Pengertian Usia Perkawinan Batas Minimal Usia Perkawinan di Indonesia

19

BAB II USIA PERKAWINAN DI INDONESIA

A. Pengertian Usia Perkawinan

Sebelum menjelaskan definisi usia perkawinan, penting kiranya dibedah satu persatu. Seperti yang kita ketahui istilah usia perkawinan ditemukan pembahasannya dalam undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Namun bukan dengan kata usia, tetapi memakai kata umur. 1 Untuk memperjelas hal itu, istilah usia perkawinan merupakan gabungan dua suku kata, dari kata “usia” dan “perkawinan’. Di mana pengertian usia sendiri dimaknai dengan umur atau satuan waktu yang mengukur keberadaan suatu makhluk atau benda, baik yang hidup maupun yang mati, dengan perhitungan tahun tarik masehi maupun lainnya. Misalnya, usia manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung. 2 Adapun pengertian perkawinan terdapat dalam Pasal 1 undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yaitu ikatan lahir-bathin antara seorang peria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk 1 Lihat pembahasan usia atau umur perkawinan pada Pasal 6 dan 7 Undang-undang Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Pasal 15 ayat 2 Instruksi Presiden Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam 2 Usia, diakses dari http:id.wikipedia.orgwikiUmur, pada tanggal 15 Januari 2015 Pukul 15:00 keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 3 Setelah menjelaskan dua kata dari usia dan perkawinan maka dapat dsimpulkan bahwa pengertian usia perkawinan sendiri yaitu sebuah masa kesiapan kedua calon mempelai laki-laki maupun perempuan dalam melangsungkan sebuah perkawinan dengan batasan sebuah umur.

B. Batas Minimal Usia Perkawinan di Indonesia

Ketentuan peraturan dalam pembatasan usia perkawinan sebagaimana di atur dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak–sebagai instrumen HAM — walaupun tidak menyebutkan secara eksplisit tentang usia minimum menikah selain menegaskan bahwa anak adalah mereka yang berusia di bawah 18 tahun5 dan pasal 26 1 huruf c UU Perlindungan Anak 2002 menyebutkan bahwa: Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk : c mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak6, Pasal 7 Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Umur minimal boleh kawin menurut UU No. 1 tahun 1974 adalah 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan. Seperti yang disebutkan 3 Pasal 1 Undang-udang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dalam pasal 7 ayat 1 UU No. 1 tahun 1974 bahwa perkawinan hanya dapat diizinkan jika pihak laki-laki sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 tahun. Disamping itu, bagi calon mempelai yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin dari kedua orang tua atau pengadailan, sebagai mana yang diatur dalam pasal 6 ayat 2 dan 5 UU No.1 tahun 1974. Adapu isi ayat 2: “Untuk melangsungkan perkawinan seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tua”. Sedang isi ayat 5 adalah: Dalam hal ada perbedaan antara orang-orang yang disebut dalam ayat 2, 3, dan 4 orang tua dan wali, pernikahan., atau salah seorang atau lebih diantara mereka tidak menyatakan pendapatnya, maka penagadilan dalam deerah hukum tempat tinggal orang yang akan melangsungkan perkawianan atas permintaan orang tersebut dapat memberikan izin setelah lebih dahulu mendengar orang-orang tersebut dalam ayat 2, 3, dan 4 pasal ini. Dengan demikian, apabila izin tidak didapatkan dari orang tua, pengadialn dapat memberikan izin. 4 Isi pasal 7 ayat 1, tentang umur minimal boleh kawin, diulang pada pasal 15 ayat 1, Kompilasi Hukum Islam, yang bunyinya: Untuk kemaslahatan keluarga dan rumah tangga, perkawinan hanya boleh dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umur yang ditetapkan dalam 4 Watjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, Jakarta: Balai Aksara, 1987, hal. 26 pasal 7 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 yakni calon suami sekurang- kurangnya berumur 19 tahun dan calon istri sekurang-kurangnya 16 tahun. Demikian isi pasal 6 ayat 2 UU No.1Tahun 1974 diulang pada pasal 15 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam, “Bagi calon mempelai yang belum mencapai umur 21 tahun harusa mendapatkan izin sebagaimana yang diatur dalam pasal 6 ayat 2, 3, 4, dan 5 UU No. 1 Tahun 1974. Bagi orang yang belum mencapai umur minimal tersebut akan kemungkinan melangsungkan perkawianan dengan syarat dispensasi dari pengadilan atau pejabat lain, seperti disebut dalam pasal 7 ayat 2 UUP No. 1 Tahun 1974, “Dalam hal penyimpangna ayat 1 pasal ini dapat meminta dispensasi kepada pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak peria maupun pihak wanita”.

C. Usia Perkawinan di Dunia