Potensi Jamur Entomopatogen untuk Mengendalikan Hama Ulat Grayak (Spodoptera Litura F.) (Lepidoptera : Noctuidae) pada Tanaman Tembakau di Rumah Kasa
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia
termasuk Indonesia. Produk tembakau utama yang diperdagangkan adalah daun
tembakau dan rokok (Rachmat dan Sri, 2009). Tembakau yang paling terkenal di
pasar dunia adalah tembakau Deli. Tembakau ini disebut tembakau Deli sesuai
dengan daerah pengembangannya yang berada di daerah Deli Serdang, Sumatera
Utara (Suwarso, 2007).
Menurut Soeseno (2015) tahun 2015 luas lahan Indonesia yang dipakai
untuk tanaman tembakau seluas 192.525 hektar (ha) dengan jumlah produksi
mencapai 163.187 ton per tahun. Padahal kebutuhan nasional adalah 300 ribu ton.
Permasalahan yang sangat dirasakan pada beberapa tahun belakangan ini adalah
rendahnya produktivitas tanaman Tembakau Deli meskipun berbagai usaha telah
dilakukan, penyebab tidak terpenuhnya kebutuhan pasar tersebut sangat kompleks
antara lain akibat serangan hama dan penyakit yang menyebabkan daun tembakau
rusak dan memiliki nilai ekonomi yang sangat rendah (PTPN II, 2007).
Hama-hama yang umum terdapat pada tanaman tembakau Deli antara lain
: Spodoptera litura (ulat grayak), Heliothis assulta (ulat pupus), Plusia signata
(ulat kilan), Cyrtopeltis tenuis (capsid), Lasioderma serricorne (hama gudang),
Acridaturrita L. (belalang), Solenopsis geminata (semut), Mollusca sp. (keong),
Myzus persicae, Bemisia tabaci (kutu putih) (Erwin, 2000). Adanya serangan
hama seperti pemakan daun S. litura F., Helicoverpa spp., dan penghisap
M. persicae Sulz dapat menyebabkan kehilangan hasil di Deli sebesar 30-40% dan
di Besuki sebesar 15-20% (Haryani, 2005).
Universitas Sumatera Utara
Pengendalian ulat grayak pada tembakau ditingkat petani maupun
perusahaan perkebunan kebanyakan masih menggunakan insektisida kimia.
Pengendalian hama dengan insektisida kimia telah menimbulkan banyak masalah
lingkungan. Salah satu alternatif untuk mengendalikan hama S. litura adalah
dengan memanfaatkan agens hayati seperti jamur entomopatogen (Trizelia et al.,
2011) seperti Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, Hirsutella thompsonii,
Paecilomyces fumosoroceus, Lecanicillium lecanii dan Spicaria sp (Prayogo,
2005).
Suhairiyah et al., (2013) menyatakan bahwa jamur entomopatogen
L. lecanii sangat efektif dan berpengaruh nyata dalam mengendalikan hama
S. litura dengan persentase mortalitas sebesar 80% sampai 83% di laboratorium.
Selain L. lecanii, Metarhizium anisopliae efektif membunuh serangga, antara lain
ordo Coleoptera (Gallegos et al.,2003), Lepidoptera (Prayogo et al., 2005),
Isoptera (Krutmuang dan Supamit, 2005), Thysanoptera (Thungrabeab et
al.,2006), dan Orthoptera (Tsakadze et al., 2003). Beauveria bassiana
(Deuteromycetes : Moniliceae) sangat efektif dalam menekan perkembangan larva
Lepidoptera (Suharto et al.,1998 ; Soetopo, 2004), Hemiptera (Herlinda et al.,
2006), Homoptera (Evi, 2006), Orthoptera (Thompson, 2006) dan Diptera
(Bernardi et al., 2006).
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk menggali potensi jamur
entomopatogen (L. lecanii, M. anisopliae dan B. bassiana) dalam mengendalikan
hama ulat grayak (S. litura) pada tanaman tembakau di rumah kasa, karena hama
ini sangat menurunkan produksi tanaman tembakau.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian
Untuk menguji potensi jamur entomopatogen (L. lecanii, M. anisopliae
dan B. bassiana) dalam mengendalikan hama ulat grayak (S. litura) pada tanaman
tembakau di rumah kasa.
Hipotesis Penelitian
Jamur entomopatogen (L. lecanii, M. anisopliae dan B. bassiana)
berpotensi dalam mengendalikan hama ulat grayak (S. litura) pada tanaman
tembakau di rumah kasa.
Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program
Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
dan sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan khususnya dalam upaya
pengendalian hama ulat grayak (S. litura) pada tanaman tembakau di rumah kasa.
