PENGARUH PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP GAYA HIDUP PESERTA DIDIK SMA NEGERI DI KOTA BOGOR.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Prodi Pendidikan Sosiologi

Oleh

GINA MARSIANE GEOVANI KASAH 1000318

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Oleh

GINA MARSIANE GEOVANI KASAH

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial

© Gina Marsiane Geovani Kasah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

Gina Marsiane Geovani Kasah, 2014

ABSTRACT

Gina Marsiane Geovani Kasah. (2014). The Impact of The Use of

Handphone towards Students' Lifestyle at Sekolah Menengah Atas Negeri Bogor (Descriptive Study towards Students at SMA Kota Bogor)

The Impact of The use of Handphone in highschool students' in Bogor influences their lifstyle significantly. The percentage is 45% while another 55% is because another effect which is not examined. This research uses descriptive method which is designed to get the description and to find the fundamental answer of the problem. Highschool students as the users of this sophisticated technology are the example of ad victim and the effect of their environments which insist them to use handphone so they can be considered as new-fashion people. The emergence of handphone in Indonesia brings out the behavior and affects the teenagers' lifestyle especially in Sekolah Menengah Atas Bogor which is the object of this research. The students' habits in using handphone's features really waste time and money. Students' lifestyle in Sekolah Menengah Atas Bogor which is related to the use of handphone leads into consumptive behavior with indication they tend to have more wastefull attitude and always want to have the newest trendy things. This lifestyle also impacts Sociology subject in Globalization and Modenization materials. The appearance of handphone is one of mass and popular culture as the impact ofof the globalization and modernization products.

Keywords: The use of handphone, Highschool Students, Lifestyle, Consumptive Behavior.


(6)

Gina Marsiane Geovani Kasah, 2014

ABSTRAK

Gina Marsiane Geovani Kasah. (2014). Pengaruh Penggunaan Handphone

Terhadap Gaya Hidup Peserta didik Sekolah Menengah Atas Negeri Di Kota Bogor (Studi Deskriptif Pada Peserta didik SMA Negeri Di Kota Bogor)

Penggunaanhandphonepada peserta didik SMA Negeri di Kota Bogor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gayahidup dengan besarnya pengaruh sebesar 45%, sedangkan sisanya 55% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan mencari jawaban secara mendasar tentang masalah. Peserta didik yang menggunakan handphonedengan berbagai kecanggihannya saat inimerupakan salah satu contoh yang diperoleh dari adanya iklan dan pengaruh lingkungan pergaulan yang memaksa mereka harus menggunakan barang tersebut agar bisa dianggap modern. Munculnya

Handphonedi Indonesia memunculkan pola perilaku dan menimbulkan gaya hidup dikalangan peserta didik kuhusnya di Sekolah Menengah Atas di kota Bogor yang merupakan objek dari penelitian ini. Kebiasaan peserta didik dalam menggunakan fitur-fitur handphoneyang menghabiskan banyak waktu dan uang menjadi suatu gaya hidup tersendiri bagi peserta didik pengguna handphone. Gaya hidup peserta didik di Sekolah Menengah Atas di kota Bogor yang kaitanya dengan penggunaan handphone pada kenyataanya dilapangan mengarah pada perilaku konsumtif dengan indikasi munculnya sikap lebih boros, selalu ingin memiliki barang yang sedang trend dikalangan nya. Gaya hidup pada penelitian ini juga berimplikasi pada mata pelajaran sosiologi pada materi globalisasi dan modernisasi. Masuknya teknologi handphonemerupakan salah satu produk dari budaya massa dan budaya popular yang ada sebagai dampak modernisasi dan globalisasi.

Kata Kunci: Penggunaan Handphone, Peserta didik Sekolah Menengah Atas,Gaya Hidup,Perilaku Konsumtif.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Manfaat / Signifikasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Handphone ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Budaya Massa dan Budaya Populer ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Remaja ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Perubahan Sosial ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Penelitian Terdahulu... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Kerangka Konsep ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.1.1 Lokasi ... Error! Bookmark not defined. 3.1.2 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.1.3 Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Definisi Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Instrumen Peneltian ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(8)

3.6.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Uji Reliabitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik pengumpulan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.3 Regresi Linier Sederhana ... Error! Bookmark not defined. 3.8 UjiHipotesis ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Uji Hipotesis Asosiatif (hubungan) ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Pemaparan Data ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Analisis Regresi ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Analisis Korelasi Pearson ... Error! Bookmark not defined. 4.1.5 Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Gaya Hidup ... Error! Bookmark not defined.

4.1.6 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan Data ... Error! Bookmark not defined. BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRANSURAT PERIZINAN ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRANINSTRUMEN ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRANOLAH DATA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRANBIMBINGAN PENULISAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi dan komunikasi yang terjadi pada masa ini sangatlah cepat dan serba canggih. Dalam penelitian ini teknologi yang yang akan dibahas adalah mengenai handphone.Bungin (2009, hlm.57) mengatakan bahwa

Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan seseorang (I) terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang (II) lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku dan perasaan-perasaan, (I) membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, skiap, dan perilaku tersebut beradasarkan pada pengalaman yang pernah dia (I) alami. Fenomena komunikasi dipengaruhi pula oleh media yang digunakan.

Fenomena mengenai penggunaan handphone khususnya dikalanga peserta didik Sekolah Menengah Atas ini sangat menarik dijadikan sebagai bahan penelitian. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada peserta didik di SMA N 1, SMA N 9, dan SMA N 7 di kota bogor yang akan menjadi tempat penelitian terlihat gambaran mengenai penggunaan handphoneyang berdampak pada gaya hidup mereka. Hal tersebut terlihat pada peserta didik kelas X yang berada pada masa peralihan dari jenjang sebelumnya yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mereka memiliki handphone dengan merk tertentu dengan harga yang tidak murah, hal tersebut dirasa hal yang cukup penting dalam eksistensi di lingkungan pergaulan mereka. Dan tanpa disadari pula perilaku mereka terhadap penggunaan

handphonemengarah pada gaya hidup konsumtif, dimana mereka pada dasarnya mereka mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan.

Berdasarkan studi pendahuluan peneliti sebelumnya juga di sekolah-sekolah yang akan diajadikan tempat peneltian, para peserta didik yang


(10)

menggunakan handphone smartphone dikarenakan anggapan bahwa memakai

smartphone ini mereka akan terlihat lebih mengikuti perekmbangan zaman teknologi. Orang akan dikatakan punya gengsi tinggi bila memakai handphone

canggih jenis tertentu yang sedang menjadi tren. Budaya populer salah satu unsurnya adalah banyak disukai orang dan menjadi tren dikalangan masyarakat.Masyarakat banyak melihat tayangan-tayangan sinetron di televisi dimana aktor/aktris memakaismartphone.

Data terbaru dari Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) menunjukkan bahwa jumlah pelanggan seluler di Indonesia per tahun 2011 telah mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu, naik 60 juta pelanggan dibanding tahun 2010. Angka ini mendekati jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 258 juta penduduk pada Desember 2010.Perkembangan jumlah pelanggan seluler di Indonesiabisa dikatakan cukup fantastis.

ATSI juga mengatakan dari 240 juta pelanggan seluler yang ada, pelanggan prabayar mempunyai porsi paling besar yaitu sekitar 95%, ini tidak berbeda dengan pada tahun 2010. Jumlah SMS yang terkirim pada tahun 2011 juga mencapai 260 miliar SMS dan jumlah transaksi data mencapai 27 ribu

terrabyte. Pelanggan broadband pun berkembang dengan pesat mecancapai 70 juta pelanggan pada tahun 2011 dengan pertumbuhan lebih dari 100% dibanding tahun 2010.

