika Maulidiawati, Aditya Agung Saputra, G.A. Oka Dwipayana,
serta keluarga besarku atas semua kasih sayang, cinta, nasehat, dukungan dan doa tulus yang selalu tercurah tiada henti bagi penulis.
14. Sahabatku dalam suka dan duka Eta, Emul, Nisa, dan Vera yang selalu
memberikan motivasi, suntikan semangat, penghibur dikala sedih dan gundah, terimakasih untuk semuanya semoga kelak cita-cita kita semua
tercapai. 15.
Sahabat-sahabat terbaikku di PPKn 2009 Vivi, Ayu, Lady, Vina, Ranti, Vika, Evi, Citra, Meirindi, Nyi Ayu, Heni Lestia, Yunia, Ajeng, Barla, Yuni, Resti,
Irene, Lida, Ketut, Roma, Adit, Tri, Mae, Novita, Umi, Rina, Menik dan semua teman-teman PPKn 2009 yang tidak bisa disebutkan satu persatu
semoga kebersamaan kita ini akan tetap selalu ada, walaupun kadang-kadang ada kesalahpahaman diantara kita namun kebersamaan dan kenangan tidak
akan terlupakan. 16.
Teman-teman seperjuangan KKN, PPL SMP N 2 Way Jepara Tahun 2012 Dea, Lailda, Dwi, Ceci, Widy, dan Christian terimakasih atas
kebersamaannya dalam perjuangan kita. Desa Sriwangi Kabupaten Lampung Timur, terimakasih atas tempat menimba ilmu kami.
17. Adik tingkat PPKn 2010 sampai 2012 terima kasih atas motivasi dan segala
bantuan serta canda tawanya. 18.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.
Semoga amal baik yang telah BapakIbuSaudarai serta teman-teman berikan akan selalu mendapatkan pahala dan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari penyampaian maupun kelengkapannya. Segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai tolak ukur penulis dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga karya sederhana ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis,
Gita Faolina S. NPM 0913032043
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah: Nama
: Gita Faolina S. NPM
: 0913032043 Prodi Jurusan
: PPKn Pendidikan IPS Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Mei 2013
Gita Faolina S. NPM. 0913032043
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi saat ini. Kemajuan teknologi komunikasi ditandai dengan semakin luasnya
jaringan televisi, internet, maupun radio serta diciptakannya alat komunikasi lain seperti telepon, handphone, dan smartphone. Diciptakannya berbagai macam alat-
alat komunikasi ini menyebabkan informasi dari berbagai daerah bahkan dari berbagai negara dengan nilai budaya yang berbeda-beda dapat diterima dengan
sangat mudah oleh masyarakat Indonesia. Tidak terkecuali para remaja, khususnya para pelajar yang masih duduk di bangku SMA.
Kemajuan teknologi komunikasi ini membawa dampak yang positif dalam kehidupan manusia, misalnya kita bisa menjadi lebih cepat mendapatkan
informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui berbagai media massa seperti televisi, radio, serta internet. Kita juga dapat
berkomunikasi dengan teman maupun keluarga yang jaraknya sangat jauh hanya dengan melalui telepon atau handphone serta melalui berbagai jejaring sosial
melalui jaringan internet seperti facebook, twitter, YM, skype, dan lain-lain. Selain itu juga dampak positif dari kemajuan teknologi komunikasi ini yaitu kita
dapat berbelanja secara online melalui internet sehingga masyarakat yang memiliki kesibukan yang cukup tinggi tetap dapat memenuhi kebutuhannya tanpa
harus berbelanja langsung ke pusat perbelanjaan ataupun pasar, dan kita juga bisa mendapatkan layanan perbankan dengan sangat mudah misalnya dengan melalui
SMS Banking. Selain membawa dampak yang positif, kemajuan teknologi komunikasi ini juga
membawa dampak yang negatif, misalnya yaitu munculnya oknum-oknum yang melakukan penipuan melalui media internet, telepon, maupun melalui sms.
