KEHIDUPAN GAYA HIDUP HEDONISME ORANG MUD (1)

TUGAS MAKALAH CHARACTER BUILDING
KEHIDUPAN, GAYA HIDUP HEDONISMEORANG MUDA DI INDONESIA
DISUSUN OLEH:
►Rahman Hidayat
►Riski Suprianto
►Isfahruddin
►Saharrudin
►Wiwik Istiawati putri
Jurusan Manajemen InformatikaAkademi Manajemen Informatika dan KomputerBina Sarana
Informatika

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena denganrahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikanmakalah Character Building ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yangdimiliki. Dan juga kami berterima kasih
pada .....??? selaku Dosen mata kuliahCharacter Building yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambahwawasan serta pengetahuan kita mengenai KEHIDUPAN, GAYA
HIDUPHEDONISME ORANG MUDA DI INDONESIA.Kami juga menyadarisepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauhdari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran danusulan demi perbaikan di masa

yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatuyang sempurna tanpa sarana yang
membangun.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yangmembacanya.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kamisendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabilaterdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dansaran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hedonisme telah erat melekat dalam hidup kita. Kelekatan itu berupa seringnyakita terjebak
dalam pola hidup Hedonis. Pola hidup seperti ini mudah kita jumpaidalam kehidupan kita
sehari-hari. Dimana orientasi hidup selalu diarahkan padakenikmatan, kesenangan atau
menghindari perasaan-perasaan tidak enak.Manusiawi memang tatkala manusia hidup untuk
mencari kesenangan, karenasifat dasar manusia adalah ingin selalu bermain (homo ludens =
makhluk bermain) dan bermain adalah hal hakiki yang senantiasa dilakukan
untuk memperoleh kesenangan. Akan tetapi bukan berarti kita bisa dengan bebas dan brutal
mendapatkan kesenangan, hingga menghalalkan berbagai cara demimemperoleh
kesenangan.Sikap menghalalkan segala cara untuk memperolehkesenangan telah banyak
menghinggapi pola hidup para remaja saat ini.Sebagaicontohnya,remaja yang suka ML

( making love-bercinta ) atas dasar senang-senang saja. Ternyata luar biasa infiltrasi budaya
liberal sehingga berhasilmencengkram norma-norma kesusilaan manusia. Tidak salah lagi ini
suatu propaganda yang sukses mengakar dalam jiwa jiwa pemuja hedonisme.
Namunironisnya, mereka para pemuja kesenangan dunia semata, tak menyadari bahwahal
yang dilakukannya adalah perilaku hedon.Contoh yang kita hadapi saat ini misalnya, segala
media informasi dari berbagai penjuru berusaha terus menginvasi diri kita melalui life style.
Gaya hidup yangterus disajikan bagaikan fast food melalui media televisi. Gambaran yang
adaseperti mimpi tentang kehidupan orang miskin yang tiba-tiba kaya layaknyadalam
telenovela. Sinetron cinta yang terus mengguyur dan memprovokasi kitauntuk merealisasikan
cinta lewat bercinta membuat kita gila dan terbuaikehidupan duniawi. Cerita sinetron yang
kian jauh dari realita ternyata telahmenyihir para pemirsa. Dengan setengah sadar para
penikmat sinema telah tergiring untuk meniru dan menjadikannya paradigma baru dalam
menikmatihidup di masa muda.Dan ketika Hedonisme sudah menjadi pegangan hidup para
muda mudi banyak nilai-nilai luhur kemanusiaan para remaja luntur, bahkan hilang.
Kepekaan sosialmereka terancam tergusur manakala mereka selalu mempertimbangkan
untungrugi dalam bersosialisasi. Masyarakat terlihat seperti mumi hidup yang tak berguna
bagi mereka. Dan mereka seolah menjadi penjaga kerajaan kenikmatanyang tak seorangpun
boleh mengendus apalagi mencicipinya. Orang lain hanya boleh melongo melihat kemapanan
mereka.Sungguh mereka menjadi sangat tidak peduli. Akibatnya ketika ada orang yang
membutuhkan uluran tangan, merekamenyembunyikan diri dan enggan berkorban.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, kami merumuskann masalah yang dibahas sebagai berikut:
1. Apakah hedonisme?
2. Apa akar masalah dan penyebab dari hedonisme?
3. Apa akibat dari hedonisme?
4. Bagaimana cara penyelesaian masalah hedonisme?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Hedonisme
2.Mengetahui akar dan sebab masalah dari hedonisme
3.Mengetahui akibat dari hedonisme
4.Mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah hedonisme