Kumpulan penelitian Badwilan (2004) yang menunjukkan dampak negatif dari penggunaan handphone lainnya yaitu menonjol pada aspek psikologis dan sosial.Banyaknya peredaran gambar-gambar maupun video-video porno sekarang ini sudah dianggap hal biasa dalam lalu lintas data komunikasi melalui

handphone.Selain itu adanya pesan SMS yang memberikan kesan rasisme dan unsur-unsur SARA didalamnya dapat mengancam serta merusak kehidupan interaksi masyarakat atau kelompok tertentu.

Pattiradjawane (2005) pernah melakukan penelitian terhadap pemakaian dan penggunaan handphone di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa persentase terbesar pengguna handphone berdasarkan usia yaitu usia 15-24 tahun


(11)

(31%), berdasarkan kota-desa yaitu kota (71%), dan berdasarkan kota-desa pada lima pulau (Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Bali) yaitu kota (>55% dari masing pulau). Sedangkan untuk perbandingan berdasarkan masing-masing pulau tersebut persentase terbesar adalah pulau Jawa (71%).Hal ini menunjukkan pengguna handphone terbesar merupakan kelompok remaja perkotaan terutama pada pulauJawa.

Penelitian Ina (2006, hlmn.23) mengatakan bahwa “Karakteristik internal yang mempengaruhi penggunaan handphone adalah status ekonomi keluarga dan tujuan penggunaan handphone.Karakteristik eksternal yang mempengaruhi penggunaan handphone remaja adalah keberadaan teman dekat.”

Dari data diatas dapat kita lihat bahwa betapa kemajuan teknologi komunikasi handphone berkembang sangatlah pesat. Hal tersebut baik disadari maupun tidak berpengaruh juga terhadap gaya hidup dan pola pikir peserta didik. Mereka banyak berinteraksi dengan teknologi seperti televisi, handphone, ataupun internet.Pada hakikatnya, kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang tak dapat kita hindari.

Hadirnya arus globalisasi yang saat ini terjadi ditengah-tengah masyarakat kita telah membawa dampak besar terhadap keberadaan kebudayaan setempat.Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya, disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang katanya lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian masyarakat.

Dari kasus penggunaan handphone dikalangan peserta didik Sekolah Menengah Atas ini bila ditnjau dari prespektif sosiologi komunikasi, ini adalah contoh budaya populer yang semakin menggeliat di indonesia. Masyarakat rela antri hingga ricuh hanya untuk membeli smarthphone.Para pengguna handphone

tidak semuanya mengerti fitur-fitur yang dimilikinya.

Sujarwa(2011 , hlm.308)berpendapat mengenai kemajuan teknologi bahwa :

Kemajuan teknologi saat ini akan berpengaruh negatif pada aspek perilaku sosial budaya yaitu “Perialku konsumtif masyarakat yang semakin


(12)

menjadi sebagai akibat isu budaya global telah melahirkan generasi baru yang secara moral bersifat konsumtif, boros, hedonis dan pragmatisme.

Penggunaan handphone terhadap gaya hidup peserta didik saat ini juga mengarah kepada perilaku konsumtif. Lina dan Rosyid (1997:6), “perilaku membeli yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional disebut perilaku konsumtif.Konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal.”Adapun fakta di lapangan mengenai perilaku konsumtif ini terlihat ketika peneliti menanyakan kepada beberapa peserta didik mengenai hal tersebut dan diperoleh jawaban yang isinya merujuk kepada perilaku konsumtif.

Menurut Fuziah, (2010, hlm.2)mengatakan bahwa

Untuk mendapatkan dukungan sosial, remaja berupaya memperoleh dengan cara berpenampilan menarik, yaitu dengan menggunakan berbagai barang yang dianggap trend dan modern dengan harapan mereka mendapatkan penghargaan dari kelompoknya. Seperti yang dituturkan oleh remaja dalam sebuah artikel, remaja berpendapat bahwa untuk mengakat harga diri dan dapat eksis dan dapat eksis sebagai remaja perlu menyesuaikan diri tehadap perkembangan food, fashion, dan fun.Pada akhirnya remaja berlomba-lomba menggapai harga diri berperilaku konsumtif.”

Akan menjadi suatu masalah ketika kecenderungan yang sebenarnya wajar terjadi pada remaja ini dilakukan secara berlebihan.Pepatah “lebih besar pasak daripada tiang” berlaku pada kasus ini. Seringkali yang dituntut oleh peserta didik di luar kemampuan orang tuanya sebagai sumber dana. Hal ini menyebabkan banyak orang tua yang mengeluh saat anaknya mulai memasuki dunia remaja apalagi ketika memasuki jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).Dalam hal ini, perilaku tadi telah menimbulkan masalah ekonomi pada keluarganya.

Perilaku konsumtif ini dapat terus mengakar di dalam gaya hidup sekelompok peserta didik SMA. Dalam perkembangannya, mereka akan menjadi orang-orang dewasa dengan gaya hidup konsumtif. Karena pada dasarnya gaya hidup konsumtif ini tidak mengenal batasan umur, jenis kelamin ataupun status


(13)

seseorang.

Fenomena ini seringkali terjadi di kota-kota besar di Indonesia, seperti halnya kota Bogor yang letaknya cukup dekat dari Ibu Kota Republik Indonesia. Letak kota yang cukup strategis dan mudah untuk mengakses segala kecanggihan teknologi termasuk dalam hal penggunaan handphone. Dari segi penggunaan teknologi handphone khususnya para peserta didik Sekolah Menengah atas di kota Bogor terlihat berkembang sangat pesat dengan dimilikinyahandphone dengan merk-merk tertentu yang canggih dan dengan harga yang cukup mahal dan tak jarang merekeka bahkan memiliki lebih dari satu handphone. Memiliki

handphonedengan merk tertentu tersebut dirasa hal yang cukup penting dalam eksistensi di lingkungan pergaulan mereka.Mereka merasa bahwa memiliki

handphone dengan berbagai fitur dan fasilitas canggih merupakan suatu keharusan, apalagi mereka dengan status ekonomi menengah keatas.Tanpa disadari pula perilaku mereka terhadap penggunaan handphone mengarah pada gaya hidup konsumtif, dimana mereka pada dasarnya mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan pada saat itu, mereka justru malah mengkonsumsi hal tersebut secara berlebihan.

Berdasarkan realita di atas makan penulis tertarik untuk menentukan judul “PENGARUH PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP GAYA HIDUP

PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI KOTA BOGOR

(Studi Deskriptif Pada Peserta didik SMA Negeri Di Kota Bogor)”

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan bahwa masalah yang utama muncul dalam penelitian ini adalah terkait penggunaan handphone

terhadap gaya hidup pada peserta didik SMA Negeri di kota Bogor yang mengarah pada perilaku konsumtif.

Untuk memperjelas ruang lingkup yang akan dibahas dan agar penelitian dapat dilaksanakan secara fokus pada akar masalahnya, maka permasalahan dalam


(14)

penelitian ini dibatasi pada Tingkat penggunaan handphone pada remaja dapat dilihat melalui empat hal, yaitu frekuensi penggunaan, pemanfaatan fasilitas, tingkat biaya pengeluaran, dan pihak yang diajak berkomunikasi. Selanjutnya tingkat penggunaan teknologi komunikasi handphone tersebut sebagai pengaruh dari luar masyarakat diduga dapat mempengaruhi gaya hidup dari peserta didik Sekolah Menegah Atas tersebut.Adapun gaya hidup yang dimaksud disini yaitu

handphone sebagai suatu hal yang menjadi budaya massa dan budaya populer dikalangan peserta didik Sekolah Menengah Atas serta gaya hidup konsumtif yang pada akhirnya dilakukan oleh peserta didik tersebut.

