C. Tujuan Penelitian
Secara sederhana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Mengetahui pandangan hukum Islam menilai batas minimal usia
perkawinan laki-laki dan perempuan 2. Mengetahui pandangan medis menilai batas minimal usia perkawinan
laki-laki dan perempuan 3. Memahami perbandingan hukum Islam dan medis menilai batas usia
perkawinan antara laki-laki dan perempuan
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis Penelitian ini sebagai upaya perluasan wawasan hukum Islam terlebih
mengetahui pandangan psikologis dalam menilai batas usia perkawinan, agar terciptanya singkronisasi landasan normatif, filosofis serta berdimensi sosiologis.
Disamping itu meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan hukum Islam, khususnya hukum Islam dan
diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dan menambah referensi peneliti untuk mendalami criteria dewasa dalam perkawinan.
2. Praktis
Penelitian ini bermanfaat bagi ulama, akademisi, legal drafter, hakim, mahasiswa, santri dan khususnya para penggiat kajian keilmuan hukum Islam,
sebagai acuan dalam mengemban memahami istimbat hukum dan sebai
sumbangan pikiran dari peneliti bagi kerangka pembangunan hukum Islam yang berkarakter Indonesia yang berkembang sesuai dengan zaman dan tempat
relevan.
E. Metode Penelitian 1.
Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pertama, penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka.
14
Penelitian Hukum Normatif mengkaji hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah
yang berlaku dalam masyarakat, dan menjadi acuan perilaku setiap orang.
15
Jenis penelitian ini digunakan dengan pertimbangan bahwa titik tolak penelitian ini
adalah menganalisis batas usia perkawinan dalam pasal 7 UU N0. 1 Tahun 1974 yahkni calon suami sekurang-kurangnya berumur 19 tahun dan calon istri
sekurang-kurangnya berumur 16 tahun dan KHI pasal 15. Kemudian kedua, menggunakan jenis penelitian kepustakaan library
research yaitu sebuah penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa, mengkaji, serta merumuskan formulasi buku-buku serta literature yang berkaitan
14
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjawan Singkat Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007, hal. 85
15
Abdulkodir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: PT. Ctra Aditya Bakti, 2004, hal. 301
dengan judul skripsi ini, dalam hal ini adalah pandangan keilmuan medis menetapkan kedewasaan antara laki-laki dan perempuan.
2. Pendekatan Masalah
Sehubungan dengan jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian hukum normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-
undangan statute approach, pendekatan medis serta pendekatan komparatif comparative approach.
Pendekatan perundang-undangan ini menurut penulis dengan mendekati substansi pasal statute approach dalam UU No. 11974 pasal 7 dan Kompilasi
Hukum Islam KHI pasal 15 yang berkaitan dengan batas usia perkawinan. Fokus ini juga sekaligus menjadi tema sentral suatu penelitian
16
penulis, dalam hal ini batas usia perkawinan. Pendekatan kedua yaitu pendekatan medis yang
mempunyai fokus terhadap pendekatan tingkat kedewasaan seseorang secara fisik dan lain-lain.
Dan terakhir adalah pendekatan komparatif comparative approach yaitu untuk mengetahui perbandingan makna yang dikandung dalam hukum Islam baik
fikih ataupun hukum positif di Indonesia dalam hal ini UUNo.11974, Inpres No.11991 tentang Kompilasi Hukum Islam dan pandangan medis.
16
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Cet Ke.IV Malang: Bayumedia, 2008, hal. 302
3. Sumber bahan hukum
Bahan hukum dalam penelitian ini terdiri dari: a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat,
17
yaitu pasal 7 UU No. 1 Tahun 1974 dan Inpres No. 1 Tahun 1991 KHI pasal
15. b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum perimer
18
seperti fiqih , jurnal hukum islam, hasil- hasil penelitian, buku-buku hukum islam mengenai skripsi ini, tesis dan
disertasi, serta pendapat para sarjana yang terkait dengan pembahasan ini. c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau
penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum islam, ensiklopedia dan lain-lain.
4. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum
Baik bahan hukum perimer maupun bahan hukum sekunder dikumpulkan berdasarkan topik pembahasan yang telah dirumuskan berdasarkan menurut
sumber, asas-asas hukum islam, metodologi atau formulasi mendapatkan hukum yang dikaji secara komprehensif, dengan menyesuaikan pada masalah yang
dibahas.
17
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada,2008, hal. 31; Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif
Suatu Tinjawan Singkat, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007, hal. 13
18
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Cet Ke Iv, Malang: Bayumedia, 2008, hal. 305
5. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum
Adapun bahan hukum yang diperoleh dalam penelitian studi kepustakaan agar dapat menjawab serta disajikan sesuai penulisan yang lebih sistematis guna
menjawab pembahasan yang telah dirumuskan. Bahwa cara pengolahan bahan hukum yang dilakukan secara deduktif-analitik yakni menarik kesimpulan dari
suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan konkrit yang dihadapi. Selanjutnya bahan hukum yang ada dianalisis untuk mengetahui batas
usia perkawinan yang didekati dalam paradigma medis.
6. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini, merujuk pada buku panduan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta tahun 2013.
F. Review Terdahulu
Ada beberapa pembahasan yang hampir mirip dengan judul skripsi penulis yaitu terkait masalah batas usia perkawinan atau mengenai tingkat
kedewasaan seseorang. Beberapa skripsi yang membahas mengenai hal ini, yaitu: Yang pertama, Hidayatunisa, Penetapan Batas Minimal Usia Nikah Serta
Relevansinya Dengan Pembentukan Keluarga Sakinah: Studi Kasus Warga kelurahan Cipete Selatan Jakarta Selatan, Jurusan Peradilan Agama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2010. Pembahasan dalam skripsi ini yaitu terkait mengenai
keluarga sakinah tidak serta merta didapat begitu saja, namun diperlukan persiapan,pengorbanan dan perjuangan. Salah satu untuk mencapai keluarga
sakinah adalah kematangan lahir dan kesiapan batin, kematangan lahir dapat dilihat dari kematangan fisik yang berupa kematangan biologis serta kesiapan
batin. Artinya adalah bahwa untuk mencapai sebuah rumah tangga yng skinah diperlukan dua kematangan fisik dan batin. Adapun objek dalam skripsi ini adalah
warga cipete selatan yang menikah dalam usia 21 tahun kebawah selama tahun 2009, dimana warga cipete selatan banyak yang menikah di bawa rata-rata umur
21 tahun yang berimplikasi pada tingkat percerain atau ketidah harmonisan dalam rumah tangga.
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskripsi research yang bermaksud untuk mengeksplorasi sebuah fenomena
dalam ruang lingkup masyarakat cipete selatan. Sedangkan pendekatan adalah menggunakan kuisoner, interview wawancara, observasi dan dokumentasi.
Yang kedua, Muhamad Syarif Hidayatullah, Batas Usia Dewasa Untuk Menikah menurut UU no. 1 Tahun 1974 Ditinjau dari Hukum Islam, Jurusan
Perbandingan Mazhab dan fikih, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2009. Pembahasan dalam skripsi ini yaitu mengenai UU No. 1 tahun 1974 merupakan
pedoman umat islam di Indonesia yang dihasilkan oleh pemerintahan Indonesia. Ada yang khas dalam UU No. 1 tahun 1974 yaitu terkain mengenai batas usia
perkawinan, yang mana dalam pasal 7 ayat 1 dal UU No. 1 tahun 1974 bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak laki-laki sudah mencapai umur 19 tahun
dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 tahun, jika ditelusuri lebih lanjut mengenai batas usia perkawinan, para ulama klasik tidak menentukan batas usia
perkawianan antara laki-laki maupun perempuan. Dari situ terdapat perbedaan tajam antara hukum positif Indonesia dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan dengan fiqih klasik yang tidak menentukan hal itu, yang terpenting dalam fiqih adalah memenuhi syarat dan rukunnya. Adapun jenis penelitian yang
diguakan dalam skripsi ini yaitu penelitian kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah mempergunakan library research.
Yang ketiga, Haris Santoso, Batas Minimal Usia Melakukan Perkawinan Di Indonesia Perspektif Imam Mazhab . Jurusan peradialan agama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2010. Secara sederhana objek pembahasan dalam skripsi ini yaitu tentang batas usia perkawinan tidak ditetapkan oleh islam itu sendiri,
oleh sebab itu termasuk ranah ijtihadi yang memberikan kebebasan bagi umat untuk menyelesaikan masalah tersebut, tergantung setuasi,kondisi, kepentingan
peribadi keluarga atau kebiasaan masyarakat setempat yang jelas kematangan jaelas kematangan jasmani dan rohani kedua belah pihak menjadi prioritas utama
dalam agama. Permasalahannya adalah ulama berbeda pandangan mengenai batas kadar dewasa dalam menentukan bahwa dia bisa melakukan perkawinan. Oleh
sebab itu analisa yang digunakan dalam skripsi adalah perspektif imam mazhab. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode induktif
menganalisis data-data kemudian menyimpulkannaya dan metode komparatif
yaitu dengan menggunakan antara hukum islam dan hukum positifsebagai bahan acuan penelusuran skripsi ini.
Adapun perbedaan dari ketiga skripsi di atas yaitu membahasan mengenai batas usia perkawinan baik laki-laki dan perempuan ditinjau dari hukum Islam.
Sedangkan perbedaannya adalah pandangan medis melihat batas usia perkawinan antara laki-laki dan perempuan. Begitu juga dengan metodelogi yang
digunakanan penulis berbeda dengan ketiga skripsi di atas, yang mana penulis menggunakan metodelogi penelitian
library research kepustakaan dan normative research riset aturan hukum.
G. Sistematika Penulisan