PEMBAHASAN
Pengertian Hedonisme
Hedonisme adalah paham sebuah aliran filsafat dari Yunani. Tujuan pahamaliran ini, untuk
menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan
di dunia. Kala itu, hedonisme masih mempunyai arti positif. Dalam perkembangannya,
penganut paham ini mencari kebahagiaan berefek panjang tanpa disertai penderitaan. Mereka
menjalani berbagai praktik asketis, seperti puasa, hidup miskin, bahkan menjadi pertapa agar

mendapatkebahagiaan sejati. Namun, pada waktu kekaisaran Romawi menguasai
seluruhEropa dan Afrika, paham ini mengalami pergeseran ke arah negatif dalamsemboyan
baru hedonisme. Semboyan baru itu, carpe diem (raihlah kenikmatansebanyak mungkin
selagi kamu hidup), menjiwai tiap hembusan napas alirantersebut. Kebahagiaan dipahami
sebagai kenikmatan belaka tanpa mempunyai artimendalam.Hedonisme menurut
Pospoprodijo (1999:60) kesenangan atau (kenikmatan)adalah tujuan akhir hidup dan yang
baik yang tertinggi. Namun, kaum hedonismemiliki kata kesenangan menjadi kebahagiaan.
Kemudian Jeremy Benthamdalam Pospoprodijo (1999:61) mengatakan bahwasanya
kesenangan dankesedihan itu adalah satu-satunya motif yang memerintah manusia, dan
beliaumengatakan juga bahwa kesenangan dan kesedihan seseorang adalah tergantungkepada
kebahagiaan dan kemakmuran pada umumnya dari seluruh masyarakat.Adapun hedonisme
menurut Burhanuddin (1997:81) adalah sesuatu itu dianggap baik, sesuai dengan kesenangan
yang didatangkannya. Disini jelas bahwa sesuatuyang hanya mendatangkan kesusahan,
penderitaan dan tidak menyenangkan,dengan sendirinya dinilai tidak baik. Orang-orang yang
mengatakan ini, dengansendirinya, menganggap atau menjadikan kesenangan itu sebagai
tujuan hidupnya.

Menurut Aristoteles dalam Russell (2004:243) kenikmatan berbeda dengankebahagiaan,
sebab tak mungkin ada kebahagiaan tanpa kenikmatan. Yangmengatakan tiga pandangan
tentang kenikmatan: (1) bahwa semua kenikmatantidak baik; (2) bahwa beberapa kenikmatan

baik, namun sebagian besar buruk; (3) bahwa kenikmatan baik, namun bukan yang terbaik.
Aristoteles menolak pendapatyang pertama dengan alasan bahwa penderitaan sudah pasti
buruk, sehinggakenikmatan tentunya baik. Dengan tepat ia katakan bahwa tak masuk akal
jikadikatakan bahwa manusia bisa bahagia dalam penderitaan: nasib baik yangsifatnya
lahiriyah, sampai taraf tertentu, perlu bagi terwujudnya kebahagiaan. Ia pun menyangkal
pandangan bahwa semua kenikmatan bersifat jasmaniah; segalasesuatu mengandung unsur
rohani, dan kesenangan mengandung sekiankemungkinan untuk mencapai kenikmatan yang
senantiasa kenikmatan yangtinggal dan sederhana. Selanjutnya ia katakan kenikmatan buruk
akan tetapi itu bukanlah kenikmatan yang dirasakan oleh orang-orang yang baik, mungkin
sajakenikmatan berbeda-beda jenisnya dan kenikmatan baik atau buruk tergantung pada
apakah kenikmatan itu berkaitan dengan aktivitas yang baik atau buruk.Honis O. Kallsoff
dalam Soerjono Soemardjo (1996 : 359) manusia dalamkenyataannya mencari kenikmatan
(hedonisme psikologis) dengan prinsip yangmengatakan bahwa mausia seharusnya mencari
kenikmatan (hedonisme etis).Disini jelas bahwa hedonisme ialah perbuatan yang diantara
segenap perbuatanyang dapat dilakukan oleh seseorang akan membawa orang tersebut
merasakankebahagiaan yang sebesar-besarnya.
2.2 Hedonisme dikalangan Remaja
Generasi yang paling tidak aman terhadap sebutan hedonis adalah remaja. Pahamini mulai
merasuki kehidupan remaja. Remaja sangat antusias terhadap adanya halyang baru. Gaya
hidup hedonis sangat menarik bagi mereka. Daya pikatnyasangat luar biasa, sehingga dalam