Perilaku konsumtif pada reamaja dapat dilihat melalu empat hal yaitu Membeli produk hanya karena memenuhi keinginan , Membeli produk dengan harga yang di luar batas kemampuan, Membeli produk tanpa mempedulikan kebutuhan serta manfaat, Membeli produk karena menjaga penampilan, mengikuti perkembangan jaman dan gaya hidup (trend), membeli produk karena harga diri .

1.3Rumusan Masalah Penelitian

Peserta didik SMA atau sederajatnya termasuk dalam kategori remaja. Peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan masa remaja yang berada pada rentang usia antara 16-19 tahun. Menurut Yusuf (2009, hlm.9) Masa remaja “merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan peserta didik dan merupakan masa transisi ke masa dewasa yang diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat”

Penggunaan handphone terhadap gaya hidup peserta didik saat ini mengarah kepada perilaku konsumtif. Menurut Lina dan Rosyid, (1997, hlm.6) mengatakan bahwa

Perilaku membeli yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional disebut perilaku konsumtif. Konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal.


(15)

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh penggunaan handphone terhadap gaya hidup pada peserta didik Sekolah Menengah Atas di Kota Bogor?

2. Adakah pengaruh penggunaan handphoneterhadap perilaku konsumtif pada peserta didik Sekolah Menengah Atas di kota Bogor?

3. Sampai sejauh manakah implementasi konten“gaya hidup” sebagai bagian dari materi pembelajaran sosiologi di Sekolah Menengah Atas di kota Bogor?

1.4 Tujuan Penelitian

Secara umum dari penelitian ini adalah untuk menegetahui gambaran tentang penggunaan handphone terhadap gaya hidup peserta didik Sekolah Menengah Atas di kota Bogor. Sedangkan secara khusus penelitian ini meliputi sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui adakah pengaruh dari penggunaan handphone terhadap gaya hidup pada peserta didik Sekolah Menengah Atas di kota Bogor

2) Untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan handphoneterhadap perilaku konsumtif pada peserta didik Sekolah Menengah Atas di kota Bogor

3) Untuk mengetahui sampai sejauh manakah implementasi konten “gaya hidup” sebagai bagian dari materi pembelajaran sosiologi di Sekolah Menengah Atas di kota Bogor

1.5 Manfaat / Signifikasi Penelitian

Adapun manfaat penelitian sebagai berikut : 1) Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan dan kemajuan ilmu pengetahuan khususnya bagi


(16)

perkembagan ilmu Sosiologi, khususnya dalam mengidentifikasi gaya hidup terkait dengan penggunaan handphone pada peserta didik Sekolah Menengah Atas di kota Bogor.

2) Manfaat Praktis a) Pendidik

Pendidik dapat lebih memotivasi peserta didik dan juga menjadi role model untuk menghindari perilaku konsumtif.

b) Peserta didik

Peserta didik mampu menghindari perilaku konsumtif dan dapat bersikap hemat.

c) Orangtua

Orangtua dapat mengantisipasi perilaku konsumtif serta memberikan pengawasan kepada anak akibat dari penggunaan handphone.

d) Sekolah

Sekolah dapat meminimalisir dan memberikan antisipasi pada peserta didik terkait perilaku konsumtif.

1.6 Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi terdiri dari 5 bab antara lain:

1. Bab I terdiri dari latar belakang masalah,identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat / signifikasi penelitian,dan Struktur organisasi skripsi.

2. Bab II terdiri dari kajian pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian. 3. Bab III terdiri dari metode penelitian merupakan penjabaran lebih rinci

tentang metode penelitian termasuk beberapa komponen lainya. 4. Bab IV terdiri dari hasil dan pembahasan penelitian.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah tiga SMA Negeri di Kota Bogor yaitu SMA Negeri 1, SMA Negeri 7, dan SMA Negeri 9. Adapun gambaran dan profil dari masing-masing sekolah adalah sebagai berikut :

SMA Negeri 1 Bogor

SMA Negeri 1 Bogor mulai didirikan pada tahun 1946 oleh Prof. Garnadi Prawiro Sudirdja (Bapak Biologi Nasional) dengan nama SPMA yang merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Tingkat Atas di kota Bogor saat itu. Dan tempat belajarnya menggunakan 6 ruangan di rumah Bapak Gunawan Rusmiputro yang berlokasi di jalan Paledang nomor 17.

Pada tanggal 2 April 1950, lokasi Sekolah berpindah ke jalan Ir. H. Juanda No.16 di gedung yang sama dengan gedung SMA Negeri 1 Bogor saat ini. Sebelum dijadikan SMA Negeri 1 Bogor, gedung ini pernah menjadi gedung MULO pada jaman Belanda.Dan gedung sekolah ini juga memiliki nilai sejarah, karena gedung ini berhasil direbut dan diduduki oleh Pejuang Indonesia pada saat perang gerilya.

Kepemimpinan sekolah beralih kepada Bapak Drs. Yatmo pada tahun 1952. Berdasarkan kurikulum, sekolah ini dibagi menjadi dua, yaitu SMA 1 dengan jurusan A dan C, dan SMA 2 dengan jurusan B, sehingga sejak saat itulah berdiri 2 sekolah dengan 2 pimpinan dalam satu lokasi.

Pada tahun 1970-1972, SMA 1 dan SMA 2 benar-benar terpisah menjadi 2 sekolah yang berdiri sendiri, yang masing-masing memiliki dua jurusan (Sosbud dan Paspal).


(18)

maju” tetap bertahan menjadi salah satu SMA terbaik yang berhasil membuktikan keberadaannya dengan berbagai prestasi akademik maupun non-akademik, baik tingkat kota, propinsi, maupun tingkat nasional, bahkan hingga tingkat internasional.

SMA Negeri 7 Bogor

SMA Negeri 7 Bogor adalah sekolah hasil alih fungsi dari SGO ke SMA.SGO berdiri sejak tahun 1976 dengan Kepala Sekolah pertama bernama Drs. Sutrisno yang memimpin SGO dari tahun 1976 – 1984. Pemimpin SGO yang kedua Drs.Endang Supratman (1984-1987) dan yang ketiga Drs.Rosadi Wirasubrata (1987 – 1991)

Mulai tanggal 5 September 1991 SGO beralih fungsi menjadi SMA Negeri 7 Bogor berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No: 105/9/0/1991 dan berlokasi di Jl.Palupuh No.7 Perumnas Bantarjati – Bogor, sedangkan lokasi di jalan walet digunakan oleh SMAN 6 Bogor. Kepala SMAN 7 Bogor yang pertama bernama Drs. Rosadi Wirasubrata (1991-1996), kemudian diganti oleh Drs.Iding Kurniadi A. (1996-1999).Pemimpin berikutnya adalah Drs. H. Agus Suherman, M.Pd. (199-2003). Drs. H. Bambang Darmadji, M.Pd. (2003-2006) Drs.H.Surya Setiamulyana, M.Pd. (2006 – 2012) dan terakhir dijabat oleh DR. Hj. Dewi Suhartini, M.Pd. (2012 - sekarang).Luas areal yang dimiliki sekolah ini adalah 24.922 M2, sekolah yang memiliki areal terluas di kota Bogor. Luas lahan yang sudah dibangun sampai saat ini seluas 4.457,20 M2 dengan sarana yang lengkap yaitu 18 ruang kelas, satu ruang pendidik, satu ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang laboratorium Fisika, Kimia, Biologi, ruang perpustakaan, ruang komputer yang dilengkapi dengan 67 unit komputer, ruang media, ruang OSIS, lima ruang ekstrakurikuler, Aula, Masjid, lapangan bola, lapangan basket, lapangan volley, MCK untuk pendidik dan peserta didik, satu unit kantin yang representatif. Luas areal yang belum dibangun seluas 20.464,8 M2.

