2.2.1 Formasi Eurydice
Formasi Eurydice terendapkan setelah basement dengan kedalaman sekitar 5.000 m. Formasi ini terbentuk saat Trias Akhir dimana syn- rift basin yang
saling berhubungan terisi oleh suplai sedimen. Proses ini dipengaruhi pasang surut air laut. Litologi yang ditemukan berupa batupasir dengan sisipan batulanau
serta batuserpih.
2.2.2 Formasi Argo
Formasi Argo didominasi oleh batugaram karena iklim yang panas dan kering saat Triassic Akhir hingga Jurassic Awal. Akibatnya, perairan laut berulang kali
mengalami evaporasi sehingga terbentuk endapan garam yang luas serta anhidrit sepanjang satu hingga dua kilometer. Formasi Argo berada di sekitar kedalaman
4.000 – 4.500 m.
2.2.3 Formasi Iroquois
Formasi Iroquois terbentuk saat Jurassic Awal dengan proses transgresi muka air laut di daerah dangkal dan litologi dolomit yang terendapkan di sekitar tepi
daratan. Formasi Iroquois berada di sekitar kedalaman 4.000 m.
2.2.4 Formasi Mohican
Formasi Mohican merupakan suksesi fluvial batupasir yang tebal sekitar 200 – 500 m yang kemudian mengisi serta menimbun graben basement saat Jurassic
Tengah. Fine muds dari suksesi fluvial batu pasir ditransportasikan ke arah laut
yang lebih dalam. Kemudian, secara perlahan mengisi cekungan tempat pengendapan.
2.2.5 Formasi Abenaki
Kombinasi dari sea floor spreading, subsidence termal, dan kenaikan muka air laut global menyebabkan Samudera Atlantik menjadi lebih luas dan lebih dalam
±1000 meter saat Jurassic Tengah. Platform batugamping dan batas suksesi
terbentuk di sepanjang zona luar hinge cekungan Scatarie Member dan
mengalami progradasi ke air yang lebih dalam dimana marlstone dan mud klastik terendapkan. Subsidence yang berlanjut seiring dengan kenaikan muka air laut
menghasilkan transgresi ke arah landas kontinen Misaine Member. Dari
Jurassic Tengah hingga Jurassic Akhir, reef, bank, dan platform batugamping
terbentuk dan berkembang di sepanjang line hinge cekungan Baccaro Member.
2.2.6 Formasi MicMac