Dampak negatif yang lain dari kemajuan teknologi komunikasi ini juga yaitu dengan semakin mudahnya berbelanja secara online melaui internet, maka dapat
meningkatkan perilaku konsumsi masyarakat yang menimbulkan sifat boros dan berkembangnya gaya hidup hedonisme, munculnya budaya plagiarisme dimana
dengan mudahnya informasi yang ada itu dicetak ulang tanpa izin dari penulisnya atau yang memberi informasi serta tanpa menuliskan sumbernya atau yang biasa
disebut dengan copy paste. Selain itu juga, adanya situs-situs pornografi atau konten-konten untuk usia dewasa. Hal ini memang tidak menjadi masalah apabila
dipandang dari segi usia dewasa. Namun yang menjadi sisi negatifnya yaitu situs pornografi atau konten dewasa ini dapat dengan mudahnya diakses juga oleh
anak-anak maupun remaja yang masih dibawah umur. Dengan kemajuan teknologi komunikasi seperti saat ini, para peserta didik juga dapat dengan sangat
mudah mengakses berbagai macam berita dan informasi terbaru dari berbagai belahan dunia kapanpun dan di manapun mereka berada dengan waktu yang
sangat singkat melalui handphone yang mereka miliki, di mana handphone tersebut terdapat aplikasi internetnya. Tidak terkecuali berita serta informasi yang
sifatnya tidak mendidik, sarat akan makna edukasi, dan tidak sesuai dengan nilai serta norma yang berlaku di Indonesia.
Media massa menyuguhkan beberapa macam informasi seperti berita tentang politik, sosial, ekonomi, budaya, gaya hidup, dan lain sebagainya melalui berbagai
sarana seperti televisi, radio, internet, majalah, ataupun koran. Selain itu juga penawaran iklan di berbagai media massa mengenai berbagai produk secara sadar
maupun tidak telah membius masyarakat termasuk para remaja yang masih duduk di bangku SMA. Kaum remaja yang masih diliputi jiwa yang labil menjadi
sasaran utama para produsen produk-produk terkenal seperti melalui berbagai macam iklan yang dikemas sedemikian mungkin agar dapat menarik konsumen
sebanyak-banyaknya. Tidak jarang juga iklan-iklan itu dibuat dengan tampilan yang berlebihan agar terkesan lebih menarik. Maka tidaklah mengherankan
apabila perilaku atau gaya hidup hedonisme dapat berkembang pesat di kalangan masyarakat Indonesia, bahkan pelajar yang masih duduk di bangku SMA
khususnya peserta didik di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Gaya hidup hedonisme merupakan suatu pola hidup yang aktivitasnya hanya
untuk mencari kesenangan dan kenikmatan materi. Bagi mereka yang menganut gaya hidup hedonisme ini, bersenang-senang dan hura-hura merupakan kegiatan
utama dalam hidup mereka. Gaya hidup hedonisme ini juga merupakan gaya hidup yang dicontoh oleh masyarakat termasuk pelajar melalui media massa baik
media cetak maupun elektronik yang menyuguhkan iklan-iklan seputar make up, parfum, aksesoris, sepatu, tas, dan pakaian. Tayangan-tayangan di televisi seperti
sinetron dan infotaiment juga mempengaruhi perkembangan gaya hidup hedonisme. Sebagai contoh, tayangan serial drama korea yang saat ini sangat
digandrungi oleh para remaja khususnya pelajar di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar, dimana tayangan tersebut mengusung tema-tema percintaan, glamor, dan
hura-hura. Maka tentu saja tidaklah mengherankan apabila hal ini menjadi faktor yang cukup berpengaruh dalam mendorong para peserta didik ini untuk ikut
bergaya hidup hedonisme. Mereka terinspirasi untuk meniru perilaku dan gaya hidup para artis atau model tersebut. Baik itu dari segi berpakaian, berdandan,
potongan rambut, bahkan cara berbicaranya. Perkembangan gaya hidup hedonisme ini menjadi sangat pesat di kalangan peserta didik juga dipengaruhi
dengan menjamurnya situs-situs belanja online dan juga adanya toko-toko online yang disuguhkan diberbagai jejaring sosial.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang penulis lalukan dengan beberapa
siswa kelas XI serta guru di sana, dapat diketahui bahwa gaya hidup hedonisme ini juga menyebabkan para peserta didik di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar ini
terkadang cenderung berperilaku menyimpang dari tata tertib sekolah. Misalnya saja berdasarkan keterangan dari seorang peserta didik yang bernama Siska
Amelia, ia mengakui bahwa ia pernah membolos sekolah hanya untuk menontot di bioskop yang ada di daerah Bandar Lampung. Selain itu, tidak jarang pula
ketika pulang sekolah ia beserta teman-temannya mampir terlebih dahulu ke pusat perbelanjaan untuk berbelanja dan berfoya-foya, atau hanya sekedar nongkrong di
cafe agar terkesan gaul. Hal ini juga dilakukan oleh beberapa peserta didik lainnya. Bahkan dalam bidang olahraga pun para peserta didik ini lebih memilih
jenis olahraga yang dianggap lebih modern seperti basket, bowling, futsall, tenis, renang, billyard, skateboard, dan aerobik.