Suasana tenang, udara yang segar jauh dari polusi yang didukung oleh lingkungan yang hijau dan asri sangat memungkinkan SMAN 7 Bogor


(19)

mengembangkan diri menjadi sekolah terbaik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah peserta didik yang diterima di PTN dari tahun ke tahun, baik melalui jalur SPMB maupun PMDK.

Dengan visi “unggul dalam prestasi berdasarkan Iman dan Taqwa, profesional dalam layanan, semangat kerjasama dan keteladanan”, SMAN 7 Bogor tidak hanya meningkatkan proses pembelajaran yang efektif di kelas, tapi juga mewadahi peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler misalnya Kelompok Ilmiah Remaja, OSIS, DKM, PMR, Pramuka, Bela diri, Kesenian dan Olahraga.

Proses pembelajaran untuk seluruh murid yang berjumlah 1.047 orang dikelola oleh 58 orang pendidik tetap, 4 orang pendidik bantu dan 6 pendidik honorer. Mayoritas pendidik adalah Sarjana Pendidikan dan beberapa orang Magister Pendidikan. Didalam melaksanakan kegiatan sekolah, SMAN 7 Bogor ditunjang oleh petugas administrasi yaitu 1 orang Kepala Tata Usaha, 4 tenaga tetap, Pustakawan, Laboran dan 17 tenaga honorer.

Untuk membimbing para peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler diangkat beberapa pendidik, misalnya pembina kerohanian Islam, Kelompok Ilmiah Remaja, Pecinta Alam, Pramuka, PMR, Kesenian, Olahraga, dll.

Prestasi para peserta didik dibidang olahraga sangat menonjol sehingga banyak kejuaraan yang telah diraih SMAN 7 Bogor baik tingkat kota, Propinsi maupun tingkat nasional. Sekolah ini memiliki beberapa atlet nasional yang patut dibanggakan prestasinya.

Dalam mencapai visi dan misinya, sekolah ini juga memperoleh dukungan dari masyarakat melalui jalinan kerjasama di berbagai bidang. Kerjasama itu dilakukan diantaranya dengan IPB/ P2 SDM dalam rangka peningkatan mutu pendidik dan keterampilan wirausaha bagi peserta didik, dengan Trisakti dalam menciptakan sekolah hijau, dengan Universitas Pakuan Bogor dan UIKA.

Akhirnya, sesuai dengan visi dan misi yang diemban, SMAN 7 Bogor selalu berusaha untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, menyenangkan bagi seluruh peserta didik sehingga sekolah ini mampu melahirkan generasi


(20)

tangguh yang siap berkompetisi dibidang IPTEK dan memiliki kualitas yang baik dibidang iman dan taqwa.

SMA Negeri 9 Bogor

SMA Negeri 9 Kota Bogor terletak di Jalan Kartini nomor 1 Kota Bogor.Gedung SMA Negeri 9 Kota Bogor pada awalnya merupakan gedung SPG (Sekolah Pendidikan Pendidik), setelah SPG dibubarkan oleh pemerintah tahun 1990, gedungnya dihibahkan ke SMA Negeri 6 Kota Bogor. Pada tahun 1999 Pemerintah Daeah Kota Bogor membuka SMA baru yaitu SMA Negeri 9 Kota Bogor yang merupakan filial SMA Negeri 6 Kota Bogor dengan Kepala Sekolah Bapak Drs. Juskardi dan PLH Bapak Drs H. Ahmad Dahlan. SMA Negeri 9 Kota Bogor diresmikan pada bulan Mei tahun 2001, sejak tahun 1999 sampai dengan 2003 setiap tahun menerima peserta didik baru 4 rombongan belajar, mulai tahun 2004 sampai sekarang setiap tahun menerima peserta didik baru 6 rombongan belajar. Jurusan program studi yang ada di SMAN 9 yaitu Program IPA dan Progran IPS.

Perkembangan SMA Negeri 9 Kota Bogor terlihat dari Jumlah Pendidik PNS yang semula 3 Orang sekarang mencapai 56 orang, dan jumlah ruang kelas yang semula ada 8 lokal sekarang sudah mencapai 12 lokal.

3.1.2 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2011, hlm.80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 1, SMA Negeri 9 dan SMA Negeri 7 di kota Bogor yang secara administratif terdaftar dan aktif dalam pembelajaran di sekolah


(21)

tersebut. Adapun pemilihan populasi itu didasarkan pada passing grade masuk Sekolah Menengah Atas dengan klaster tinggi, sedang dan rendah, pengambilan populasi juga menggunakan teknik secara acak.

3.1.3 Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik area sampling (cluster sampling) mengingat bahwa sampel yang akan diambil dalam penelitian ini atau suber data sangat luas, yaitu peserta didik SMA Negeri di Kota Bogor. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang pada daerah itu secara sampling juga.

Sugiyono (2010, hlm.86) mengemukakan bahwa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian berdasarkan pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya. Adapun penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Konsep Slovin.

Beberapa keterangan mengenai rumus Slovin yaitu:

(1) Rumus Slovin dapat dipakai untuk menentukan ukuran sampel, hanya jika penelitian bertujuan untuk yang menduga proporsi populasi.

(2) Asumsi tingkat keandalan 95%, karena menggunakan alfa=0,05, sehingga diperoleh nilai Z=1,96 yang kemudian dibulatkan menjadi Z=2.

(3) Asumsi keragaman populasi yang dimasukan dalam perhitungan adalah P(1-P), dimana P=0,5.

(4) Nilai galat pendugaan (d) didasarkan atas pertimbangan peneliti.

Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut:


(22)

Berdasarkan konsep diatas, peneliti akan mengambil sampel dari tiga (3) SMA Negeri yang ada di kota Bogor yaitu SMA N 1, SMA N 9 dan SMA N 7 kota Bogor. Adapun jumlah peserta didik kelas X dari SMA tersebut adalah 1039 dan dengan menggunakan perhitungan rumus tersebut sehingga sampel yang diambil adalah sebanyak 90 peserta didik. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :

Populasi

Sampel Peserta didik


(23)

Sampel Siwa Pada Masing-Masing Sekolah

SMA N 1

pembulatan menjadi 31 SMA N 9

SMA N 7

Tabel 3.1

Jumlah Anggota Sampel Penelitian Peserta didik Kelas X Tahun Ajaran 2013/2014

No Sekolah Subjek Sampel

1 SMA N 1 353 31


(24)

3 SMA N 7 360 31

Jumlah Populasi 1039 90

Sumber:Hasil Pengolahan DataOleh Penulis, 2014

Selanjutnya untuk menentukan peserta didik/i mana saja yang dijadikan sampel disetiap sekolah dilakukan dengan teknik sampling insidental, yakni menurut Sugiyono (2012, hlm.85) teknik penentuan sampling berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data

Pertimbangan memilih subjek dan lokasi penelitian di SMA Negeri 1, SMA Negeri 9, SMA Negeri 7 Bogoradalah :

a. Peserta didik kelas X berada pada masa peralihan dari masa Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke masa Sekolah Menengah Atas (SMA), sehingga memerlukan penyesuaian terhadap lingkungannya termasuk lingkungan belajarnya dan lingkungan pertemanan di sekolah yang baru. b. Peserta didik kelas X SMA Negeri 1, SMA Negeri 9, SMA Negeri 7 Bogor diduga memiliki ketertarikan yang lebih dalam penggunaan

handphone sehingga berpengaruh terhadap gaya hidupnya sehari-hari. Gejala-gejala tersebut terlihat pada saat peneliti sedang observasi ke sekolah-sekolah tersebut, disana terlihat hampir semua peserta didik menggunakan teknologi handphone yang canggih dengan berbagai merek terkenal.

c. Belum ada yang meneliti mengenai penggunaan handphoneterhadap gaya hidup peserta didik Sekolah Menengah Atas di kota Bogor.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Arikunto (2010, hlm.90) adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan.Adapun desain penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah


(25)

desain kausalitas.Desain kausalitas bertujuan untuk mendapatkan bukti hubungan-hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel lainnya.Sehingga dapat diketahui variabel yang mempengaruhi, dan variabel yang dipengaruhinya.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Tujuan dari metode deskriptif untuk memperoleh gambaran dan mencari jawaban secara mendasar tentang masalah yang terjadi dimasa sekarang secara aktual tanpa menghiraukan kejadian pada waktu sebelum dan sesudahnya dengan cara mengolah, menganalisis, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian.

Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan angket atau kuesioner untuk memperoleh gambaran penggunaan handphone terhadap gaya hidup peserta didik sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bogor.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian ini adalah penggunaan handphoneterhadap gaya hidup peserta didik Sekolah Menengah Atas di kota Bogor. Untuk memperjelas penjelasan dari variabel tersebut, maka akan dijelaskan secara operasional.

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No. Varieabel Indikator

1 X

Handphone

 Frekuensi penggunaan

 Pemanfaatan fasilitas

 Tingkat biaya pengeluaran

 Pihak yang diajak berkomunikasi 2 Y

Gaya Hidup

-Perilaku Konsumtif

 Membeli produk hanya karena memenuhi

keinginan atau mencari kepuasan membeli produk hanya karena ingin mendapatkan sesuatu : iming-iming hadiah, potongan harga besar atau murah


(26)

 Membeli produk dengan harga yang di luar batas kemampuan, berusaha keras membeli produk di luar jangkauan dengan

menggunakan sebagian besar uang saku atau simpanan, hingga meminjam uang

 Membeli produk tanpa mempedulikan

kebutuhan serta manfaat

dankegunaannnya.Membeli barang atas dasar mencoba produk, dengan membeli beberapa produk (sejenis yang berbeda baik model, warna maupun merk)

 Membeli produk karena menjaga

penampilan, mengikuti perkembangan jaman dan gaya hidup (trend), membeli produk karena harga diri

3.5 Instrumen Peneltian

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Data yang didapat diperoleh dari kuesioner.

Kuesioner menurut Sugiyono merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (2010, hlm.199). Kuesioner bersifat tertutup karena tidak ada bagian yang terdiri dari identitas responden.Pertanyaan-pertanyaan dalam angket tertutup ini dibuat dengan menggunakan skala 1-5 untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi nilai atau skor.Kuesioner dibagikan kepada para peserta didik-siswi kelas x di SMA Negeri 1, SMA Negeri 7, dan SMA Negeri 9 Kota Bogor.

Misalnya untuk kategori sangat setuju dan sangat tidak setuju :

Sangat Setuju Sangat

Tdk Setuju


(27)

3.6 Prosedur Penelitian

Angket atau kuesioner sebagai alat pengumpul data yang digunakan telah melalui beberapa tahap pengujian, yaitu sebagai berikut.

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menampakkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument, (Arikunto, 2010, hlm.211).Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.Sebaliknya, instrumen yang kurang valid atau sahih mempunyai validitas rendah. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yng diteliti secara tepat. Uji validitas adalah uji yang digunakan mengukur tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji validitas bertujuan mengetahui ketepatan dan kehandalan kuesioner yang mempunyai arti bahwa kuesioner mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis butir yaitu dengan mengkorelasikan tiap butir pertanyaan dengan skor total kemudian dikonsultasikan dengan table nilai r dengan taraf signifikan 95%. Instrumen valid jika hasil kolerasi skor tiap butir soal dengan skor total lebih besar dengan nilai tabel sebaliknya.

Ada dua jenis validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu (1) validitas eksternal dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan dua atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud, dan (2) validitas internal dicapau apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.

Validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas eksternal dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut :


(28)

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y N X X Y X XY N rxy

Suharsimi Arikunto, (2010, hlm.213) Keterangan :

Rxy = Korelasi Product Moment N = Jumlah populasi

∑x = Jumlah skor butir (x) ∑y = Jumlah skor variabel (y) ∑x2 = Jumlah skor butir kuadrat (x) ∑y2 = Jumlah skor variabel kuadrat (y)

∑xy = Jumlah perkalian butir (x) dan skor variabel (y)

Harga menunjukkan indeks korelasi anatar dua variabel yang dikorelasikan.Setiap nilai korelasi mengandung tiga makna yaitu (1) tidak adanya korelasi, (2) arah korelasi, dan (3) besarnya korelasi.

Keputusan uji validitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut: Jika > r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid Jika < r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid

Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus di atas menggunakan fasilitas Software SPSS Statistics 20, dengan hasil yang tercantum pada tabel dibawah ini :

Tabel.3.3

Hasil Pengujian Validitas

No.Item Keterangan

1 0.4547 0,321 Valid

2 0,2301 0,321 Tidak Valid

3 0,5746 0,321 Valid

4 0,3639 0,321 Valid

5 0,4444 0,321 Valid


(29)

7 0,3307 0,321 Valid

8 0,4851 0,321 Valid

9 0,1566 0,321 Tidak Valid

10 0.1909 0,321 Tidak Valid

11 0,3175 0,321 Tidak Valid

12 -0,1131 0,321 Tidak Valid

13 0,2117 0,321 Tidak Valid

14 0,1832 0,321 Tidak Valid

15 0,4957 0,321 Valid

16 0,3889 0,321 Valid

17 0,5966 0,321 Valid

18 0,3059 0,321 Tidak Valid

19 0,3818 0,321 Valid

20 0,4988 0,321 Valid

21 0,4088 0,321 Valid

22 0,3797 0,321 Valid

23 0,379 0,321 Valid

24 0,128 0,321 Tidak Valid

25 0,1193 0,321 Tidak Valid

26 -0,0346 0,321 Tidak Valid

27 0,3266 0,321 Valid

28 0,3411 0,321 Valid

29 0,3471 0,321 Valid

30 0,3861 0,321 Valid

31 0,3176 0,321 Tidak Valid

32 0,2201 0,321 Tidak Valid

33 0,5156 0,321 Valid

34 0,2098 0,321 Tidak Valid

35 0,2006 0,321 Tidak Valid

36 0,5416 0,321 Valid

37 0,362 0,321 Valid

38 0,1972 0,321 Tidak Valid

39 0,3103 0,321 Tidak Valid

40 0,1362 0,321 Tidak Valid

41 0,4135 0,321 Valid

42 0,5761 0,321 Valid

43 0,5924 0,321 Valid

44 0,3826 0,321 Valid


(30)

Sumber:Hasil Pengolahan Data Microsoft Ecxel For Windows, 2013

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap 40 responden dengan tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasab (df) n-2 yaitu 40-2=38, sehingga diperoleh nilai sebesar 0,321. Dengan demikian setiap item pertanyaan dalam kuesioner dapat dikatakan valid, karena setiap item pertanyaan memiliki lebih besar daripada ( . artinya, pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat ukur apa yang hendak diukur.

Uji validitas dilakukan terhadap 54 item pernyataan dengan jumlah subjek 40 peserta didik. Dari 54 item pernyataan diperoleh 35 item pernyataan yang valid dan 19 item pernyataan tidak valid (Data hasil pengolahan uji validitas

terlampir). Dengan beberapa pertimbangan item pernyataan yang tidak valid ini dihilangkan dan item yang valid berjumlah 35 butir pernyataan inilah yang dijadikan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

3.6.2 Uji Reliabitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena isntrumen tersebut sudah baik, (dalam Arikunto, 2010, hlm.221). Instrumen yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Realibel artinya dapat dipercaya.Uiji realibilitas bertujuan untuk menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.Reliabilitas mempunyai dua jenis yaitu

46 0.5816 0,321 Valid

47 0,5887 0,321 Valid

48 0,6284 0,321 Valid

49 0,5728 0,321 Valid

50 0,5781 0,321 Valid

51 0,4039 0,321 Valid

52 0,5248 0,321 Valid

53 0,5253 0,321 Valid


(31)

(1) reliabilitas eksternal jika ukuran atau kriteriumnya berada diluar isntrumen, dan (2) reliabilitas insternal jika perhitungan dilakukan berdasarkan data dari instrume tersebut.