waktu singkat munculah fenomena baru akibat paham ini. Fenomena yang muncul, ada
kecenderungan untuk lebih memilihhidup enak, mewah, dan serbakecukupan tanpa harus
bekerja keras. Titel “remajayang gaul dan funky
” baru melekat bila mampu memenuhi standar tren saat ini.Yaitu minimal harus mempunyai
handphone
, lalu baju serta dandanan yang selalu mengikuti mode. Beruntung bagi mereka yang
termasuk dalam golongan berduit,sehingga dapat memenuhi semua tuntutan kriteria tersebut.
Akan tetapi bagi yangtidak mampu dan ingin cepat seperti itu, pasti jalan pintaslah yang akan
diambil.Tidaklah mengherankan, jika saat ini muncul fenomena baru yang muncul disekitar
kehidupan kampus. Misalnya adanya “ayam kampus” ( suatu pelacuranterselubung yang
dilakukan oknum mahasiswi ), karena profesi ini dianggap paling enak dan gampang
menghasilkan uang untuk memenuhi syarat remaja gaul dan funky
. Hidup adalah kesempatan untuk bersenang
-

senang bagi mereka. Masa bodohdengan kuliah, yang penting have fun tiap hari. Hal
ini bisa dianggap sebagai efek fenomena free sex yang melanda kehidupan kaum
muda sekarang.Sudah tentu, jika anggapan tentang seks bebas diterapkan ke tengah
tengah pergaulan remaja, pastilah tidak etis. Sebab, bangsa kita menganut adat istiadat
timur yangmenganggap seks sebagai hal yang sakral. Kemudian contoh kasus lain


lagi, yaitu praktik jual beli nilai di kampus yang sekarang sedang merebak. Jika
dilihat lebih jauh, ternyata itu juga dampak dari gaya hidup hedonis yang melahirkan
adanyamentalitas instan.
Segalanya bisa diperoleh dengan uang dan kekuasaan. Bila demikian, otomatissemua urusan
beres. Akhirnya, semboyan non scholae sed vitae discimus (belajar untuk bekal dalam
menjalani kehidupan) pudar dan menghilang. Karena yangdiutamakan bukan proses
melainkan hasil. Jika bisa memperoleh hasil dengancara simpel walaupun salah, mengapa
tidak dilakukan? Untuk apa kita harusmelalui proses panjang dengan pengorbanan, kalau
hasilnya sama.
Tak terasa, tapi efeknya tak terduga, paham hedonisme terus berlangsung danmerasuk ke
dalam benak masyarakat kita tanpa ada tindakan pencegahan. Salahsatu contoh kasusnya
adalah acara
- acara hedonisme yang berkedok mencari bibit, bibit penyanyi berbakat. Acara ini sangant
diminati terutama para remaja. Biladilihat secara jeli ternyata acara tersebut menawarkan
gaya hidup yang tidak jauhdari konsep Hedonisme.Acara ini tentunya membutuhkan biaya
yang banyak untuk memfasilitasi para kontestannya, tapi bila melihat keadaan bangsa kita
yangsedang morat marit ekonominya, dapat disimpulkan ada dua kondisi yang kontradiksi,
disatu sisi lain keadaan perekonomian bangsa sedang krisis tapi acara menghambur
hamburkan uang semakin marak. Aneh memang, banyak warga Indonesia yang miskin, tidak