Hedonisme di kalangan peserta didik semakin berkembang pesat dan sudah menjadi budaya diakibatkan dari semakin majunya perkembangan jaman. Baik itu
dari segi penampilan maupun dalam penggunaan alat komunikasi. Para peserta didik ini cenderung menggunakan alat komunikasi sesuai dengan model terbaru
seperti smartphone blackberry ataupun android. Dengan begitu mereka akan merasa percaya diri dan akan semakin disegani oleh teman-temannya. Tentu saja
hal ini dilakukan oleh semua kalangan, baik peserta didik yang berlatar belakang kalangan menengah ke atas, maupun kalangan menengah ke bawah. Para peserta
didik ini merasa tidak diakui dalam pergaulannya apabila penampilan dan alat komunikasi yang mereka gunakan tidak mengikuti model yang terbaru dan akan
terkesan ketinggalan jaman. Perilaku hedonisme yang semakin berkembang di kalangan peserta didik ini juga menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial antar
peserta didik dalam pergaulannya dan menyebabkan motivasi belajar yang lemah. Perkembangan gaya hidup hedonisme cenderung mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik khususnya pada mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar menjadi lemah. Motivasi belajar yang lemah ini pun mengakibatkan tujuan
pembelajaran tidak tercapai dan hasil belajar menjadi rendah. Hasil belajar peserta didik yang lemah ini tampak dari nilai-nilai yang mereka peroleh khususnya pada
mata pelajaran PKn yang cenderung kecil dan berada di bawah KKM yang telah ditentukan. Hal ini penulis ketahui dari daftar nilai peserta didik kelas XI yang
dimiliki oleh guru bidang studi PKn di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Karena pada kenyataannya, para peserta didik ini cenderung berperilaku yang tidak sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pelajar. Para peserta didik lebih tertarik untuk membicarakan topik seputar fashion dan gaya hidup dengan
kelompok sebayanya. Mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dalam hal berpenampilan. Para peserta didik lebih tertarik serta termotivasi untuk
membuktikan bahwa diri merekalah yang paling gaul dan modis. Sekolah yang seharusnya sebagai tempat untuk menuntut ilmu dan bersaing dalam hal prestasi
di bidang akademik, kini beralih fungsi menjadi tempat untuk bersaing dalam hal materi. Selain itu, para peserta didik ini juga menjadi malas belajar, mencontek
ketika diberi tugas oleh guru bahkan saat ulangan, ribut di dalam kelas, berperilaku dan bertutur kata tidak sopan, kurang menghormati guru, tidak
mentaati tata tertib sekolah, di kelas seperti sinetron, lebih gemar mendiskusikan topik-topik yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan materi pembelajaran,
bahkan mereka juga membentuk kelompok-kelompok atau genk. Tidak jarang hal ini mengakibatkan kesenjangan dalam pergaulan sosialnya.
Mengikuti perkembangan jaman bagi peserta didik memang merupakan hal yang
lumrah dan diperbolehkan selama itu tidaklah menyimpang dari aturan yang ada dan tidak bertentangan dalam nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila merupakan landasan dan ideologi bangsa Indonesia. Dalam bertindak, setiap warga negaranya harus mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila tersebut. Di sinilah nampak bahwa pentingnya setiap pelajar itu harus lebih mengenal bangsanya melalui mata pelajaran PKn, di mana melalui
pembelajaran PKn para peserta didik diajarkan untuk lebih mencintai bangsa Indonesia, bertindak sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, serta
menjadi warga negara yang baik dengan selalu berperilaku yang sesuai dengan aturan yang ada serta sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Mengikuti arus
perkembangan jaman memang tidak dilarang, akan tetapi bila hal itu berkembang
menjadi suatu keharusan yang dalam penerapannya tidak sesuai dan bertolak belakang dengan aturan atau nilai dan norma yang ada serta kewajiban peserta
didik sebagai pelajar, maka hal ini tentu saja tidak dapat dibiarkan. Karena belajar merupakan tugas utama seorang peserta didik dan setiap peserta didik harus
memiliki motivasi belajar yang kuat sehingga hasil belajarnya pun baik dan prestasi belajar dapat tercipta.