Terdapat dua cara menguji reliabilitas eksternal suatu instrument yaitu dengan teknik parallel dan teknik ulang, sedangkan reliabilitas insternal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai (missal: 0-100 atau 0-10) atau yang terbentuk skala (missal: 1-3, 1-5, 1-7 dan seterusnya) maka digunakan rumus Alpha sebagai berikut :

= Arikunto, (2010, hlm.239)

Dimana:

= reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir

= varians total

Rumus variansnya adalah:

= Arikunto, (2010 , hlm.227)

Dimana:

= Harga varians total

= Jumlah kuadrat skor total

= Jumlah kuadrat dari jumlah skor total = Jumlah responden


(32)

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut: Jika > maka item pertanyaan dinyatakan reliabel

Jika maka item pertanyaan dinyatakan tidak reliable Secara teknis pengujian instrument dengan rumus-rumus di atas menggunakan fasilitas Software SPSS 20 for windows, dengan hasil yang tercantum pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Penggunaan Handphone (X)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .815 16

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Gaya Hidup(Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .815 16

3.6.3. Transformasi Data denganMethod of Successive Interval (MSI)

Untuk memperoleh hasil analisis hubungan yang baik, data ordinal dari kuesioner perlu dinaikkan menjadi skala interval berurutan (Method of Successive Interval). Peningkatan skala dari ordinal ke interval ini dilakukan untuk setiap item per variabel.

Tahapan-tahapan tersebut menurut Harun Al-Rasyid (1993, hlm.131) yaitu: 1. Menentukan frekuensi setiap respon


(33)

2. Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan jumlah sampel

3. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon sehinggadiperoleh proporsi kumulatif

4. Menentukan Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku

5. Menghitung scale value (SV) untuk masing-masing respon dengan rumus :

6. Malakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai skala ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus:Y = SVi + |SVMin|. Dengan catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar diubah menjadi sama dengan satu (=1).

3.7 Teknik pengumpulan dan Analisis Data 3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum model analisis regresi linear sederhana dilakukan, uji asumsi klasik perlu terpenuhi. Uji asumsi klasik ini terdiri atas uji multikolinearitas, uji autokolerasi, uji heteroskedestitas, dan uji normalitas data. Namun dikarenakan penelitian ini hanya terdiri atas satu variable bebas, makaujimultikolinearitas, ujiautokorelasi dan uji heteroskedastisitas tidakdilakukan.

3.7.2 Uji Normalitas

Menurut Priyatno (2012, hlm.33) uji normalitas data merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi dalam analisis paramtetrik.Untuk yang menggunakan analisis parametrik seperti analisis perbandingan 2 rata-rata, analisis variansi satu arah, korelasi, regresi, dan sebagainya, maka perlu dilakukan uji normalitas data


(34)

terlebih dahulu.Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak.Normalitas suatu data penting karena dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili suatu populasi. Dalam SPSS, uji validitas yang sering digunakan adalah uji Liliefors dan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov.

Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji normalita Liliefors dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk. Jika signifikansi kurang dari 0,05, maka kesimpulannya data tidak berdistribusi normal. Tetapi jika signifikansi lebih dari 0,05, maka data berdistribusi normal.

3.7.3 Regresi Linier Sederhana

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana.Analisis regresi linear sederhana terdiri batas 2 variabel. Satu variabel yang berupa variabel terikat yang diberi simbol Y dan variabel yang kedua berupa variabel bebas diberi simbol X. Regresi sederhana menyatakan hubungan kausalitas antara 2 variabel dan memperkirakan nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas menurut Sanusi (2011, hlm.131). Persamaan yang dipergunakan untuk memprediksi nilai variabel Y disebut dengan persamaan regresi. Model regresi linier sederhana sebagai berikut :

Keterangan :

Y = nilai prediksi dari variabel Y berdasarkan nilai variabel X a = titik potong Y ; merupakan nilai bagi Y ketika X = 0

b = kemiringan atau slope atau perubahan rata-rata dalam y untuk setiap perubahan dari satu unit X , baik berupa peningkatan ataupun penurunan

X = nilai variabel X yang dipilih


(35)

Sumber : Sanusi (2011, hlm.132)

Secara teknis harga b merupakan perbandingan antara panjang garis variabel dependen, setelah persamaan regresi ditemukan:

Keterangan :

r = Koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan variabel Y

= Simpangan baku variabel Y = Simpangan baku variabel X

3.8UjiHipotesis

3.8.1 UjiHipotesisAsosiatif (hubungan)

Menurut Sugiyono (2011, hlm.240) apabila terdapat data yang akan dikorelasikan berbentuk interval, dan dari sumber data yang maka digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Berikut rumus uji hipotesis korelasi

pearson product moment :

Rumus pearson product moment dapat digunakan sekaligus untuk menghitung persamaan regresi. Berikut ini terdapat tabel untuk melihat interpretasi koefisien korelasi :

Tabel 3.6

InterpretasiKoefisienKorelasi a = Y – bX b= r Sy


(36)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

3.8.2 Uji – T

Uji T digunakan untuk menguji hipotesis secara individual yaitu terdapat satu variabel independen dan dependen. Hipotesis penelitian menurut Sugiyono (2011,hlm.228) adalah sebagai berikut :

Ha : pyx1 > 0 Ho : pyx1= 0 `

hipotesis bentuk kalimatnya adalah sebagai berikut :

Ha = variabel X berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y H0= variabel X tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y.


(37)

Dimana:

t = Nilai t hitung

r = Koefisienkorelasihasil r hitung n = Jumlahresponden

Berikut rumus dari uji T :

Dimana :

T : Koefisien Korelasi Kendal Tau yang besarnya (1<ҭ<1) A : Jumlah rangking atas

B : Jumlah rangking bawah N : Jumlah anggota sampel

Kaidah keputusannya adalah sebagai berikut :

(a) Jika nilai probabilitas 0,05lebih kecil, atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. (b) Jika nilai probabilitas 0,05lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka variabel yang akan diteliti terdiri dari variabel independent (X) yaitu penggunaan hanphonedan variabel dependent (Y) yaitu gaya hidup, yang akan diuji adalah seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

Hipotesis dinyatakan diterima atau ditolak dapat dilihat dari : T = Σ A –ΣB

N (N-1) 2


(38)

Untuk mengetahui hipotesis dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :  Terima Ho jika thitung< t tabel atau sig>0,05

 Tolak Ho jika t hitung > t tabel atau sig<0,05.

 Ho: ρ = 0, (tidak ada pengaruh yang signifikan variabel Xterhadap variabel Y).  H1: ρ 0, (ada pengaruhyang signifikan variabel X terhadap variabel Y).


(39)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil pengolahan data dan analisis pada penelitian tentang Pengggunaan handphoneterhdap gaya hidup peserta didik Sekolah Menengah Atas Di Kota Bogor,makadiperoleh kesimpulan penelitian sebagai berikut:

5.1.1 Merujuk pada temuan penelitian sesuai dengan rumusan masalahdan melalui hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa Penggunaanhandphone memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gayahidup. Munculnya Handphonedi Indonesia memunculkan pola perilaku dan menimbulkan gaya hidup dikalangan peserta didik. Kebiasaan peserta didik dalam menggunakan fitur-fitur handphoneyang menghabiskan banyak waktu dan uang menjadi suatu gaya hidup tersendiri bagi peserta didik pengguna handphone.

