ISBN: 978-602-72004-0-1 335
pekerjaan. Dari berbagai data yang telah terkumpul, selanjutnya dilakukan penataan dengan cara pengorganisasian jenis-jenis pekerjaannya.
2. Menetapkan Kompetensi Relevan dengan Dunia UsahaIndustri
Jenis-jenis pekerjaan yang telah diorganisasikan dinalisis secara umum, kemudian dianalisis lebih khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Dari analisis ini diperoleh jenis-jenis
pekerjaan yang mempersyaratkan kompetensi tertentu. Selanjutnya dapat ditentukan kompetensi yang dipersyaratkan untuk mengerjakan jenis-jenis pekerjaan tersebut, sehingga
perancang dapat menentukan tujuan umum tentang kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik dengan mengacu pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
3. Melakukan Analisis Pembelajaran
Analisis pembelajaran merupakan proses penjabaran perilaku umum dalam kompetensi menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Dari susunan tersebut
tergambar kedudukan perilaku khusus yang dilakukan lebih dahulu dari perilaku lainnya. Perilaku lainnya misalkan perilaku prasyarat, perilaku yang menurut proses psikologis akan
muncul lebih dahulu atau secara kronologis terjadi lebih awal. Dalam
menganalisis pembelajaran ini berkaitan erat dengan perilaku sebagai hasil belajar peserta didik. Tiap
materi yang dianalisis berkaitan dengan perilaku yang ingin dicapai.
4. Mengidentifikasi Kemampuan Awal dan Karakteristik Siswa
Salah satu unsur penting dalam proses pengembangan desain instruksional adalah pertimbangkan tentang kemampuan awal dan karakteristik peserta didik. Program ini
dikembangkan untuk peserta didik yang akan dilatih, dan salah satu ukuran keberhasilan rencana pengajaran yaitu pada tingkat pencapaian peserta didik yang terlibat. Populasi
peserta didik terdiri dari berbagai macam pendidikan serta pengalaman yang berbeda-beda. Maka sangat penting untuk mengetahui kemampuan dan karakteristik awal peserta didik
untuk dipertimbangkan dalam rancangan pengajaran.
5. Menyusun Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi ditandai dengan perubahan perilaku yang dapat diukur dan mencakup ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Indikator dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur danatau dapat diobservasi, sehingga indikator dapat digunakan untuk menyusun alat evaluasi. Indikator disusun berdasarkan kompetensi dasar
yang ingin dicapai, sehingga semua indikator yang telah diususun akan dijadikan patokan untuk menyususn tes sebagai hasil belajar. Oleh karena itu indikator harus memuat unsur-
unsur yang memberikan petunjuk, bahwa tes yang akan dilakukan itu benar-benar dapat mengukur perilaku yang terkandung di dalam materi tersebut.
Tahap Desain 1. Menyusun Tes Hasil Belajar
Tes pada suatu program pembelajaran digunakan untuk menetapkan apakah peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu yang dilatihkan. Tes yang biasa digunakan
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk mengases kemampuan kognitif atau keterampilan, sedangkan instrumen nontes digunakan
untuk mengases sikapafektif.
Tes formal adalah tes yang dilakukan dalam waktu khusus, terpisah atau di luar waktu untuk kegiatan pembelajaran. Sedangkan tes non formal dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pembelajaran, atau dilaksanakan di luar suasana tes.
ISBN: 978-602-72004-0-1 336
Pada pembelajaran kolaboratif tes formal dilakukan pada saat Ujian Tengah Semester UTS dan Ujian Akhir Semester UAS. Sedangkan tes non formal dapat dilakukan pada saat
kegiatan diskusi kelompok. Guru menyusun format penilaian untuk tes formal dan informal.
2. Menetapkan Strategi Pembelajaran
Pada pelaksanaan pembelajaran kolaboratif, strategi yang digunakan adalah diskusi kolaboratif dengan mengacu pada persyaratan-persyaratan pembelajaran kolaboratif. Siswa
dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok siswa yang heterogen, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Tiap anggota dalam kelompok siswa diberi tugas dan tanggung jawab
masing untuk mempertahankan keutuhan pengetahuan dan kerjasama dalam kelompoknya. Dalam pembelajaran kolaboratif, selain diskusi kelompok dapat dikombinasikan dengan
metode lainnya disesuaikan dengan kebutuhan materi pelajaran, misalnya dengan simulasi, demonstrasi, atau proyek.
3. Menetapkan Materi Pelajaran dan Media Pembelajaran