Universitas Sumatera Utara
Latar Belakang
Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia
termasuk Indonesia. Produk tembakau utama yang diperdagangkan adalah daun
tembakau dan rokok (Rachmat dan Sri, 2009). Tembakau yang paling terkenal di
pasar dunia adalah tembakau Deli. Tembakau ini disebut tembakau Deli sesuai
dengan daerah pengembangannya yang berada di daerah Deli Serdang, Sumatera
Utara (Suwarso, 2007).
Menurut Soeseno (2015) tahun 2015 luas lahan Indonesia yang dipakai
untuk tanaman tembakau seluas 192.525 hektar (ha) dengan jumlah produksi
mencapai 163.187 ton per tahun. Padahal kebutuhan nasional adalah 300 ribu ton.
Permasalahan yang sangat dirasakan pada beberapa tahun belakangan ini adalah
rendahnya produktivitas tanaman Tembakau Deli meskipun berbagai usaha telah
dilakukan, penyebab tidak terpenuhnya kebutuhan pasar tersebut sangat kompleks
antara lain akibat serangan hama dan penyakit yang menyebabkan daun tembakau
rusak dan memiliki nilai ekonomi yang sangat rendah (PTPN II, 2007).
Hama-hama yang umum terdapat pada tanaman tembakau Deli antara lain
: Spodoptera litura (ulat grayak), Heliothis assulta (ulat pupus), Plusia signata
(ulat kilan), Cyrtopeltis tenuis (capsid), Lasioderma serricorne (hama gudang),
Acridaturrita L. (belalang), Solenopsis geminata (semut), Mollusca sp. (keong),
Myzus persicae, Bemisia tabaci (kutu putih) (Erwin, 2000). Adanya serangan
hama seperti pemakan daun S. litura F., Helicoverpa spp., dan penghisap
M. persicae Sulz dapat menyebabkan kehilangan hasil di Deli sebesar 30-40% dan
di Besuki sebesar 15-20% (Haryani, 2005).
Universitas Sumatera Utara
Pengendalian ulat grayak pada tembakau ditingkat petani maupun
perusahaan perkebunan kebanyakan masih menggunakan insektisida kimia.
Pengendalian hama dengan insektisida kimia telah menimbulkan banyak masalah
lingkungan. Salah satu alternatif untuk mengendalikan hama S. litura adalah
dengan memanfaatkan agens hayati seperti jamur entomopatogen (Trizelia et al.,
2011) seperti Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, Hirsutella thompsonii,
Paecilomyces fumosoroceus, Lecanicillium lecanii dan Spicaria sp (Prayogo,
2005).
Suhairiyah et al., (2013) menyatakan bahwa jamur entomopatogen
L. lecanii sangat efektif dan berpengaruh nyata dalam mengendalikan hama
S. litura dengan persentase mortalitas sebesar 80% sampai 83% di laboratorium.
Selain L. lecanii, Metarhizium anisopliae efektif membunuh serangga, antara lain
ordo Coleoptera (Gallegos et al.,2003), Lepidoptera (Prayogo et al., 2005),
Isoptera (Krutmuang dan Supamit, 2005), Thysanoptera (Thungrabeab et
al.,2006), dan Orthoptera (Tsakadze et al., 2003). Beauveria bassiana
(Deuteromycetes : Moniliceae) sangat efektif dalam menekan perkembangan larva
Lepidoptera (Suharto et al.,1998 ; Soetopo, 2004), Hemiptera (Herlinda et al.,
2006), Homoptera (Evi, 2006), Orthoptera (Thompson, 2006) dan Diptera
(Bernardi et al., 2006).
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk menggali potensi jamur
entomopatogen (L. lecanii, M. anisopliae dan B. bassiana) dalam mengendalikan
hama ulat grayak (S. litura) pada tanaman tembakau di rumah kasa, karena hama
ini sangat menurunkan produksi tanaman tembakau.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian
Untuk menguji potensi jamur entomopatogen (L. lecanii, M. anisopliae
dan B. bassiana) dalam mengendalikan hama ulat grayak (S. litura) pada tanaman
tembakau di rumah kasa.
Hipotesis Penelitian
Jamur entomopatogen (L. lecanii, M. anisopliae dan B. bassiana)
berpotensi dalam mengendalikan hama ulat grayak (S. litura) pada tanaman
tembakau di rumah kasa.
Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program
Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
dan sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan khususnya dalam upaya
pengendalian hama ulat grayak (S. litura) pada tanaman tembakau di rumah kasa.
Universitas Sumatera Utara