Motivasi belajar yang kuat dapat diperlihatkan dalam bentuk perilaku peserta
didik dalam belajar, ungkapan bahasanya, dan hasil dari proses belajar. Seharusnya, peserta didik lebih giat dan memiliki motivasi yang kuat dalam
belajar sehingga tercipta prestasi belajar yang baik dan memuaskan. Hasil belajar tidak saja berupa nilai, akan tetapi berupa keterampilan dan perubahan sikap ke
arah yang positif. Sekolah merupakan tempat untuk peserta didik menuntut ilmu yang nantinya dijadikan bekal untuknya dimasa depan. Seharusnya peserta didik
lebih menyadari statusnya sebagai pelajar dan dapat mejalankan tugas serta tanggungjawabnya sebagi peserta didik yaitu belajar dengan tekun karena belajar
merupakan tugas utamanya. Selain itu, seharusnya selama proses pembelajaran berlangsung peserta didik juga dapat lebih aktif sehingga interaksi dalam kegiatan
belajar mengajar dapat tercipta dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Motivasi belajar yang kuat juga diperlihatkan dengan peserta didiknya yang dapat belajar
mandiri dan kreatif. Dimana sumber belajar yang mereka dapatkan tidak hanya berasal dari guru dan buku pegangan yang mereka miliki saja, akan tetapi mereka
dapat mendapatkannya dari berbagai sumber seperti internet dan media cetak lainnya, bahkan teman sebaya mereka. Sekolah juga seharusnya dapat menjadi
tempat untuk para peserta didik saling bertukar informasi dan berdiskusi
mengenai pengetahuan yang dimiliki masing-masing peserta didik sehingga pengetahuan mereka dapat bertambah. Selain itu, perilaku peserta didik yang baik
dalam belajar juga akan tercermin dalam interaksi sosialnya serta dalam penggunaan bahasanya yang baik dan tidak urakan. Dengan motivasi belajar yang
kuat diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Para peserta didik juga diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan dan prestasi yang
baik dalam bidang akademik. Berdasarkan keterangan seorang guru bidang studi PKn di SMA Negeri 1
Terbanggi Besar, “bahwa memang banyak terdapat peserta didik yang melanggar tata tertib yang ada di sekolah. Sekolah sudah melarang para peserta didiknya
membawa handphone berkamera ke sekolah. Selain itu juga banyak terdapat peserta didik yang memakai aksesoris berlebihan di sekolah dan memakai
seragam yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Padahal sudah jelas ini dilarang oleh sekolah dan sudah ada peraturannya, tapi masih tetap saja banyak
peserta didik yang tidak mengindahkan peraturan tersebut. Sudah sering kali diadakan razia dan bagi peserta didik yang melanggar sudah diberikan sanksi.
Akan tetapi masih tetap banyak peserta didik yang membandel dan tidak jera. Suasana di dalam kelas juga kurang kondusif karena banyak didapati peserta didik
yang mengobrol dengan teman sebangkunya selama proses belajar mengajar berlangsung. Dimana topik yang dibicarakan mereka bukanlah mengenai materi
pelajaran. Prestasi belajar peserta didik pun menurun karena para peserta didik cenderung menomor duakan tugasnya sebagai pelajar.
” wawancara tanggal 14 Desember 2012.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat peserta didik yang cenderung memiliki motivasi belajar lemah, hasil belajar yang rendah, serta
peserta didik di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar ini cenderung melanggar tata tertib sekolah akibat dari perkembangan gaya hidup hedonisme. Oleh karena itu,
peneliti merasa perlu meneliti lebih lanjut bagaimanakah persepsi peserta didik terhadap gaya hidup hedonisme pada proses pembelajaran PKn di kelas XI SMA
Negeri 1 Terbanggi Besar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dan pengamatan yang peneliti lakukan, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1. Terdapat peserta didik yang berperilaku menyimpang dari tata tertib sekolah
sebagai akibat dari perkembangan gaya hidup hedonisme. 2.