punya rumah, gedung sekolah yang hampir roboh,tunjangan pegawai yang kecil, dan jumlah
pegangguran yang membludak, tapi halini tidak membuat para peserta acara yang sebagian
besar adalah remaja tersebut prihatin atau menangis tersedu sedu, mereka malah sedih dan
mengeluarkan air mata bila rekan seperjuangannya tereleminasi. Nampak jelas sikap egoisme
dansikap mengejar kesenangan pribadi mereka. Ini adalah bukti hedonisme yang banyak
menjadi impian anak anak muda di negeri Seribu satu masalah ini.
2.3 Akar Masalah dan Penyebab dari Hedonisme
1.
Kesombongan dan Egoismekesombongan dan egoisme adalah penyebab kecenderungan
seseorangkepada kehidupan mewah. Orang sombong akan selalu membanggakankekayaan
dan kedudukan yang dimilikinya untuk menunjukkankeunggulannya atas orang lain.
Persaingan tidak sehat untuk menunjukkankemewahan terkadang menimbulkan perasaan
dengki dan iri. Merekamengira bahwa cara menunjukkan kelebihan atas orang lain adalah
dengancara bersaing seperti ini. Orang yang hedonis memandang rendah kepadaorang lain.
Pandangan ini sudah barang tentu akan menyebabkan timbul jurang yang dalam antara
mereka dengan orang lain. Dalam mengumpulharta dan barang-barang mewah mereka akan
dikuasai oleh sifat ketamakan,dan orang seperti ini tidak akan bersedia memberikan harta
mereka kepada orang lain.
2.
Kepribadian Tidak SempurnaKepribadian tidak sempurna yang dimiliki oleh seseorang. Dari

pandangan psikologi, orang yang cenderung kepada kemewahan berusaha
menutupikelemahan dirinya yang kurang dari segi ilmu dan spiritual. Pada sebagiankasus,
kita menyaksikan orang-orang kaya yang tidak tahu bagaimanamembelanjakan hartanya.
Karena itu, mereka membeli dan mengumpulkan barang-barang mewah dan pakaian-pakaian

yang mahal. Faktor pentinglainnya adalah, pandangan materialis dan cinta dunia. Hal inilah
yang pernah disinggung oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadisnya. Beliau bersabda,
Menyintai dunia adalah penyebab dari segala penyimpangan dankesalahan. Orang yang tidak
beriman kepada alam akhirat dan tidak memperdulikan nilai-nilai moral seperti
kesederhanaan, kedermawanan dan persahabatan, tidak akan memikirkan nasib orang lain.
Mereka tenggelamdalam kemewahan hidup.
3.
Faktor Budaya dan Lingkungan MasyarakatFaktor lain yang menjadi penyebab
kecenderungankepada kemewahan, antara lain adalah budaya masyarakat danlingkungan
sekitar. Dalam sebuah masyarakat yang memiliki budaya hidup mewah, kecenderungan
kepada kemewahan akan menguasaiseluruh anggota masyarakat. Dalam hal ini, kemewahan
para pejabat dantokoh masyarakat akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada
gayakehidupan ini.
4.
Media massaDi era kontemporer ini iklan yang terdapat di berbagai sarana media

ikutmembantu menciptakan budaya hedonisme. Media-media ini dalam banyak kasus
mengiklankan produk-produk yang sebenarnya tidak diperlukan.Iklan-iklan ini pula
meninggalkan berbagai dampak psikologis terhadap para para penganut paham hedonisme.
2.4 Akibat Hedonisme
Banyak akibat buruk yang ditimbulkan oleh hedonisme. Pertama, lenyapnyakekayaan,
meningkatnya jurang antar miskin dan kaya berkembangnyakemiskinan, kebangkrutan dan
hutang di tengah masyarakat kecil. Ibnu Khaldunsejarawan dan sosiolog muslim dalam hal
ini berkata: Sejauh mana sebuahmasyarakat tenggelam dalam hedonisme, sejauh itulah
mereka akan mendekati batas kehancuran. Proses kehancuran akan terjadi karena hedonisme
secara perlahan akan menyebabkan kemiskinan masyarakat dan negara. Sejauh mana
hedonisme mewabah, sejauh itu pulalah kemiskinan akan menyebar di tengahmasyarakat.Di
pihak lain, membuang-buang harta untuk membeli barang-barang mahal yanghanya
dimaksudkan untuk berbangga-bangga, perlahan-lahan akan menyeretsebuah negara kepada
pihak asing. Hal inilah yang terjadi saat ini dunia. Banyak negara dunia yang bergantung
kepada Barat yang setiap waktu memasarkan produk-produk baru untuk dikonsumsi.
Meskipun pekerjaan, usaha dan jerih payah untuk mencari harta, dapat mengantarkan
seseorang dan masyarakatnyakepada kemajuan dan hal ini didukung oleh agama Islam,
namun jangan sampaihal itu menjerumuskan kita ke lembah hedonisme dan
kemewahan.Dampak-dampak dari seorang yang telah terjerumus dengan Hedonisme:
1. MatrealistisMerupakan bagian dari hedonisme, yang dimana mereka merasa