5.1.2 Penggunaanhandphonememiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumtif. Perilaku mereka terhadap penggunaan handphone

tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional melainkan hanyadikendalikan oleh keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan duniawi.Pengaruh tersebut dapat dilihat dari penggunaan handphoneyang dijadikan sebagai alat untuk eksis didunia maya, sebagai alat untuk menunjang penampilan dan mereka pun sebenarnya tidak memahami betul semua fitur aplikasi yang ada di dalam handphonetersebut.

5.1.3 Implementasi konten “ gaya hidup” sebagai bagian dari materipembelajaran sosiologi di Sekolah Menengah Atas yaitu pada saat pembelajaran sosiologi terkait materi Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat. Gejala sosial merupakan semua peristiwa yang dibuat dan dilakukan oleh


(40)

manusia, dalam hal ini gejala sosial yang dapat dikaitkan yaitu peristiwa globalisasi dan modernisasi. melalui penelitian ini mampu memberikan arahan kepada peserta didik ataupun khalayak lainyabahwa gaya hidup yang berlebihan bahkan mengarah pada perilaku konsumtif merupakan hal yang kurang baik dan seharusnya dapat dihindari.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan tersebut, maka penulismemberikan saran kepada beberapa pihak :

1) Pendidik

Pendidik disarankan untuk lebih memotivasi siwa untuk mengendalikan diri, menghindari perilaku konsumtif dan bersikap hemat.

2) Peserta didik

Peserta didik disarankan lebih mampu untuk mengendalikan diri pada saat melihat jenis handphone tertentu sehingga mampu menghindari perilaku konsumtif dan dapat bersikap hemat.

3) Orangtua

Orangtua disarankan untuk lebih mengawasi anak-anaknya dari segi gaya hidup sehingga dapat mengantisipasi perilaku konsumtifdan memberikan pengawasan kepada anak akibat dari penggunaan

handphone.

4) Sekolah

Sekolah disarankan agar dapat meminimalisir dan memberikan antisipasi pada peserta didik terkait gaya hidup yang berlebihan dan mengarah kepada perilaku konsumtif.

5) Penelitian selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya yang ingin membahas mengenai permasalahan serupa dengan penelitian ini hendaknya menggunakan lokasi dan sampel dari lapisan masyarakat yang berbeda. Selain itu bisa


(41)

juga menggunakan faktor-faktor lain yang sekiranya dirasa mempengaruhi gaya hidup, ataupun ketika ingin mengkaji tentang hal ini bisa lebih di spesifikan lagi dalam hal waktu penggunaan

handphonenya karena fenomena tersebut cukup menarik jika diteliti lebih lanjut. Dengan begitu dapat ditemukan suatu hasil yang berbeda pula serta relevansinya dengan teori tertentu.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Al Rasyid, Harun. 1993. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran

Apriyanti, R. 2005. Pengaruh Majalah Remaja Terhadap Gaya Hidup Remaja Putri.Skripsi.Bogor : Fakultas Pertanian IPB.

Astari, I. 2006. Pengaruh Penggunaan Handphone Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial Remaja.Skripsi.Bogor :Fakultas Pertanian IPB.

Azwar, S. 2003. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Badwilan, R.A. 2004. Rahasia Dibalik Handphone. Jakarta : Darul Falah.

Barker, C. 2005. Cultural Studies: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Bungin, B. 2009.Sosiologi Komunikasi.Jakarta : Kencana.

Chaney, D. 2011. Lifestyle: Sebuah Pengantar Komperehensif. Yogyakarta: Jalasutra.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka utama.

Fauziah, R. 2010. Penggunaan Teknik Assertive Training dalam Mereduksi Perilaku Konsumtif Remaja.Bandung : Skripsi FPB FIP UPI. Tidak diterbitkan.

Fiati, R. 2005. Akses Internet Via Handphone. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta.

Hurlock, E.B. 1980.Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.


(43)

Kamus Besar Bahasa Indonesia . 2008, Pengertian gaya hidup

Lauer, Robert. H. 1993. Perspektif tentang Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.

Lina dan Rosyid.1997. Perilaku Konsumtif Berdasarkan Locus of Control pada Remaja Putri. Jurnal Psikologika.

Loudon, D.L. dan Bitta, A.J.D.1984.Consumer Behaviour:Concept and Application 2nded. Singapore:Mc Graw-Hill

Lury, C. 1998.Budaya Konsumen. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Malihah,E dan Kolip U. 2011. Pengantar Sosiologi.Jakarta : Kencana

Mcquail , D. 1996. Teori Komunikasi Massa.Jakarta: Erlangga.

Morey, Doc. Phone Power. 2004. Meningkatkan Keefektifan Berkomunikasi di Telepon. Jakarta : PT Gramedia.

Pattiradjawane, Rene L. ’Meningkatkan Teledensitas’. Kompas, 10 Oktober 2005.

Patters,R.2010.BudayaMassa/MassCulture. [online] tersedia di :

http://sosbud.kompasiana.com/2010/06/16/ budaya-massa-mass-culture/

Piliang, Y.A. 2008. Sastra dan E(ste)tika Massa. Pikiran Rakyat

Priyatno,D. 2012. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:Kencana.

Sanusi, A. 2011 Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Saydam, G. 2005. Teknologi Telekomunikasi, Perkembangan dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Sztompka, Piort, 2004.Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta : Prenada

Strinati,D. 2007. Popular Culture Pengantar Menuju Teori Budaya

Populer”.Yogyakarta: Jejak


(44)

2006.

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujarwa, 2011.Ilmu Sosial & Budaya Dasar.Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sumartono. 2002. Terperangkap dalam Iklan : Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Susanto.A.B. 2001.Potret-Potret Gaya Hidup Metropolis. Jakarta: Buku Kompas.

Yayasan Lembaga Konsumen (YLK). Pengertian perilaku konsumtif

Yusuf, S. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Rizqi Press.

Winkel, W. S. 1997. Bimbingan di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grafindo.

Internet

Blogspot,2011Sosiologi Komunikasi, [online] tersedia di:

http://doristarscreem.blogspot.com/2011/12/sosiologi-komunikasi-blacberry-sebagai.html

Ridwan, M. Transisi dan isu perkembangan remaja. [online]. Tersedia di

:http://fkipuijember.wordpress.com/2013/06/03/transisi-dan-isu-perkembangan-remaja/.diakses 12 Februari 2014 Supardan, Dadang. 2010. Budaya_Populer, [online] tersedia di :

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/19570408198 4031-DADANG_SUPARDAN/BUDAYA_POPULER.pdf

Teknojurnal, 2012.Jumlah Pelanggan Selular Di Indonesia, [online] tersedia di : http://www.teknojurnal.com/2012/01/18/jumlah-pelanggan-seluler-di-indonesia-hampir-mendekati-jumlah-penduduk-indonesia/


(1)

Gina Marsiane Geovani Kasah, 2014

Pengaruh penggunaan handphone terhadap gaya hidup peserta didik SMA Negeri di kota Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 101

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil pengolahan data dan analisis pada penelitian tentang Pengggunaan handphoneterhdap gaya hidup peserta didik Sekolah Menengah Atas Di Kota Bogor,makadiperoleh kesimpulan penelitian sebagai berikut:

5.1.1 Merujuk pada temuan penelitian sesuai dengan rumusan masalahdan melalui hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa Penggunaanhandphone memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gayahidup. Munculnya Handphonedi Indonesia memunculkan pola perilaku dan menimbulkan gaya hidup dikalangan peserta didik. Kebiasaan peserta didik dalam menggunakan fitur-fitur handphoneyang menghabiskan banyak waktu dan uang menjadi suatu gaya hidup tersendiri bagi peserta didik pengguna handphone.