Motivasi belajar peserta didik cenderung lemah. 3.
Kesadaran peserta didik akan tanggungjawabnya sebagai pelajar. 4.
Peserta didik lebih mementingkan penampilan dan gaya hidup daripada fokus untuk belajar.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas maka peneliti membatasi permasalah pada masalah
persepsi peserta didik terhadap gaya hidup hedonisme pada proses pembelajaran PKn di kelas XI SMA Negeri 1 Terbanggi Besar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah persepsi peserta didik terhadap gaya hidup hedonisme pada proses pembelajaran PKn di kelas XI SMA Negeri 1
Terbanggi Besar?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana persepsi peserta didik terhadap gaya hidup hedonisme pada proses pembelajaran
PKn di kelas XI SMA Negeri 1 Terbanggi Besar.
F. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini berguna secara teoritik mengembangkan atau menerapkan konsep-konsep ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan
sehingga dapat
mengembangkan konsep-konsep
Ilmu Pendidikan
Kewarganegaraan khusunya di bidang kajian Pendidikan Nilai Moral dan Pembinaan Generasi Muda, karena membahas tentang persepsi peserta didik
terhadap gaya hidup hedonisme yang saat ini sudah membudaya. b.
Kegunaan Praktis
1. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada guru dalam mengawasi perilaku peserta didik di sekolah agar para peserta didik
dapat lebih mentaati tata tertib sekolah sehingga perilaku menyimpang pada peserta didik dapat diatasi dan motivasi belajar peserta didik
meningkat.
2. Bagi Peserta Didik
Secara praktis, penelitian ini berguna untuk peserta didik agar lebih memahami dan menjalankan tanggungjawabnya sebagai pelajar dan
dapat mencapai prestasi belajar serta tidak terjerumus dalam arus gaya hidup hedonisme yang tidak sesuai dengan nilai dan kepribadian
bangsa Indonesia. 3.
Bagi Sekolah Dapat dijadikan masukan kepada sekolah, agar lebih cermat dalam
mengawasi para peserta didik dan lebih tegas dalam membuat sanksi pelanggaran tata tertib sekolah sehingga dapat tercipta suasana yang
kondusif sesuai dengan yang diharapkan serta tujuan pembelajaran dapat tercapai.
G. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Ilmu
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan karena membahas tentang persepsi peserta didik
terhadap gaya hidup hedonisme pada proses pembelajaranPKn di kelas XI SMA Negeri 1 Terbanggi Besar.
2. Ruang Lingkup Objek
Ruang lingkup objek penelitian ini adalah persepsi peserta didik terhadap gaya hidup hedonisme pada proses pembelajaran PKn di kelas XI SMA
Negeri 1 Terbanggi Besar.
3. Ruang Lingkup Subjek
Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Terbanggi Besar.
4. Ruang Lingkup Tempat
Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Terbanggi Besar, Desa Poncowati, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah.
5. Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan
Universitas Lampung pada tanggal 12 Desember 2012 sampai dengan selesainya penelitian ini pada tanggal 2 April 2013.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Tinjauan Mengenai Persepsi
Manusia sebagai mahluk sosial, selalu memerlukan serta melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam melakukan interaksi itu manusia sering
melakukan persepsi dalam lingkungan masyarakatnya. Secara umum kata persepsi diartikan sebagai pandangan atau tanggapan seseorang terhadap suatu objek.
Menurut Bimo Walgito 2010:99, “persepsi adalah suatu proses yang didahului
oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanaya stimulus oleh individu melalui alat indera atau proses sensoris”. Sedangkan menurut Kartini
dalam Leny Hastuti 2012:12, bahwa “persepsi adalah pandangan dan
interprestasi seseorang atau individu terhadap suatu kesan objek yang diinformasikan kepada dirinya dan lingkungan tempat ia berada sehingga dapat
menentukan tindakannya ”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sarlito Wirawan Sarwono 2009:86, “persepsi
adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya itu yang selanjutnya di interpretasi”. Selain itu, menurut Irwanto
dalam Leny Hastuti 2012:12 , persepsi adalah “proses diterimanya ransangan
objek, kualitas, hubungan antara gejala maupun pristiwa sampai disadari dan dimengerti
”.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses mendeteksi stimulus melalui alat indera untuk
membeda-bedakan, mengelompokkan pengalaman tentang objek tertentu kemudian disimpulkan untuk memperoleh informasi dan menafsirkan pesan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi setiap individu terhadap suatu objek dapat berubah-ubah dan berbeda pada masing-masing individu, tergantung pada
pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya.