tidak puas dengan apa yang sudah di milikinya. Dan selalu iri jika melihatorang lain.
2. PemalasMalas merupakan akibat yang di timbulkan dari hedonisme, karenamereka
selalu menyia-nyiakan waktu. Manusia yang tidk menghargaiwaktu.

3. Pergaulan bebasPengikut paham hedonisme dapat terjebak dalam pergaulan bebas
yang dimana mereka selalu selalu berada dalam duniamalam. Seperti clubbing, pesta
narkoba, dan seks bebas.
4. Konsumtif Hedonisme cendurung konsumtif ,karena menghabiskan uang
untuk membeli barang-barang hanya untuk kesenangan semata tanpa
didasarikebutuhan.
5. KriminalitasDalam paham hedonisme seseorang dapat berbuat kriminal/
melanggar hukum, karena orang yang menganut paham ini cenderung akan
berbuatapa saja sekalipun melanggar hukum, hanya untuk memenuhikesenangannya
sendiri, tanpa pernah memikirkan akibatnya.
6. EgoisHedonisme cenderung mengrah kepada sifat mementingkan dirisemdiri. Tanpa
memperdulikan orang lain. Yang terpentingkesengannya tercapai.
7. Berfoya-foyaDalam menggunakan uang, untuk membeli sesuatu barang yang
tidak penting.
8. Merasa sok kaya Meyembunyikan jati dirinya, sebenarnya dia miskin tetapi
karenagengsi mengaku orang kaya.
9. Merasa sok gaulSupaya dianggap ada oleh suatu kelompok tertentu, hanya
untuk mencari perhatian orang lain.
10. Ingin terlihat fashionableMengikuti gaya orang lain, karena ingindiperhatikan orang
lain.
11. Narsis yang berlebihanKarena ingin mencari perhatian orang sehingga menjadi
narsis.
12. Lebih mementingkan gaya daripada otak Tidak cerdas dalam bergaul, hanya
memamerkan gaya di bandingkanotak.
13. DiskriminasiSikap membedakan stratifikasi sosial, dan merasa bahwa dirinya
lebihtinggi atau berbeda kelas serta golongan dari orang lain.
14. Kreatifitas rendahTidak mempunyai kreatifitas berfikir kedepan.
15. Tidak berfikir jauh kedepanHanya mementingkan hal-hal yang bersifat masa lalu.

2.5 Penyelesaian Masalah Hedonisme
Dari akar permasalahan mengenai Diantaranya sebagai berikut :
1. Bersikap terbuka terhadap orang lain. Peka dengan keadaaansekitarnya terutama
mengenai persamalahan yang berhubungandengan orang lain.
2. Berhemat, membuat anggran pengeluaran untuk membelikebutuhan yang memang di
perlukan, tidak menghambur-hamburkan uang untuk membeli barang yang sekiranya
tidak diperlukan.
3. Memotivasi diri tinggi, belajar menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakan waktu.
4. Taat beribadah, mempertebal keimanan dengan cara rajin beribadah, pandai bergaul
dan memilih teman.
5. Selektif dalam memilih bergaul.
6. Menabung dan menagarial keungan sesuai dengan kebutuhan.
7. Mentaati hukum-hukum negara dan norma-norma yang berlakudalam masyarakat.