5.1.2 Penggunaanhandphonememiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumtif. Perilaku mereka terhadap penggunaan handphone tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional melainkan hanyadikendalikan oleh keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan duniawi.Pengaruh tersebut dapat dilihat dari penggunaan handphoneyang dijadikan sebagai alat untuk eksis didunia maya, sebagai alat untuk menunjang penampilan dan mereka pun sebenarnya tidak memahami betul semua fitur aplikasi yang ada di dalam handphonetersebut.

5.1.3 Implementasi konten “ gaya hidup” sebagai bagian dari materipembelajaran sosiologi di Sekolah Menengah Atas yaitu pada saat pembelajaran sosiologi terkait materi Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat. Gejala sosial merupakan semua peristiwa yang dibuat dan dilakukan oleh


(2)

Gina Marsiane Geovani Kasah, 2014

Pengaruh penggunaan handphone terhadap gaya hidup peserta didik SMA Negeri di kota Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 102

manusia, dalam hal ini gejala sosial yang dapat dikaitkan yaitu peristiwa globalisasi dan modernisasi. melalui penelitian ini mampu memberikan arahan kepada peserta didik ataupun khalayak lainyabahwa gaya hidup yang berlebihan bahkan mengarah pada perilaku konsumtif merupakan hal yang kurang baik dan seharusnya dapat dihindari.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan tersebut, maka penulismemberikan saran kepada beberapa pihak :

1) Pendidik

Pendidik disarankan untuk lebih memotivasi siwa untuk mengendalikan diri, menghindari perilaku konsumtif dan bersikap hemat.

2) Peserta didik

Peserta didik disarankan lebih mampu untuk mengendalikan diri pada saat melihat jenis handphone tertentu sehingga mampu menghindari perilaku konsumtif dan dapat bersikap hemat.

3) Orangtua

Orangtua disarankan untuk lebih mengawasi anak-anaknya dari segi gaya hidup sehingga dapat mengantisipasi perilaku konsumtifdan memberikan pengawasan kepada anak akibat dari penggunaan handphone.

4) Sekolah

Sekolah disarankan agar dapat meminimalisir dan memberikan antisipasi pada peserta didik terkait gaya hidup yang berlebihan dan mengarah kepada perilaku konsumtif.

5) Penelitian selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya yang ingin membahas mengenai permasalahan serupa dengan penelitian ini hendaknya menggunakan lokasi dan sampel dari lapisan masyarakat yang berbeda. Selain itu bisa


(3)

103

Gina Marsiane Geovani Kasah, 2014

Pengaruh penggunaan handphone terhadap gaya hidup peserta didik SMA Negeri di kota Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 103

juga menggunakan faktor-faktor lain yang sekiranya dirasa mempengaruhi gaya hidup, ataupun ketika ingin mengkaji tentang hal ini bisa lebih di spesifikan lagi dalam hal waktu penggunaan handphonenya karena fenomena tersebut cukup menarik jika diteliti lebih lanjut. Dengan begitu dapat ditemukan suatu hasil yang berbeda pula serta relevansinya dengan teori tertentu.


(4)

Gina Marsiane Geovani Kasah, 2014

Pengaruh penggunaan handphone terhadap gaya hidup peserta didik SMA Negeri di kota Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 104

104

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Al Rasyid, Harun. 1993. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran

Apriyanti, R. 2005. Pengaruh Majalah Remaja Terhadap Gaya Hidup Remaja Putri.Skripsi.Bogor : Fakultas Pertanian IPB.

Astari, I. 2006. Pengaruh Penggunaan Handphone Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial Remaja.Skripsi.Bogor :Fakultas Pertanian IPB.

Azwar, S. 2003. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Badwilan, R.A. 2004. Rahasia Dibalik Handphone. Jakarta : Darul Falah.

Barker, C. 2005. Cultural Studies: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Bungin, B. 2009.Sosiologi Komunikasi.Jakarta : Kencana.

Chaney, D. 2011. Lifestyle: Sebuah Pengantar Komperehensif. Yogyakarta: Jalasutra.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka utama.

Fauziah, R. 2010. Penggunaan Teknik Assertive Training dalam Mereduksi Perilaku Konsumtif Remaja.Bandung : Skripsi FPB FIP UPI. Tidak diterbitkan.

Fiati, R. 2005. Akses Internet Via Handphone. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta.

Hurlock, E.B. 1980.Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.


(5)

105

Gina Marsiane Geovani Kasah, 2014

Pengaruh penggunaan handphone terhadap gaya hidup peserta didik SMA Negeri di kota Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 105

Kamus Besar Bahasa Indonesia . 2008, Pengertian gaya hidup

Lauer, Robert. H. 1993. Perspektif tentang Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.

Lina dan Rosyid.1997. Perilaku Konsumtif Berdasarkan Locus of Control pada Remaja Putri. Jurnal Psikologika.

Loudon, D.L. dan Bitta, A.J.D.1984.Consumer Behaviour:Concept and Application 2nded. Singapore:Mc Graw-Hill

Lury, C. 1998.Budaya Konsumen. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Malihah,E dan Kolip U. 2011. Pengantar Sosiologi.Jakarta : Kencana Mcquail , D. 1996. Teori Komunikasi Massa.Jakarta: Erlangga.

Morey, Doc. Phone Power. 2004. Meningkatkan Keefektifan Berkomunikasi di Telepon. Jakarta : PT Gramedia.

Pattiradjawane, Rene L. ’Meningkatkan Teledensitas’. Kompas, 10 Oktober 2005.

Patters,R.2010.BudayaMassa/MassCulture. [online] tersedia di :

http://sosbud.kompasiana.com/2010/06/16/ budaya-massa-mass-culture/

Piliang, Y.A. 2008. Sastra dan E(ste)tika Massa. Pikiran Rakyat

Priyatno,D. 2012. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:Kencana.

Sanusi, A. 2011 Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Saydam, G. 2005. Teknologi Telekomunikasi, Perkembangan dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Sztompka, Piort, 2004.Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta : Prenada

Strinati,D. 2007. Popular Culture Pengantar Menuju Teori Budaya Populer”.Yogyakarta: Jejak


(6)

Gina Marsiane Geovani Kasah, 2014

Pengaruh penggunaan handphone terhadap gaya hidup peserta didik SMA Negeri di kota Bogor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 106

2006.

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujarwa, 2011.Ilmu Sosial & Budaya Dasar.Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sumartono. 2002. Terperangkap dalam Iklan : Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Susanto.A.B. 2001.Potret-Potret Gaya Hidup Metropolis. Jakarta: Buku Kompas.

Yayasan Lembaga Konsumen (YLK). Pengertian perilaku konsumtif

Yusuf, S. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Rizqi Press.

Winkel, W. S. 1997. Bimbingan di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grafindo.

Internet

Blogspot,2011Sosiologi Komunikasi, [online] tersedia di:

http://doristarscreem.blogspot.com/2011/12/sosiologi-komunikasi-blacberry-sebagai.html

Ridwan, M. Transisi dan isu perkembangan remaja. [online]. Tersedia di

:http://fkipuijember.wordpress.com/2013/06/03/transisi-dan-isu-perkembangan-remaja/.diakses 12 Februari 2014 Supardan, Dadang. 2010. Budaya_Populer, [online] tersedia di :

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/19570408198 4031-DADANG_SUPARDAN/BUDAYA_POPULER.pdf

Teknojurnal, 2012.Jumlah Pelanggan Selular Di Indonesia, [online] tersedia di : http://www.teknojurnal.com/2012/01/18/jumlah-pelanggan-seluler-di-indonesia-hampir-mendekati-jumlah-penduduk-indonesia/