Sarlito Wirawan Sarwono 2009:90, menyatakan bahwa seseorang individu bisa dikatakan mengadakan persepsi terhadap suatu objek apabila memenuhinya
beberapa syarat sebagai berikut:
1. Perhatian
Biasanya seseorang tidak akan menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitarnya sekaligus, tetapi akn memfokuskan perhatianya pada
suatu atau dua objek. Perbedaan fokus akan menyebabkan perbedaan persepsi
2. Set
Harapan seseorang akan rangsangan yang timbul, misalnya seseorang pelari akan melakukan start terhadap set akan terdenganr bunyi pistol,
dan disaat itu ia harus mulai berlari.
3. Kebutuhan
Kebutuhan sesaat maupun menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut.
4. Sistem Nilai
Sistem yang berlaku pada suatu masyarakat, juga berpengaruh pada persepsi.
5. Ciri Kepribaadian
Misalnya A dan B bekerja disebuah kantor, si A seorang yang penakut akan mempersepsikan atasanya sebagai tokoh yang menakutkan,
sedangkan si b yang penuh percaya diri menganggap atasanya sebagai orang yang bisa diajak bergaul seperti orang yang lain.
6. Ganguan kejiwaan
Hal ini akan menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut dengan halusinasi.
David Krech dan Richard. S dalam Djalaludin Rahmat 2009:59, menjelaskan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu sebagai berikut:
a. Faktor fungsional
Faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal lain yang termasuk dalam faktor personal yang menentukan persepsi
bukan jenis stimulan tapi karakteristik seseorang yang memberikan respon pada stimulan itu, faktor ini terdiri atas :
1.
Kebutuhan, kebutuhan sesaat dan kebutuhan menetap pada seseorang akan mempengaruhi atau menentukan persepsi
seseorang, dengan demikian perbedaan kebutuhan akan menimbulkan perbedaan persepsi
2. Kesiapan mental
3. Suasana emosi seperti pada saat senang, sedih, gelisah, marah akan
mempengaruhi persepsi 4.
Latar belakang budaya b.
Faktor Struktural Faktor ini berasal dari sifat stimulasi fisik dan sistem syaraf individu,
yang meliputi : 1.
Kemampuan berfikir 2.
Daya tangkap duniawi 3.
Saluran daya tangkap yang ada pada manusia
Berdasarkan faktor-faktor di atas maka pada umumnya persepsi seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu cara belajar, latar belakang budaya,
pendidikan, pengalaman masa lalu dan latar belakang dimana orang tersebut berada sehingga akan menghasilkan persepsi yang bermacam-macam seperti
setuju, netral, dan tidak setuju terhadap suatu objek tertentu yang diteliti. Terbentuknya persepsi seseorang terhadap sesuatu objek pada lingkungannya
didasarkan pada stimulus atau situasi yang sedang dihadapinya. Berkenaan dengan itu Syaiful Bahri Djamarah 2008:126, menyatakan:
“Persepsi dapat terdiri dari suatu situasi yang hadir pada seseorang, disini seseorang menghadapi kenyataan yang harus dilihat dan diartikan
Dengan demikian setelah seseorang mengetahui keadaan lingkungannya, semua itu diartikannya pada ingatan dan pikirannya. Pada gilirannya
nanti orang tersebut kemudian mengartikan atau menginterprestasikan tentang lingkungan yang dihadapinya dan terakhir orang-orang tersebut
akan memberikan umpan balik
”.
Berdasarkan definisi di atas, persepsi merupakan proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, memahami, mengorganisir, menafsirkan
yang memungkinkan situasi, pristiwa yang dapat memberikan kesan prilaku yang positif atau negatif. Persepsi berada pada pikiran dan perasaan manusia secara
individu sehingga memungkinkan orang satu dengan yang lainnya memiliki persepsi yang berbeda walaupun objek yang dikaji sama.
2. Tinjauan Mengenai Gaya Hidup Hedonisme