8. Lebih menghargai orang lain, mendahulukan kepentingan oranglain daripada
kepentingan diri sendiri.
9. Berani dalam mengambil risiko. Tidak membeda-bedakanmasalah-masalah yang di
hadapi.
10. Mentaati hukum agama dan negara disertai dengan mempertebalkeimanan.
11. Lebih mendahulukan kebutuhan yang lebih penting. Dan tidak didasarkan atas
kesenangan semata.
12. Lebih tertib dn mentaati aturan-aturan yang berlaku.
13. Bersikap lebih rendah hati, dan dermawan dengan menyisihkansebagian harta.
14. Mampu memahami tentang arti dari modern, jangan terlalumemaksakan diri
mengikuti trend yang sedang marak.
15. Menyeleksi kebutuhan, jangan terlalu berambisi untuk menjadiorang yang lebih
fashionable, supaya ingin di perhatikan olehorang lain.
16. Menyadari ada orang yang lebih baik dari kita. Jangan merasa dirilebih sempurna.
17. Menjadi manusia yang lebih produktif.
18. Menghargai karya orang lain dengan tidak meniru atau menjiplak tanpa seijin
orangnya.
19. Mampu mengahargai perbedaan.
20. Terus berinovasi, menciptakan hal-hal yang baru.
21. Memikirkan resiko yang akan terjadi sebelumnya, denganmelakukan penuh
pertimbangan.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap manusia pasti ingin merasakan kenikmatan dan kesenangan, apalagi pararemaja. Tapi
sayangnya untuk memperoleh kenikmatan dan kesenangan tersebut banyak remaja yang
menghalalkan segala cara. Apapun mereka lakukan, agar apayang mereka inginkan dapat
mereka peroleh tanpa peduli dengan resikonya.Hedonisme di kalangan remaja telah
berkembang pesat mengikuti perkembangan jaman pola pikir yang hanya mementingkan
kesenangan saja membuat pararemaja terbuai dalam sebuah kehidupan yang kadang tidak
realistis.Yang pentingsenang,senang dan senang.Tak mau bersakit-sekit dulu,inginya senangsenangselalu,itulah moto yang banyak dipakai para remaja untuk menikmati hidup
ini.Dengan terlalu mendewakan kesenangan, duniawi, akan membuat seseorangkehilangan
arah hidupnya sehingga dapat menimbulkan kemiskinan karena terlalumenghamburkan
materii demi kesenangan semata.Keberhasilan mencapai tujuan inilah yang kemudian
membuatnya nikmat atau puas. Sementara itu berkenaan dengan hedonisme etis ada dua
gagasan yang patutdiperhatikan.
Pertama
, kebahagiaan tidak sama dengan jumlah perasaan nikmat. Nikmat selalu berkaitan langsung
dengan sebuah pengalaman ketika sebuahkecondongan terpenuhi, begitu pengalaman itu
selesai, nikmatpun habis.Sementara itu, kebahagiaan menyangkut sebuah kesadaran rasa puas

dan gembirayang berdasarkan pada keadaan kita sendiri,dan tidak terikat pada
pengalaman- pengalaman tertentu.Dengan kata lain, kebahagiaan dapat dicapai tanpa suatu
pengalaman nikmattertentu. Sebaliknya, pengalaman menikmati belum tentu membuat
bahagia.
Kedua
, jika kita hanya mengejar nikmat saja, kita tidak akan memperoleh nilaidan pengalaman yang
paling mendalam dan dapat membahagiakan. Sebab, pengalaman ini hanya akan menunjukan
nilainya jika diperjuangkan dengan pengorbanan.
3.2 Saran
Untuk membentengi diri dari hedonisme yang hanya menawarkan kenikmatansesaat, harus
dimulai dari diri sendiri dan juga dukungan orang lain. Untuk paraorang tua hendaknya
meningkatkan kontrol terhadap anak-anak. Tanamkan nilaimoral yang nantinya berguna bagi
mereka. Misal tanamkan sikap hiduphemat,arahkan mereka pada pergaulan yang baik,dan
didik mereka untuk mandiri.Sedangkan bagi para remaja, berpikirlah dulu sebelum bertindak
jangan hanyamengejar kesenangan saja. Masa depan masih panjang,masih banyak hal
yang berguna yang dapat mereka lakukan tanpa harus hura-hura dan foya-foya.